Kemiskinan 1. Pengertian Kemiskinan TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Kemiskinan 2.2.1. Pengertian Kemiskinan Bradley R. Schiller mendefinisikan kemiskinan adalah ketidaksanggupan untuk mendapatkan barang-barang dan pelayanan-pelayanan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial yang terbatas. Selanjutnya Emil Salim menyatakan bahwa kemiskinan adalah suatu keadaan yang menunjukkan kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok. Parsudi Suparlan menyebutkan kemiskinan adalah suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan umum yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Nataatmadja 1991;67, mengatakan dengan masuknya unsur moral dalam sistem pasar, lingkaran kemiskinan dapat diputuskan. Pendapat ini didasarkan pada sumber dan akar kemiskinan itu sendiri yang terletak pada khazanah pikiran manusia. Bentuk pikiran manusia ini tercipta karena terlalu kuatnya pengaruh falsafah Neo- klasik di dalam kehidupan manusia dan dalam setiap kebijaksanaan pembangunan yang berjalan. Selo Soemardjan 1984 ;25, menyebutkan bahwa kemiskinan yang diakibatkan oleh struktur sosial yang ada, menjadikan masyarakat itu tidak dapat memperoleh pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka. Untuk mengatasi hal ini, maka salah satu jalan keluarnya adalah dengan pembangunan kwalitas sumberdaya manusia. Secara lebih tegas Koentjaraningrat 1990;63 menekankan Sutan Tolang Lubis : Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan. USU e-Repository © 2008. akan perlunya mentalitas pembangunan pada setiap diri manusia dan untuk menstimulir mentalitas tersebut dapat dicapai melalui pendidikan. Selanjutnya Soejono dalam Sayogyo ;1991;87 menyebutkan, bahwa kemiskinan merupakan resultant dari interaksi teknologi, sumber daya alam dan kapital, sumber daya manusia serta kelembagaan. Dengan demikian kemiskinan dapat dilihat sebagai akibat endogenous variabel. Oleh karena itu ada dua hal yang perlu diperhatikan walaupun keduanya saling berinteraksi secara evolutif yaitu 1 faktor penyebab kemiskinan dan 2 dampak kemiskinan itu sendiri terhadap masyarakat. Bappenas 2000 mendefinisikan kemiskinan dalam 3 kriteria yaitu: Pertama, berdasarkan Kebutuhan Dasar ; Suatu ketidakmampuan lack of capabilities seseorang, keluarga, dan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup minimum antara lain: pangan, sandang, perumahan, pelayanan kesehatan dan pendidikan, penyediaan air bersih dan sanitasi. Ketidakmampuan ini akan mengakibatkan rendahnya kemampuan fisik dan mental seseorang, keluarga, dan masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kedua, berdasarkan Pendapatan ; Suatu tingkat pendapatan atau pengeluaran seseorang, keluarga, dan masyarakat berada di bawah ukuran tertentu garis kemiskinan. Kemiskinan ini terutama disebabkan oleh rendahnya penguasaan asset seperti lahan, modal, dan kesempatan usaha. Ketiga, berdasarkan Kemampuan Dasar ; Sutan Tolang Lubis : Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan. USU e-Repository © 2008. Suatu keterbatasan kemampuan dasar seseorang dan keluarga untuk menjalankan fungsi minimal dalam suatu masyarakat. Keterbatasan kemampuan dasar akan menghambat seseorang dan keluarga dalam menikmati hidup yang lebih sehat, maju dan berumur panjang. Juga memperkecil kesempatan dalam pengambilan keputusan yang menyangkut kehidupan masyarakat dan mengurangi kebebasan dalam menentukan pilihan terbaik bagi kehidupan pribadi. Menurut BPS dan Depsos 2002 kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut garis kemiskinan poverty line atau batas kemiskinan poverty treshold. Garis kemiskinan yaitu sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya. Kemiskinan sebagai peubah endogen merupakan derivasi langsung dari pendapatan, baik dalam nilai uang maupun pendapatan bukan nilai uang seperti keamanan, kebebasan maupun kesempatan ekonomi dan lain-lain. Sementara kesempatan dalam ekonomi merupakan fungsi dari sumber daya alam baik jenis maupun kapasitasnya, kapital dalam bentuk kapasitas intelektualnya untuk menghasilkan suatu sikap, teknologi dan kelembagaannya yaitu sebagai fourth prime mover aktor ekonomi. Berbeda halnya dengan kemiskinan jika dilihat sebagai peubah exogeneous, yang dapat menurunkan kapasitas lingkungan Affandi Anwar, 1991;6. Sutan Tolang Lubis : Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan. USU e-Repository © 2008. Kemiskinan itu bersifat multi dimensional, artinya karena kebutuhan manusia itu bermacam-macam maka kemiskinan pun memiliki banyak dimensi. Kemiskinan dapat dilihat dalam dua bentuk, yaitu : a. Kemiskinan Absolut mutlak, keadaan individukelompok masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan yang ditentukan menurut ukuran tertentu. b. Kemiskinan Relatif nisbi, keadaan kesejahteraan orang atau kelompok dibandingkan dengan kesejahteraan orang atau kelompok lain. Sedangkan dari kebijakan umum, maka kemiskinan tersebut dapat dilihat dari Dimensi Primer, dalam wujud miskin akan asset, organisasi sosial dan politik, pengetahuan serta keterampilan. Dan Dimensi Skunder, wujud miskin tersebut ditunjukkan oleh jaringan sosial, sumber-sumber keuangan dan informasi. Lebih lanjut David Cox 2004 membagi kemiskinan dalam beberapa bentuk : a. Kemiskinan yang diakibatkan globalisasi. Globalisasi menghasilkan pemenang dan pengkalah. Pemenang umumnya negara maju, negara-negara berkembang seringkali terpinggirkan oleh persaingan dan pasar bebas yang menjadi prasyarat globalisasi. b. Kemiskinan yang berkaitan dengan pembangunan. Kemiskinan subsisten kemiskinan akibat rendahnya pembangunan; kemiskinan pedesaan kemiskinan akibat peminggiran pedesaan dalam proses pembangunan; kemiskinan perkotaan kemiskinan yang disebabkan oleh hakekat dan kecepatan pertumbuhan perkotaan. Sutan Tolang Lubis : Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan. USU e-Repository © 2008. c. Kemiskinan sosial. Kemiskinan yang dialami oleh perempuan, anak-anak, dan kelompok minoritas. d. Kemiskinan konsekuensial. Kemiskinan yang terjadi akibat kejadian-kejadian lain atau faktor-faktor eksternal di luar si miskin, seperti konflik, bencana alam, kerusakan lingkungan, dan tingginya jumlah penduduk. Menurut SMERU 2001, kemiskinan memiliki berbagai kriteria yaitu : • Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar pangan, sandang, papan. • Tidak adanya akses terhadap kebutuhan hidup dasar lainnya kesehatan, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan transportasi. • Tidak adanya jaminan masa depan karena tiadanya investasi untuk pendidikan dan keluarga. • Kerentanan terhadap goncangan yang bersifat individual maupun massal. • Rendahnya kualitas SDM dan keterbatasan sumber alam. • Tidak dilibatkannya dalam kegiatan sosial masyarakat. • Tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan. • Ketidakmampuan untuk berusaha karena cacat fisik maupun mental. • Ketidakmampuan dan ketidakberuntungan sosial anak terlantar, wanita korban tindak kekerasan rumah tangga, janda miskin, kelompok marjinal dan terpencil. Sutan Tolang Lubis : Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan. USU e-Repository © 2008.

2.2.2. Faktor Penyebab Kemiskinan

Kemiskinan yang menimpa sekelompok masyarakat berhubungan dengan status sosial ekonominya dan potensi wilayah. Faktor sosial ekonomi yaitu faktor yang berasal dari dalam diri masyarakat itu sendiri dan cenderung melekat pada dirinya seperti tingkat pendidikan, dan keterampilan yang rendah, tingkat kesehatan yang rendah dan produktifitas yang rendah. Sedangkan faktor yang berasal dari luar berhubungan dengan potensi alamiah, teknologi dan rendahnya aksesibilitas terhadap kelembagaan yang ada. Kedua faktor tersebut menentukan aksessibilitas masyarakat miskin dalam memanfaatkan peluang-peluang ekonomi dalam menunjang kehidupannya. Kemiskinan sesungguhnya merupakan suatu fenomena yang kait-mengait antara satu faktor dengan faktor lainnya. Oleh karena itu untuk mengkaji masalah kemiskinan harus diperhatikan jalinan antara faktor-faktor penyebab kemiskinan dan faktor yang berada dibalik kemiskinan. Todaro 1993;67, memperlihatkan jalinan antara kemiskinan dan keterbelakangan dengan beberapa aspek ekonomi dan aspek non ekonomi. Tiga komponen utama sebagai penyebab keterbelakangan dan kemiskinan masyarakat, yaitu: 1 rendahnya taraf hidup; 2 rendahnya rasa percaya diri; dan 3 terbatasnya kebebasan. Ketiga aspek tersebut memiliki hubungan secara timbal balik, rendahnya taraf hidup disebabkan oleh rendahnya produktifitas tenaga kerja disebabkan oleh tingginya pertumbuhan tenaga kerja, tinginya angka pengangguran, dan rendahnya investasi perkapita. Sutan Tolang Lubis : Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan. USU e-Repository © 2008. Tingginya angka pengangguran disebabkan oleh tingginya pertumbuhan tenaga kerja dan rendahnya investasi perkapita dan tingginya tingkat pertumbuhan tenaga kerja disebabkan oleh penurunan tingkat kematian dan rendahnya investasi perkapita disebabkan oleh tingginya ketergantungan terhadap teknologi asing yang hemat tenaga kerja. Selanjutnya rendahnya tingkat pendapatan berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, kesempatan pendidikan, pertumbuhan tenaga kerja dan investasi perkapita. Secara lebih khusus studi Hayami 1985, di Indonesia, Malaysia dan Thailand, menemukan bahwa kemiskinan dan ketidakmerataan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1 produktifitas tenaga kerja yang rendah sebagai akibat rendahnya teknologi, penyediaan tanah dan modal jika dibanding dengan tenaga kerja; 2 tidak meratanya distribusi kekayaan terutama tanah. Untuk kasus Indonesia Ginanjar 1996, mengemukakan empat faktor penyebab kemiskinan. Faktor tersebut yaitu: 1 rendahnya taraf pendidikan; 2 rendahnya taraf kesehatan; 3 terbatasnya lapangan kerja; dan 4 kondisi keterisolasian. Wiradi dalam Hagul 1985, mengemukakan bahwa masalah kemiskinan di pedesaan merupakan resultan dari beberapa faktor antara lain: pertumbuhan penduduk, rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan rendahnya produktifitas. Selanjutnya Salim dalam Tjahya Supriatna;2000;53, menyatakan bahwa kemiskinan tersebut melekat atas diri penduduk miskin karena mereka tidak memiliki asset produksi dan kemampuan untuk meningatkan produktivitas. Mereka tidak memiliki asset produksi karena mereka miskin, akibatnya mereka terjerat dalam lingkaran Sutan Tolang Lubis : Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan. USU e-Repository © 2008. kemiskinan tanpa ujung dan pangkalnya. Secara lebih konkrit Hadiwegono dan Pakpahan 1992;45 berpendapat bahwa kemiskinan tersebut disebabkan oleh beberapa hal antara lain : 1 sumber daya alam yang rendah; 2 teknologi pendukung yang rendah; 3 sumberdaya manusia yang rendah; 4 sarana dan prasarana termasuk kelembagaan yang belum baik. Dengan rendahnya faktor-faktor di atas menyebabkan aktifitas ekonomi yang dapat dilakukan berakibat terhadap rendahnya produksi dan pendapatan yang diterima. Pada gilirannya pendapatan tersebut mampu memenuhi kebutuhan fisik minimum yang menyebabkan terjadi proses kemiskinan. Studi empiris Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Departemen Pertanian 1995, yang dilakukan pada tujuh belas provinsi di Indonesia, menyimpulkan bahwa ada enam faktor utama penyebab kemiskinan, yaitu: 1 rendahnya kualitas sumberdaya manusia, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya pendidikan, tingginya angka ketergantungan, rendahnya tingkat kesejahteraan, kurangnya pekerjaan alternatif, rendahnya etos kerja, rendahnya keterampilan dan besarnya jumlah anggota keluarga; 2 rendahnya daya fisik, hal ini ditunjukkan oleh rendahnya kualitas dan jumlah produksi dan dan modal kerja; 3 rendahnya penerapan teknologi, ditandai dengan rendahnya penggunaan input dan mekanisasi pertanian; 4 rendahnya potensi wilayah yang ditandai oleh rendahnya potensi fisik dan infrastruktur kondisi fisik ini meliputi iklim, tingkat kesuburan, dan topografis wilayah, sedangkan infrastruktur meliputi irigasi transportasi, pasar, kesehatan, pendidikan, pengolahan komoditas pertanian, listrik dan fasilitas komunikasi; 5 kurang tepatnya kebijaksanaan yang Sutan Tolang Lubis : Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan. USU e-Repository © 2008. dilakukan oleh pemerintah dalam investasi dan pengentasan kemiskinan; 6 kurang berperannya kelembagaan yang ada, kelembagaan tersebut meliputi pemasaran, penyuluhan perkreditan dan sosial. Untuk ruang lingkup yang lebih luas Both dan Firdausy 1994;78, dalam studi empirisnya menyimpulkan beberapa faktor yang mempengaruhi kemiskinan masyarakat di perdesaan Asia. Faktor tersebut antara lain: 1 faktor ekonomi terdiri dari: modal, tanah dan teknologi; 2 faktor sosial dan budaya terdiri dari : pendidikan, budaya miskin dan kesempatan kerja; 3 faktor geografis dan lingkungan; 4 faktor pribadi terdiri dari: jenis kelamin, kesehatan dan usia. Lebih jauh Suyanto 1995;23 menyebutkan ada beberapa faktor penyebab kemiskinan yang terjadi dalam suatu masyarakat, seperti : a. Kemiskinan karena Kolonialisme; kemiskinan ini terjadi karena penjajahan yang dilakukan oleh suatu bangsa terhadap bangsa lain, sehingga bangsa yang dijajah menjadi tertindas baik bidang ekonomi, politik dan sebagainya. Misalnya Indonesia yang ditindas oleh Belanda. b. Miskin karena tradisi sosio-kultural; hal ini berkaitan dengan suku bangsa tertentu yang kental kebudayaannya seperti suku kubu di Sumatera dan suku Dayak di pedalaman Kalimantan. c. Miskin karena terisolasi;seseorang menjadi miskin karena tempat tinggalnya jauh dari keramaian sehingga sulit berkembang. d. Kemiskinan struktural; kemiskinan struktural ialah kemiskinan yang ditenggarai atau didalihkan bersebab dari kondisi struktur atau tatanan kehidupan yang tidak Sutan Tolang Lubis : Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan. USU e-Repository © 2008. menguntungkan. Kemiskinan ini juga disebabkan oleh persaingan yang tidak seimbang antar negara atau daerah yang mempunyai keunggulan komperatif dengan daerah sekitarnya yang tidak mempunyai keunggulan komparatif. Faktor penyebab kemiskinan adalah keterkaitan hubungan antara status sosial ekonomi masyarakat dengan potensi wilayah suatu daerah yang menyebabkan daerah tersebut miskin. Dalam konteks penelitian ini faktor penyebab kemiskinan tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut : • Produktivitas tenaga kerja rendah sebagai akibat rendahnya teknologi • Tidak meratanya distribusi kekayaan terutama tanah • Rendahnya taraf pendidikan • Rendahnya taraf kesehatan • Terbatasnya lapangan kerja • Rendahnya kualitas SDM dan rendahnya produktivitas • Sarana dan prasarana termasuk kelembagaan yang kurang baik

2.2.3. Penanggulangan Kemiskinan

Dalam upaya penanggulangan kemiskinan, terlebih dahulu harus dipahami apa itu kemiskinan dan apa penyebab kemiskinan, selanjutnya penyebab kemiskinan tersebutlah yang diatasi. Dari berbagai referensi mengenai kemiskinan, cukup banyak konsep tentang kemiskinan tersebut, mulai dari sekadar ketakmampuan memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan memperbaiki keadaan, kurangnya kesempatan Sutan Tolang Lubis : Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan. USU e-Repository © 2008. berusaha, hingga pengertian yang lebih luas yang memasukkan aspek sosial dan moral. Namun pada umumnya, ketika orang berbicara tentang kemiskinan, yang dimaksud adalah kemiskinan material yang dirasakan sangat kurang memadai karena tidak cukup untuk memahami realitas kemiskinan, dapat menjerumuskan ke kesimpulan yang salah bahwa menanggulangi kemiskinan cukup hanya dengan menyediakan bahan makanan yang memadai, dan tidak bermanfaat bagi pengambil keputusan ketika harus merumuskan kebijakan lintas sektor, bahkan bisa kontraproduktif. Kemiskinan juga tidak bisa disamakan dengan kesejahteraan, karena tidak semua kemiskinan identik dengan ketidaksejahteraan. Demikian juga tingkat pendapatan yang tinggi, belum mencerminkan tingkat kesejahteraan yang tinggi, oleh karena itu, dalam mengukur tingkat kemiskinan mestinya dimasukkan variabel- variabel non keuangan non financial variables, seperti kemudahan mendapatkan pendidikan yang murah, fasilitas kesehatan yang luas dan murah, kesempatan kerja yang tinggi, angka kematian balita dan ibu yang melahirkan, tingkat kemungkinan hidup, sistem perumahan dan sarana kesehatan umum, listrik dan lain lain. Selain itu, kemiskinan juga tidak semata-mata merupakan kondisi kekurangan pangan dan kekurangan aset produktif, tetapi juga termasuk ketidaktenangan dan terbatasnya partisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan. Persoalan kemiskinan juga menyangkut berbagai komponen termasuk ketidakberdayaan, keterisolasian, kemiskinan materi, kelemahan fisik, kerentanan, dan sikapperilaku. Sutan Tolang Lubis : Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan. USU e-Repository © 2008. Adapun penyebab kemiskinan dapat dikelompokkan atas dua hal, yaitu i faktor alamiah: kondisi lingkungan yang miskin, ilmu pengetahuan yang tidak memadai, adanya bencana alam dan lain lain yang bermakna bahwa mereka miskin karena memang miskin, ii faktor non alamiah:akibat kesalahan kebijakan ekonomi, korupsi, kondisi politik yang tidak stabil, kesalahan pengelolaan sumber daya alam. Jadi untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan, langkah yang dilakukan tidak lain daripada mempertimbangkan kedua faktor tersebut, yaitu mengubah kondisi lingkungannya menjadi lebih baik, meningkatkan kualitas sumber daya manusianya, dan melakukan perbaikan terhadap sistem yang ada melalui pemberantasan korupsi dan menetapkan pengelola yang kompeten baik dari kemampuan, integritas, maupun moral. Penanganan ini tentunya harus dilakukan secara menyeluruh dan kontekstual. Menyeluruh berarti menyangkut seluruh penyebab kemiskinan, sedangkan kontekstual mencakup faktor lingkungan si miskin. Beberapa di antaranya yang menjadi bagian dari penanggulangan kemiskinan tersebut yang perlu tetap ditindaklanjuti dan disempurnakan implementasinya adalah perluasan akses kredit pada masyarakat miskin, peningkatan pendidikan masyarakat, perluasan lapangan kerja dan pembudayaan entrepeneurship. Sutan Tolang Lubis : Evaluasi Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai di Kelurahan Gedung Johor Kecamatan Medan Johor Kota Medan. USU e-Repository © 2008.

2.3. Rumah Tangga Miskin