menggambarkan standardisasi penilaian sesuai dengan urutan bobot faktornya, yaitu :
Adanya pedoman penilaian.
Adanya acuan pengajuan keberatan penilaian.
Standardisasi beban kerja.
Dari ketiga variabel manifes ini, standardisasi penilaian paling dipengaruhi atau dapat ditunjukkan oleh ada atau tidaknya pedoman
penilaian, dengan bobot faktor 0,915. Hal ini memperlihatkan bahwa adanya pedoman penilaian dapat menunjukkan bahwa terdapat standardisasi yang
jelas dalam proses penilaian prestasi kerja karyawan. Nilai rata-rata dari keseluruhan variabel ini adalah 2.17 dengan standar
deviasi sebesar 0,86. Nilai ini menunjukkan lemah atau tidak ada standardisasi dalam proses penilaian prestasi kerja karyawan, sedangkan
tingkat kesepakatan responden terhadap standardisasi penilaian prestasi kerja cukup baik.
Tingkat keandalan alat ukur yang ditunjukkan oleh ketiga variabel manifes ini adalah 0,8232. Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur yang
digunakan memiliki tingkat ketepatan, kemantapan, dan homogenitas yang cukup memadai untuk menjaga mutu dari penelitian ini.
5.1.3 Pembahasan Hasil Analisis Multi Regresi Linier
Dengan analisis multi regresi linier diharapkan dapat terlihat hubungan antara variabel dependen dengan beberapa variabel independen. Berikut ini
akan dibahas hasil analisis multi regresi antara variabel dependen Komitmen Karyawan dengan variabel independen Performance Appraisal.
Hasil pengolahan data dengan menggunakan metode eliminasi ke belakang
Backward Elimination menunjukkan bahwa variabel independen
memberikan pengaruh linier yang signifikan terhadap variabel dependen komitmen karyawan. Variabel independen yang mempengaruhi komitmen
karyawan tersebut adalah :
Obyektifitas Penilaian OP
Standardisasi Penilaian SP Variabel independen Obyektifitas Penilaian dan Standardisasi Penilaian
berpengaruh secara positif terhadap variabel dependen, artinya semakin tinggi nilai-nilai tersebut berlaku pada perusahaan, maka akan semakin tinggi
pula komitmen karyawan, demikian pula sebaliknya. Dari persamaan multi regresi linier nilai R
2
yang disesuaikan adalah sebesar 0.779, yang artinya total variansi dari variabel dependen komitmen
karyawan dapat dijelaskan oleh kedua variabel independennya sebesar 77,9. Berarti masih ada 22,1 yang belum dapat dijelaskan oleh persamaan
multi regresi linier yang terbentuk tersebut atau mungkin masih terdapat variabel-variabel independen lainnya yang tidak diikutsertakan dalam
persamaan multi regresi linier. Koefisien Beta paling besar ditunjukkan oleh variabel Obyektifitas
Penilaian , yaitu sebesar 0.592, yang artinya memiliki pengaruh positif paling dominan terhadap variabel dependen komitmen karyawan.
Nilai signifikansi F menunjukkan angka nol, yang berarti probabilitas ditolaknya variabel-variabel dalam persamaan regresi linier adalah nol.
5.1.4 Pembahasan Hipotesis Model Penelitian
Hipotesis yang ditetapkan pada penelitian ini adalah : Praktek pelaksanaan Performance Appraisal mempunyai pengaruh yang
positif terhadap pembentukan dan pemantapan Komitmen Karyawan.
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis multi regresi linier, didapatkan beberapa fakta, bahwa :
Praktek performance appraisal memiliki kontribusi sebesar 77,9
terhadap pembentukan komitmen karyawan
Terdapat hubungan linier antara praktek performance appraisal dengan pembentukan komitmen karyawan
Probabilitas penolakan bahwa data tersebut tidak sesuai dengan
persamaan regresi adalah nol
Praktek performance appraisal memiliki pengaruh positif terhadap pembentukan komitmen karyawan
Dari point-point di atas, maka dapat disimpulkan bahwa praktek performance appraisal mempunyai pengaruh positif terhadap pembentukan
dan pemantapan komitmen karyawan. Dengan demikian maka hipotesis penelitian yang dikemukakan pada bab III telah terbukti.
5.1.5 Pembahasan Intensitas Variabel Pada Perusahaan 5.1.5.1 Variabel Komitmen terhadap Kerja