Metode Penelitian Sumber Data

fakta atau Das Sein. 49 Penelitian ini bersifat Deskriptif analisis, artinya bahwa penelitian ini termasuk lingkup penelitian yang menggambarkan, menelaah dan menjelaskan secara tepat serta menganalisa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan Problematika Keotentikan Akta PPAT.

2. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian normatif atau penulisan kepustakaan dengan pendekatan historis dan perundang-undangan statute approach serta sinkronisasi vertikal dan horizontal dalam hukum positif di Indonesia. Penelitian hukum normatif atau kepustakaan menurut Soerjono Soekanto mencakup : 1. penelitian terhadap azas-azas hukum; 2. penelitian terhadap sistematik hukum; 3. penelitian terhadap sinkronisasi vertikal dan horizontal; 4. perbandingan hukum; 5. sejarah hukum 50

3. Sumber Data

Penelitian normatif ini dilakukan dengan batasan penggunaan studi dokumen atau bahan pustaka saja yaitu berupa data sekunder. Data sekunder yang digunakan terdiri dari bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Bahan hukum primer yang digunakan berupa norma dasar, peraturan dasar, peraturan perundang-undangan, bahan hukum yang tidak 49 Soedikno Mertokusumo, Penemuan Hukum Sebuah Pengantar, Ed. 2 Cet. 2, Yogyakarta : Penerbit Liberty, 2001, hal. 29. 50 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, op.cit., hal. 14. Pantas Situmorang : Problematika Keontetikan Akta PPAT. USU e-Repository © 2008. dikodifikasikan dan bahan hukum dari zaman penjajahan yang hingga kini masih berlaku. Sedangkan bahan hukum sekunder yang digunakan berupa buku, makalah, dan hasil penelitian di bidang hukum. 51 Bahan utama dari penelitian ini adalah Data Sekunder yang dilakukan dengan menghimpun bahan-bahan berupa : a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat, antara lain berupa : 1. UUD 1945 2. Bahan hukum dari zaman penjajahan yang hingga kini masih berlaku. Seperti KUH Perdata. 3. Peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan keotentikan akta yang dibuat oleh Pejabat Umum dan PPAT. b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan yang memberikan penjelasan tentang bahan hukum primer antara lain : tulisan atau pendapat para pakar hukum terutama di bidang hukum perdata, perjanjian dan pembuatan akta. c. Bahan hukum Tertier, yang memberikan informasi lebih lanjut mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder antara lain : 1. Kamus besar bahasa Indonesia 2. Ensiklopedia Indonesia 3. Berbagai majalah hukum yang berkaitan dengan masalah akta 4. Kamus hukum 51 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Cet. 3, Jakarta : UI Press, 1986, hal. 52. Pantas Situmorang : Problematika Keontetikan Akta PPAT. USU e-Repository © 2008. 5. Surat kabar dan internet juga menjadi tambahan bagi penulisan tesis ini sepanjang memuat informasi yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan.

4. Alat Pengumpulan Data