Komitmen karyawan terhadap perusahaan pada seluruh departemen memiliki skala yang sama besarnya. Fenomena ini dapat menggambarkan kondisi
aktual yang terjadi dalam praktek manajemen perusahaan, dimana sebagian besar karyawan merasa kurang puas dengan kondisi yang ada saat ini.
5.1.5.4 Variabel Obyektifitas Penilaian
Pada bagian ini dapat ditunjukkan bahwa pelaksanaan penilaian prestasi kerja karyawan pada PT Pos Indonesia kurang baik. Salah satunya dapat
dilihat dengan lemahnya obyektifitas penilaian prestasi kerja. Kedekatan hubungan dengan penilai akan mengaburkan kualitas kerja yang sebenarnya,
dan pemantauan kerja yang tidak kontinyu akan mengurangi motivasi karyawan untuk bekerja dalam level baik atau memuaskan secara konstan
sepanjang tahun. Asumsi yang digunakan bahwa kinerja karyawan akan konstan sepanjang tahun kurang tepat.
Berdasarkan tingkat pendidikan Karyawan dengan tingkat pendidikan SLTP, menganggap bahwa obyektifitas
penilaian prestasi kerja lemah, sedangkan karyawan dengan tingkat pendidikan SLTA dan S1 melihat pelaksanaan yang sangat lemah. Perbedaan
ini lebih disebabkan lebih luasnya akses dan informasi yang bisa diperoleh oleh karyawan dengan tingkat pendidikan SLTA dan S1. Mereka juga bisa
bersikap lebih kritis, dan mengungkapkan sesuatu yang menurut mereka kurang ideal. Sedangkan karyawan dengan pendidikan SLTP biasanya lebih
bersikap menerima sesuatu apa adanya, dan tidak berharap banyak. Dalam pikirannya, mereka hanya berusaha, dan menyadari segala keterbatasannya,
dan tidak mengetahui tingkat kualitas kerja mereka. Berdasarkan golongan karyawan
Sebagai obyek penilaian, karyawan dengan golongan rendah melihat bahwa obyektifitas penilaian prestasi kerja tergolong lemah. Mereka mengungkapkan
apa yang mereka rasakan, seperti tidak puas dengan hasil penilaian. Mereka hanya bisa berprasangka dan tidak terlalu yakin bahwa apa yang mereka
rasakan adalah yang sebenarnya. Sedangkan karyawan golongan tinggi yang umumnya berperan sebagai penilai melihat bahwa obyektifitas penilaian
sangat lemah karena mereka merasakan sulitnya menilai secara obyektif karena kurang memadainya perangkat penilaian
Berdasarkan DepartemenBagian Pada sebagian besar departemen obyektifitas penilaian tergolong lemah.
Sedangkan untuk bagian Pelayanan dan SuratPos obyektifitasnya sangat lemah. Kondisi ini menggambarkan hampir seragamnya permasalahan yang
dihadapi oleh seluruh bagian dalam masalah obyektifitas penilaian.
5.1.5.5 Variabel Standardisasi Penilaian