Persediaan a. Pengertian Persediaan

xxvi

2. Persediaan a. Pengertian Persediaan

Persediaan merupakan harta yang sangat penting dalam operasi perusahaan, baik dalam jumlah maupun peranannya yang secara terus menerus dapat diperoleh, dirubah dan kemudian dapat dijual kembali. Persediaan sangat penting bagi perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Persediaan diperlukan dalam rangka menciptakan penjualan, dan penjualan diperlukan untuk menghasilkan laba. Manfaat utama dari pembentukan persediaan adalah terlindunginya perusahaan dari kejadian dan gangguan yang tidak terduga dalam bisnis. Sebagai contoh, pemogokan tiba-tiba oleh karyawan pemasok bisa menghentikan proses produksi sebuah perusahaan manufaktur atau dapat merugikan penjualan perusahaan dagang. Kata persediaan secara umum ditujukan untuk barang-barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang, baik berupa usaha grosir maupun eceran, ketika barang-barang tersebut dibeli dan ada kondisi siap untuk dijual. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, dalam PSAK No. 14 2007:14,1 persediaan adalah: a. Tersedianya untuk dijual dalam kegiatan usaha normal. b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan. c. Dalam bentuk atau perlengkapan supplies untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa. Universitas Sumatera Utara xxvii Sedangkan menurut Soemarso 2002:384, “Persediaan adalah barang barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali”. Yang termasuk dalam persediaan adalah barang-barang yang akan digunakan untuk proses produksi selanjutnya. Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara continue diperoleh atau diproduksi maupun dijual. Menurut Rangkuti 2004:3, juga mengatakan bahwa “Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus menerus diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali. Jadi secara tegas dapat disimpulkan bahwa yang dinamakan persediaan itu adalah semua barang berwujud milik perusahaan yang ditujukan untuk dijual kembali kepada pihak lain dalam kegiatan usaha normal perusahaan, baik yang secara langsung dijual, maupun yang akan diolah lebih dahulu baru kemudian dijual.

b. Jenis-Jenis Persediaan