Fleksibilitas Pelaksanaan Analisis Yuridis Tanggung Jawab Sosial Dan Lingkungan Perusahaan (Corporate Social Responsibility – CSR) Berdasarkan Pasal 74 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Studi Terhadap Putusan MK RI NO. 53/PUU-VI/

pajak perusahaan harus melaksanakan TJSLCSR juga. Inilah yang menjadi alasan keberatannya pelaku usaha untuk melakukan TJSLCSR. Sebenarnya mengenai TJSLCSR ini perlu untuk disosialisasikan kepada perusahaan untuk dilaksanakan, cara pelaksanaan, waktu pelaksanaan, dan ketentuan- ketentuan lainnya. Pembelajaran kepada pelaku usaha harus dilakukan oleh Pemerintah melalui Pemerintah Daerah dalam hal ini diwakilkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Tetapi kenyataannya tidak dilakukan, jika hal ini dilakukan setiap perusahaan pastilah mematuhi ketentuan tersebut. Ada juga ketidakadilan yang terlihat, bahwa perusahaan yang melakukan TJSLCSR tidak mendapatkan jaminan, contohnya seperti peringanan pajak.

4. Fleksibilitas Pelaksanaan

Corporate Social Responsibility CSR Fleksibilitas disini dimaksudkan bahwa pelaksanaan TJSLCSR didasarkan pada kepatutan dan kewajaran sehingga lebih fleksibel. Fleksibel maksudnya dapat diterapkan oleh berbagai perusahaan baik itu yang bergerak dalam bidang Sumber daya alam maupun tidak, atau perusahaan yang sedang berkembang maupun maju. Setiap perusahaan yang ada di Indonesia harus melaksanakan TJSLCSR sesuai dengan azas kepatutan dan kewajaran. Patut dan wajar disini adalah bagaimana suatu perusahaan dapat melaksanakan TJSLCSR sesuai dengan kemampuan finansial, sumber daya manusianya, dan lain sebagainya. Apabila perusahaan tersebut tidak mampu melaksanakan TJSLCSR berarti dapat melaksanakan sesuai dengan kemampuannya yang ada. Kemampuan finansial tidak terlepas dari laba perusahaan. Jika perusahaan merugi atau defisit maka tidak wajib baginya untuk melaksanakan Universitas Sumatera Utara TJSLCSR. Karena sudah pasti perusahaan yang merugi tidak patut dan wajar untuk melaksanakan TJSLCSR. 100 Patut dan wajar dimaksud, masuk di dalam Pasal 74 ayat 2 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa : “Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran”. Namun, apabila berbicara mengenai perusahaan yang bergerak dalam bidang tambang yang merugi maka tidak pantas bagi perusahaan tersebut untuk tidak melaksanakan TJSLCSR dikarenakan kepatutan dan kewajaran. Karena perusahaan bidang pertambangan mengeruk keuntungan yang sangat besar di tahun-tahun sebelumnya dan perusahaan tersebut mengurangi daya dukung dan daya tampung lingkungan sekitar tempatnya beroperasi. Dalam hal fleksibilitas pelaksanaan TJSLCSR perusahaan dapat melakukannya dengan cara peduli terhadap lingkungan sekitar, seperti memberikan bea siswa kepada masyarakat sekitar, memberikan pinjaman untuk Usaha Kecil Menengah UKM. Dengan begitu akan memutar perekonomian daerah sekitar. Jadi, 100 Contoh perusahaan yang gagal melakukan CSR, antara lain : a. Shell Perusahaan pertambangan minyak dari Belanda, salah satu arsitek CSR, gagal untuk membersihkan tumpahan minyak di Delta Niger, Nigeria serta kegagalan mereka menjalankan program pengembangan masyarakat community development yang membuat masyarakat terpecah; b. Coca-Cola menghabiskan cadangan air dan mengancam kehidupan masyarakat di India; c. Freeport telah menghancurkan lingkungan serta mengancam kelestarian alam di Papua serta memecah belah masyarakat antara Suku Amungme dan Suku Komoro dengan program pengembangan masyarakatnya community development; dan d. Riau Andalan Pulp Paper melakukan illegal loging penebangan liar dengan membabat hutan lindung di luar area yang seharusnya. Sumber : Corporate Watch Report dalam Agung Hermawan, “Mengenal Lebih Dekat Dengan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”, Lembaga Bantuan Hukum Bandung dan Oxfam Community Aid Abroad OCAA, Februari 2008, hal. 13. Universitas Sumatera Utara bisa juga mengurangi pengangguran masyarakat sekitar. Jika pengangguran berkurang maka tindak kejahatan juga dapat ditekan. Masyarakat sekitar perusahaan akan melindungi perusahaan tersebut. Keragaman kegiatan dan pengelolaan TJSLCSR semakin bervariasi. Paling tidak ada 4 empat model atau pola TJSLCSR yang umumnya diterapkan oleh perusahaan di Indonesia, yaitu 101 1. “Keterlibatan Langsung; : Perusahaan menjalankan program TJSLCSR secara langsung dengan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara. Untuk menjalankan tugas ini, sebuah perusahaan biasanya menugaskan salah satu pejabat seperti corporate secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat public relation. 2. Melalui Yayasan atau Organisasi Sosial Perusahaan; Perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau grupnya. Model ini diadopsi dari negara maju. Biasanya perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin yang ditempatkan secara teratur bagi kegiatan yayasan. Contohnya, Yayasan Coca-cola company, Yayasan Sahabat Aqua, Sampoerna Foundation, dan lain-lain. 3. Bermitra dengan Pihak Lain; Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosialorganisasi non – pemerintah, instansi pemerintah, universitas atau media massa. Diantaranya adalah Palang Merah Indonesia PMI, Dompet Dhuafa, Instansi Pemerintah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI, Depdiknas, Depkes, Depsos dan lain-lain. 4. Mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu. Dibandingkan dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah perusahaan yang bersifat hibah pembangunan. Pihak konsorsium atau lembaga semacam itu yang dipercayai oleh perusahaan – perusahaan yang mendukungnya secara pro aktif mencari mitra kerjasama di kalangan lembaga operasional dan kemudian mengembangkan program yang disepakati bersama”. 101 Edi Suharto, “Pekerjaan Sosial Industri : CSR dan Concept”, disampaikan pada workshop tentang CSR, Lembaga Studi Pembangunan LPS – STKS Bandung, tanggal 29 November 2006 di Bandung, hal. 6. Universitas Sumatera Utara Jika diperhatikan hingga saat ini banyak perusahaan yang bergerak di bidang sumber daya alam yang telah menerapkan TJSLCSR sebagai bagian dari kegiatan bisnisnya. Penerapan TJSLCSR memang membutuhkan biaya, waktu, sistem, skill, dan tidak bebas resiko. Namun biaya dan resiko tersebut juga diimbangi dengan hikmah dan manfaat yang sepadan. TJSLCSR akan melindungi korporasi dari suprises yang tidak menyenangkan dan dapat menjadi wahana membangun saling kepercayaan antara masyarakat, perusahaan dan pemerintah. Maka dari itu, Pasal 74 ayat 2 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang pada frase ”kepatutan dan kewajaran” adalah untuk menuju kepada fleksibilitas dari peraturan itu sendiri. Dengan kata lain, TJSLCSR dinilai oleh masyarakat sekitar tempat perusahaan beroperasi apakah patut dan wajar untuk melakukan suatu program pelaksanaan TJSLCSR.

5. Sanksi

Dokumen yang terkait

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Kegiatan Usaha Pertambangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batu Bara

0 40 103

Penerapan Corporate Social Responsibility Terhadap Pemberdayaan Masyarakat (Studi Pada PT Tirta Investama)

4 73 131

Corporate Social Responsibility Menurut Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 48 152

Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

1 42 169

TINJAUAN YURIDIS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG Tinjauan Yuridis Corporate Social Responsibility (CSR) Menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (Studi Di PT Coca-Cola A

0 4 18

PELAKSANAAN CSR (Corporate Social Responsibility) SEBAGAI TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS (Studi Di PT. Air Mancur).

0 0 13

IMPLEMENTASI CSR (Corporate Social Responsibility) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN Implementasi CSR (Corporate Social Responsibility) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Oleh PT. Telko

0 1 14

PENDAHULUAN Tinjauan Yuridis Penerapan Azas CSR ( Corporate Social Responsibility) Pada PT. Amalia Surya Cemerlang Klaten Sebagai Tanggung Jawab Perusahaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

0 0 16

UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

0 0 140

IMPLEMENTASI PASAL 74 UNDANG – UNDANG PERSEROAN TERBATAS (PT) NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) SEBAGAI MODAL SOSIAL Hasan Asy’ari

0 0 11