Metode Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam. Pertama, data primer yang diperoleh dari observasi lapang, wawancara semi-struktural, survei kualitatif, survei kuantitatif, dan diskusi terarah dengan aktor lokal. Kedua, data skunder berupa dokumen-dokumen terkait topik penelitian dan data time series, yang didapatkan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, FKMT, dan lembaga terkait lainnya. Sebagaimana dikatakan oleh Daniel et al. 2006 1 bahwa penelitian tidak bisa dilakukan secara serampangan. Penelitian harus mempunyai rencana yang terinci, menggunakan metode ilmiah yang sudah ada, dan dilakukan secara terbuka dan obyektif. Oleh karena itu, perlu disusun langkah-langkah sistematis dalam penelitian, khususnya pada tahap pengumpulan data, di mana pada tahap ini peneliti akan terlibat dan berinteraksi langsung dengan sampel penelitian dan masyarakat local. Langkah-langkah yang disusun dalam pengumpulan data mengikuti metode Rapid Rural Appraisal yang dipadu dengan metode survei. Adapun langkah-langkah tersebut disajikan pada skema berikut ini. Gambar 3.2 Skema Pengumpulan Data Pertemuan Awal Pembudidaya, DKP Sidoarjo, Penyuluh, Informan Kunci, FKMT Survei Kualitatif DKP Sidoarjo, Informan Kunci, FKMT, Pelaku Rantai Pasok Wawancara Informan Kunci FKMT – Pembudidaya – Pengolah – Organisasi Pembudidaya Survei Kuantitatif Pembudidaya 240 orang Pertemuan Akhir Validasi Hasil Survei Pembudidaya, DKP Sidoarjo, Penyuluh, Informan Kunci, FKMT, Aktor Rantai Pasok Adapun tahap-tahap pengumpulan data di atas akan dijelaskan sebagai berikut: 1 Pertemuan Awal Langkah awal yang dilakukan adalah menghubungi dan menemui para aktor yang terlibat dalam setiap sektor untuk memperkenalkan kegiatan penelitian khususnya studi lapang dan menjelaskan tujuan serta metodologi penelitian secara formal. Demi mencapai tujuan tersebut, sebuah pertemuan dengan menghadirkan pembudidaya, agen perantara middle-men, organisasi pembudidaya, pegawai Dinas, ahli produk, anggota Tim Ahli Indikasi Geografis TAIG, serta pegawai pemerintah lokal yang terkait akan diselenggarakan di Sidoarjo. Tahap ini juga berguna untuk mendapatkan informasi mengenai informan kunci untuk berkonsultasi. 2 Wawancara Informan Kunci Setelah studi lapang secara resmi diperkenalkan, langkah kedua bertujuan untuk menginvestigasi beberapa aktor kunci untuk memahami masalah dari produk dan rantai pasok. Pada tahap ini, tujuan utama adalah untuk mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang keragaman aktor, struktur rantai pasok, sistem organisasi rantai pasok, operasional rantai pasok, dan juga evolusi rantai pasok. Responden yang dipilih adalah aktor lokal, tidak hanya tergantung pada peran mereka, tetapi juga pada pengetahuan dan pengalaman mereka dalam sektornya. Tahap ini memungkinkan juga untuk mendapatkan informasi mengenai aspek sejarah ikan bandeng di Kabupaten Sidoarjo, program- program pemerintah, dan lokasi area produksi. 3 Survei Kualitatif Setelah survei dengan informan kunci selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah pengumpulan data kualitatif tentang ikan bandeng. Tujuan tahap ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai keragaman praktek budidaya dan pembudidaya. Poin-poin yang didiskusikan meliputi aspek berikut ini: • Kekhasan produk dan kaitannya dengan pengaruh dari daerah teritorialnya • Aspek sejarah dari sistem produksi dan rantai pasok • Karakteristik sistem-sistem produksi dengan fokus pada produk yang dipelajari sistem budidaya, manajemen budidaya, keunggulan dan kendala teknis • Tingkat organisasi pembudidaya terkait dengan produksi dan penjualan • Identifikasi saluran pemasaran pembudidaya, termasuk harganya. Selain itu, wawancara dengan organisasi pembudidaya memungkinkan untuk memperoleh informasi tentang tindakan kolektif dan tingkat koordinasi antara pembudidaya dengan aktor-aktor lain. Data yang dikumpulkan berkaitan dengan poin-poin berikut: • Konteks pendirian dan sejarah organisasi pembudidaya • Fungsi, misi dan aktivitas umum • Kepentingan organisasi terkait dengan pendaftaran Indikasi Geografis • Potensi dan kemampuan untuk mengintegrasikan pendaftaran Indikasi Geografis dan untuk merangsang tindakan kolektif. Survei kualitatif dengan aktor rantai pasok dilakukan dengan cara wawancara semi-struktural untuk mengumpulkan data kualitatif dan untuk mempelajari keragaman, interaksi, koordinasi dan peran spesifik dari setiap aktor. Aspek-aspek yang ditanyakan dalam wawancara antara lain: • Fungsi dari aktor dalam rantai pasok • Kuantitas penjualan produk, tipe pembeli dan penjual • Peluang bisnis dan harga • Jaringan dan hubungan dengan agen yang berbeda • Kontrol kualitas produk • Keaslian asal produk dan pengaruhnya dalam rantai pasok Wawancara dengan konsumen juga perlu dilakukan untuk mengetahui reputasi dari bandeng Sidoarjo, serta pola pembelian konsumen serta kesediaannya untuk membayar lebih tinggi bagi produk bandeng yang bersertifikasi Indikasi Geografis. Beberapa poin yang ditanyakan antara lain: • Macam konsumen lokal atau bukan • Frekuensi dan kuantitas pembelian • Tempat pembelian • Kriteria utama dalam memilih produk • Kriteria kualitas yang diharapkan • Kesediaan untuk membayarmembeli lebih willingness to pay more untuk produk bersertifikasi Indikasi Geografis jaminan keaslian 4 Survei Kuantitatif Survei kuantitatif pada pembudidaya dilaksanakan dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah menemukan 8 enumerator yang bertanggung jawab mewawancarai 30 pembudidaya untuk mencapai jumlah sampel sebanyak 240 orang. Penyuluh perikanan air payau dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sidoarjo akan dipilih untuk melakukan survei kuantitatif dengan pertimbangan bahwa penyuluh-penyuluh tersebut telah mengenal dengan baik kondisi lapang setempat dan pembudidaya yang akan diwawancarai sehingga bisa meminimalkan kendala teknis. Pilihan ini dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa penyuluh-penyuluh tersebut bersedia secara tenaga dan waktu, memiliki hubungan yang baik dengan pembudidaya, dan memiliki tingkat pengalaman dan pengetahuan teknis yang dirasa cukup mampu dalam menjalankan survei kuantitatif. Bagaimanapun juga, ada beberapa keterbatasan pada pilihan ini, yaitu beberapa pembudidaya tidak bisa memberikan semua informasi pada perwakilan dari pemerintah, khususnya data ekonomi. Lalu, ada resiko penyuluh memiliki subyektifitas pribadi dalam memilih responden. Namun kedua permasalahan tersebut dapat disikapi dengan memberikan penjelasan yang dapat diterima pembudidaya ketika pertemuan awal atau selama survei kualitatif dan memberikan penjelasan kepada penyuluh untuk mengenai pentingnya obyektifitas dalam pengumpulan data agar hasil penelitian juga obyektif. Setelah draft kuisioner diuji dengan beberapa pembudidaya, kemudian divalidasi untuk pembuatan kuisioner versi final, para enumerator dikumpulkan untuk sesi persiapan dalam menjelaskan isi survei maksud dan tujuan pertanyaan, untuk mengomunikasikan dan memvalidasi metode sampling pada daerah-daerah survei. Kemudian, sebuah pertemuan dengan para enumerator pada pertengahan durasi pelaksanaan survei kuantitatif juga dilaksanakan untuk mengetahui jalannya survei dan kesulitan-kesulitan yang dialami dalam pengumpulan data. Teknik survei dilakukan dengan cara door-to-door, di mana enumerator berkunjung ke desa-desa yang berbeda dalam wilayah kerjanya dan mendatangi pembudidaya secara acak untuk diwawancarai sampai mencapai target kuota sampel untuk masing-masing enumerator, yaitu 30 pembudidaya per kecamatan. 5 Pertemuan Akhir dan Validasi Hasil Survei Sebuah pertemuan akhir diselenggarakan di Kabupaten Sidoarjo dengan tujuan untuk mempresentasikan hasil survei pada semua aktor rantai pasok dan aktor lokal lainnya, dan untuk berdiskusi mengenai hasil survei tersebut sehingga bisa dilakukan validasi dan perbaikan. Acara ini juga merupakan momen penting untuk memperkuat kesadaran para pemangku kepentingan lokal mengenai implementasi Indikasi Geografis dan untuk menyajikan informasi mengenai tujuan penelitian sekali lagi. Pada akhirnya, tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan data selengkap dan sevalid mungkin sambil tetap menjalin hubungan baik dengan semua aktor lokal.

3.5 Metode Analisis Data