Gambaran Umum Daerah Penelitian

96

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian

Kabupaten Sidoarjo sebagai daerah penelitian ini memiliki beberapa kondisi yang berbeda dalam hal administratif, geografis, dan demografis. Beberapa informasi berikut ini besumber dari Buku Persyaratan Indikasi Geografis Bandeng Asap Sidoarjo 2013. 4.1.1 Kondisi Administratif Gambar 4.1 Peta Administratif Kabupaten Sidoarjo Secara administratif pemerintahan, Kabupaten Sidoarjo teridiri atas 18 kecamatan yang terbagi menjadi 322 desa dan 31 kelurahan. Berdasarkan kondisi air, kurang lebih seluas 22,04 wilayah Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah air asin yang tersebar di 8 kecamatan. Wilayah kecamatan dengan air asin terbesar berada di Kecamatan Sedati berbatasan langsung dengan laut, Kecamatan Jabon dan Kecamatan Sidoarjo. Umumnya wilayah tersebut relatif dekat dengan laut. Lima kecamatan lainnya, sebagian wilayahnya dipengaruhi oleh campuran air laut dan air tawar, sehingga merupakan daerah pertambakan air payau. Berdasarkan kondisi air tersebut, wilayah Kabupaten Sidoarjo sangat sesuai bagi pengembangan usaha pertambakan. Luas dan kondisi perairan tambak di 8 kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, yang bisa digunakan untuk produksi ikan bandeng sebagai bahan baku produk-produk berbasis Bandeng Sidoarjo disajikan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Distribusi Luas Tambak Pada Setiap Kecamatan Di Kabupaten Sidoarjo No. Kecamatan Luas Tambak Ha Kondisi Hidrologi 1 Waru 402 Berair payau 2 Sedati 4.101 Berair payau dan asin 3 Jabon 4.144 Berair payau dan asin 4 Tanggulangin 497 Berair payau dan tawar 5 Porong 496 Berair payau 6 Sidoarjo 3.128 Berair payau 7 Candi 1.032 Berair payau 8 Buduran 1.731 Berair payau Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sidoarjo, 2010 4.1.2 Kondisi Geografis Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112 05’ dan 112 09’ Bujur Timur dan antara 07 03’ dan 07 05’ Lintang Selatan. Batas wilayah kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut: • Sebelah utara : Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik; • Sebelah selatan : Kabupaten Pasuruan; • Sebelah timur : Selat Madura; • Sebelah barat : Kabupaten Mojokerto. Kabupaten Sidoarjo terletak pada ketinggian antara 0 – 25 meter di atas permukaan laut, bertopografi datar dan sebagian besar wilayahnya telah dimanfaatkan terutama untuk permukiman dan persawahan. Pembagian wilayah berdasarkan ketinggian untuk di Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut: a. Ketinggian 0 – 3 m dari permukaan laut, merupakan daerah pantai dan pertambakan yang berada di wilayah bagian timur dengan luas 29,99 , sebagian besar airnya payau. b. Ketinggian 3 – 10 m dari permukaan laut, merupakan daerah permukiman, perdagangan dan pemerintahan yang berada di wilayah bagian tengah dengan luas 40,81 , berair tawar. c. Ketinggian 10 – 25 m dari permukaan laut, merupakan daerah pertanian yang berada di wilayah bagian barat dengan luas 29,20 , berair tawar. Daerah air tawar, payau dan air asin mencapai luas 16.312,69 Ha. Kedalaman air tanah rata-rata 0 – 5 m dari permukaan tanah. Secara hidrologi, Kabupaten Sidoarjo terletak diantara dua aliran sungai, yaitu Kali Surabaya dan Kali Porong yang merupakan cabang dari Kali Brantas yang berhulu di Kabupaten Malang. Kabupaten Sidoarjo memiliki iklim tropis dengan dua musim, musim kemarau pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober dan musim hujan pada bulan November sampai bulan April. Temperatur berkisar antara 27 – 32 C. Hujan terjadi sepanjang tahun, hanya frekuensi terbanyak terjadi pada bulan Januari dan Maret. Data curah hujan dan hari hujan selama 5 tahun dari tahun 2008 sampai tahun 2012 dalam uraian per bulan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kabupaten Sidoarjo untuk wilayah budidaya ikan bandeng sebagai bahan baku berbagai produk olahan berbasis bandeng di Kabupaten Sidoarjo terdapat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Curah Hujan CH dan Hari Hujan HH Tahun 2008 Sampai Tahun 2012 di Wilayah Budidaya Bandeng Sebagai Bahan Baku Produk Berbasis Bandeng Sidoarjo Bulan Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 CH mm HH hari CH mm HH hari CH mm HH hari CH mm HH hari CH mm HH hari Jan 5160 230 325,9 263 22,6 17,3 13,5 13,6 17,1 22,1 Feb 4202 203 352,7 271 18,8 13,9 14 14,3 13,2 12,8 Mar 4626 225 385,4 196 16,1 12,5 21,6 18,6 12,6 12,5 Apr 1448 109 269,7 97 20,4 16,5 16,9 17,1 14,8 7,4 Mei 1000 48 400,9 152 13,8 9,8 23,2 7,7 8,9 6,4 Jun 59 14 323,6 67 12,1 5,7 3,2 1 26,9 1,6 Jul 453 22 14 4,3 6,7 0,9 Agu 30, 2,2 Sep 9,1 7,4 3,1 0,4 Okt 494 50 28,1 6,8 1,1 0,5 1,2 0,2 Nov 3075 195 213,8 38 16,1 8,8 21 9,3 8,5 3,9 Des 3967 277 271,2 105 12,1 13,7 20,8 14 17,3 15,3 Jumlah 24484 1373 2543,2 1189 213,4 118,9 145,1 97,4 120,5 82,2 Rata- rata 2040,3 114,42 211,9 99,08 17,78 9,91 12,09 8,12 10,04 6,85 Sumber: Buku Persyaratan Indikasi Geografis Bandeng Asap Sidoarjo, 2013 Secara keseluruhan jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Sidoarjo meliputi: • Alluvial kelabu seluas 6.236,37 Ha • Assosiasi alluvial kelabu dan alluvial coklat seluas 4.970,23 Ha • Alluvial hidromorf seluas 29.346,95 Ha • Gromosol kelabu tua seluas 870,70 Ha Pada umumnya di wilayah Kabupaten Sidoarjo, proses geomorfologis yang bekerja merupakan proses marin dan fluviomarin. Material penyusun bentuk lahan umumnya berupa material sedimen halus yang banyak mengandung debu dan liat. Tipe pasang surut airnya adalah campuran tipe diurnal dan semidiurnal. Berdasarkan hasil Laporan Akhir Rehabilitasi Ekosistem Mangrove tahun 2004, di Kabupaten Sidoarjo terdapat sekitar 15 jenis vegetasi mangrove yang umum dijumpai. Vegetasi inilah yang memengaruhi pelumpuran dan pengendapan tanah sehingga membentuk suatu lahan tambak baru. Berdasarkan informasi masyarakat, pelumpuran ini bisa mencapai 5 – 10 meter, yang oleh masyarakat Sidoarjo disebut sebagai Tambak Oloran. Vegetasi mangrove yang dominan adalah dari jenis api-api Avicennia, pidada Sonneratia, tinjang Rhizopora, jerujon Acanthus dan buta-buta Excoecaria. 4.1.3 Kondisi Demografis Masyarakat Kabupaten Sidoarjo sudah mengenal ikan bandeng sejak ratusan tahun yang lalu. Komoditas ini dibudidayakan secara turun temurun, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa faktor manusia akan berpengaruh terhadap kekhasan dan kualitas ikan bandeng sebagai bahan baku produk olahan berbasis ikan bandeng di Kabupaten Sidoarjo. Ikan bandeng yang diproduksi dari tambak di Kabupaten Sidoarjo tidak berbau lumpur. Kekhasan ikan bandeng dari wilayah Delta Sidoarjo timbul karena dalam mempersiapkan tambaknya, pembudidaya terbiasa melakukan pengeringan tanah dasar tambak sebelum dilakukan pemeliharaan bandeng. Cara pengeringan tambak dan pemeliharaan bandeng pada tambak yang dalam pada salinitas air payau atau air asin yang diwarisi secara turun temurun ini telah terbukti secara teknis dapat menjadikan klekap tumbuh dengan baik di dasar tambak dan tidak mudah terlepas dari substratnya. Klekap yang terlepas dari substratnya akan bercampur dengan lumpur, sehingga bila dimakan oleh ikan bandeng maka akan berpengaruh terhadap daging bandeng, yang akan berbau lumpur. Selain karena faktor teknik budidaya, kondisi alam daerah Delta Sidoarjo juga berperan dalam meniadakan bau lumpur dalam ikan bandeng yang diproduksi di daerah ini. Umumnya, bau lumpur pada ikan disebabkan oleh beberapa plankton Cyanobacteria, terutama dari genus Oscillatoria, Symloca, dan Lyngbia, yang menghasilkan geosmin. Apabila ikan tinggal di tempat yang kaya geosmin atau memakan plankton tersebut, dagingnya akan memiliki rasa lumpur. Tetapi plankton-plankton tersebut tidak ditemukan di daerah Delta Sidoarjo. Namun demikian, dalam prakteknya ada beberapa tipe sistem produksi yang dijalankan oleh pembudidaya ikan bandeng sesuai dengan karakteristik hidrologi dan strategi budidayanya. Dalam hal distribusi dan pemasaran ikan bandeng, ada beberapa pelaku rantai pasok yang terlibat di dalamnya. Para pembudidaya tambak biasa bekerja gotong royong dan saling membantu. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, para pembudidaya bergabung dalam Kelompok Pembudidaya. Pengolah Bandeng Asap Sidoarjo umumnya memiliki pengetahuan tentang pengolahan produk-produk berbasis ikan bandeng secara turun temurun. Setiap pengolah, biasanya memiliki pemasok tetap ikan bandeng sesuai ukuran yang dikehendaki. Peran pemasok ikan bandeng sangat pentig, baik untuk pemasaran ikan bandeng segar hasil produksi pembudidaya, maupun untuk menjamin kualitas produk-produk berbasis ikan bandeng yang dihasilkan oleh pengolah. Pemasaran produk-produk ini dilakukan oleh pengolah sendiri melalui warung dan toko-toko. Hubungan pemasaran tersebut merupakan hubungan kemitraan yang telah berlangsung lama dengan dasar saling mempercayai satu sama lain.

4.2 Sistem Produksi Ikan Bandeng di Kabupaten Sidoarjo