BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris.
3.2 Sampel dan Besar Sampel Penelitian 3.2.1 Sampel Penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah nilon termoplastik tanpa penambahan serat kaca sebagai kelompok kontrol dan nilon termoplastik dengan penambahan serat kaca
potongan kecil ukuran 3 mm dengan konsentrasi 0,5, 1, dan 1,5. Uji kekasaran permukaan dan penyerapan air menggunakan sampel yang berasal dari model induk
yang terbuat dari logam berbentuk silindris dengan ukuran diameter 15 + 1 mm dan ketebalan 0,5 + 0,1 mm International Standarts Organization 4049.
37,57
Gambar 5. Bentuk dan ukuran sampel untuk uji kekasaran permukaan dan penyerapan air
37
3.2.2 Besar Sampel Penelitian
Besar sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus:
58
15 mm 0,5 mm
t – 1 r – 1
≥ 15
Keterangan: t: jumlah perlakuan
r: jumlah ulangan
Pada penelitian ini terdapat empat perlakuan, yaitu nilon termoplastik tanpa penambahan serat kaca, nilon termoplastik dengan penambahan serat kaca
konsentrasi 0,5, 1, dan 1,5. Jumlah r tiap kelompok dapat ditentukan sebagai berikut:
t-1 r-1 ≥ 15
4-1 r-1 ≥ 15
3r-1 ≥ 15
3r-3 ≥ 15
3r ≥ 15 + 3
r ≥ 183
r ≥ 6
Dari hasil diatas, jumlah sampel minimal untuk tiap kelompok adalah sebanyak 6 sampel dan pada penelitian ini diambil 8 sampel untuk masing-masing
perlakuan, maka jumlah sampel untuk empat kelompok adalah 32 sampel.
3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Klasifikasi Variabel Penelitian
3.3.1.1 Variabel Bebas
Nilon termoplastik: 1. Tanpa penambahan serat kaca
2. Penambahan serat kaca potongan kecil ukuran 3 mm yang telah disilanisasi dengan konsentrasi 0,5, 1, dan 1,5.
3.3.1.2 Variabel Terikat
1. Kekasaran permukaan
2. Penyerapan air
3.3.1.3 Variabel Terkendali 1. Ukuran sampel
2. Jenis dan berat nilon termoplastik yang digunakan 3. Jenis gips keras
4. Perbandingan adonan gips keras 5. Waktu pengadukan gips keras
6. Suhu pemanasan nilon termoplastik 7. Waktu pemanasan nilon termoplastik
8. Teknik pemolesan 9. Suhu perendaman sampel
10. Waktu perendaman sampel 11. Bentuk, ukuran, dan jumlah serat kaca
12. Teknik pencampuran serat kaca dan nilon termoplastik
3.3.2 Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi operasional variabel bebas
Variabel Bebas Definisi Operasional
Skala Ukur Alat Ukur
Nilon termoplastik
Bahan termoplastik yang melunak bila dipanaskan dan diproses menjadi basis
gigitiruan dengan sistem injeksi. -
- Serat kaca yang
disilanisasi Material berbentuk serabut - serabut
yang sangat halus mengandung bahan kaca yang dicampur dengan
silane coupling agent gamma methacryloxypropyltrimethoxysilane
MPS sebelum ditambahkan pada bahan nilon termoplastik. Jenis serat kaca yang
digunakan pada penelitian ini adalah E- glass
Cam Elyaf San A.S., Kocaeli, Turkey
berukuran 3 mm -
-
Tabel 2. Definisi operasional variabel terikat
Variabel Terikat Definisi Operasional
Skala Ukur Alat Ukur
Kekasaran permukaan
Ukuran ketidakteraturan dari permukaan yang telah diproses akhir
dan dipoles, dan diukur dengan satuan mikrometer µm
Rasio Profile meter
Penyerapan air Proses masuknya molekul air secara
difusi di antara rantai polimer yang akan mempengaruhi struktur kimia dari
nilon termoplastik µgmm
3
Rasio Timbangan
digital
Tabel 3. Definisi operasional variabel terkendali
Variabel Terkendali Definisi Operasional
Skala ukur Alat ukur
Ukuran sampel Sampel dengan ukuran diameter 15 +
1 mm dan ketebalan 0,5 + 0,1 mm berbentuk silindris
- Travelling
microscope Jenis bahan nilon
termoplastik Bioplast
poliamida 6 dengan berat 1,5 gr untuk 1 sampel
- Timbangan
digital Gips keras
Bahan yang digunakan untuk penanaman model induk dalam
pembentukan mold. Gips keras yang digunakan pada penelitian ini adalah
merk Moldano. -
-
Perbandingan adonan gips keras
Perbandingan antara jumlah gips keras dan air yang digunakan untuk
menanam sampel dalam kuvet, yaitu 100 gram gips keras : 30 ml air.
- Gelas ukur dan
timbangan Waktu pengadukan
gips keras Waktu yang dibutuhkan untuk
mengaduk gips selama 15 detik. -
Stopwatch Suhu pemanasan
nilon termoplastik Suhu yang digunakan untuk
melunakkan bahan nilon termoplastik pada alat furnace, yaitu 248,8 –
265,5°C. -
-
Waktu pemanasan nilon termoplastik
Lamanya pemanasan bahan nilon pada alat furnace, yaitu 10 menit
- Stopwatch
Teknik pemolesan Cara
pemolesan sampel agar diperoleh permukaan yang rata,
halus, dan mengkilat. Teknik pemolesan yang digunakan pada
penelitian ini adalah teknik pemolesan secara mekanis, yaitu
dengan cara sebagai berikut: sampel pada seluruh kelompok dihaluskan
dengan kertas pasir waterproof ukuran 800, 1000, dan 1200 yang
dipasangkan pada rotary grinder dengan air mengalir masing-masing
selama 3 menit dengan kecepatan 500 -
-
rpm, kemudian dilanjutkan dengan Scotch-Brite
brush yang dipasangkan pada
polishing motor dengan
kecepatan 500 rpm dan menggunakan coarse purnice
hingga mengkilat. Suhu perendaman
sampel Suhu yang digunakan untuk
merendam sampel ke dalam akuades, yaitu 37°C.
- -
Waktu perendaman sampel
Waktu yang digunakan untuk merendam sampel ke dalam akuades,
yaitu selama 7 hari. -
- Bentuk, ukuran, dan
jumlah serat kaca Bentuk serat kaca yang digunakan
pada penelitian ini adalah potongan kecil berukuran 3 mm.
Cara perhitungan berat serat kaca:
a. Kelompok tanpa penambahan serat kaca:
nilon termoplastik tanpa penambahan serat kaca
b. Kelompok dengan penambahan serat kaca
0,5: nilon termoplastik dengan penambahan serat
kaca 0,5 0,5 x 1,5 gr = 0,0075 gr
c. Kelompok dengan penambahan serat kaca 1:
nilon termoplastik dengan penambahan serat kaca 1
1 x 1,5 gr = 0,015 gr
d. Kelompok dengan penambahan serat kaca
1,5: nilon termoplastik dengan penambahan serat
kaca 1,5 1,5 x 1,5 gr = 0,0225 gr
- Timbangan
digital
Teknik pencampuran serat
kaca Mencampurkan serat kaca dengan
nilon lapis demi lapis, berselang- seling antara serat kaca dengan nilon
pada cartridge sebelum dimasukkan ke dalam furnace. Setelah nilon
mencair maka dilakukan pengadukan sebanyak satu kali putaran searah
jarum jam. -
-
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian 3.4.1 Tempat Penelitian
3.4.1.1 Tempat Pembuatan Sampel
1. Unit UJI Laboratorium Dental Fakultas Kedokteran Gigi USU
3.4.1.2 Tempat Pengujian Sampel
1. Laboratorium Computer Numerically Controlled CNC Teknik Mesin
Politeknik Medan
2. Laboratorium Mikrobiologi Farmasi USU
3.4.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2015
3.5 Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat Penelitian
1. Model induk dari logam berbentuk silindris dengan diameter 15 mm dengan ketebalan 0,5 mm
2. Injection flask 3. Mangkuk karet dan spatula
4. Lekron 5. Timbangan digital
6. Gelas ukur 7. Unit ultrasonik
8. Oven pemanas 9. Vibrator Pulsar 2 Filli Manfredi, Italy
10. Cartridge 11. Plugger
12. Furnace 13. Injector
14. Rotary grinder Metaserv, England
Gambar 6. Rotary grinder
15. Scotch-Brite brush 16. Portable Dental Engine Olympia, Japan
17. Straight handpiece 18. Mata bur fraser
19. Disc pemotong 20. Alat uji kekasaran permukaan Profile meter
21. Desikator Duran, Germany
Gambar 7. Desikator
3.5.2 Bahan Penelitian
1. Nilon termoplastik Bioplast, Japan
2. Serat kaca jenis E-glass bentuk potongan kecil dengan ukuran 3 mm Cam Elyaf San A.S., Kocaeli, Turkey
3. Gips keras Moldano, Germany 4. Malam spru
5. Akuades 6. Vaselin sebagai bahan separasi
7. Tinfoil 8. Cincin plastik
9. Silane coupling agent Ultradent 10. Kertas pasir waterproof ukuran 800, 1000, 1200
11. Coarse purnice
3.6 Cara Penelitian 3.6.1 Pembuatan Sampel Penelitian
Sampel yang dibuat untuk uji kekasaran permukaan dan penyerapan air terdiri dari empat kelompok yaitu:
- Nilon termoplastik yang tidak ditambah serat kaca sebagai kontrol kelompok A
- Nilon termoplastik yang ditambah serat kaca 0,5 kelompok B - Nilon termoplastik yang ditambah serat kaca 1 kelompok C
- Nilon termoplastik yang ditambah serat kaca 1,5 kelompok D
3.6.1.1 Pembuatan Sampel Nilon Termoplastik Kelompok tanpa Penambahan Serat Kaca
1. Penanaman model induk pada kuvet bawah a. Siapkan kuvet khusus untuk injection moulding
b. Kuvet diolesi dengan bahan separasi vaselin c. Membuat adonan gips dalam mangkuk karet dengan perbandingan 100
gram gips keras : 30 ml air
d. Adonan diaduk dengan spatula hingga homogen dan dituang ke kuvet bawah yang telah disiapkan di atas vibrator
e. Model induk diletakkan pada adonan gips yang mulai mengeras dimana satu kuvet berisi delapan model induk Gambar 8
f. Diamkan selama 20 menit hingga gips mengeras
Gambar 8. Penanaman model induk pada kuvet bawah
2. Pemasangan spru dan pengisian kuvet atas a. Setelah gips mengeras, spru sebagai jalan masuk bahan dilekatkan pada tepi
model induk dengan menggunakan malam Gambar 9 b. Spru yang berlebihan dibuang dengan lekron
c. Setelah model induk dipasang spru, oleskan vaselin pada permukaan gips, model induk, dan kuvet atas
d. Kuvet atas dipasang di atas kuvet bawah dan dikunci hingga rapat e. Membuat adonan gips dalam mangkuk karet dengan perbandingan 100
gram gips keras : 30 ml air f. Adonan di aduk dengan spatula hingga homogen
g. Kuvet diletakkan diatas vibrator dengan posisi vertikal dan vibrator dijalankan
h. Adonan gips dituang ke dalam kuvet melalui salah satu lubang pengisian pada kuvet hingga adonan keluar dari lubang lainnya
i. Diamkan selama 60 menit hingga gips mengeras
Gambar 9. Pemasangan malam spru
3. Pengangkatan model induk dan pembuangan spru a. Kunci kuvet dibuka dan kuvet dipisahkan
b. Model induk diangkat dari gips dengan menggunakan lekron c. Kuvet dipasangkan kembali, kemudian dipanaskan dalam air mendidih
selama 15 menit untuk membuang spru d. Kuvet dibuka dan disiram dengan air mendidih hingga tidak ada lagi sisa
spru pada gips
4. Injeksi bahan nilon termoplastik ke dalam mold a. Kuvet dipasangkan kembali dan dikunci
b. Cartridge untuk injeksi disiapkan, kemudian letakkan tinfoil yang telah dipotong berbentuk lingkaran pada dasar cartridge Gambar 10
c. Bahan nilon termoplastik ditimbang sebanyak 12 gram dengan menggunakan timbangan digital dan dimasukkan dalam cartridge
d. Cartridge berisi bahan nilon termoplastik ditempatkan dalam furnace untuk melunakkan bahan nilon termoplastik dengan suhu 248,8-265,5°C selama 10 menit
Gambar 11 e. Setelah bahan nilon termoplastik meleleh seluruhnya, lapisi plugger
penutup cartridge dengan cincin plastik dan tempatkan pada cartridge f. Cartridge berisi bahan nilon termoplastik yang telah dipanaskan dipasang di
atas kuvet dan kuvet dipasang pada alat injector g. Bahan nilon termoplastik diinjeksikan ke dalam kuvet Gambar 12
h. Biarkan di bawah tekanan selama 3 menit, lepaskan dari alat injector dan biarkan selama 30 menit hingga mengeras
Gambar 10. Nilon termoplastik di dalam cartridge
Gambar 11. Cartridge dimasukkan ke dalam furnace
Gambar 12. Nilon termoplastik diinjeksikan ke dalam kuvet
5. Penyelesaian akhir dan pemolesan a. Sampel dikeluarkan dari kuvet dan dirapikan dengan fraser bur untuk
menghilangkan bagian yang tajam Gambar 13 b. Permukaan sampel dihaluskan dengan kertas pasir waterproof ukuran 800,
1000, dan 1200 yang dipasangkan pada rotary grinder dengan air mengalir masing- masing selama 5 menit dengan kecepatan 500 rpm. Untuk mencegah terlepasnya
sampel pada saat pemolesan maka sampel diletakkan pada pemegang sampel yang terbuat dari stainless steel
c. Pemolesan dilanjutkan dengan Scotch-Brite brush yang dipasangkan pada polishing motor
dengan kecepatan 500 rpm dan menggunakan coarse purnice hingga mengkilat
Gambar 13. Sampel dikeluarkan dari kuvet
3.6.1.2 Pembuatan Sampel Nilon Termoplastik dengan Penambahan Serat Kaca 0,5, 1, dan 1,5
Tahap pembuatan kelompok serat kaca 0,5, 1, dan 1,5 mulai dari penanaman model induk pada kuvet bawah sampai pengangkatan model induk dan
pembuangan spru sama dengan kelompok tanpa penambahan serat kaca. Pada kelompok dengan penambahan serat kaca 0,5, 1, dan 1,5 dilanjutkan dengan
tahap pencampuran serat kaca dengan nilon termoplastik. Teknik pencampuran serat kaca dengan nilon termoplastik adalah:
a. Serat kaca ditimbang sebanyak 0,5 dari berat nilon termoplastik 0,0075 gr untuk kelompok dengan penambahan serat kaca 0,5 dan 1 0,015 gr dari
berat nilon termoplastik untuk kelompok dengan penambahan serat kaca 1 serta
1,5 0,0225 gr dari berat nilon termoplastik untuk kelompok dengan penambahan serat kaca 1,5
b. Serat kaca dimasukkan dalam cairan silane coupling agent Gamma – methacrylopropytrimethoxysilane
MPS
Gambar 14. Silane coupling agent
c. Serat kaca dikeringkan dengan suhu kamar selama 40 menit dan kemudian dimasukkan ke dalam oven pemanas selama 1 jam pada suhu 115°C sebelum
dimasukkan ke dalam nilon termoplastik d. Nilon termoplastik ditimbang dengan timbangan digital sebanyak 12 gram,
kemudian dimasukkan ke dalam suatu wadah e. Nilon termoplastik dimasukkan ke dalam cartridge, kemudian masukkan
sedikit serat kaca, setelah itu masukkan kembali nilon kemudian letakkan lagi serat kaca diatasnya, begitu seterusnya sampai bahan nilon dan serat kaca berada di dalam
cartridge seluruhnya. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar serat kaca tercampur
merata pada bahan nilon termoplastik f. Cartridge berisi bahan nilon termoplastik ditempatkan dalam furnace untuk
melunakkan bahan nilon termoplastik dengan suhu 248,8-265,5°C selama 10 menit
g. Pada saat bahan nilon termoplastik mulai mencair dilakukan pengadukan sebanyak satu kali searah putaran jarum jam
h. Setelah bahan nilon termoplastik meleleh seluruhnya, lapisi plugger penutup cartridge dengan cincin plastik dan tempatkan pada cartridge
i. Cartridge berisi bahan nilon termoplastik yang telah dipanaskan diatas kuvet dan kuvet dipasangkan pada alat injector
j. Bahan nilon termoplastik diinjeksikan ke dalam kuvet k. Biarkan di bawah tekanan selama 3 menit, lepaskan dari alat injector dan
biarkan selama 30 menit hingga mengeras Selanjutnya sampel dilakukan penyelesaian akhir dan pemolesan sama seperti
yang dilakukan pada kelompok tanpa penambahan serat kaca.
Gambar 15. Sampel nilon termoplastik setelah penyelesaian akhir dan pemolesan
3.6.2 Pengukuran Kekasaran Permukaan
1. Alat profile meter dikalibrasi 2. Sampel diletakkan di atas meja sejajar alat profile meter dan alat profile
meter dijalankan
3. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali pada permukaan sampel yang dipoles. Pengukuran pertama dimulai dari salah satu tepi permukaan sampel yang
telah ditandai dengan spidol, kemudian alat dijalankan dan membentuk suatu garis lurus melewati titik tengah sampel. Setelah hasil pengukuran pertama dicatat, sampel
diputar 90° dan alat dijalankan sehingga garis pengukuran kedua tegak lurus dengan garis pengukuran pertama. Hasil pengukuran kedua dicatat dan rata-rata dari kedua
hasil pengukuran dihitung dan dicatat dengan satuan µm.
Gambar 16. Proses pengukuran kekasaran permukaan
3.6.3 Pengukuran Penyerapan Air
1. Sampel yang telah dipoles disimpan dalam sebuah desikator pada suhu 37°C selama 24 jam untuk tujuan desikasi dan menghindari sampel berkontak dengan
kelembaban luar 2. Proses desikasi diulang hingga sampel mengalami penurunan berat tidak
melebihi 0,5 mg dalam periode 24 jam 3. Setelah itu, sampel dikeluarkan dan ditimbang pada timbangan digital untuk
mengetahui berat sampel sebelum direndam M1 4. Sampel dari bahan basis gigitiruan nilon termoplastik direndam dalam
akuades dan disimpan dalam inkubator selama 7 hari pada suhu 37°C 5. Setelah direndam selama 7 hari, sampel dikeluarkan dari air dan
dibersihkan dengan kain bersih dan kering, kemudian sampel dibiarkan di udara terbuka selama 15 detik. Setelah 1 menit, sampel ditimbang kembali M2
6. Sampel dimasukkan kembali ke dalam desikator sampai dicatat berat yang konstan. Setelah berat sampel konstan maka sampel ditimbang kembali M3
7. Pengukuran nilai penyerapan air adalah berdasarkan rumus berikut:
25,37
Keterangan: Water sorption
W
sp
= nilai penyerapan air µgmm
3
M2 = besar sampel setelah perendaman µg
M3 = besar sampel setelah perendaman dan setelah
dikeringkan dengan desikator µg V
= volume sampel mm
3
Gambar 17. Pengukuran penyerapan air dengan menggunakan
timbangan digital Water sorption
W
sp
= M2 – M3
3.7 Kerangka Operasional Penelitian
Model induk dari logam Penanaman model induk pada kuvet bawah
Pemasangan spru Kuvet atas dipasangkan dengan kuvet bawah dan dikunci dengan rapat
Pengisian kuvet atas Pengangkatan model induk dan pembuangan spru
Mold
Cartridge berisi bahan nilon termoplastik dimasukkan ke furnace selama 10 menit pada suhu 248,8-265,5°C
Injeksi bahan nilon termoplastik ke dalam mold Proses akhirpemolesan
Pengukuran kekasaran permukaan Pengukuran penyerapan air
Pengumpulan data Analisis data
Hasil Serat kaca dimasukkan dalam cairan silane coupling agent lalu dikeringkan sebelum
dimasukkan dalam nilon termoplastik Pencampuran serat kaca dengan nilon termoplastik pada cartridge
Kelompok tanpa penambahan serat
kaca Kelompok dengan
penambahan serat kaca 0,5
Kelompok dengan penambahan serat
kaca 1
Sampel nilon termoplastik Kelompok dengan
penambahan serat kaca 1,5
3.8 Analisis Data
Data dianalisis secara statistik dengan menggunakan: 1. Analisis Univarian untuk mengetahui nilai rata-rata dan standar deviasi
masing-masing kelompok. 2. Uji ANOVA satu arah untuk mengetahui pengaruh penambahan serat kaca
pada bahan basis gigitiruan nilon termoplastik terhadap kekasaran permukaan dan penyerapan air.
3. Uji LSD untuk mengetahui pasangan perlakuan mana yang bermakna antar kelompok yang diberi perlakuan.
BAB 4 HASIL PENELITIAN
4.1 Kekasaran Permukaan Bahan Basis Gigitiruan Nilon
Termoplastik tanpa dan dengan Penambahan Serat Kaca Potongan Kecil Ukuran 3 mm dengan Konsentrasi 0,5, 1, dan
1,5
Nilai kekasaran permukaan bahan basis gigitiruan nilon termoplastik tanpa dan dengan penambahan serat kaca pada penelitian ini diperoleh dengan
menggunakan alat profile meter. Hasil penelitian menunjukkan nilai kekasaran permukaan yang terkecil pada kelompok A adalah 0,355 µm dan nilai yang terbesar
adalah 0,470 µm. Nilai kekasaran permukaan yang terkecil pada kelompok B adalah 0,660 µm dan nilai yang terbesar adalah 0,825 µm. Nilai kekasaran permukaan yang
terkecil pada kelompok C adalah 0,770 µm dan nilai yang terbesar adalah 0,970 µm. Nilai kekasaran permukaan yang terkecil pada kelompok D adalah 1,135 µm dan nilai
yang terbesar adalah 1,700 µm Tabel 4. Nilai rerata kekasaran permukaan dianalisis dengan uji Univarian. Nilai rerata
kekasaran permukaan pada kelompok A adalah 0,407 µm dengan standar deviasi sebesar 0,040. Nilai rerata kekasaran permukaan pada kelompok B adalah 0,748 µm
dengan standar deviasi sebesar 0,063. Nilai rerata kekasaran permukaan pada kelompok C adalah 0,851 µm dengan standar deviasi sebesar 0,068. Nilai rerata
kekasaran permukaan pada kelompok D adalah 1,343 µm dengan standar deviasi sebesar 0,183 Tabel 4.