BAB III DESKRIPSI UPACARA PENERIMAAN SAKRAMEN KRISMA
3.1 Pengertian dan Tujuan Upacara Penerimaan Sakramen Krisma
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa upacara penerimaan sakramen krisma adalah pendewasaan iman yang dilakukan oleh seorang
Katolik yang telah melewati dua 2 jenjang sakramen yang harus dilewati terlebih dahulu yaitu sakramen permandian babtis dan sakramen ekaristi.
Sakramen krisma adalah suatu tanda rahmat Allah yang dicurahkan kepada
setiap orang melalui Roh kudus. Pendewasaan iman dalam artian adalah dimana seseorang yang menerima sakramen krisma akan lebih dewasa dalam imannya dan
lebih bertanggung jawab akan iman dan kepercayaannya sendiri. Seseorang yang menerima sakramen krisma haruslah ber umur 15 tahun keatas, dikarenakan bahwa
pada usia 15 tahun mereka diajak untuk lebih dewasa akan iman mereka sendiri tanpa ada pengaruh dari orang lain.
3.2 Tempat Upacara
Upacara penerimaan Sakramen krisma dilakukan di gereja Katolik Santo Diego Martoba Paroki Pasar Merah Medan. Upacara ini dilakukan karena kebutuhan gereja
akan banyaknya umat gereja yang ingin menerima sakramen krisma untuk pendewasaan akan iman umat yang ingin menerima sakramen krisma.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Pelaksanaan Upacara
Pelaksanaan upacara penerimaan sakramen krisma dilaksanakan pada hari minggu yang ditentukan oleh rapat dewan gereja dan disetujui oleh Pastor paroki dan
Bapak Uskup. Penerimaan sakramen ini dilakukan menurut kebutuhan akan umat setempat dan tak ada yang membuat patokan harus berapa kali setahun dan berapa
kali sebulan. Akan tetapi menurut kebiasaan dan kebutuhan umat penerimaan sakramen ini dilakukan empat 4 atau lima 5 tahun sekali.
3.4 Peralatan dan Perlengkapan Upacara
Adapun peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam upacara yaitu: 1.
Dupa dan wiruk ; Dupa dan bahan wangi-wangian dipakai dalam liturgi sebagai tanda penghormatan kepada Allah juga pemberkatan dan pengudusan.
Juga sebagai simbol ungkapan doa yang melalui asap yang membumbung tinggi ke atas yang dihunjukkan kepada Allah.
2. Minyak Krisma ; minyak yang terbuat dari pohon zaitun. Dalam liturgi
dibedakan tiga macam minyak urapan yaitu :1 Oleum Infirmorum untuk orang sakit, 2 Oleum Catechumenorum untuk katekumen imamat dan 3
Sanctum Oleum atau Chrisma untuk krisma. Minyak Sanctum Oleum adalah minyak yang dipakai oleh Bapak Uskup untuk dibubuhkan kedahi para
krismawan.
Universitas Sumatera Utara
3. Piala dan patena ; merupakan tempat roti dan anggur yang memiliki tujuan
dan fungsi untuk melayani perayaan misteri Tuhan, seperti menyimpan dan melindungi Tubuh dan Darah Kristus dalam ekaristi.
4. Roti dan Anggur ; adalah Tubuh dan Darah Kristus, makanan dan minuman
yang memberikan kehidupan. Para krismawan menerima roti dan anggur sekaligus dengan cara mencelupkan roti kedalam anggur.
5. Air Suci ; air yang diberkati yang memiliki makna simbolis untuk
mengungkapkan pembersihan dosa dan penganugerahan keselamatan dan hidup baru. Air suci ini digunakan dalam perayaan untuk memerciki seluruh
umat. 6.
Lonceng dan gong ; peralatan yang dibunyikan pada saat pemecahan roti dan anggur yang merupakan tanda kehadiran Tuhan. Lonceng dan gong ini
dibunyikan oleh putra-putri altar pada saat Bapak Uskup mengangkat roti dan anggur, dalam perayaan ekaristi.
7. Lilin ; sumber cahaya yang dipandang sebagai karunia Allah yang
memberikan kehidupan dan pembersihan diri manusia. Lilin dibawa oleh putra-putri altar pada saat masuk kedalam gereja dan diletakkan di meja altar,
lilin juga dipakai untuk pembacaan injil di podium yang khusus digunakan untuk membacakan injil.
8. Alat musik Batak Toba ; seperangkat alat musik yang terdiri dari: taganing,
sulim, sarune, dan gong. Alat musik ini digunakan untuk mengiringi lagu-lagu tertentu dan mengiringi tor-tor dalam upacara penerimaan sakramen krisma.
Universitas Sumatera Utara
3.5 Pendukung Upacara