Hubungan antar organisasi Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat Sertifikasi Atas Tanah) di Kota Padangsidimpuan (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan)

Seperti yang dikemukakan Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah bahwa : “ Untuk masalah dana kami mendapatkan dari pusat. Dan ditentukan oleh PNPB sesuai dengan luas PP46. Pada program ini kami tidak mengalami kesulitan masalah dana, baik itu dari segi kendaraan maupun komputer beserta jaringannya semua dana itu dari pusat. Kami tidak pernah meminta tambahan dana karena kami sadar ini tugas kami, apa yang kami lakukan dikantor akan kami lakukan di mobil yang menjadi fasilitas LARASITA ini. “ Hasil wawancara 06 Maret 2015 Hal yang sama juga dipertegas oleh Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan : “ Kami tidak pernah mendapat kendala masalah dana untuk program LARASITA ini. Dana yang diturunkan dari pusat akan di anggarkan oleh bendahara BPN, sehingga segala jenis pendanaan dapat diproses lebih cepat. “ Hasil wawancara 06 Maret 2015 Berdasarkan wawancara yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Kantor BPN Kota Padangsidimpuan mendapatkan dana dari pusat dan sudah terdistribusikan dengan baik, sehingga program dapat terlaksana dengan baik secara pendanaan.

c. Hubungan antar organisasi

Agar kebijakan publik ini dilaksanakan dengan efektif, menurut Van Meter dan Van Horn dalam Widodo 1974 apa yang menjadi standar tujuan harus dipahami oleh para individu implementors. Yang bertanggungjawab atas pencapaian standar dan tujuan kebijakan, karena itu standar dan tujuan harus dikomunikasikan kepada para pelaksana. Komunikasi dalam kerangka penyampaian informasi kepada para pelaksana kebijakan tentang apa menjadi standar dan tujuan harus konsisten dan seragam dari berbagai sumber informasi. Universitas Sumatera Utara Jika tidak ada kejelasan dan konsistensi serta keseragaman terhadap suatu standar dan tujuan kebijakan, maka yang menjadi standar dan tujuan kebijakan itu sulit untuk bisa dicapai. Dengan kejelasan itu, para pelaksana kebijakan dapat mengetahui apa yang diharapkan darinya dan tahu apa yang harus dilakukannya. Dalam suatu organisasi publik, pemerintah daerah misalnya, komunikasi sering merupakan proses tersulit dan kompleks. Prosese pentransferan berita kebawah di dalam organisasi atau dari suatu organisasi ke organisasi lain, dan ke komunikator lain, sering mengalami gangguan baik yang disengaja maupun tidak. Jika sumber komunikasi berbeda memberikan interpretasi yang tidak sama terhadap suatu standar dan tujuan, atau sumber informasi sama memberikan interpretasi yang penuh dengan pertentangan, maka pada suatu saat pelaksana kebijakan akan menemukan suatu kejadian yang lebih sulit untuk melaksanakan suatu kebijakan secara insentif. Proses penyampaian informasi antara pembuat kebijakan dengan pelaksanan menyangkut keterkaitan antara keputusan yang telah dibuat dengan aturan mengenai pelaksanaannya, termasuk petunjuk teknis pelaksanaan, sehingga pelaksana tidak mengalami kesalahan dalam melaksanakan program yang bersangkutan. Berdasarkan penjelasan Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah bahwa : “ Proses penyampaian mengenai program ini dilakukan saat ada rapat-rapat yang biasanya dilaksanakan setiap hari Senin dan Jumat. Sedangkan, pelaksanaan mengenai program LARASITA ini kami mengikuti prosedur yang ada.” Hasil wawancara 06 Maret 2015 Universitas Sumatera Utara Hal yang serupa juga dijelaskan oleh Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan bahwa : “ Pemberitahuan program ini pertama kali diketahui oleh Kepala BPN dan setelah itu Kepala BPN akan menyampaikan mengenai program itu kepada kami melalui rapat yang biasanya diadakan di hari Senin atau Jumat.” Hasil wawancara 06 Maret 2015 Kesimpulan dari wawancara yang saya lakukan mengenai proses penyampaian informasi adalah bahwa program LARASITA ini disampaikan oleh Kepala BPN melalui rapat yang diadakan dua kali seminggu dan mengenai pelaksaannya staff mengikuti prosedur yang ada. Selain penyampaian informasi dari pembuat kebijakan dengan pelaksana program seperti yang telah dikemukakan tersebut diatas, maka yang tidak kalah pentingnya adalah penyampaian informasi dari pelaksana program kepada target group atau masyarakat khususnya penerima manfaat LARASITA. Agar penerima manfaat yang dimaksud mengerti tentang sasaran ataupun manfaat dari program tersebut. Adapun pada program LARASITA sistem penyampaian isi dan tujuan dari program ini kepada masyarakat khususnya masyarakat penerima manfaat LARASITA di pelosok-pelosok daerah, dilakukan melalui proses sosialisasi dengan sebelumnya memberikan surat sosialiasasi kepada Lurah terkait untuk kemudian di follow up dan disosialisasikan kepada masyarakat sekitar . Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh Kepala Seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah bahwa : “ Mengenai penyampaian program ini kepada masyarakat kami dari pihak BPN melakukan proses sosialisasi, tetapi sebelum itu kami memberikan surat Universitas Sumatera Utara sosialisasi kepada Lurah terkait untuk difollow up dan kemudian setelah disosialisasikan kepada masyarakat.” Hasil wawancara 06 Maret 2015 Tetapi hal itu berbeda dengan apa yang disampaikan oleh salah satu masyarakat yang memanfaatkan program itu bahwa : “ Saya tidak pernah mendengar ada sosialisasi dari pihak BPN mengenai program ini. Saya mengetahui program ini dari saudara saya yang kebetulan bekerja di Kantor BPN.” Hasil wawancara 26 Februari 2015 Hal serupa juga disampaikan oleh masyarakat lain yang juga memanfaatkan program tersebut bahwa : “ Saya mengetahui program ini karena saya melihat mobil LARASITA parkir di depan kantor Lurah. Dan kemudian saya langsung bertanya kepada tetangga saya yang kebetulan bekerja di Kantor Lurah mengenai mobil itu. Dan dia menjelaskan bahwa itu adalah mobil yang tujuannya adalah mengurusi masalah tanah dan dia juga menjelaskan bahwa sekarang saya tidak perlu lagi pergi ke kantor BPN karena mobil itu sama seperti kantor berjalan.” Hasil wawancara 27 Februari 2015 Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan saya mengambil kesimpulan bahwa penyampaian informasi kepada masyarakat masih sangat kurang. Masyarakat yang mengetahui program LARASITA ini hanya masyarakat yang mempunyai kerabatsaudara yang bekerja di instansi yang terkait dengan program itu. Dengan demikian, prospek implementasi kebijakan yang efektif, sangat ditentukan oleh komunikasi kepada para pelaksana kebijakan secara akurat dan konsisten. Disamping itu, koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan. Semakin baik koordinasi komunikasi di antara pihak- Universitas Sumatera Utara pihak yang terlibat dalam implementasi, makan kesalahan akan semakin kecil, dan demikian pula sebaliknya. Selain penyampaian informasi mengenai prosedur dan tujuan program, maka aspek lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu adanya kejelasan atas informasi yang disampaikan. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kebingungan dan perbedaan persepsi antara pembuat kebijakan,pelaksana dan masyarakat. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan bahwa : “ Petunjuk mengenai tentang apa saja yang harus dilakukan para staff sudah mengetahui tugasnya masing-masing. Kami juga dibekali oleh peraturan pemerintah mengenai program LARASITA itu, jadi kami hanya mengikutinya saja.” Hasil wawancara 06 Maret 2015 Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, saya mengambil kesimpulan bahwa mengenai pelaksanaan program LARASITA sudah dapat dikatakan cukup baik karena para staff atau pegawai mengikuti petunjuk yang ada dan para staff juga sudah dibekali beberapa peraturan pemerintah. Selain kejelasan informasi dari pembuat kebijakan kepada pelaksana, maka hal yang tidak kalah pentingnya adalah kejelasan informasi bagi masyarakat khususnya bagi wajib pajak. Adapun mengenai kejelasan informasi mengenai program kepada masyarakat penerima manfaat LARASITA, disampaikan oleh salah satu masyarakat yang daerahnya menjadi daerah sasaran program LARASITA bahwa: Universitas Sumatera Utara “ Untuk program ini saya sudah mengetahuinya, tetapi mengenai syarat- syaratnya saya kurang memahaminya. Karena saya juga mengetahui program ini tidak jelas, hanya sekedar tahu saja.” Hasil wawancara 27 Februari 2015 Dan masyarakat lain juga memberikan tanggapan mengenai kejelasan program ini bahwa : “ Tujuan dari program LARASITA ini saya sudah mengetahuinya, tetapi tentang tata cara serta syaratnya saya tidak mengerti, maka dari itu saya sampai saat ini belum memanfaatkan program ini.” Hasil wawancara 26 Februari Berdasarkan hasil wawancara yang saya lakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa untuk tujuan program LARASITA ini masyarakat sudah mengetahui dengan baik, tetapi mengenai persyaratan dan tata caranya mereka kurang mengerti. Hal ini dapat dimaklumi, karena pihak yang terkait dengan program LARASITA ini tidak memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Adapun ketidakjelasan informasi menyebabkan kesalahan .persepsi bagi pelaksana dan masyarakat sehingga menyebabkan pelaksanaan dapat melenceng dari tujuan awal. Oleh karena itu dalam komunikasi perlu memperhatikan dan memastikan kejelasan informasi agar dipahami oleh semua pihak. Hal tersebut dapat berupa pelayanan kontak masyarakat dengan pelaksana, serta upaya aktif dari semua pihak dalam mencari kejelasan informasi. Dalam komunikasi antara pelaksana program, tidak hanya merupakan suatu proses penyampaian informasi, tetapi juga merupakan proses interaksi yang saling mempengaruhiantara pihak-pihak yang terkait. Oleh karena itu diperlukan Universitas Sumatera Utara adanya konsistensi dan kepastian informasi yang disampaikan harus diperhatikan, agar tidak berbeda diantara satu pihak dengan pihak lainnya. Menurut pendapat dari Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan menyatakan bahwa : “ Informasi mengenai program LARASITA ini merupakan program yang dapat dikatakan berkesinambungan. Program ini dimulai dari tahun 2009 dan belum tahu kapan program ini akan berakhir.” Hasil wawancara 06 Maret 2015 Hal ini juga dijelaskan oleh Kepala Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah bahwa : “ Pelaksanaan program ini sudah jelas, kami menjalankan program ini dua kali seminggu yaitu pada hari Rabu dan Kamis.” Hasil wawancara 06 Maret 2015 Berdasarkan pernyataan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan LARASITA ini telah ada konsistensi sesuai dengan informasi yang diberikan sebelumnya dalam hal pelaksanaan.

d. Karakteristik organisasi pelaksana

Dokumen yang terkait

Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat Sertifikasi Atas Tanah) di Kota Padangsidimpuan (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan)

4 96 98

Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat Sertifikasi Atas Tanah) di Kota Padangsidimpuan (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan)

0 14 99

Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat Sertifikasi Atas Tanah) di Kota Padangsidimpuan (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan)

0 0 12

Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat Sertifikasi Atas Tanah) di Kota Padangsidimpuan (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan)

0 0 1

Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat Sertifikasi Atas Tanah) di Kota Padangsidimpuan (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan)

0 0 9

Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat Sertifikasi Atas Tanah) di Kota Padangsidimpuan (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan)

0 0 20

Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat Sertifikasi Atas Tanah) di Kota Padangsidimpuan (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan)

0 0 2

BAB III METODE PENELITIAN III.1 Bentuk Penelitian - Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat Sertifikasi Atas Tanah) di Kota Padangsidimpuan (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan)

0 0 55

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang - Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat Sertifikasi Atas Tanah) di Kota Padangsidimpuan (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan)

0 0 9

Implementasi Program LARASITA (Layanan Rakyat Sertifikasi Atas Tanah) di Kota Padangsidimpuan (Studi Pada Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Padangsidimpuan)

0 0 12