o. Kontraksi, yaitu gejala yang memperlihatkan adanya satu atau lebih fonem
yang dihilangkan. Kadang-kadang ada perubahan atau penggantian fonem. Misalnya: tidak adatiada, bahagianda baginda.
D. Diksi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat, diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan
gagasan sehingga diperoleh efek tertentu peperti yang diharapkan. Sedangkan dalam Kamus Linguistik karya Harimuti Kridalaksana, edisi keempat, diksi
diction adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karang-mengarang.
Gorys Keraf dalam bukunya Diksi dan Gaya Bahasa mengemukakan tiga pernyataan mengenai diksi atau pilihan kata. Pertama pilihan kata atau diksi
mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau
menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah adalah
kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai
cocok dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh
penguasaan sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu.
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan tinjauan pustaka yang peneliti lakukan, penelitian yang terkait dengan alih kode dan gejala bahasa bukan pertama kalinya dilakukan. Seperti
penelitian yang pernah dilakukan oleh Dedi Rohmadi, mahasiswa Universitas Sebelas Maret, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Jurusan Sastra Indonesia. Dedi
melakukan penelitian yang berjudul “Pemakaian Bahasa dalam Rubrik Celathu Butet pada Surat Kabar Suara Merdeka: Suatu Tinjauan Sosiolinguistik”. Dedi
dalam penelitiannya membahas tentang penggunan bahasa yang terjadi dalam