Padangsidimpuan juga tidak segan membicarakan strategi yang akan digunakan dalam program LARASITA sehingga pelaksanaan program dapat berjalan dengan
efektif dan efisien.
e. Kondisi sosial ekonomi dan politik
Hal yang perlu diperhatikan juga guna menilai kinerja implementasi kebijakan adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan
publik. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi sumber masalah dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Karena
itu, upaya implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi lingkungan eksternal yang kondusif.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah bahwa :
“ Bapak Walikota sangat mendukung adanya program ini. Dan kami juga berkoordinasi dengan beliau masalah program ini. Dan juga program ini tidak
akan berjalan jika tidak ada persetujuan dari beliau.”
Hasil wawancara 06 Maret 2015
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala BPN bahwa : “Dengan adanya program ini kita bisa lihat dari pendapatan perkapita
masyarakat sekitar yang memanfaatkan program ini,jika pendapatan yang dimiliki masyarakat sekitar bertambah dari tahun ke tahun tentunya program
yang kami laksanakan dapat dikatakan berjalan dengan baik dan hal ini sangat mendapat respon positif bagi masyarakat.”
Hasil wawancara 12 Maret 2015
Dari pernyataan-pernyataan diatas dapat diketahui bahwa pihak-pihak atau kelompok-kelompok kepentingan memberikan dampak positif bagi program
Universitas Sumatera Utara
LARASITA. Aspek lingkungan dan ekonomi juga sangat berpengaruh dimana dapat dilihat sejauh mana masyarakat merespon program ini
f. Disposisi atau sikap para pelaksana
Menurut pendapat Van Meter dan Van Horn, sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana kebijakan sangat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan
implementasi kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setempat mengenal betul
permasalahan dan persoalan yang mereka rasakan. Tetapi, kebijakan publik biasanya bersifat top down yang sangat mungkin para pengambil keputusan tidak
mengetahui bahkan tak mampu menyentuh kebutuhan, keinginan atau permasalahan yang harus diselesaikan.
Sikap mereka itu mungkin dipengaruhi oleh pandangannya terhadap suatu kebijakan dan cara melihat pengaruh kebijakan itu terhadap kepentingan-
kepentingan organisasinya dan kepentingan-kepentingan pribadinya. Van Meter dan Van Horn menjelaskan disposisi bahwa implementasi kebijakan diawali
penyaringan lebih dahulu melalui persepsi dari pelaksana dalam batas mana kebijakan itu dilaksanakan. Terdapat tiga macam elemen respon yang dapat
mempengaruhi kemampuan dan kemauannya untuk melaksanakan suatu kebijakan, antara lain terdiri dari :
1. Pengetahuan, pemahaman dan pendalaman terhadap kebijakan; 2. Arah respon mereka, apakah menerima, netral atau menolak;
3. Intensitas terhadap kebijakan.
Universitas Sumatera Utara
Pemahaman tentang maksud umum dari suatu standar dan tujuan kebijakan adalah penting. Karena, bagaimanapun juga implementasi kebijakan yang berhasil, bisa
jadi gagal ketika para pelaksana tidak sepenuhnya menyadari terhadap standar dan tujuan kebijakan. Arrah disposisi pelaksana terhadap standar dan tujuan kebijakan
juga merupakan hal yang krusial. Implementor mungkin bisa jadi gagal dalam melaksanakan kebijakan, dikarenakan mereka menolak apa yang menjadi tujuan
suatu kebijakan. Sebaliknya penerimaan yang menyebar dan mendalam terhadap standar dan
tujuan kebijakan di antara mereka yang bertanggungjawab untuk melaksanakan kebijakan tersebut, adalah merupakan suatu potensi yang besar terhadap
keberhasilan implementasi kebijakan. Pada akhirnya, intensitas disposisi para pelaksana dapat mempengaruhi pelaksana kebijakan. Kurangnya atau terbatasnya
intensitas disposisi ini akan bisa menyebabkan gagalnya implementasi kebijakan. 1. Respon dan Kognisi terhadap kebijakan
Pemahaman akan kebijakan sangatlah penting begitu pula dengan respon dari implementor yang pastinya sangatlah berpengaruh terhadap pelaksanaan dari
kebijakan tersebut. Hal ini dinyatakan oleh salah satu pegawai BPN bahwa : ““Respon dari pimpinan baik itu dari Kepala Kantor maupun dari Kepala Seksi
Pengendalian dan Pemberdayaan sangat baik, seperti mereka sudah beberapa kali ikut turun ke lapangan langsung dan bersentuhan langsung kepada
masyarakat.”
Hasil wawancara 12 Maret 2015
Hal ini juga diperjelas oleh Kepala BPN bahwa : “Untuk pelatihan yang di ikuti oleh para implementor dari program LARASITA
ini sudah sering dilaksanakan, baik berupa peraturan pemerintah maupun
Universitas Sumatera Utara
pelatihan yang kami ikuti yang di sampaikan langsung oleh eselon 1,sehingga program ini sudah kami pahami dan mudah-mudahan dapat terlaksana
sebagaimana mestinya”.
Hasil wawancara 12 Maret 2015
Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas diketahui bahwa respon dan pemahaman akan kebijakan oleh implementor dapat dikatakan sudah sangat baik.
Hal ini dilihat dari bagaimana mereka ikut terjun langsung dalam proses LARASITA dan sering melakukan kontrol terhadap pegawai-pegawainya.
2. Intensitas disposisi implementor Intensitas terhadap kebijakan yakni sampai sejauh mana para implementor
melakukan kontrol terhadap kebijakan ataupun program yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pegawai BPN bahwa :
“ Selama ini kepala BPN selalu menekankan kepada semua staff untuk berbagi informasi yang baru ataupun jika ada kendala yang ada harus dibicarakan
secepatnya agar dapat di diskusikan bagaimana mengatasinya. Kami juga dalam pelaksanaannya mengupayakan agar semua urusan mengenai tanah dapat
diselesaikan dengan secepatnya.”
Hasil wawancara 12 Maret 2015
Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan bahwa :
“ Tahun ini kami selalu melakukan upaya-upaya pengendalian dan pengontrolan terhadap program LARASITA ini. Karena program ini sangat membantu
masyarakat dalam hal kepengurusan tanah.”
Hasil wawancara 06 Maret 2015
Demikian pula hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala BPN kota Padangsidimpuan bahwa :
“ Jika saya sedang tidak sibuk dikantor atau ada rapat dikantor pusat saya selalu mengusahakan untuk ikut ke lapangan. Tujuannya saya mengawasi dan melihat
bagaimana pegawai bekerja. Apakah sesuai dengan apa yang ditetapkan atau melenceng. Tetapi saya melihat, mereka melakukannya dengan baik.”
Hasil wawancara 12 Maret 2015.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa disposisi oleh implementor dapat dikatakan sudah cukup baik. Dapat dilihat bahwa
implementor melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap program LARASITA. Bahkan terkadang implementor terjun langsung ke lapangan untuk
melihat jalannya program.
Tabel 5.1 Jadwal Kegiatan LARASITA
No HariTanggal
Kegiatan Jam
Km Mobil
Lokasi Koordinator
Keterangan Tanda
tangan Pergi
Pulang 1.
Rabu,4 maret
2015 1. Penyuluhan
2. Pengecekan Sertifikat
09.00 WIB
12.00 WIB
7829– 7850
Km 1. Padangsidimpua
n Hutaimbaru 2. Padangsidimpua
n Utara 3. Padangsidimpua
n Batunadua 1. Rifi Hamdhani
Rangkuti S Sit 1. SHM No. 270PAL
IV Maria a.n. Saharuddin Siregar
2.SHM No. 134Kayu Ombun a.n. Samsul
Arifin 3. SHM No.
79Batunadua Julu a.n. Agus Simatupang
4.SHM No. 361Sitamiang a.n.
Roma Harahap 5.SHM No.
90Kayuombun a.n. Sardi Harahap
6.SHM No. 176Batunadua Julu
a.n. Fachry Harahap
Universitas Sumatera Utara
Sumber : Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan
V.3 Analisis Data