Prinsip Dasar Keramik Drs. Tenang Ginting, MS

77 TINJAUAN TEORITIS

2.1 Prinsip Dasar Keramik

Keramik umumnya dapat dibuat dari bahan baku alam dan dapat diproses pembuatannya dengan cara pengendalian proses pembuatan hingga keramik tersebut memiliki sifat yang khas misalnya pada elektromagnetik, biokimia, filter optik dan lainnya. Kekuatan keramik dipengaruhi oleh bahan campuran sehingga keramik tergantung dari bahan baku dan bahan paduannya. Kekuatan dan ikatan keramik menyebabkan tingginya titik lebur, kerapuhan, daya tahan terhadap korosi, rendahnya konduktivitas termal, dan tingginya kekuatan kompressif dari material tersebut. Keramik secara umum dapat ditunjukan melalui rumus kimia dari senyawa: Ma Xc, Ma Nb Xc dimana M dan N dapat mewakili elemen logam dan X mewakili elemen nonlogam yang dapat membentuk senyawa stabil dengan logam. Tanda X biasanya diwakili oleh O oksigen, tetapi boleh juga oleh Cl, C, N, dan S. Keramik yang paling biasa misalnya SiO 2 , Al 2 O 3 , CaO, Na 2 O, TiC, UO 2 , PbS, Mg Si O 3 dan lain lain. Keramik berbeda dengan logam bila ditinjau dari strukturnya yang lebih rumit dibanding logam. Beberapa hal yang penting dari keramik dan logam dinyatakan sebagai berikut: a. Logam mempunyai konduksi panas dan listrik yang lebih baik daripada keramik yang dalam kenyataannya berhubungan dengan elektron valensi Debora Rospita Sihite: Pembuatan Dan karakterisasi Bahan Keramik Berpori Dengan Aditif Sekam Padi Yang Digunakan Sebagai Filter Gas Buang, 2008. USU e-Repository © 2008 78 bebas di dalam logam. Sebaliknya, keramik mempunyai sifat dielektrik yang lebih baik dari pada logam. b. Bahan keramik lebih stabil dari pada logam dalam keperluan kimia dan panas. Hal ini merujuk kepada energi bebas lebih rendah dari pada seyawa keramik dibanding logam. c. Logam mempunyai regangan yang sebanding dengan kekuatan tekan, dimana bahan keramik mempunyai kekuatan tekanan yang lebih besar dibanding tegangannya. Perbedaan struktur logam dan keramik sangat kontras. Pada senyawa keramik yang mengandung bahan bukan logam dan elemen- elemen semilogam, karena pembagian elektronnya dapat terjadi polimerisasi yang mungkin ditemukan dalam beberapa bahan keramik. Kebanyakan bahan keramik dari gelas mengalami polimerisasi tinggi. Bahan keramik terdiri dari fasa kompleks yang merupakan senyawa unsur metal dan nonmetal yang terikat secara ionik maupun kovalen. Keramik pada umumnya mempunyai struktur kristalin dan sedikit elektron bebasnya. Susunan kimia keramik sangat bermacam macam yang terdiri dari senyawa yang sederhana hingga campuran yang kompleks. Debora Rospita Sihite: Pembuatan Dan karakterisasi Bahan Keramik Berpori Dengan Aditif Sekam Padi Yang Digunakan Sebagai Filter Gas Buang, 2008. USU e-Repository © 2008 79

2.2 Bahan bahan Keramik