4.4.1 Analisa
Cyclic Voltammetry
pada Suhu Pengeringan 60
o
C
Gambar 4.7
Cyclic Voltammtery
pada Suhu Pengeringan 60
o
C
Pada Gambar 4.7 dilakukan penyapuan positif scan maju pada elektroda kerja yang cukup kuat untuk melakukan proses pengoksidasian. Oksidasi terjadi
pada arus anodik. Arus anodik meningkat cepat sampai titik E
pa
sebesar 3,76 V. Arus kemudian menurun ketika telah terjadi oksidasi. Kemudian arah penyapuan
berbalik ke negatif untuk scan balik yang cukup kuat pada elektroda kerja untuk melakukan proses pengreduksian. Reduksi terjadi pada arus katodik. Arus katodik
meningkat cepat sampai titik E
pc
sebesar 3,16 V. Arus kemudian menurun ketika telah terjadi reduksi.
Pada sampel ini juga dapat ditentukan jarak antar titik redoks, yang mengidentifikasi cepat atau lambatnya transfer ion lithium dalam elektrolit
sehingga dapat mempengaruhi kapasitas spesifiknya. Jarak antara sepasang puncak redoks sebesar 0.6 V. Hal ini menunjukkan reaksi redoks yang
berlangsung lambat. Fenomena ini sesuai dengan hasil konduktifitas sampel pada suhu pengeringan 60
o
C yang paling rendah dibandingkan dengan sampel suhu pengeringan lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4.4.2 Analisa
Cyclic Voltammetry
pada Suhu Pengeringan 80
o
C
Gambar 4.8
Cyclic Voltammtery
pada Suhu Pengeringan 80
o
C
Pada Gambar 4.8 merupakan hasil uji CV pada sampel LiFeNiPO
4
C dengan variasi suhu pengeringan 80
o
C. Dilakukan penyapuan positif scan maju pada elektroda kerja yang cukup kuat untuk melakukan proses pengoksidasian.
Arus anodik meningkat cepat sampai titik E
pa
sebesar 3,8 V. Arus kemudian menurun ketika telah terjadi oksidasi. Kemudian arah penyapuan berbalik ke
negatif untuk scan balik yang cukup kuat pada elektroda kerja untuk melakukan proses pengreduksian. Arus katodik meningkat cepat sampai titik E
pc
sebesar 3,38 V. Arus kemudian menurun ketika telah terjadi reduksi.
Untuk range jarak antara peak oksidasi dan reduksi pada sampel ini adalah sebesar 0,42 V. Pada uji CV sampel ini memiliki titik puncak oksidasi dan reduksi
yang tinggi dibandingkan dengan sampel suhu pengeringan lainnya. Hal ini terjadi karena memiliki poros yang luas pada hasil SEM sebelumnya, sehingga transfer
ion lithium yang terjadi lebih banyak ketika proses uji CV. Dan juga distribusi partikel yang merata pada sampel suhu pengeringan 80
o
C ini mempengaruhi transport kinetik ion lithium pada proses interkalasideinterkalasi sehingga
mempengaruhi peningkatan puncak redoks yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
4.4.3 Analisa