Pengawasan Intern Terhadap Kas

Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN PERSERO Wilayah Sumatera Utara, 2009.

C. Pengawasan Intern Terhadap Kas

Berdasarkan uraian – uraian pada sebelumnya dan di kaitkan dengan pengawasan intern kas, maka dapat dibuat suatu penganalisaan tentang syarat – syarat minimal yang harus ada dalam pengawasan kas yang akan menjamin tersedianya lindungan yang cukup atas kas dan data akuntansi. Terselenggaranya pengelola kas yang efesien serta ketaatan atas kebijaksanaan – kebijaksanaan kas yang telah di gariskan atau ditetapkan. Syarat – syarat tersebut adalah sebagai berikut : 1. Pemisahan tugas – tugas yang berbeda, antara tugas yang menyangkut penerimaan kas dengan catatan akuntansinya. 2. Penyimpanan kas yang ada pada perusahaan dengan mempergunakan brangkas yang tahan api dan memiliki kunci yang baik. 3. Menerapkan saldo maksimum yang ada pada kas kecil, kelebihan tersebut harus di setor ke bank. 4. Penetapan siapa yang berwenang untuk menandatangani cek. 5. Penggunaan bukti – bukti formulir yang telah di rancang dengan baik. 6. Pencatatan bukti dengan segera dengan ketentuan : • Tidak ada transaksi yang di buat buktinya dan tidak ada bukti yang tidak ada transaksinya. • Tidak ada bukti yang tidak di catat dan tidak ada pencatatan yang tidak di dukung oleh suatu bukti. 7. Pembuatan rekonsiliasi saldo bank setiap hari bulan. 8. Tersedianya anggaran kas untuk setiap periode. Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN PERSERO Wilayah Sumatera Utara, 2009. 9. Dilakukan pemeriksaan atas kas dengan jangka waktu tertentu. Dengan syarat – syarat minimal untuk pengawasan kas seperti di kemukakan di atas maka berikut ini di coba untuk melakukan analisa dan evaluasi atas sistem pengawasan intern yang di terapkan oleh PT. PLN Persero, didasarkan pada empat ciri sistem pengawasan intern yang memadai yang merupakan unsur – unsur pengawasan intern itu sendiri, yaitu : 1. Suatu badan organisasi yang memungkinkan pemisahan fungsi secara tepat. Strukturbagan organisasi yang di miliki oleh PT. PLN Persero menggambarkan suatu tugas dan tanggung jawab yang tegas terhadap perusahaan, untuk melaksanakan kegiatan perusahaan. Dari bagan yang ada dapat di lihat bahwa pembagian tanggung jawab fungsional ini di dasarkan pada prinsip : a. Pemisahan fungsi operasi dan fungsi akuntansi. b. Pembagian tugas dan tanggung jawab secara tegas sehingga tidak satu orangbagian yang di berikan tanggung jawab atas suatu transaksi atau kegiatan dari awal hingga akhir. 2. Sistem pemberian wewenang serta pencatatan yang layak. Agar tercapai pengawasan akintansi yang cukup atas aktiva, hutang – hutang, pendapatan dan biaya PT. PLN Persero pada umumnya dalam melaksanakan transaksi, hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pihak bagian yang memiliki wewenang. Oleh sebab itu dalam organisasi di buat sistem yang mengatur pembagian wewenang tersebut. Prosedur pencatatan transaksi maupun penerimaan maupun pengeluaran kas di harapkan akan menjamin pengawasan intern yang mampu memberikan perlindungan terhadap harta perusahaan. Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN PERSERO Wilayah Sumatera Utara, 2009. 3. Praktek yang sehat harus di ikuti dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian organisasi. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang serta prosedur pencatatan yang di tetapkan pada PT. PLN Persero tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya cara – cara untuk menamin suatu praktek yang sehat. Cara – cara yang di tempuh dalam menciptakan praktek – praktek yang sehat tersebut adalah sebagai berikut : 1. Penggunaan formulir – formulir Blangko Kas Bank untu setiap penerimaan dan pengeluaran kas. 2. Formulir – formulir dan bukti – bukti pendukungnya di harapkan dapat memberikan otorisasi terlaksananya transaksi. 3. Internal auditor yang di miliki PT. PLN Persero yang melaksanakan pemeriksaan setiap sebulan sekali, pada waktu yang tidak di tetapkan tanggal ataupun harinya 4. Pelaksanaan transaksi dari awal sampai akhir yang tidka dapat di kerjakan oleh satu orang atau bagian. 5. Pertukaran jabatan pada Front Office Cashier dpat menghindari penyelewengan atau ketidak beresan yang lebih jauh lagi, juga untuk menghindari persekongkolan dalam kecurangan. 4. Karyawan – karyawan yang kualitasnya seimbang dengan tanggung jawab. Pada PT. PLN Persero kemanapun dan integritas karyawan terhadap pelaksanaan tugas yang telah di tetapkan adalah sangat penting. Karyawan yang berkompeten dan dapat di percaya akan dapat melaksanakan tugasnya dengan Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN PERSERO Wilayah Sumatera Utara, 2009. baik, dengan demikian akan menunjang pengawasan intern. Dengan bervariasinya tingkat pendidikan dan kemampuan masing – masing pegawai sangat penting meningkatkan kemampuan pegawainya. Untuk mendapatkan karyawan yang berkompoten dan jujur tersebut, langkah – langkah yang sudah di mulai sejak penerimaan karyawan baru, dengan adanya seleksi dan tes sesuai dengan kriteria yang di perlukan. Setelah seleksi dan penerimaan, maka di lakukan latihan – latihan bagi karyawan bagi karyawan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang di miliki oleh karyawan yang bersangkutan. Karyawan yang akan di tempatkan dan di tugaskan pada bidang yang sesuai dengan kemampuan yang di milikinya. Penempatan karyawan sesuai dengan kemampuan dan keahliannya sangatlah penting, karena akan menunjang pelaksanaan – pelaksanaan intern dan keberhasilan operasi perusahaan. Sisi lain yang dapat di lihat dalam melakukan analisa dan evaluasi terhadap pengawasan intern kas pada PT. PLN Persero adalah harus uang. Pembuatan anggaran kas yang di tetapkan PT. PLN Persero membantu pengawasan penerimaan dan pengeluaran kas. Perbandingannya dengan relisasi perusahaan berbeda dengan yang sudah di anggarkan yang berarti perusahaan tidak mampu dalam merencanakan keuangan perusahaan dengan baik. Dengan adanya perbedaan berarti anggaran kas harus di tambah yang seperti menambah pengeluaran dari yang sudah di anggarkan. Demikian halnya dengan Cash Flow dimana cash flow ini menggambarkan bagaimana penerimaan dengan pengeluaran perusahaan. Pos – pos mana yang menjadi sumber utama penerimaan perusahaan dan total pengeluaran perusahaan. Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN PERSERO Wilayah Sumatera Utara, 2009. Melalui Budget kas dan Cash Flow yang terdapat pada perusahaan dapat di lihat bagaimana anggaran dan realisasi hasil yang dapat di capai perusahaan dan bagaimana perbandingannya tahun lalu. Dengan melihat hasil perbandingan tersebut dapatlah di tentukan baik tidaknya PT. PLN Persero. Novi Handayani Nasution : Pengawasan Intern Kas Pada PT. PLN PERSERO Wilayah Sumatera Utara, 2009.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN