Electrical capacitance Landasan Teori Kerangka Konsep

d. Cahaya terstruktur structured light

e. Electrical capacitance

f. Mikroskop elektron dan photogrametry Gambar 1. Profile meter Alat pengukuran tanpa sentuhan memiliki keterbatasan, yaitu alat pengukuran yang mengandalkan penggunaan optik tidak dapat mengukur kekasaran yang lebih kecil dari frekuensi panjang gelombang yang digunakan alat tersebut. Keterbatasan ini dapat menyulitkan untuk mengukur kekasaran dengan akurat bahkan pada benda yang umum, karena kekasaran benda yang diukur mungkin lebih kecil daripada panjang gelombang cahaya. 51 Metode sentuhan dapat dilakukan pada pengukuran dua dan tiga dimensi. Pada pengukuran dua dimensi, stylus biasanya mengikuti suatu garis lurus di atas suatu permukaan yang rata atau suatu garis lengkung mengelilingi suatu permukaan silindris. Panjang perjalanan stylus disebut panjang pengukuran measurement length , sedangkan pengukuran tiga dimensi, stylus diaplikasikan untuk meneliti scan suatu daerah dua dimensi di atas suatu permukaan. 51 2.4 Penyerapan Air 2.4.1 Pengertian Penyerapan air bahan resin merupakan proses difusi yang dikontrol. Molekul air menyebar ke polimer selama perendaman di dalam air atau saliva dan menjangkau permukaan matriks polimer. Penyerapan air dapat terjadi disebabkan perlekatan molekul air pada permukaan bahan dan terjadi proses absorpsi atau ikatan ke dalam bahan tersebut. 52 Menurut spesifikasi ADA American Dental Association No. 12, jika dilakukan uji penyerapan air pada suatu bahan polimer maka setelah perendaman, berdasarkan luas permukaannya, pengukuran berat yang bertambah tidak boleh melebihi 0,8 mgcm 2 . 47 Menurut International Standarts Organization ISO No. 1567, berdasarkan volumenya, nilai penyerapan air harus lebih kecil dari 32 µgmm 3 . 1,15,24,25,52

2.4.2 Alat Uji dan Cara Pengukuran

Daya serap air pada basis gigitiruan dapat diukur dengan menggunakan timbangan digital. Prosedur standart ISO untuk mengukur besarnya nilai penyerapan air, basis gigitiruan didesikasi dengan menggunakan alat desikator selama 24 jam. Desikasi adalah pengeringan suatu bahan atau benda dengan menggunakan alat desikator sehingga bahan atau benda yang didesikasi akan mengalami pengurangan berat dan diperoleh berat bahan atau benda yang sebenarnya. Kemudian basis gigitiruan ditimbang dengan timbangan digital diperoleh berat sebelum perendaman M1, basis direndam dalam larutan akuades selama 7 hari dengan suhu 37°C dan ditimbang kembali sehingga diperoleh berat sesudah perendaman M2. Basis yang sudah direndam dikeringkan lalu ditimbang M3. Penyerapan air dihitung berdasarkan volumenya dengan menggunakan rumus ISO, yaitu: 25,37 Water sorption W sp = M2 – M3 V Keterangan: Water sorption W sp = nilai penyerapan air µgmm 3 M2 = berat setelah perendaman µg M3 = berat setelah perendaman dan dikeringkan dengan desikator µg V = volume suatu bahan mm 3 = luas permukaan x tebal tinggi = �� 2 x t 2.5 Serat Kaca 2.5.1 Pengertian Serat kaca adalah material berbentuk serabut-serabut yang sangat halus yang mengandung bahan kaca. 30 Bahan ini sering digunakan karena merupakan material dengan ketahanan terhadap bahan kimia yang kuat, kekuatan dan fleksibilitas yang baik, ringan serta mudah dimanipulasi. 5,10,19,21,29,31-34 Ada beberapa macam jenis serat kaca, antara lain serat kaca jenis E-glass, S- glass, R-glass, V-glass, dan Cemfil. 10,31,32 Serat kaca E-glass adalah jenis serat yang paling banyak digunakan, karena transparansinya yang sangat baik bila dibandingkan dengan serat lain dan dapat dengan mudah disesuaikan dengan bentuk dan ukuran yang diperlukan. 10,32

2.5.2 Komposisi

Serat kaca umumnya mengandung komposisi sebagai berikut: 26,53 1. SiO 2 = 53-55 2. CaO = 20-24 3. Al 2 O 3 = 14-16 4. B 2 O 3 = 6-9 5. MgO = 3,3 6. Na 2 O = 0.3 7. K 2 O = 0,2 8. Fe 2 O 3 = 0,3 9. F 2 = 0,3 Silikon dioksida SiO 2 atau silika merupakan komponen utama dalam serat kaca yang merupakan gabungan dari polimer SiO 2 n . Komponen ini memiliki titik leleh yang tinggi yaitu sekitar 2000 C dan kekakuan serta kekuatan yang tinggi, sehingga serat kaca banyak digunakan sebagai bahan penguat. 53

2.5.3 Bentuk

Bentuk serat kaca yang dapat ditambahkan ke dalam resin akrilik sebagai penguat adalah bentuk batang, anyaman dan potongan kecil. 30

2.5.3.1 Bentuk Batang

Serat kaca berbentuk batang terbuat dari serat kaca continous undirectional yang terdiri atas 1.000-200.000 serabut serat kaca yang diameternya adalah 3-25 µm. Serat kaca berbentuk batang dapat ditambahkan ke dalam resin akrilik polimerisasi panas sebagai penguat karena posisi serat yang perpendikular dan disusun sepanjang basis gigitiruan. Posisi serat yang sedemikian rupa akan meningkatkan kekuatan basis gigitiruan. 54 Penggunaan serat berbentuk batang sebagai penguat mempunyai kerugian yaitu ikatan adhesi antara serat kaca terhadap bahan basis gigitiruan tidak kuat. Hal ini telah dibuktikan secara mikroskopik dari gambaran mikroskop. Secara mikroskopik akan terlihat adanya celah atau void antara serat kaca dengan resin akrilik yang membuktikan bahwa ikatan antara serat kaca dan bahan basis gigitiruan tidak adekuat serta sulitnya pendistribusian serat berbentuk batang pada bagian yang lemah pada gigitiruan. 5,55 Gambar 2. Serat kaca bentuk batang

2.5.3.2 Bentuk Anyaman

Penggunaan serat kaca dengan bentuk anyaman dapat meningkatkan kekuatan bahan basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas. Peningkatan kekuatan bahan basis yang diperkuat serat kaca bentuk anyaman bukan disebabkan oleh kekuatan dari serat kaca itu sendiri saja, tetapi peningkatan kekuatan tersebut berasal dari besarnya kuantitas dan diameter dari bentuk anyaman serat kaca. Serat kaca berbentuk anyaman mempunyai kekuatan yang lebih rendah dari serat berbentuk batang serta serat ini dapat keluar pada permukaan basis gigitiruan dan menyebabkan iritasi pada jaringan mukosa rongga mulut. 56 Gambar 3. Serat kaca bentuk anyaman

2.5.3.3 Bentuk Potongan Kecil

Serat kaca bentuk potongan kecil merupakan bentuk serat yang paling sering digunakan sebagai penguat bahan basis gigitiruan. Hal ini disebabkan karena serat kaca potongan kecil memiliki ikatan adhesi yang yang baik dengan matriks polimer. Serat kaca potongan kecil juga dapat tersebar secara merata dalam bahan basis gigitiruan. 5 Gambar 4. Serat kaca bentuk potongan kecil

2.5.4 Manipulasi dan Mekanisme

Penambahan serat kaca pada basis gigitiruan dapat meningkatkan kekuatan impak, kekuatan transversal, modulus elastisitas, daya tahan terhadap fraktur dan kekasaran permukaan. 19,21,29,36 Serat kaca memiliki beberapa keuntungan seperti mudah dimanipulasi, biokompatibel, tidak bersifat karsinogenik, memiliki estetis yang baik, dan memiliki modulus elastisitas yang tinggi serta dapat berikatan baik dengan matriks polimer. Serat kaca merupakan bahan yang paling cocok untuk digunakan pada kedokteran gigi karena estetisnya baik. 5,10,19,21,29,31-34 Hasil adhesi yang optimal antara serat kaca dan matriks polimer dapat dicapai dengan menambahkan silane coupling agent yang secara kimia mengikat serat kaca dan matriks polimer menjadi lebih kuat sehingga tercapai densitas yang optimal. 5,21,26- 28,34-36 Bahan silane coupling agent yang paling sering digunakan adalah organosilanes [3-methacryloxypropyltrimethoxysilane γ- MPS] sebagai bahan adhesif untuk meningkatkan interaksi antar molekul pada matriks polimer. Kegunannya adalah untuk meningkatkan sifat mekanis dan sifat fisis resin, serta untuk menyingkirkan air pada permukaan serat kaca. Ketika serat kaca dilapisi silane coupling agent dan dikeringkan, air disingkirkan sehingga terbentuk siloxane bridge dan terjadi reaksi kondensasi antara silanol dan permukaan serat kaca. Tanpa lapisan silane ikatan tersebut akan rusak disebabkan air masuk ke dalam resin dan akan terjadi proses readsorpsi pada permukaan serat kaca. 28,36,37 Gurbuz dkk. 2005 yang mengutip pendapat Ladizesky dkk. bahwa kandungan serat yang tinggi akan mengurangi nilai penyerapan air sebesar 25. 27 Hasil penelitian Sitorus Z 2012 menunjukkan bahwa nilai penyerapan air yang terendah terdapat pada resin akrilik polimerisasi panas RAPP dengan penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 6 mm sedangkan nilai penyerapan air yang tertinggi terdapat pada RAPP tanpa penambahan serat kaca. 30 Gurbuz dkk. 2005 meneliti penyerapan air pada bahan resin akrilik yang ditambahkan serat kaca yang disilanisasi dan yang tidak disilanisasi dengan konsentrasi serat kaca 5, 10, 15 dan 20. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok yang disilanisasi dan yang tidak disilanisasi. 27 Ariyani 2013 menemukan bahwa nilai penyerapan air yang terendah terdapat pada nilon termoplastik dengan penambahan serat kaca 1,5 sedangkan nilai penyerapan air yang tertinggi terdapat pada nilon termoplastik tanpa penambahan serat kaca. Hal ini menunjukkan semakin besar konsentrasi serat kaca yang ditambahkan maka nilai penyerapan air akan semakin kecil. 37 Lee SI dkk. 2001 menemukan bahwa RAPP yang ditambahkan serat kaca akan menyebabkan ekstrusinya serat-serat tersebut di atas permukaan basis gigitiruan. 36 Lee SI dkk. 2007 menemukan bahwa RAPP dengan penambahan serat kaca tidak menyebabkan ekstrusinya serat kaca diatas permukaan basis gigitiruan dan adanya kontak yang rapat antara RAPP dan serat kaca yang diobservasi melalui SEM, akan tetapi pada beberapa kasus ditemukan adanya celah antara RAPP dan serat kaca. Penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 3 mm dengan konsentrasi 9 akan menyebabkan kekasaran permukaan RAPP meningkat secara signifikan, menurut Lee SI karena sulitnya pencampuran RAPP dengan serat kaca sehingga meningkatkan kekasaran permukaan. 21 Zortuk M. 2008 menemukan bahwa penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 3 mm dengan konsentrasi lebih dari 2 akan meningkatkan kekasaran permukaan RAPP sedangkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan kekasaran permukaan RAPP pada penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 3 mm dengan konsentrasi 0,5 dan 1. 19 Peningkatan kekasaran permukaan pada bahan basis gigitiruan dipengaruhi oleh konsentrasi serat kaca yang ditambahkan dan ikatan kimia antara serat kaca dan matriks polimer. 19,21

2.6 Landasan Teori

Termoplastik 3 mm Bahan Basis Gigitiruan Logam Non-Logam Termoset Selulosa Resin Vinil Polikarbonat Polystyrene Nilon Sifat-sifat Manipulasi Komposisi Sifat biologis Sifat mekanis Sifat fisis Sifat kemis Kekasaran Permukaan Penyerapan Air Serat Kaca Jenis Bentuk E-glass S-glass Batang anyaman Potongan kecil Resin Akrilik polietilen Karbon Aramid Silane Coupling Agent 6 mm 9 mm Penyerapan Air ↑ Kekasaran Permukaan Titik leleh rendah  sulit dipoles Adanya ikatan amida  hidrofilik Kekurangan Volume Ukuran 0,5 1 1,5

2.7 Kerangka Konsep

Nilon Kekurangan Serat Kaca Jenis Bentuk Volume E-glass Potongan kecil 0,5 1,5 Nilon + Serat kaca + Silane Coupling Agent Mengurangi penyerapan air Siloxane bridge Adhesi antara serat kaca dengan matriks polimer Penyerapan air pada bahan basis gigitiruan berkurang Serat kaca ekstrusi ke permukaan basis gigitiruan Penyerapan Air ↑ Kekasaran Permukaan Titik leleh rendah  sulit dipoles Adanya ikatan amida  hidrofilik 1 Kekasaran Permukaan Penyerapan air Reaksi kondensasi antara silanol dan permukaan serat kaca Terbentuk ikatan kovalen dipengaruhi Konsentrasi serat kaca yang ditambahkan Ikatan kimia antara serat kaca dengan matriks polimer Sifat fisis Kekasaran Penyerapan

2.8 Hipotesis Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Terhadap Penyerapan Air Dan Kekuatan Transversal Serta Modulus Elastisitas Bahan Basis Gigitiruan Nilon Termoplastik

12 129 95

Pengaruh Penambahan Serat Polietilen terhadap Kekasaran Permukaan dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

8 82 104

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Terhadap Kekasaran Permukaan Dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Nilon Termoplastik

1 1 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Basis Gigitiruan 2.1.1 Pengertian - Pengaruh Penambahan Serat Kaca Terhadap Kekasaran Permukaan Dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Nilon Termoplastik

0 1 19

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Penambahan Serat Kaca Terhadap Kekasaran Permukaan Dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Nilon Termoplastik

0 2 7

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Terhadap Kekasaran Permukaan Dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Nilon Termoplastik

0 5 16

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Terhadap Penyerapan Air Dan Kekuatan Transversal Serta Modulus Elastisitas Bahan Basis Gigitiruan Nilon Termoplastik

0 0 6

Pengaruh Penambahan Serat Kaca Terhadap Penyerapan Air Dan Kekuatan Transversal Serta Modulus Elastisitas Bahan Basis Gigitiruan Nilon Termoplastik

0 0 15

Pengaruh Penambahan Serat Polietilen terhadap Kekasaran Permukaan dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 6

Pengaruh Penambahan Serat Polietilen terhadap Kekasaran Permukaan dan Penyerapan Air Bahan Basis Gigitiruan Resin Akrilik Polimerisasi Panas

0 0 15