49 c.
Kurva Earned Value Kurva earned value adalah kurva yang menyatakan nilai uang yang telah
dikeluarkan pada baseline tertentu sesuai dengan kemajuan aktual proyek. Bila ada indikasi penyimpangan biaya, biaya itu dikoreksi dengan melakukan
penjadwalan ulang dan meramalkan seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan sampai akhir proyek.
d. Balance Sheet
Balance sheet menyatakan besarnya aktiva dan pasiva keuangan perusahaan selama periode satu tahun dengan keseluruhan proyek yang telah dikerjakan.
5. Membuat rencana pemeliharaan lanskap yang sesuai dengan kondisi tapak
Berdasarkan pengamatan terdapat beberapa desain yang penempatannya tidak sesuai dengan gambar kerja dan pemilihan tanaman yang tidak sesuai dengan
kondisi tapak. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya inventarisasi dan survei langsung kondisi tapak. Rencana pemeliharaan diperlukan untuk menjadi panduan
dalam pelaksanaan pemeliharaan taman. Rencana pemeliharaan meliputi jenis kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan, jadwal pelaksanaan, pelaku dan
penanggung jawab, keperluan bahan, alat, kebutuhan tenaga kerja, prosedur cara melakukan kegiatan pemeliharaan, standar dan target capaian pekerjaan Arifin et
al., 2008. Selain itu, agar pekerjaan pemeliharaan berjalan dengan baik harus didukung oleh faktor pendukung seperti sumber air dan listrik.
6. Membuat surat kesepakatan dan perjanjian kerja yang rinci dalam
pelaksanaan proyek lanskap
Surat kesepakatan dan perjanjian kerja proyek lanskap tertulis dalam Surat Perjanjian Pemborongan Nomor: DK.414-151VI2013. Dalam Surat Perjanjian
Pemborongan berisi kesepakatan bersama yang mengikat antara PT Adhi Karya, Tbk dengan PT Tropica Greeneries. Di dalam surat tersebut tertera hak dan
kewajiban yang harus dilakukan perusahaan. Jika terdapat hal yang belum jelas, dapat diadakan pertemuan. Hal-hal penting yang tidak terdapat dalam surat
sebaiknya dibicarakan dan dibuat surat perjanjian tambahan addendum agar tidak merugikan kedua belah pihak. Surat kesepakatan dan perjanjian kerja ini dibuat
agar pelaksanaan proyek lebih terkontrol dan tidak dapat berubah sesuai keinginan pemilik proyek.
7. Memperbaiki sistem koordinasi antara kontraktor utama dan sub
kontraktor
Koordinasi yang baik dalam proyek sangat diperlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk mencapai hasil kerja yang baik, kontraktor
utama dan subkontraktor harus saling bekerja sama. Sistem koordinasi dapat melalui pertemuan rutin ataupun komunikasi melalui media sosial. Pertemuan rutin
dapat dilakukan dua minggu sekali yang melibatkan pemilik proyek, kontraktor utama, dan subkontraktor. Komunikasi antara pemilik proyek, kontraktor utama,
dan subkontraktor harus efektif dan kooperatif sehingga tidak saling menyalahkan pada saat pelaksanaan kerja. Jika kontraktor utama mendapat informasi dari pemilik
proyek, ia sebaiknya langsung memberitahukan kepada subkontraktor.
Komunikasi yang jelas, akurat, dan lancar merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Menurut Ardiyansyah 2008,
50 bentuk komunikasi formal yang dilangsungkan dalam pekerjaan adalah penerbitan
laporan performa dan status pekerjaan, pengkomunikasian potensi resiko pekerjaan, masalah aktual, perubahan ketentuan kerja, dan rangkuman informasi proyek secara
berkala.
8. Mengadakan pertemuan antara pemilik proyek dengan tenaga ahli di
bidang lanskap
Untuk mengurangi kesalahan dan menghindari perubahan desain pada saat di lapang, sebaiknya diadakan pertemuan terlebih dahulu antara pemilik proyek dan
tenaga ahli di bidang lanskap. Pertemuan ini bertujuan membahas konsep desain yang diinginkan pemilik proyek dengan kondisi existing pada tapak. Tenaga ahli
dalam hal ini tidak hanya arsitek lanskap, tetapi juga tenaga ahli di bidang teknik sipil dan lingkungan. Pada pertemuan ini dijelaskan hasil analisis tapak yang
dilakukan agar pemilik proyek mengetahui konsep desain apa yang dapat diterapkan dan tanaman apa yang dapat digunakan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis yang dilakukan, beberapa simpulan dapat diambil dari kegiatan magang ini.
1. Kegiatan magang yang telah dilakukan pada PT Tropica Greeneries memberikan
pengalaman kerja nyata, manfaat, dan pengetahuan baru mengenai pengelolaan lanskap di kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai. Mahasiswa memperoleh
pengetahuan dan pengalaman kerja dengan mengikuti kegiatan administrasi di kantor dan kegiatan pelaksanaan di lapang.
2. Secara umum, kegiatan pemeliharaan fisik di lapang sudah dilakukan dengan
baik. Namun, masih terdapat permasalahan yang sering timbul dalam proses pemeliharaan taman. Permasalahan yang timbul bersifat teknis dan nonteknis.
Menurut persepsi pengguna, pengelolaan taman sudah cukup baik dengan kondisi taman yang terawat dan pengguna merasa nyaman dengan keberadaan
taman. Pengguna juga berpendapat bahwa desain taman Bandara Internasional Ngurah Rai cukup indah dan menarik.
3. Berdasarkan hasil evaluasi, sistem pengelolaan lanskap Bandara Internasional
Ngurah Rai yang telah dijalankan memiliki beberapa kekurangan dalam hal jumlah tenaga kerja pekerja taman, kebutuhan alat dan bahan, serta rencana
anggaran biaya yang belum rinci. Metode SWOT digunakan untuk menganalisis pengelolaan proyek lanskap yang sedang dijalankan. Terdapat delapan strategi
pengelolaan proyek lanskap untuk perusahaan yang berfokus pada strategi menjaga dan mempertahankan. Kedelapan strategi tersebut diharapkan dapat
membantu perusahaan dalam meningkatkan kualitas pengelolaan lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai.