BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Setiap orang pasti akan mendefinisikan bahasa
dengan cara yang berbeda-beda berdasarkan dengan pendekatan teori yang mereka anut. Menurut teori struktural, bahasa dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem tanda arbitrer yang konvensional yang berkaitan dengan ciri sistem yang bersifat sistematik dan sistemik. Bersifat sistemik karena mengikuti ketentuan-
ketentuan atau kaidah-kaidah yang teratur dan bersifat sistematik karena bahasa itu sendiri merupakan suatu sistem atau subsistem-subsistem Soeparno, 2002: 1.
Setiap bangsa di dunia memiliki bahasanya masing-masing untuk memudahkan komunikasi antar sesama masyarakatnya. Bahasa-bahasa tersebut
memiliki sistem bahasa yang berbeda-beda. Sistem bahasa yang berbeda itu ditunjukkan dengan adanya tata bahasa yang berbeda-beda dari masing -masing
bahasa. Adanya sistem yang berbeda antara suatu bahasa dengan bahasa yang lainnya menunjukkan bahwa bahasa bersifat unik. Bahasa dikatakan bersifat unik
karena setiap bahasa mempunyai ciri khas yang tidak dimiliki oleh bahasa lainnya Chaer, 2003.
Mengingat betapa pentingnya peranan bahasa baik sebagai sarana komunikasi, sarana integrasi dan adaptasi, maupun yang paling penting adalah
sebagai sarana untuk memahami orang lain, maka banyak orang yang mempelajari bahasa dari negara-negara lain atau yang sering disebut sebagai bahasa asing.
Bahasa yang biasanya ingin dipelajari oleh seseorang adalah bahasa dari negara maju ataupun negara yang mempunyai pengaruh dalam dunia internasional, salah
satunya adalah negara dengan China bahasa Mandarinnya. Dewasa ini bahasa Mandarin menjadi bahasa asing yang banyak diminati
oleh orang Indonesia, baik pelajar, mahasiswa maupun orang biasa yang memang tertarik dengan Bahasa Mandarin. Dalam kepentingan selanjutnya, bahasa
Mandarin dipelajari sebagai ilmu bahasa yang digunakan untuk melanjutkan studi di Negara China atau sebagai pengantar bahasa pada perusahaan-perusahaan
China yang ada di luar negara China. Jadi, untuk memahami jalan pikiran orang China salah satunya adalah dengan cara memahami bahasa China Mandarin.
Penulis sebagai pembelajar bahasa Mandarin yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama atau bahasa ibu cukup mengalami hambatan
atau kesulitan. Hal ini terjadi dikarenakan perbedaan diantara kedua bahasa tersebut. Keinginan penulis untuk mengatasi hambatan atau kesulitan tersebut,
membuat penulis merasa tertarik untuk membahas salah satu jenis kalimat di dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia, serta mencoba untuk
membandingkannya di dalam karya tulis ini. Adapun jenis kalimat yang ingin penulis bandingkan adalah jenis kalimat imperatif bahasa Mandarin dengan
kalimat imperatif bahasa Indonesia yang ditinjau dari struktur dan makna, serta mencoba membahas perbedaan dan persamaan antara keduanya.
Alwi 2003:353 mengemukakan bahwa, “kalimat dalam bentuk sintaksisnya dibagi atas kalimat deklaratif, kalimat interogatif, Kalimat
eksklamatif, dan kalimat imperatif”. Kalimat deklaratif merupakan kalimat yang berbentuk pernyataan yang dapat berbentuk narasi, argumentasi, informasi, atau
deskripsi. Kalimat interogatif atau kalimat tanya pada dasarnya dibedakan dari tanda tanya yang menyertai kalimat tersebut. Kalimat eksklamatif isinya
menyatakan perasaan kagum dan heran. Sementara itu, kalimat imperatif ditekankan sepenuhnya terhadap perintah yang titik acuannya lebih kepada objek
yang dimaksud. Secara konstruksional, kalimat imperatif diawali dengan verba dasar yang
perannya lebih bersifat menyuruh seseorang, yang identik dengan aktifitas manusia untuk bertindak. Konstruksi kalimat imperatif bahasa Mandarin tentu
saja memiliki perbedaan dengan konstruksi kalimat imperatif bahasa Indonesia karena kedua bahasa tersebut memiliki sistem bahasa yang berbeda dan berasal
dari rumpun bahasa yang berbeda pula. Bahasa Mandarin merupakan bagian dari kelompok Thai-Cina dalam rumpun bahasa Sino-Tibet sedangkan, bahasa
Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia yang berasal dari varian Bahasa Melayu sebuah bahasa yang berasal dari rumpun Bahasa
Austronesia Poltak 2013: 25. Perbedaan itulah yang pada akhirnya akan menimbulkan kesulitan dan hambatan para pembelajar bahasa Mandarin
khususnya dalam menghasilkan kalimat imperatif. Dalam memahami kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam proses belajar
mengajar, terutama dalam pembelajaran bahasa Mandarin sebagai bahasa asing
diperlukan analisis kontrastif anakon. Tarigan 1992: 4 mengemukakan bahwa, “Analisis kontrastif, berupa prosedur kerja, adalah aktivitas atau kegiatan yang
mencoba membandingkan struktur bahasa pertama dengan struktur bahasa kedua untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan di antara kedua bahasa”. Perbedaan-
perbedaan antara dua bahasa, yang diperoleh dan dihasilkan melalui Analisis kontrastif, dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau
memprediksi kesulitan-kesulitan belajar berbahasa yang akan dihadapi para siswa, terlebih-lebih dalam belajar bahasa kedua .
Menurut Verhaar 2006: 257, semua bahasa memiliki siasat atau strategi untuk membuat orang yang disapa melakukan atau tidak melakukan sesuatu
sesuai dengan isi ujaran yang disampaikan pembicara seperti: Pergi lah dalam bahasa Indonesia dan 去 qù dalam bahasa Mandarin. Tuturan-tuturan tersebut
dikenal sebagai kalimat imperatif. Kadar tuturan dalam kalimat imperatif bisa bermacam-macam. Kalimat imperatif yang menyatakan perintah jelas memiliki
kadar tuturan yang lebih tinggi, sedangkan kalimat imperatif yang menyatakan permohonan mempunyai tuturan yang rendah. Tinggi rendahnya kadar tuturan
pada kalimat imperatif tersebut ditentukan oleh kewenangan otoritas serta keterlibatan kedua pembicara. Selain itu, tinggi rendahnya tuturan dalam kalimat
imperatif ditandai pula dengan adanya konstituen-konstituen tambahan yang berfungsi menghaluskan perintah, seperti adanya penggunaan partikel imperatif.
Wang Li Fang 2009 dalam elektrik jurnal e-jurnal nya yang berjudul “Contrastive Study on imperatives in English and Chinese” mengemukakan
bahwa “kalimat imperatif bahasa Mandarin dapat dibentuk dari tiga aspek yaitu 1
penggunaan subjek di dalam kalimat, 2 penggunaan kata kerja dalam kalimat dan 3 pengunaan partikel dalam pembentukan di dalam kalimat imperatif
bahasa Mandarin”. Berikut ini adalah salah satu contoh kalimat imperatif bahasa Mandarin
yang di ambil dari koran Xun Bao No. 142660 Sabtu, 7 Maret 2014 bagian dialog percakapan cerita pendek.
Contoh : 咱我
坐 吧
zán menw ǒ men
Zuò Ba
Kita Duduk
Ayo
Ayo kita duduk 咱 zán men adalah subjek orang kedua jamak yang mencakupi
pembicara dan pendengar dalam percakapan. 我 w ǒ men adalah subjek yang
dipakai dalam keadaan mencakupi pembicara dan pendengar atau tidak mencakupi pendengar yang mengandung arti “kita”, sedangkan subjek “kita”
dalam bahasa indonesia mengandung kedua arti tersebut. Subjek 咱 zán men harus muncul di dalam suatu kalimat imperatif bahasa Mandarin yang menyatakan
ajakan. Sedangkan, Alwi 2003: 353-354 mengunkapkan bahwa, kalimat
imperatif bahasa Indonesia memiliki ciri formal seperti berikut: intonasi yang ditandai nada rendah di akhir tuturan; pemakaian partikel penegas, penghalus dan
kata tugas ajakan, harapan, permohonan dan larangan; susunan inversi sehingga
urutannya menjadi tidak selalu terungkap predikat-subjek, jika diperlukan; dan pelaku tindakan tidak selalu terungkap. Kalimat imperatif bahasa indonesia yang
menyatakan ajakan atau permintaan selalu ditandai dengan kata “Ayolah atau “Mari lah”. Hal ini dapat dilihat dari salah satu contoh kalimat imperatif bahasa
Indonesia yang di ambil dari koran Analisa No.15025 Minggu, 22 Maret 2015 pada rubrik cerita pendek cerpen berikut ini.
1. Ayo lah kita masuk
Dengan berbagai siasat atau cara dalam memanifestasikan aktivitas memerintah, membuktikan bahwa kalimat imperatif dalam bahasa Mandarin dan
bahasa Indonesia menarik untuk dikaji lebih lanjut. Dipilihnya pengontrasan kalimat imperatif bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia dalam penelitian ini
karena kedua bahasa tersebut memiliki struktur bahasa yang berbeda dan sangat menarik dikaji lebih lanjut untuk mengetahui perbedaan-perbedaan apa saja yang
ada didalamnya, walaupun tak tertutup kemungkinan adanya persamaan ataupun kemiripan diantara kedua bahasa tersebut.
Koran merupakan salah satu alat komunikasi yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat untuk mendapatkan berbagai informasi yang relatif praktis dan
ekonomis.Informasi yang di peroleh dari koran juga dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mengembangkan baik bahasa Mandarin maupun bahasa Indonesia.
Walaupun penggunaaninternet sudah meluas tetapi koran tidak pernah ditinggalkan orang, terutama para lansia.Seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, maka perkembangan koran juga cukup pesat denganberbagai nama terbitan koran. Namun, koran yang penulis ambiluntuk
penelitian inadalah koranXun Bao untuk bahasa Mandarin dan koran Analisa untuk bahasa Indonesia.
Koran Xun Bao adalah salah satu koran terbitan kota Medan yang didalamnya menggunakan bahasa Mandarin dan penulisannya juga menggunakan
aksara China. Sebenarnya di Kota Medan ada kurang lebih 3 tiga jenis koran berbahasa Mandarin tetapi penulis memilih koran Xun Bao dikarenakan di dalam
koran ini terdapat cerita – cerita pendek yang ditulis oleh pengguna bahasa Mandarin. Sedangkan, koran Analisa merupakan koran berbahasa Indonesia yang
terbesar di kota Medan, yang terbit tujuh kali dalam seminggu serta memiliki edisi khusus rubrik cerita pendek yang terbit setiap minggunya.
Cerita pendek cerpen merupakan karangan fiktif yang isinya sebagian kehidupan seseorang atau juga kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang
berfokus pada suatu tokoh. Selain itu, cerita pendek cerpendapat memberikan kesan tunggal, yang sedemikian rupa yang dituangkan ke dalam dialog – dialog
tunggal. Di dalam dialog- dialog tersebut, penulis menemukan banyak kalimat- kalimat imperatif. Untuk itulah penulis merasa tertarik menjadikan koran sebagai
objek dari penelitianskripsi yang selanjutnya akan dijabarkan dalam bab pembahasan berdasarkan struktur kalimat imperatif bahasa Mandarin maupun
bahasa Indonesia. Kalimat-kalimat imperatif rubrik cerita pendek cerpen yang akan dibahas pada penelitian skripsi ini dimulai sejak tanggal 01 Maret 2015
sampai dengan tanggal 31 Maret 2015 selama satu bulan.
1.2 Batasan Masalah