Pasar Modern TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pasar Modern

Pasar modern adalah pasar yang dikelola dengan manajemen modern, umumnya terdapat dikawasan perkotaan, sebagai penyedia barang dan jasa dengan mutu dan pelayanan yang baik kepada konsumen umumnya anggota masyarakat kelas menengah keatas. Dalam PP No.112 Tahun 2007 pasar adalah adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plaza, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pusat perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang: Penataan pusat perbelanjaan dan toko modern dalam PP No.112 Tahun 2007 adalah: a Lokasi pendirian Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern wajib mengacu pada rencana tata ruang wilayah KabupatenKota, dan rencana detail tata ruang KabupatenKota, termasuk peraturan zonasinya. b Batasan luas lantai penjualan Toko Modern adalah sebagai berikut: • Minimarket, kurang dari 400 m2 • Supermarket, 400 m2 empat ratus meter persegi sampai dengan 5.000 m2 lima ribu meter per segi • Departement store, diatas 400 m2 • Perkulakan diatas 5.000 m2 c. Sistem penjualan dan jenis barang dagangan Toko Modern adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara • Minimarket, Supermarket dan Hypermarket menjual secara eceran barang konsumsi terutama produk makanan dan produk rumah tangga lainnya; • Department Store menjual secara eceran barang konsumsi utamanya produk sandang dan perlengkapannya dengan penataan barang berdasarkan jenis kelamin danatau tingkat usia konsumen • Perkulakan menjual secara grosir barang konsumsi. 2.2. Remaja danGaya Hidup 2.2.1. Pengertian remaja Istilah adolescence atau remaja berasal dari latin adolescene kata bendanya adolescenta yang berarti remaja yang tumbuh menjadi dewasa Hurlock, 2001. Pedoman umum remaja di Indonesia menggunakan batasan usia 17-24 tahun dan belum menikah Soetjiningsih, 2004. Adolescence artinya berangsur-angsur menuju kematangan secara fisik, akal, kejiwaan dan sosial serta emosional. Remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa remaja, yang sering kali remaja hadapkan pada situasi yang membingungkan, disatu pihak harus bertingkah laku seperti orang dewasa dan disisi lain belum bisa dikatakan dewasa Purwanto, 2004. Pertumbuhan masa pubertas pada remaja putri adalah terjadinya menarche menstruasi pertama kali. Hal ini menunjukkan bahwa organ reproduksi mulai matang. Apabila seks pranikah terjadi pada remaja putri dampak yang paling membahayakan yaitu kehamilan dan efek negatif dari kehamilan adalah aborsi. Universitas Sumatera Utara 2.1.2. Ciri-ciri Masa Remaja Masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan dengan periode sebelum dan sesudahnya, ciri-ciri tersebut antara lain: 1. Masa remaja sebagai masa yang penting. Adanya akibat yang langsung terhadap sikap dan tingkah laku serta akibat-akibat jangka panjangnya menjadikan periode remaja lebih penting daripada periode lainnya Al-Mighwar, 2006. Selain itu perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental, terutama pada awal remaja, yang semuanya perkembangan itu menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan membentuk sikap, nilai dan minat baru Hurlock, 2001. 2. Masa remaja sebagai masa peralihan. Peralihan tidak berarti terputus dengan apa yang terjadi sebelumnya, melainkan peralihan dari suatu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Artinya yang terjadi sebelumnya akan meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan datang Hurlock, 2001. Pada setiap periode peralihan, nampak ketidakjelasan status individu dan munculnya keraguan terhadap peranannya dalam masyarakat Al-Mighwar, 2006. 3. Masa remaja sebagai masa perubahan. Ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat, kalau perubahan fisik menurun maka perubahan perilaku dan sikap menurun juga Hurlock, 2001. 4. Masa remaja sebagai masa pencari identitas. Universitas Sumatera Utara Penyesuaian diri dengan standar kelompok dianggap jauh lebih penting bagi remaja daripada individualitas dan apabila tidak menyesuaikan kelompok maka remaja tersebut akan terusir dari kelompoknya Al-Mighwar, 2006. Tetapi lambat laun mereka mulai mencari identitas diri dan tidak puas lagi sama dengan teman-temannya dalam segala hal Hurlock, 2001. 5. Masa remaja sebagai usia bermasalah. Masalah pada masa remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh remaja laki-laki maupun remaja perempuan Hurlock, 2001 dan banyak remaja menyadari bahwa penyelesaian yang ditempuhnya sendiri tidak selalu sesuai dengan harapan mereka Al-Mighwar, 2006. 2.1.3. Pengertian gaya hidup Giddens ingin menunjukkan gaya hidup ini tidak lagi masuk pada wilayah kelompok tertentu saja, tetapi hampir semua bagian kehidupan. Paham ideologis gaya hidup telah menggantikan nilai-nilai kultural, yang tadinya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup, menjadi gaya, menjadi bagian keseharian yang menjadi tanda, bahwa pecinta gaya ini ada serta menandai identitas kelompok pecinta gaya yang muncul sebagai akibat dukungan media http:id.wikipedia.Giddeswikigaya hidup, tgl 20-10-10, pkl 14.00. Dalam pandangan Giddens yang menyatakan gaya hidup telah dikorupsi oleh konsumerisme, menunjukkan kebutuhan tentang gaya ini menjadi tidak wajar dan dibuat-buat. Pada opsi ini, konsumerisme termaknai sebagai gaya hidup yang boros dan bergaya hidup pada peningkatan pembelian barang-barang yang secara teori bukan hanya untuk kebutuhan pokok melainkan karena kesenagangan saja. Alasan membeli barang Universitas Sumatera Utara sebagai kesenangan karena paham atau gaya hidup yang menganggap barang-barang mewah sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana seseorang membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya. Berbagai upaya yang dilakukan pasar modern dalam menarik minat remaja untuk berkunjung ke pasar modern adalah dengan menyediakan berbagai macam fasilitas pendukung untuk membuat para remaja merasa nyaman berkunjung ke Pasar Modern. Adapun fasilitas pendukung yang disediakan oleh pihak manajemen Pasar Modern adalah pendigin udara yang sejuk, tersedianya tangga berjalan escalator dan lift di masing- masing lantai. Disamping itu, pihak manajemen Pasar Modern juga menyediakan berbagai fasilitas yang lain seperti adanya jaringan Free Wi-Fi di setiap restoran yang dapat digunakan para remaja dalam mengakses internet secara gratis. http www.psikologi.comremajaTambunan.htm 301009 Dunia periklanan merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh pihak Manajemen pasar modern didalam mempromosikan barang-barang yang terdapat di pasar modern. Dimana iklan tersebut biasanya menggunakan model selebritis dalam memperkenalkan produk ke Masyarakat. Hal ini sangat mempengaruhi pandangan masyarakat khususnya para remaja dalam hal produk. Remaja akan tertarik dan merasa bangga mengunakan produk yang dikenalkan oleh selebritis tersebut. Hal inilah yang membangun trend dan gaya hidup remaja dalam berbelanja di Pasar Modern Universitas Sumatera Utara Weber 2004 mengemukakan bahwa persamaan status dinyatakan dengan gaya hidup. Di bidang pergaulan gaya hidup ini dapat berwujud pembatasan terhadap pergaulan erat dengan orang yang statusnya lebih rendah.Damsar,2002. Iklan gaya hidup merupakan salah satu bentuk gaya hidup, dimana dalam masyarakat berbagai perusahaan para individu semuanya terobsesi dengan citra. Menurut pendapat Amstrong dalam Nugraheni, 2003 gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau mempergunakan barang-barang dan jasa. Lebih lanjut Amstrong dalam Nugraheni, 2003 menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu internal dan faktor yang berasal dari luar eksternal. Faktor internal yaitu sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan persepsi Nugraheni, 2003 dengan penjelasannya sebagai berikut : 1. Sikap. Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan dan lingkungan sosialnya. 2. Pengalaman dan pengamatan. Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat membentuk pandangan terhadap suatu objek. Universitas Sumatera Utara 3. Kepribadian. Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku dari setiap individu. 4. Konsep diri . Faktor lain yang menentukan kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya. 5. Motif. Perilaku individu muncul karena adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada gaya hidup hedonis. 6. Persepsi. Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk suatu gambar yang berarti mengenai dunia. Adapun faktor eksternal luar dijelaskan oleh Nugraheni 2003 sebagai berikut: 1. Kelompok referensi. Kelompok referensi adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. 2. Keluarga. Keluarga memegang peranan terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu. 3. Kelas sosial. Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun dalam sebuah urutan Universitas Sumatera Utara jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan status dan peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan, prestise hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. 4. Kebudayaan. Kebudayaan yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, meliputi ciri-ciri polapikir, merasakan dan bertindak.

2.2. Modernisasi