20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai pola makan, kecukupan gizi dan
status gizi balita pada keluarga miskin di Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan Baru.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan
Baru dengan alasan sebagai berikut:
1. Salah satu kelurahan dengan mayoritas penduduknya bermata
pencaharian sebagai pedagang, yaitu membuka kedai kecil, sebagai supir angkot dan tukang becak dengan rentang penghasilan antara Rp
500.000 - Rp 1.800.000 untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. 2.
Pola makan balita pada saat survei pendahuluan hanya mengonsumsi makanan pokok berupa nasi dengan lauk pauk. Lauk pauk yang biasa
dikonsumsi adalah tahu, tempe, ikan, dan telur. Konsumsi sayur dan buah masih sangat terbatas. Frekuensi makan balita tersebut hanya 2
kali dalam sehari. 3.
Masalah gizi kurang berdasarkan BBU terdapat di Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan Baru sebanyak 20 orang.
Universitas Sumatera Utara
21
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan dari Bulan Januari - Agustus 2015.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita dari keluarga miskin di Perumnas Mandala, Kelurahan Kenangan Baru, yaitu 196 balita 1-5 tahun.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Besar sampel dalam penelitian ini
ditentukan dengan menggunakan rumus Bhisma Murti 2006 yaitu :
65 67
, 64
5 ,
5 ,
96 ,
1 1
196 1
, 5
, 5
, 96
, 1
. 196
. .
2 1
1 .
. 2
1 .
2 2
2 2
2 2
n n
q p
Z N
d q
p Z
N n
Keterangan : n = Besar sampel yang akan diteliti
N = Besar populasi = 196 d = Kesalahan yang dapat diabaikan = 10 = 0,1
p = Proporsi keluarga yang mempunyai anak balita gizi kurang = 0,5 q = 1-p = 1-0,5 = 0,5
2 1
2
Z =
Tingkat kemaknaan = 1,96
2
= 3,8416
Universitas Sumatera Utara
22 Berdasarkan rumus tersebut, maka besar sampel yang dibutuhkan dari
hasil penghitungan sebesar 65 orang balita. Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak balita.
Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling yang dilakukan di Kelurahan Kenangan Baru, Perumnas Mandala yang terdiri dari 14
lingkungan. Dari 14 lingkungan dipilih 5 lingkungan yang memiliki penduduk miskin menurut catatan dari Kelurahan Kenangan Baru di Perumnas Mandala
yaitu lingkungan VII, lingkungan IX, lingkungan X, lingkungan XIII, dan lingkungan XIV.
Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus : n = populasi keluarga miskin yang memiliki balitajumlah populasi
keseluruhan x jumlah sampel yang ditentukan
No. Lingkungan
Jumlah Proporsi sampel
Jumlah 1.
VII 36
196 36
x 65 12
2.
IX 18
196 18
x 65 6
3. X
39 196
39 x 65
13
4.
XIII 45
196 45
x 65 15
5. XIV
58 196
58 x 65
19
Jumlah 196
65
Keseluruhan sampel balita dari keluarga miskin adalah 12+6+13+15+19 = 65 orang balita. Kriteria sampel yaitu :
1. Ibu dan anak balita yang masih tinggal di Kelurahan Kenangan Baru,
Perumnas Mandala.
Universitas Sumatera Utara
23 2.
Ibu yang mempunyai anak yang berumur 1-5 tahun. 3.
Bersedia diwawancarai.
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Data Primer
Data dalam penelitian ini terdiri dari : 1.
Data karakteristik balita nama, umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan
kuesioner. 2.
Jenis makanan dan frekuensi makanan diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan formulir food frequency.
3. Tingkat konsumsi diperoleh dari hasil wawancara dengan
menggunakan formulir food recall 24 jam. 4.
Data berat badan balita diperoleh dengan menggunakan timbangan pijak, tinggi badan balita diperoleh dengan menggunakan microtoise
atau pengukur tinggi badan.
3.4.2 Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yaitu data penduduk miskin, data pendapatan, data pendidikan dan data pekerjaan. Data
sekunder diperoleh dari Lurah Kelurahan Kenangan Baru Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
24
3.5 Variabel dan Defenisi Operasional
3.5.1 Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah pola makan, kecukupan gizi dan status gizi.
3.5.2 Definisi Operasional
1. Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran
mengenai jenis makanan, jumlah makanan dan frekuensi makan yang dikonsumsi anak balita setiap hari.
2. Keluarga miskin adalah keluarga dengan tingkat perekonomian rendah
dengan penghasilan yang berkisar antara Rp 500.000,- - Rp 1.800.000.- dengan indikator mendapat bantuan beras miskin raskin
dan bantuan Pemberian Makanan Tambahan PMT yang sesuai dengan data dari Kelurahan Kenangan Baru di Perumnas Mandala.
3. Jenis makanan adalah berbagai macam makanan yang diberikan
kepada anak balita, yaitu makanan pokok, lauk-pauk, sayuran, buah- buahan.
4. Frekuensi makan adalah berapa kali setiap jenis makanan dikonsumsi
oleh anak balita pada waktu tertentu, yaitu 1-3xhr, 4-6xminggu, 1- 3xminggu, 1xbln, tidak pernah.
5. Jumlah makanan adalah banyaknya makanan yang dikonsumsi balita
dalam satu hari.
Universitas Sumatera Utara
25 6.
Status gizi balita adalah keadaan gizi anak balita yang ditentukan dengan melakukan pengukuran antropometri BBU, TBU dan
BBTB. 7.
Pendidikan adalah jenjang pendidikan tertinggi yang pernah ditempuh atau dicapai oleh orangtua balita.
8. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh orangtua balita secara
rutin yang dapat menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari.
3.6 Aspek Pengukuran
3.6.1 Pola Makan
Pola makan diperoleh dari hasil recall 24 jam konsumsi makanan balita yang dilakukan 2 kali dan harinya tidak berturut-turut yaitu melalui wawancara
dengan ibu balita. Jenis dan frekuensi makanan pada balita diperoleh melalui FFQ Food Frequency Questionaire.
Kategori untuk jenis makanan adalah sebagai berikut : 1.
Lengkap yaitu terdiri dari makanan pokok, lauk-pauk, sayur-sayuran, buah-buahan, susu
2. Tidak lengkap yaitu makanan pokok dan lauk-pauk.
3.6.2 Kecukupan Gizi
Kecukupan gizi diukur dengan menggunakan formulir food recall 24 jam dengan cara bahan makanan yang dikonsumsi balita dihitung energi, protein, dan
lemak kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan.
Universitas Sumatera Utara
26 1.
Energi Tingkat konsumsi energi = konsumsi energiangka kecukupan gizi
AKG energi X 100 Klasifikasi tingkat konsumsi energi dibagi menjadi empat, yaitu :
a. Baik
: ≥ 100 AKG
b. Sedang
: 80 – 99 AKG
c. Kurang
: 70 – 80 AKG
d. Defisit
: 70 AKG
2. Protein
Tingkat konsumsi protein = konsumsi proteinangka kecukupan gizi AKG protein X 100
Klasifikasi tingkat konsumsi protein dibagi menjadi empat, yaitu : a.
Baik :
≥ 100 AKG b.
Sedang : 80
– 99 AKG c.
Kurang : 70
– 80 AKG d.
Defisit : 70 AKG
3. Lemak
Tingkat konsumsi lemak = konsumsi lemakangka kecukupan gizi AKG lemak X 100
Klasifikasi tingkat konsumsi lemak dibagi menjadi empat, yaitu : a.
Baik :
≥ 100 AKG
Universitas Sumatera Utara
27 b.
Sedang : 80
– 99 AKG c.
Kurang : 70
– 80 AKG d.
Defisit : 70 AKG
3.6.3 Status Gizi
Status gizi balita diperoleh melalui pengukuran antropometri tinggi badan menurut umur TBU, berat badan menurut umur BBU dan berat badan
menurut tinggi badan BBTB. Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan Kemenkes RI
2010 yaitu : Kategori berdasarkan BBU :
a. Gizi Buruk
: -3 SD b.
Gizi Kurang : -3 SD sampai dengan -2 SD
c. Gizi Baik
: -2 SD sampai dengan 2 SD d.
Gizi Lebih : 2 SD
Kategori berdasarkan TBU : a.
Sangat Pendek : -3 SD
b. Pendek
: -3 SD sampai dengan -2 SD c.
Normal : -2 SD sampai dengan 2 SD
d. Tinggi
: 2 SD
Kategori berdasarkan BBTB : a.
Sangat Kurus : -3 SD
b. Kurus
: -3 SD sampai dengan -2 SD
Universitas Sumatera Utara
28 c.
Normal : -2 SD sampai dengan 2 SD
d. Gemuk
: 2 SD
3.7 Metode Analisis Data
Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan :
1. Editing
Langkah ini bertujuan untuk meneliti kelengkapan, kejelasan dan konsistensi, serta kesinambungan data. Data yang sudah terkumpul lalu
diperiksa segera mungkin tentang isi kuesioner.
2. Coding
Data yang telah terkumpul dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah
dengan computer menggunakan program SPSS.
3. Entri data
Adalah kegiatan memasukkan data ke dalam media computer setelah semua data terkumpul.
4. Tabulasi data
Pada tahap ini data dikelompokkan ke dalam tabel tertentu menurut kategorinya. Setelah data terkumpul, diolah, maka perlu disajikan
yaitu dengan menyusun data ke dalam tabel.
Universitas Sumatera Utara
29
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
4.1.1 Geografi
Kelurahan Kenangan Baru di Perumnas Mandala mempunyai luas wilayah 0.72 km². Kelurahan Kenangan Baru terdiri dari 14 lingkungan dengan 75 RT dan
19 RW. Adapun batas-batas Kelurahan Kenangan Baru adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Kenangan dan
Kecamatan Medan Tembung -
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai -
Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kenangan dan Kecamatan Medan Denai
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Denai
4.1.2 Demografi
Mayoritas penduduk miskin di Kelurahan Kenangan Baru bermata pencaharian sebagai pedagang, yaitu membuka kedai kecil, sebagai supir angkot
tukang becak, dan buruh. Rata – rata penghasilan yang diperoleh adalah antara Rp
500.000 - Rp 1.800.000 untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Indikator dari keluarga miskin di Kelurahan Kenangan Baru Perumnas Mandala adalah
keluarga tersebut mendapat bantuan seperti beras miskin raskin, dan keluarga miskin yang memiliki balita diberikan bantuan dari Puskesmas yaitu Pemberian
Makanan Tambahan PMT berupa biskuit, susu dan beras jimpitan.
Universitas Sumatera Utara
30
4.2 Karakteristik Keluarga
Pada penelitian ini yang menjadi responden adalah ibu dari balita.
Dari hasil pengumpulan data tentang karakteristik keluarga meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan keluarga, sedangkan karakteristik balita
meliputi umur, berat badan, tinggi badan dan jenis kelamin. Hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini.
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Keluarga di Kelurahan Kenangan
Baru Tahun 2014
No. Karakteristik Keluarga
Ayah Ibu
n n
1.
Umur
1. 21-25 tahun
2. 26-30 tahun
3. 31-35 tahun
4. 36-40 tahun
23 30
12 35,4
46,2 18,5
6 36
18 5
9,2 55,4
27,7 7,7
Jumlah 65
100,0 65
100,0
2.
Jumlah Anggota Keluarga
1. 3-4 orang
2. 5-6 orang
3. ≥ 7 orang
40 23
2 61,5
35,4 3,1
40 23
2 61,5
35,4 3,1
Jumlah 65
100,0 65
100,0
3.
Agama
1. Islam
2. Protestan
3. Khatolik
42 20
3 64,6
30,8 4,6
42 20
3 64,6
30,8 4,6
Jumlah 65
100,0 65
100,0
4.
Pendidikan
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. D3S1
3 26
29 7
4,6 40,0
44,6 10,8
16 28
21 24,6
43,1 32,2
Jumlah 65
100,0 65
100,0
5.
Pekerjaan
1. Pedagang
2. Tukang Becak
3. Supir Angkot
4. Buruh
5. Ibu Rumah Tangga
42 7
14 2
64,6 10,8
21,5 3,1
2 7
56 3,1
10,8 86,2
Jumlah 65
100,0 65
100,0
Universitas Sumatera Utara
31 Gambaran karakteristik anggota keluarga, dapat dilihat pada tabel 4.1
bahwa sebagian besar umur ayah pada 31 – 35 tahun sebesar 46,2, dan ibu pada
umur 26 – 30 tahun sebesar 55,4. Jumlah anggota keluarga terbanyak yaitu
antara 3 – 4 orang sebesar 61,5, sedangkan jumlah anggota keluarga ≥ 7 orang
sebesar 3,1. Mayoritas agama yang dianut yaitu agama islam sebesar 64,6 dan minoritas agama yang dianut yaitu agama khatolik sebesar 4,6. Tingkat
pendidikan terakhir ayah sebagian besar pada pendidikan SMA sebesar 44,6 dan tingkat pendidikan ayah terkecil pada pendidikan SD sebesar 4,6. Tingkat
pendidikan terakhir ibu sebagian besar pada pendidikan SMP sebesar 43,1 dan tingkat pendidikan ibu terkecil pada pendidikan SD sebesar 24,6. Mayoritas
pekerjaan ayah adalah sebagai pedagang sebesar 64,6 dan minoritas pekerjaan ayah adalah sebagai buruh sebesar 3,1. Pekerjaan ibu sebagian besar adalah
sebagai ibu rumah tangga sebesar 86,2 dan pekerjaan ibu terkecil adalah sebagai pedagang sebesar 3,1.
4.3 Karakteristik Balita