19 Metode uji disolusi untuk menetapkan laju disolusi zat aktif dari
sediaannya yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia edisi IV, yakni metode basket dan metode dayung.
Metode basket menunjukkan suatu upaya membatasi posisi bentuk sediaan untuk memberikan kemungkinan maksimum suatu antarpermukaan solid-cairan
yang tetap.Metode ini mempunyai beberapa keterbatasan, yaitu kecenderungan zat bergerak menyumbat basket, sangat peka terhadap zat terlarut dalam media
disolusi, kecepatan aliran yang kurang memadai ketika partikel meninggalkan basket dan mengapung dalam media.Metode basket disebut juga metode Alat 1
Siregar dan Wikarsa, 2010. Metode dayung pada dasarnya terdiri atas batang dan daun pengaduk yang
merupakan dayung berputar dengan dimensi tertentu sesuai dengan radius bagian dalam labu dengan dasar bundar.Metode ini mengatasi banyak keterbatasan
basket, metode ini sangat baik untuk sistem otomatis.Metode dayung disebut juga metode Alat 2 Siregar dan Wikarsa, 2010.
2.5 Titrasi Kompleksometri
Titrimetrik adalah salah satu divisi besar dalam kimia analitik.Perhitungan yang tercakup di dalamnya didasarkan pada hubungan stoikiometrik dan reaksi
kimia sederhana Day dan Underwood, 2006. Dalam analisis titrimetri dengan mengukur volume, sejumlah zat yang diselidiki direaksikan dengan larutan baku
standar yang kadar konsentrasi-nya telah diketahui secara teliti dan reaksinya berlangsung kuantitatif Gandjar dan Rohman, 2010. Salah satu tipe reaksi kimia
yang berlaku sebagai dasar penelitian titrimetrik melibatkan pembentukan
20 kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi Day dan
Underwood, 2006. Titrasi kompleksometri digunakan untuk menentukan kandungan garam-
garam logam.Etilen diamin tetra asetat EDTA merupakan titran yang sering digunakan.Struktur EDTA ditunjukkan oleh Gambar 2.
Gambar 2.4 Rumus struktur EDTA Rowe, dkk., 2009
EDTA akan membentuk kompleks 1:1 yang stabil dengan semua logam kecuali logam alkali seperti natrium dan kalium. Logam-logam alkali tanah
seperti kalsium dan magnesium membentuk kompleks yang tidak stabil dengan EDTA pada pH rendah, karenanya titrasi logam-logam ini dengan EDTA
dilakukan pada larutan buffer amonia pH 10 Gandjar dan Rohman, 2010. Untuk deteksi titik akhir titrasi digunakan indikator zat warna. Indikator
zat warna ditambahkan pada larutan logam pada saat awal sebelum dilakukan titrasi dan akan membentuk kompleks berwarna dengan sejumlah kecil logam.
Pada saat titik akhir titrasi ada sedikit kelebihan EDTA maka kompleks indikator-logam akan pecah dan menghasilkan warna yang berbeda. Indikator
yang dapat digunakan untuk titrasi kompleksometri ini antara lain: hitam eriokrom Eriochrom Black T, Mordant Black II, Solochrom Black I, mureksid, jingga
pirokatekol, jingga xilenol, asam kalkon karbonat, kalmagit, dan biru hidroksi naftol Gandjar dan Rohman, 2010.
21
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang meliputi formulasi sediaan dan evaluasi terhadap tablet kalsium laktat yang dihasilkan.
Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi II FakultasFarmasiUniversitas Sumatera Utara.
3.1 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: kalsium laktat Chermipan Corporation Co., Ltd, maltodekstrin DE 15-20 Qinhuangdao Lihua
Starch, primojel, avicel PH 102 Gujarat Microwax PVT., Ltd, talkum, Mg. stearat, akuades, Eriocrom black T Merck, natrium klorida Merck, amonia
klorida Merck, amonium hidroksida Merck,dinatrium edetat Merck, dan zink sulfat Merck.
3.2Alat-alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas, mortir dan stamper, mesin pencetak tablet Erweka, Disintegration Tester Copley,
Dissolution Tester Veego, Hardness Tester Copley, Friabilator Copley, dan alat laboratorium lainnya.
3.3Prosedur Penelitian 3.3.1 Pembuatan tablet kalsium laktat
Tablet kalsium laktat dibuat menggunakan metode cetak langsung, dengan bobot tablet 650 mg dan diameter 13 mm. Adapun cara pembuatannya yaitu
ditimbang semua bahan yang diperlukan, kemudian bahan baku kalsium laktat