4.3.2 Kadar Nitrogen Oksida NOx dalam gas buang
Data hasil pengujian kadar nitrogen oksida NOx dari gas buang hasil pembakaran bahan bakar solar maupun biodiesel B-10, B-30 dan B-50 dapat
dilihat pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Kadar Nitrogen Oksida NOx dalam gas buang
Beban kg
Putaran rpm
Kadar NOx ppm Solar
Biodiesel B-10
Biodiesel B-30
Biodiesel B-50
10
1000 8
6 5
3 1400
5 5
4 2
1800 6
4 3
2 2200
4 3
2 2
2600 4
2 1
1 2800
4 2
1 1
25
1000 8
7 6
4 1400
6 5
4 4
1800 7
6 5
4 2200
6 5
5 3
2600 5
4 3
2 2800
4 3
2 1
Pada pembebanan 10 kg Tabel 4.10, nilai kadar nitrogen oksida NOx dalam gas buang terendah yang terjadi pada pengujian dengan menggunakan
bahan bakar biodiesel B-10, B-30 dan B-50 pada putaran 2600 rpm dan 2800 rpm yaitu 1 sd 2 ppm. Sedangkan nilai kadar nitrogen oksida NOx dalam gas
buang tertinggi terjadi pada putaran1000 rpm yaitu 3 sd 6 ppm. Pada pembebanan 25 kg Tabel 4.10, nilai kadar nitrogen oksida NOx
dalam gas buang terendah yang terjadi pada pengujian dengan menggunakan bahan bakar biodiesel B-10, B-30 dan B-50 pada putaran 2800 rpm yaitu
sebesar 1 sd 3 ppm. Sedangkan nilai kadar nitrogen oksida NOx dalam gas buang tertinggi terjadi pada putaran 1000 rpm yaitu sebesar 4 sd 7 ppm.
Perbandingan nilai kadar nitrogen oksida NOx dalam gas buang untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada
Gambar 4.10.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.10. Grafik Kadar Nitrogen Oksida NOx vs Putaran
Dari gambar 4.10 dapat dilihat kadar NOx pada bahan bakar biodiesel B-10, B-30 dan B-50 lebih rendah daripada menggunakan bahan bakar solar.
Maka bahan bakar biodiesel B-10, B-30 dan B-50 lebih baik daripada bahan bakar solar karena dapat mengurangi polusi udara dan ramah lingkungan.
4.3.3 Kadar Unburned Hidro Carbon UHC dalam gas buang
Data hasil pengujian kadar unburned hidro carbon UHC dari gas buang hasil pembakaran bahan bakar solar maupun biodiesel B-10, B-30 dan B-50
dapat dilihat pada Tabel 4.11.
1 2
3 4
5 6
7 8
9
1000 1400
1800 2200
2600 2800
N O
x ppm
Putaran rpm
Kadar NOx Vs Putaran
Beban 10 kg
Solar Biodiesel B-10
Biodiesel B-30 Biodiesel B-50
Beban 25 kg
Solar Biodiesel B-10
Biodiesel B-30 Biodiesel B-50
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11. Kadar Unburned Hidro Carbon UHC dalam gas buang
Beban kg
Putaran rpm
Kadar UHC ppm Solar
Biodiesel B-10
Biodiesel B-30
Biodiesel B-50
10
1000 7
7 6
5 1400
8 6
5 4
1800 12
10 9
8 2200
15 11
10 9
2600 18
14 12
10 2800
21 16
14 12
25
1000 6
5 5
4 1400
8 7
7 6
1800 13
12 11
10 2200
18 13
12 12
2600 21
16 16
14 2800
21 18
18 16
Pada pembebanan 10 kg Tabel 4.11, nilai kadar unburned hidro carbon UHC dalam gas buang terendah yang terjadi pada pengujian dengan
menggunakan bahan bakar biodiesel B-10, B-30 dan B-50 pada putaran 1400 rpm yaitu sebesar 6 ppm, 5 ppm dan 4 ppm. Sedangkan nilai kadar unburned
hidro carbon UHC dalam gas buang tertinggi terjadi pada putaran 2800 rpm sebesar 16 ppm, 14 ppm dan 12 ppm.
Pada pembebanan 25 kg Tabel 4.11, nilai kadar unburned hidro carbon UHC dalam gas buang terendah yang terjadi pada pengujian dengan
menggunakan bahan bakar biodiesel B-10, B-30 dan B-50 pada putaran 1000 rpm yaitu sebesar 5 ppm, 5 ppm dan 4 ppm. Sedangkan nilai kadar unburned
hidro carbon UHC dalam gas buang tertinggi pada putaran 2800 rpm yaitu sebesar 18 ppm, 18 ppm dan 16 ppm.
Perbandingan nilai kadar unburned hidro carbon UHC dalam gas buang untuk masing-masing pengujian pada setiap variasi beban dan putaran dapat
dilihat pada Gambar 4.11.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.11. Grafik Kadar UHC vs Putaran
Dari gambar 4.11 dapat dilihat kadar Unburned Hidro Carbon UHC bahan bakar biodiesel B-10, B-30 dan B-50 lebih kecil daripada
menggunakan bahan bakar solar. Karena pada bahan bakar biodiesel B-10, B-30 dan B-50 mengandung oksigen yang terikat langsung pada bahan bakar
biodiesel. Oksigen ini akan mempengaruhi campuran lokal udara bahan bakar sehingga lebih mudah terbakar. Dan dapat digunakan pada truk-truk pengangkut
yang membawa beban berat, mesin genset dan juga kendaraan bermesin diesel lainnya karena dapat mengurangi polusi udara dan ramah lingkungan.
4.3.4 Kadar Carbon Dioksida CO