Hasil dan Analisa XRD Hasil dan Analisa SEM

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Analisa XRD

X-Ray Diffraction Hasil XRD yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 menunjukkan terbentuk satu fasa tunggal LiFePO 4 ICCD PDF 4 01-078-7909 dengan ditemukannya tiga strongest lines pada d-spacing 2.5222 Ǻ, 3.0061 Ǻ, 3.487λ Ǻ serta nilai hkl masing-masing strongest line adalah 311, 211, dan 111. Pada sudut 2θ = 35.565 o , 29.695 o , 25.518 o . Hasil XRD menunjukkan struktur struktur kristal yang terbentuk adalah orthorombik dengan parameter kisi yaitu a = 10.32655 Ǻ, b = 6.00685 Ǻ, c = 4.6λ050 Ǻ serta memiliki sudut α = β = ɤ = 90 o C. Grafik 4.1 Hasil Analisis XRD dari Sampel LiFe 0,9 Ni 0,1 PO 4 C dan LiFePO 4 ICCD PDF 4 01-078-7909 Digunakan sebagai Pembanding Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Analisis XRD Sampel LiFe 0,9 Ni 0,1 PO 4 C dan LiFePO 4 ICCD PDF 4 01-078-7909 sebagai Pembanding LiFe 0,9 Ni 0,1 PO 4 C LiFePO 4 hkl 2θ o d Ǻ 2θ o d Ǻ 17,13 5,17 17,16 5,16 200 20,72 4,28 20,78 4,27 101 25,51 3,48 25,71 3,48 111 29,69 3,00 29,72 3,00 211 32,20 2,77 32,23 2,77 301 35,56 2,52 35,60 2,52 311 36,48 2,46 36,54 2,45 121 37,88 2,37 37,90 2,37 410 39,44 2,28 39,36 2,29 102 42,24 2,13 42,29 2,13 112 61,68 1,50 61,50 1,50 132 Analisis dilakukan mengguanakan metode Rietveld dengan software Rigaku PDXL dengan standard kalayakan analisis XRD yang ideal yaitu nilai chi 2 = 1±0.3 dan nilai Rwp 10. Hasil analisis Rietvield untuk sampel LiFe 0,9 Ni 0,1 PO 4 C menunjukkan nilai Rwp sebesar 5.83 dan chi 2 sebesar 1.0268. Nilai-nilai tersebut telah memenuhi standard analisis XRD sehingga dapat dikatakan hasil XRD dari sampel LiFe 0.9 Ni 0.1 PO 4 C sudah baik.

4.2 Hasil dan Analisa SEM

Scanning Electron Microscope Pengamatan morfologi pada sampel lembaran katoda LiFe 0.9 Ni 0.1 PO 4 C dengan variasi suhu pengeringan 60 o C, 80 o C, 100 o C dilakukan dengan menggunakan alat SEM. Pengambilan gambar sampel pada SEM dilakukan dengan perbesaran 1000 kali. Pada pengujian mikrostruktur ini sampel yang di SEM adalah lembaran katoda LiFe 0.9 Ni 0.1 PO 4 C dengan komposisi 85:5:10 LiFe 0.9 Ni 0.1 PO 4 C : AB : PVdF. Universitas Sumatera Utara a Hasil SEM Lembar Katoda pada Suhu Pengeringan 60 o C b Hasil SEM Lembar Katoda pada Suhu Pengeringan 80 o C Universitas Sumatera Utara c Hasil SEM Lembar Katoda pada Suhu Pengeringan 100 o C Gambar 4.2 Hasil SEM Lembar Katoda Berupa Komposit Keramik LiFe 0.9 Ni 0.1 PO 4 C sebagai Filler , PVdF sebagai Binder , dan AB sebagai Zat Aditif Pada Gambar 4.2 terlihat bahwa semua lembar katoda memiliki morfologi yang sama. Morfologi lembaran katoda terlihat poros, hal ini diperlukan untuk memperluas kontak permukaan antara elektroda dan elektrolit nantinya. Permukaan serbuk filler dan serbuk actylene black tidak tertutupi oleh matriks sepenuhnya, namun tetap terikat satu sama lain. Dari foto analisa SEM diatas terlihat jelas bahwa sebagian besar binder pengikat yang menempel diantara serbuk katoda yang merupakan kontak antar partikel dalam suatu material sehingga proses sheet casting dengan metoda doctor blade dapat dikatakan efektif. Pada sampel dengan suhu pengeringan 60 o C dapat dilihat adanya sedikit poros yang dikeringkan selama 30 menit dengan waktu yang sama maka ikatan antarmuka antara binder dan filler tidak optimal, sehingga mengurangi fungsi kerja PVDF sebagai pengikat yang berperan penting dalam memberikan kontak intim antara partikel aditif konduktif untuk meningkatkan konduktifitas elektronik dan ketahanan antarmuka. Universitas Sumatera Utara Pada suhu pengeringan 80 o C memiliki poros yang begitu luas dan banyak. Hal ini diartikan bahwa proses difusi ion lithium antar elektroda lebih baik. Porositas sebanding dengan konduktifitas, jika porositas tinggi maka akan memiliki konduktifitas yang lebih tinggi pula, yang berarti akan lebih banyak area untuk ion lithium mengalir. Namun pada pemberian suhu yang tinggi yaitu suhu pengeringan 100 o C lembaran katoda berubah membentuk lapisan lebih tipis, sehingga ikatan antar permukaan partikel dan binder tidak bagus. Akibatnya beban atau tegangan yang diberikan pada lembaran tidak akan terdistribusi secara merata.

4.3 Hasil dan Analisa EIS