Beberapa negara seperti Banglades dan Philipina, mereka tidak memiliki masalah dalam hal resistensi malaria, sehingga negara itu tidak mendaftarkan
obat ini dan juga belum tersedia dipasaran.
20
Myanmar dan Vietnam menghadapi masalah tentang resistensi obat dan ada beberapa populasi masyarakatnya yang tidak bisa mengunjungi para
ahli medis atau tempat pelayanan kesehatan. Sehingga artemisinin dapat diperoleh secara bebas. Thailand adalah negara pertama disamping Cina dan
Vietnam yang menggunakan obat ini. Thailand menghadapi masalah resistensi obat awal tahun 1990an terhadap klorokuin, sulfadoksin
pirimetamin. Selain itu monoterapi kinin juga tidak efektif lagi serta angka kegagalan meflokuin dilaporkan mencapai 50 dibeberapa daerah.
20
Penelitian di Ghana Ehrhardt dkk. 2002; Koram 2002 dimana sejak dilaporkannya Plasmodium falciparum telah resisten terhadap klorokuin pada
akhir tahun 1980an Neequaye 1986 , mereka merubah pengobatan lini pertama untuk malaria dari monoterapi klorokuin menjadi kombinasi
artesunat.
21
2.9.2. Amodiakuin
Amodiakuin digunakan untuk mengobati malaria falsiparum tanpa komplikasi yang telah resisten terhadap klorokuin. Adapun efek sampingnya berupa
mual, muntah, nyeri perut dan diare. Obat ini dikontraindikasikan pada pasien yang hipersensitif dan gangguan hati.
5
Obat ini mempunyai efek gametositosid yaitu membunuh gametosit yang berada dalam eritrositt
sehingga transmisinya ke nyamuk dihambat.
18
Penelitian yang dilakukan oleh Osorio dkk pada tahun 2007 mendapatkan bahwa monoterapi amodiakuin
Purnama Fitri: Perbandingan efikasi Kombinasi Artesunat-Amodiakuin Dengan Kinin-Klindamisin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi pada Anak, 2008.
USU e-Repository © 2008
memiliki respon terapeutik sebesar 97,2. Jika dibandingkan dengan penambahan artesunat terhadap amodiakuin, maka efikasi terapeutiknya
mencapai 100.
22
Gambar 5. Rumus bangun amodiakuin
14
Sumber: Katzung BG, 1998.h.743-850
2.9.3. Kombinasi Artesunat – Amodiakuin
Sebagai respon terhadap adanya peningkatan derajat resistensi terhadap obat antimalaria, WHO merekomendasikan pemakaian terapi kombinasi, lebih
diutamakan derivat artemisinin untuk malaria falsiparum.
23
Kombinasi derivat artemisinin sekarang ini telah digunakan di Asia Tenggara dikarenakan
adanya laporan tentang resistensi obat.
5
Derivat artemisinin yang dikombinasikan adalah : : 1. Artesunat – kloroproguanil - dapson
2. Artesunat - sulfadoksin – pirimetamin 3. Artesunat – amodiakuin
3. Artesunat – pironaridin 4. Artesunat dihidroartemisinin-piperakuin
24
Derivat artemisinin adalah obat antimalaria dengan kerja paling cepat.
25
Kombinasi artesunat dengan obat antimalaria lainnya dapat
Purnama Fitri: Perbandingan efikasi Kombinasi Artesunat-Amodiakuin Dengan Kinin-Klindamisin Pada Pengobatan Malaria Falsiparum Tanpa Komplikasi pada Anak, 2008.
USU e-Repository © 2008
meningkatkan angka penyembuhan, memperlambat resistensi dan menurunkan resistensi,
26
namun data klinis yang mendukung data ini masih terbatas.
27
Oyakhirome 2007 mendapatkan bahwa pengobatan kombinasi artesunat dan amodiakuin pada anak di Gabon berusia kurang dari 30 bulan
yang menderita malaria falsiparum tanpa komplikasi didapatkan terjadinya penurunan risiko gagal pengobatan. Didapatkan dari hasil penelitian ini cure
rate sebesar 86. Kombinasi artesunat-amodiakuin juga ditoleransi dengan baik, tidak didapatkan adanya efek samping yang serius selama masa studi.
28
Penelitian lain 2006 di Kongo, didapatkan hasil pada hari ke-28, kombinasi artesunat-amodiakuin didapatkan memiliki efikasi yang lebih tinggi
dibandingkan kombinasi artesunat- sulfadoksin-pirimetamin. Sehingga dengan adanya penelitian ini, maka kombinasi artesunat-amodiakuin
dijadikan sebagai lini pertama dalam pengobatan malaria falsiparum tanpa komplikasi di Kongo.
29
2.9.4. Kinin