1
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam meningkatkan modal jangka panjangnya, perusahaan membutuhkan salah satu komponen yang sangat penting di dalam
perusahaannya berupa hutang jangka panjang.Bank sebagai penyedia pinjaman dalam perekonomian, dapat dijadikan sebagai sumber
hutang.Hutang jangka panjang dapat diperoleh, salah satunya melalui pinjaman bank.
Dalam hal ini default risk dapat dijadikan sebagai bentuk penilaian besar kecilnya biaya pinjaman yang diberikan. Default risk disini adalah
probabilitas perusahaan yang tidak mampu atau dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban utangnya. Default risk dapat menimbulkan kerugian
yang sangat besar, sehingga menjadi salah satu faktor utama memburuknya kondisi banyak bank. Oleh karena itu, dalam melakukan transaksi
perjanjian pinjaman, bank membutuhkan suatu perlindungan berupa biaya pinjaman, perjanjian pinjaman, jaminan, pembatasan utang, dan lain-lain
Chu dkk, 2009. Cost of loan merupakan salah bentuk perlindungan terhadap
pinjaman bank yang menjadi banyak perhatian. Cost of loan adalah biaya yang diberikan oleh bank kepada perusahaan atau debitor atas pinjaman
2
yang diberikan. Cost of loan dapat dihitung berdasarkan besarnya suku bunga pinjaman Francis dkk, 2005.
Default risk memberikan pengaruh terhadap besarnya cost of loan dari sebuah perusahaan. Semakin kecil default risk suatu perusahaan, maka
semakin kecil pula cost of loan yang dibebankan. Hal ini dikarenakan adanya kepercayaan yang lebih tinggi yang diberikan oleh bank akan
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutangnya. Dengan meningkatkan efektifitas tindakan monitoring yang ada di dalam perusahaan, merupakan
salah satu cara mencegah terjadinya default risk yang rendah. Saat ini tingkat suku bunga pinjaman yang diberikan oleh bank-
bank di Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Tingkat suku bunga yang tinggi tersebut, dikarenakan banyaknya pemilik
perusahaan peminjam atau debitor yang lari keluar negeri membawa dana pinjaman dan tidak memenuhi kewajiban utangnya. Hal ini menandakan
bahwa tingkat kepercayaan bank yang rendah kepada pelaku pasar di Indonesia.
Tingkat kepercayaan bank yang rendah kepada pelaku pasar di Indonesia sepertinya memiliki hubungan yang positif dengan peringkat
GCG Indonesia yang.Sebuah survey yang dilakukan McKinsey Co menunjukkan bahwa corporate governance menjadi perhatian utama para
investor menyamai kinerja financial dan potensi pertumbuhan, khususnya bagi pasar-pasar yang sedang berkembang emerging markets. Menurut
pandangan investor terhadap kualitas GCG di Asia, Indonesia menduduki
3
peringkat terendah, jauh tertinggal dari negara Asia lainnya seperti Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Thailand, dan Malaysia. Selain itu, survey lain
yang juga dilakukan oleh World Bank pada tahun 2007 menempatkan Indonesia pada urutan 135 negara dari 175 negara.
Secara teoritis, praktik good corporate governance dapat meningkatkan nilai valuation perusahaan dengan meningkatkan kinerja
keuangan mereka, mengurangi resiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan keputusan-keputusan yang menguntungkan diri sendiri, dan
umumnya corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan investor. Corporate governance merupakan salah satu cara tindakan
monitoring yang bertujuan menyelaraskan berbagai kepentingan sehingga dapat meminimalkan default risk dalam perusahaan. Menurut Chu, dkk
2009, corporate governance memiliki peran sebagai moderator dalam hubungan antara kesehatan keuangan perusahaan dengan default risk.
Penelitian yang dilakukan Bhojraj dan Sengupta 2003 menunjukkan bahwa penerapan good corporate governanceakan
mengurangi default risk, dengan cara mengurangi biaya keagenan, yaitu dengan memonitor kerja manajer dan mengurangi asimetri informasi antara
perusahaan dan kreditor. Biaya-biaya keagenan adalah biaya-biaya yang ditanggung oleh pemegang saham untuk mencegah atau meminimalkan
masalah-masalah keagenan dan untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham Jensen dan Meckling, 1976.
4
Penerapan good corporate governance di dalam sebuah perusahaan mempengaruhi sebuah investor dan kreditor dalam mempengaruhi
keputusan investasinya Piot dan Monsierra, 2007. Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negative antara kualitas good
corporate governance terhadap cost of debt.
Mekanisme corporate governance terdiri dari dua bagian yaitu mekanisme internal dan eksternal Barnhart dan Rosentein,
1998.Mekanisme internal meliputi adanya struktur dewan direksi, kepemilikan manajerial dan kompensasi eksekutif.Sedangkan mekanisme
eksternal meliputi kepemilikan institusional, jumlah komite audit dan dewan komisaris independen. Menurut Veronica dan Bachtiar 2004,
mekanisme corporategovernance antara lain diwujudkan dengan adanya dewan direksi, komite audit, kualitas audit dan kepemilikan institusional.
Adanya penelitian-penelitian yang menghubungkan antara corporate governance dengan biaya utang misalnya Chu dkk, 2009; Piot
dan Missonier Piera, 2007, memberikan bukti bahwa, pada umumnya perusahaan dengan mekanisme corporate governance yang kuat
mengeluarkan biaya pinjaman yang lebih rendah. Belum efektifnya aktivitas tata kelola di banyak perusahaan di
Indonesia menjadikan penelitian mengenai good corporate governance masih sangat menarik untuk diteliti.Dalam penelitian ini pengukuran good
corporate governance diproksikan ke dalam tiga hal, yaitu proporsi kepemilikan institusional, jumlah komite audit, dan proporsi dewan
5
komisaris.Pinjaman yang diperoleh dari bank merupakan fokus dari penelitian ini, karena bank memiliki peranan yang berbeda dari investor
atau kreditor lainnya. Dimana aktivitas bank diatur dan diawasi dengan peraturan-peraturan yang dibuat oleh regulator khusus. Dalam hal ini, Bank
sentral merupakan regulator yang dimaksud. Adanya pendapat dari Diamond 1984 yang mengatakan bahwa
bank memiliki lebih banyak keuntungan daripada pihak lain dalam memproduksi dan mentransfer informasi.Selain itu, bank juga menyediakan
kegiatan pemantauan yang lebih dekat daripada pemegang obligasi.Akibat dari pandangan ini adalah bahwa pinjaman bank berbeda dari utang publik,
karena bank lebih banyak mengetahui tentang prospek perusahaan daripada investor lain. Hal ini dapat memberikan bukti bahwa pengungkapan
pinjaman bank memberikan lebih banyak informasi daripada pengungkapan pinjaman publik.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penelitian ini
mengambil judul “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Cost of Bank Loans pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI” . Penelitian ini akan meneliti mengenai cost of
bankloans pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
6
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah yang dibuat oleh peneliti adalah :
1. Apakah proporsi kepemilikan institusional berpengaruh terhadap cost of bank loans?
2. Apakah jumlah komite audit berpengaruh terhadap cost of bank loans? 3. Apakah proporsi dewan komisaris independen berpengaruh terhadap
cost of bank loans?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk : 1. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh proporsi kepemilikan
institusional terhadap cost of bank loans pada perusahaan. 2. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh jumlah komite audit terhadap
cost of bank loans pada perusahaan. 3. Menganalisis dan menjelaskan pengaruh proporsi dewan independen
komisaris terhadap cost of bank loans pada perusahaan.
7
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti Diharapkan mampu menambah pengetahuan dan wawasan yang lebih
dalam mengenai pengaruh good corporate governance terhadap cost of bank loan.
2. Bagi para akademis Dapat digunakan sebagai bahan acuan dan landasan bagi pihak-pihak
yang melakukan penelitian dengan tema yang sama di masa yang akan datang, serta sebagai penambah khasanah baca bagi mahasiswa.
3. Bagi perusahaan Menyampaikan bahwa penerapan good corporate governance sangat
penting, dimana dapat mengurangi risiko gagal bayar perusahaan 4. Bagi calon investor dan kreditor
Memberikan referensi terhadap para investor dan kreditor, dalam hal ini dikhususkan pada bank yang termasuk dalam kriteria pemberi
pinjaman.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA