Definisi Operasional Variabel Analisis Data

3.7 Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur yaitu intensi prososial pustakawan X sebagai variabel bebas independent variable dan kepuasan pengguna Y sebagai variabel terikat dependent variable. Sebagai upaya pemahaman terhadap variabel penelitian maka penulis mendefinisikan operasional dari masing-masing variabel sebagai berikut: 1. Variabel Intensi Prososial Pustakawan X Intensi prososial pustakawan adalah niat atau hasrat dari individu untuk melakukan tindakan yang cenderung lebih menguntungkan orang lain sesuai dengan norma sosial yang berlaku. Dengan indikatornya antara lain: situasional situational, nilai-nilai pribadi dan norma personal values and norms, dan empati empathy. 2. Variabel Kepuasan Pengguna Y Kepuasan pengguna adalah perasaan senang atau kecewa pengguna jasa perpustakaan yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja hasil suatu produk dan harapan-harapannya. Dengan indikatornya antara lain penggunaan perpustakaan secara berulang-ulang, menginformasikan kepada pengguna lain, dan terpenuhinya harapan pengguna. Pengukuran variabel intensi prososial pustakawan dan kepuasan pengguna dilakukan dengan menggunakan ukuran skala Likert’s.

3.8 Analisis Data

Teknik analisi data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif bertujuan untuk menganalisis data dengan cara menggambarkan data yang telah diterkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku umum. Dalam mendeskripsikan data, setiap hasil pertanyaan akan diolah sehingga menghasilkan deskripsi jabawan dalam bentuk tabulasi. Universitas SUmatera Utara 1. Uji Korelasi Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan uji korelasi yang menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson , yaitu:     2 2 y x r xy xy Keterangan : xy r = Koefisien Korelasi Pearson x y = jumlah dari x kali y Arikunto, 2002: 146 Setelah diperoleh hasil perhitungan koefisien korelasi dari rumus Pearson maka dapat ditentukan bagaimana hubungan antara intensi prososial pustakawan variabel X dengan kepuasan pengguna variabel Y pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah BAPERASDA Propinsi Sumatera Utara. Untuk menentukan bagaimana hubungan antara kedua variabel tersebut penulis berpedoman kapada pendapat Irianto 2004: 141 yang mengelompokkan korelasi menjadi tiga, yaitu: 1. Korelasi positif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati +1 atau sama dengan +1. Ini berarti bahwa setiap kenaikan skornilai pada variabel X akan diikuti dengan kenaikan skornilai variabel Y. Sebaiknya, jika variabel X mengalami penurunan, maka akan diikuti dengan penurunan variabel Y. 2. Korelasi negatif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati -1 atau sama dengan -1. Ini berarti bahwa setiap kenaikan skornilai pada variabel X akan diikuti dengan penurunan skornilai variabel Y. Sebaliknya, jika variabel X mengalami turun, maka akan diikuti dengan naik variabel Y. 3. Tidak ada korelasi, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati 0 atau sama dengan 0. Hal ini berarti bahwa naik turunnya skornilai satu variabel tidak mempunyai kaitan dengan naik turunnya skornilai variabel lainnya. Apabila skornilai variabel X naik tidak diikuti dengan naik atau turunnya skornilai variabel Y, demikian sebaliknya. Hasil perhitungan korelasi bergerak antara -1 sampai dengan +1. Jadi jika ada hasil perhitungan korelasi lebih besar daripada +1 atau kurang dari -1, maka penghitungan tersebut terjadi kesalahan. Untuk mengukur kedekatan korelasi antara variabel intensi prososial pustakawan dengan kepuasan pengguna Universitas SUmatera Utara digunakan koefisien korelasi, yang disimbolkan dengan ‘r’ dengan kategori sebagai berikut: Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat sekali Sumber: Sugiyono, 2002: 149 Untuk mengukur korelasi Product Moment memerlukan bobot, maka setiap jawaban yang diberikan responden dari setiap indikator pertanyaan akan digunakan sistem skor skala Likert’s dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jawaban “a” mempunyai nilai 4 b. Jawaban “b” mempunyai nilai 3 c. Jawaban “c” mempunyai nilai 2 d. Jawaban “d” mempunyai nilai 1 2. Uji Hipotesis Setelah diperoleh nilai korelasi dari variabel X dan variabel Y, langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis. Uji hipotesis dalam penelitian ini adalah pengujian data secara statistik. Tujuanya adalah untuk mengetahui apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak. Irianto 2004: 98 menyatakan bahwa: “Setiap problem yang akan dipecahkan selalu mendukung dua pengertian jabawan, dengan demikian maka kita akan menghadapi dua macam hipotesis. Hipotesis yang akan kita hadapi adalah: 1. H Hipotesis nol yang memperdiksikan bahwa tidak adanya perbedaan antara suatu kondisi dengan kondisi lainnya. 2. H a Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif yang memprediksikan adanya perbedaan antara suatu kondisi dengan kondisi lainnya”. Prosedur dalam pengujian hipotesis dibuat untuk mentes menguji kredibilitas H . Hal ini berarti bahwa dalam pengujian hipotesis kita akan menguji H , bukan menguji H a , walaupun hipotesis yang dikembangkan melalui kajian teoritis adalah H a . Oleh karena itu, jika H ternyata terbukti kebenarannya, maka kita akan menolak H a . Sebaliknya, apabila H tidak terbukti kebenarannya maka kita harus menolak H dan menerima H a . Universitas SUmatera Utara Untuk menguji apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak dilakukan uji signifikansi. Menurut Sugiyono 2006: 185 bahwa “Uji signifikan korelasi Product Moment dapat dilakukan secara praktis, yaitu tidak perlu menghitung, tetapi dengan cara mengkonsultasikan nilai r pada tabel r Product Moment terlebih dahulu ditentukan nilai α taraf kesalahan. Taraf kesalahan yang peneliti tentukan adalah sebesar 5. Setelah diperoleh nilai r tabel dari tabel r Product Moment, langkah selanjutnya adalah menentukan rumusan atau formula untuk mendapatkan apakah H a diterima atau H o ditolak atau sebaliknya. Untuk itu dilakukan uji hipotesis dengan membandingkan nilai rh dengan rt. Dalam hal ini, hipotesis teoritis harus dijadikan hipotesis kerja yaitu: 1. Apabila r hitung rh ≤ r tabel rt = H diterima dan H a ditolak. 2. Apabila r hitung Rh ≥ r tabel Rt = H ditolak dan H a diterima. Sugiyono, 2006: 185 3. Uji Koefisien Determinasi Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kemampuan varian dari variabel independen X menjelaskan variabel dependen Y, maka dilakukan uji koefisien determinasi. Menurut Subagyo 2004: 166, “Koefisien determinasi menunjukkan persentase perubahan nilai variabel terikat yang disebabkan oleh perubahan nilai variabel bebas, sisanya dipengaruhi oleh perubahan faktor lain”. Untuk menghitung koefisien determinasi dapat dilakukan dengan cara mengkuadratkan nilai r hitung. Universitas SUmatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Responden

Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini adalah angket. Adapun jumlah pernyataan seluruhnya adalah 15 butir pernyataan yang terdiri dari 12 butir untuk variabel X dan 3 butir untuk variabel Y. Sebagaimana tujuan dari penelitian ini, angket disebar kepada responden yang berisikan pernyataan-pernyataan mengenai Hubungan Intensi Prososial Pustakawan dengan Kepuasan Pengguna pada Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah BAPERASDA Propinsi Sumatera Utara.

4.1.1 Asal Status Responden

Untuk mengetahui karakeristik responden berdasarkan status yang ada di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah BAPERASDA Propinsi Sumatera Utara dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini: Tabel - 3: Komposisi Responden Berdasarkan Status No Populasi Jumlah Persentase 1 SMU 40 11,4 2 Mahasiswa 268 76,1 3 Umum 44 12,5 Jumlah 352 100 Dari data pada tabel 3 dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak adalah berstatus mahasiswa yaitu sebanyak 268 responden 76,1, sedangkan yang paling sedikit adalah berstatus SMU yaitu sebanyak 40 responden 11,4. 4.2 Analisis Deskriptif 4.2.1 Tanggapan Responden Terhadap Intensi Prososial Pustakawan Variabel intensi prososial pustakawan ini diukur berdasarkan indikator situasional situational, nilai-nilai pribadi dan norma personal values and Universitas SUmatera Utara