Strategi dan Rekomendasi Penentuan peringkat pada alternatif strategi

16 yang telah disepakati dalam kontrak. Bidang pemeliharaan ini ditangani oleh beberapa supervisor yang dibantu oleh tenaga lapang. 6. Bidang Ekspor dan Impor merupakan bidang yang bertugas mengatur dan mengelola seluruh kegiatan yang terkait dengan ekspor dan impor tanaman. Perusahaan yang bergerak dalam bidang lanskap ini memiliki visi dan misi. Visi dari PT Tropica Greeneries adalah “Green statement that brings you a healthy atmosphere ”. Misi PT Tropica Greeneries adalah 1 menjadi kontraktor dan desainer lanskap yang professional, 2 menyediakan kebutuhan lanskap baik softscape maupun hardscape, 3 mendukung gaya hidup orang-orang yang tertarik pada kualitas lanskap lebih tinggi, 4 menyediakan semua kebutuhan lanskap mulai dari desain, konstruksi, dan pemeliharaan lanskap, dan 5 memiliki pengetahuan yang memadai mengenai tanaman dan jaringan yang luas lokal dan internasional. PT Tropica Greeneries memiliki banyak pengalaman dalam menangani proyek lanskap, pengembangan tanaman, pembibitan tanaman, ekspor produk tanaman, serta memiliki pengetahuan pada tanaman lokal dan tanaman introduksi. PT Tropica Greeneries telah banyak menangani berbagai proyek dari skala kecil sampai skala besar yang berlokasi di berbagai daerah. Salah satu kantor cabang PT Tropica Greeneries terletak di Bali yang beralamat di Jalan Jayagiri No. 11f Renon, Denpasar. Kantor cabang ini bertugas untuk mengurus proyek lanskap di daerah Bali. Pada saat kegiatan magang berlangsung, mahasiswa membantu pekerjaan administrasi di kantor PT Tropica Greeneries yang ada di Bali dan pekerjaan lapang di Bandara Internasional Ngurah Rai. Proyek Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali Bandara Internasional Ngurah Rai diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Agustus 1969. Nama bandara ini diambil dari nama seorang pahlawan Indonesia dari Bali, yaitu I Gusti Ngurah Rai. Saat ini, luas wilayah Bandara Internasional Ngurah Rai kurang lebih 296 ha. Bandara Internasional Ngurah Rai dikelola oleh PT Angkasa Pura I Persero sebagai perusahaan penyedia jasa kebandarudaraan. Bandara Internasional Ngurah Rai memiliki satu terminal domestik, satu terminal internasional, dan satu terminal untuk jet pribadi. Banyaknya penumpang internasional dan domestik setiap tahunnya menjadikan PT Angkasa Pura I berkepentingan mengembangkan Bandara Internasional Ngurah Rai agar lebih optimal dalam melayani permintaan pengguna jasa dan meningkatkan kenyamanan pengguna. PT Angkasa Pura I kemudian membentuk sebuah tim yang diberi nama Proyek Pengembangan Bandara Internasional Bali PPBIB. Proyek ini memiliki lima paket pekerjaan dalam berbagai bidang seperti infrastruktur, bangunan penunjang, gedung terminal internasional, baggage handling system, serta ekspose ornamen interior dan eksterior sehingga diadakan kegiatan tender untuk pekerjaan tersebut. PT Tropica Greeneries terpilih sebagai subkontraktor dalam paket ke lima, yaitu ekspose ornamen interior dan eksterior khususnya pada bagian lanskap. Pada proyek lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai, terdapat lima pihak yang terlibat di dalam keseluruhan proses. Kelima pihak tersebut adalah owner selaku pihak pertama yaitu PT Angkasa Pura I Persero, utusan langsung dari owner selaku pihak kedua yaitu PPBIB, manajemen konstruksi selaku pihak ketiga yaitu PT Jaya 17 CM Jo. PT Emekon Prakasita, kontraktor utama selaku pihak keempat yaitu PT Adhi Karya Tbk., serta konsultan dan kontraktor lanskap selaku pihak kelima yaitu PT Tropica Greeneries Gambar 6. Pihak-pihak tersebut saling berketerkaitan satu sama lain guna menunjang proyek pekerjaan lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai. Gambar 6 Struktur organisasi Proyek Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai Sumber : PT Tropica Greeneries 2014 PPBIB khusus bagian lanskapnya dimulai pada tanggal 1 Juli 2013. Pekerjaan lanskap ini berlokasi di Terminal Internasional Bandara Ngurah Rai. Terdapat tiga area pekerjaan lanskap yang ditangani oleh PT Tropica Greeneries, yaitu area landed garden, area vertical garden, dan area roof garden. Area-area ini terletak di bagian dalam dan luar terminal internasional. Pada proyek lanskap ini tidak hanya elemen lunak saja yang dikerjakan oleh PT Tropica Greeneries tetapi juga Elemen keras. Untuk ekspose ornamen interior PT Tropica Greeneries menggunakan ornamen metal laser cut. Metal laser cut terbuat dari bahan metal yang kemudian di ukir dengan menggunakan teknik cutting. Ornamen metal laser cut terletak pada pilar-pilar yang berada di dalam terminal internasional. Area kerja lanskap PT Tropica Greeneries dibagi menjadi tiga, yaitu landed garden, vertical garden, dan roof garden. Landed garden adalah taman yang memberikan keindahan dan kenyamanan bagi pengguna. Area landed garden terdapat pada taman transisi, taman dalam pilar, dan area touch up Lampiran 3. Taman transisi adalah taman yang terletak di area pintu masuk terminal kedatangan internasional. Taman ini didominasi oleh tanaman tropis. Taman dalam pilar adalah suatu konsep taman yang berada di dalam pilar kaca seperti terarium. Terdapat lima belas pilar yang memiliki desain lanskap yang berbeda. Area touch up dibuat untuk memperindah penampilan lanskap jalan menuju terminal internasional, area ini berada di sebelah kiri, kanan, dan median jalan. Vertical garden adalah taman yang ditanam secara vertikal dengan menggunakan kokopit sebagai media tanamnya. Tanaman pada vertical garden ditanam dalam geopocket. Vertical garden terletak di dekat pintu masuk terminal keberangkatan internasional Lampiran 4. Tanaman yang digunakan adalah tanaman yang tahan naungan. Terdapat lima belas pilar vertical garden yang PT Angkasa Pura I Proyek Pengembangan Bandara Internasional Bali Manajemen Konstruksi PT Jaya CM Jo. PT Emekon Prakasita Kontraktor Utama Paket 5f dan 5h PT Adhi Karya Tbk. Sub Kontraktor Lanskap PT Tropica Greeneries 18 memiliki ketinggian dan pola tanam yang berbeda. Roof garden adalah taman yang berada di atas sebuah bangunan. Pada Bandara Internasional Ngurah Rai tidak ada keberadaan taman di atas atap tetapi ada penanaman pada planter box yang ada pada sisi gedung parkir tujuannya adalah penghijauan untuk meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan bandara Lampiran 5. Aspek Fisik dan Biofisik Letak dan Luas Wilayah PPBIB berlokasi di dalam kawasan Bandara Ngurah Rai, Bali, yang terletak di Jalan Raya Gusti Ngurah Rai, Tuban, Kuta, Bali 80362. Secara geografis, Bandara Internasional Ngurah Rai terletak di antara 8°44 53 LU - 115°10 3 BT. Bandara Internasional Ngurah Rai berbatasan dengan permukiman warga dan hotel di sebelah utara, pemukiman warga di sebelah selatan, kawasan resort di sebelah barat dan pemukiman warga di sebelah timur. Lokasi Bandara Internasional Ngurah Rai berada kurang lebih 13 km dari pusat Kota Denpasar. Proyek lanskap bandara ini terletak pada terminal internasional yang memiliki luas sekitar 120.000 m 2 . Pekerjaan lanskap yang dikerjakan oleh PT Tropica Greeneries memiliki luas total kurang lebih 7167,68 m 2 . Gambar 7 merupakan peta area kerja lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai oleh PT Tropica Greeneries. Sirkulasi dan Aksesibilitas Sirkulasi pada kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai terbagi menjadi dua jalur dengan pedestrian pada sisi jalannya. Bagi pengguna yang ingin menggunakan jasa penerbangan di Bandara Internasional Ngurah Rai dapat menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum seperti taksi dan Bus Trans Sarbagita untuk mencapai kawasan ini. Akses masuk untuk mobil ke Bandara Internasional Ngurah Rai hanya melalui satu pintu di bagian timur bandara, sedangkan untuk pejalan kaki dan pengguna motor terdapat dua pintu akses masuk. Akses masuk kendaraan bermotor dapat melalui bagian barat bandara yang merupakan lahan lama untuk parkir motor dan di gedung parkir baru motor yang terletak di sebelah utara bandara. Bandara Internasional Ngurah Rai memiliki akses masuk khusus untuk pengguna jet pribadi melalui pintu di sebelah selatan. Topografi dan Jenis Tanah Topografi kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai secara keseluruhan adalah datar. Bandara Internasional Ngurah Rai berada pada ketinggian sekitar 27 mdpl. Kondisi topografi proyek lanskap bandara awalnya datar, tetapi dalam pembangunannya dilakukan rekayasa kontur dengan melakukan cut dan fill pada beberapa bagian. Secara keseluruhan kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai memiliki jenis tanah regosol yang berwarna keabuan hingga kuning dengan kadar bahan organik rendah. Jenis tekstur tanah pada kawasan Terminal Internasional adalah berbutir kasar dan memiliki pH tanah sekitar 6 — 7. Jenis tanah ini memiliki sedikit unsur N sehingga perlu ditambahkan pupuk organik atau pupuk kandang. 19 Gambar 7 Peta area kerja lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai 20 Hidrologi Sistem hidrologi yang terdapat di Bandara Internasional Ngurah Rai berasal dari PDAM dan pengolahan air limbah. Air yang diolah merupakan air limbah toilet yang diolah menjadi air bersih kemudian dimanfaatkan untuk menyiram tanaman. Hal ini dilakukan untuk mendukung konsep ecoterminal yang sedang diterapkan Bandara Internasional Ngurah Rai. Kelemahan dari penggunaan air daur ulang untuk penyiraman adalah mengeluarkan bau yang tidak sedap. Iklim Bandara Internasional Ngurah Rai terletak di selatan Kota Denpasar yang merupakan daerah pantai beriklim panas. Menurut BMKG Wilayah III Denpasar, pada tahun 2012, daerah ini memiliki suhu rata-rata sebesar 26,9°C, dengan suhu terendah pada bulan Juli 25,5°C dan suhu tertinggi pada bulan November 28,5°C. Curah hujan rata-rata pada kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah 154,1mmbulan, curah hujan maksimum 554,2 mmbulan pada bulan Januari dan curah hujan minimum 0,3 mmbulan pada bulan Agustus. Kelembaban udara rata- rata adalah 80,6, penyinaran matahari rata-rata adalah 77,6, dan kecepatan angin rata-rata adalah 6,2 kmjam Tabel 11. Tabel 11 Data iklim rata-rata tahun 2012 Bulan Suhu Udara o C Curah Hujan mmbulan Kelembaban Udara Penyinaran Matahari Kecepatan Angin kmjam Januari 27,2 554,2 83,0 43,0 7,6 Februari 27,2 208,6 84,0 74,0 4,9 Maret 27,2 528,5 83,0 51,0 6,7 April 27,2 43,2 82,0 94,0 5,1 Mei 27,0 119,7 81,0 79,0 7,3 Juni 26,1 3,8 79,0 84,0 7,1 Juli 25,5 50,1 77,0 80,0 8,0 Agustus 26,1 0,3 77,0 89,0 7,6 September 26,0 1,8 80,0 92,0 5,3 Oktober 27,2 11,0 79,0 94,0 5,7 November 28,5 92,7 80,0 84,0 4,2 Desember 28,1 235,1 82,0 67,0 5,0 Rata-rata 26,9 154,1 80,6 77,6 6,2 Sumber : Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah III Denpasar Vegetasi dan Satwa Bandara Ngurah Rai merupakan kawasan yang padat dan berpolusi sehingga harus ditanami vegetasi untuk mereduksi polusi udara yang ada dan menyejukkan kawasan. Vegetasi yang berada di Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan tanaman lokal dan tanaman yang tahan terhadap iklim pantai. Jenis vegetasi yang ada di Bandara Internasional Ngurah Rai saat ini didominasi oleh pohon, semak, dan rumput. Vegetasi yang terdapat di Terminal Internasional antara lain adalah kamboja Plumeria sp., dadap merah Erythrina crystagali, palem Roystonea regia, dan angsana Pterocarpus indicus. Data jenis vegetasi selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 6. Saat ini, Bandara Internasional Ngurah Rai sedang dalam masa pengembangan sehingga kawasan ini akan memiliki jenis vegetasi yang semakin beragam. Beragam jenis vegetasi memiliki fungsi sebagai tanaman pengarah, 21 peneduh, display plant, dan penutup tanah. Satwa yang berada di Bandara Internasional Ngurah Rai kebanyakan satwa liar seperti burung. Beberapa pohon seperti dadap merah merupakan vegetasi yang mengundang burung pemakan madu. Aspek Sosial Pengguna Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan gerbang utama bagi warga negara asing yang ingin berkunjung ke Bali. Pengguna bandara ini tidak hanya wisatawan saja tetapi pekerja baik yang bekerja di bandara maupun di luar bandara. Beberapa tahun terakhir, jumlah penumpang pesawat mendarat dan terbang melalui Bandara Internasional Ngurah Rai mengalami peningkatan. Gambar 8 menunjukkan bahwa kedatangan penumpang terbanyak pada bulan Desember karena pada bulan tersebut merupakan libur akhir tahun. Keberangkatan penumpang terbanyak terjadi pada bulan Agustus Kantor Otoritas Wilayah IV, 2013. Gambar 8 Grafik banyaknya kedatangan dan keberangkatan penumpang di Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, tahun 2013 Tenaga Kerja Keberadaan Bandara Internasional Ngurah Rai bagi masyarakat sekitar merupakan salah satu keuntungan karena merupakan lapangan kerja baru yang dapat meningkatkan kesejahteraan sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Banyak karyawan tetap ataupun karyawan harian yang berasal dari masyarakat sekitar bandara. Tenaga kerja yang bekerja di Bandara Internasional Ngurah Rai tidak hanya berasal dari masyarakat sekitar, tetapi terdapat tenaga kerja yang berasal dari luar Pulau Bali. Pada proyek lanskap yang sedang dikerjakan oleh tenaga kerja PT Tropica Greeneries, tenaga kerja bukan berasal dari masyarakat sekitar melainkan berasal dari luar pulau Bali. - 100 000 200 000 300 000 400 000 500 000 600 000 700 000 800 000 900 000 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des B an y ak n y a P en u m p an g Jiw a Bulan Berangkat Datang 22 Karakteristik Pengguna Karakteristik dan persepsi pengguna merupakan hal yang perlu diidentifikasi sebagai masukan bagi pengelola Bandara Internasional Ngurah Rai. Data tersebut didapatkan melalui wawancara dengan panduan kuisioner yang disebarkan kepada 30 responden. Berdasarkan hasil kuisioner terhadap responden yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 12 orang perempuan, sebanyak 47 pengguna berusia 25 hingga 35 tahun, 33 pengguna berusia kurang dari 25 tahun, 13 pengguna berusia 36 hingga 46 tahun, dan 7 pengguna berusia lebih dari 46 tahun Gambar 9. Gambar 9 Persentase pengguna bandara berdasarkan usia Pengguna sebagian besar merupakan pelajar 30, ibu rumah tangga 17, pekerja yang bekerja sebagai karyawan 40, sebagai kontraktor 3, dan sebagai arsitek 10 Gambar 10. Persentase tersebut menunjukkan bahwa pengguna bandara meliputi hampir setiap latar belakang pekerjaan. Mereka biasanya mengunjungi bandara karena bandara merupakan gerbang utama untuk menuju Bali. Berdasarkan tujuan, pengguna sebagian besar datang ke Bali untuk keperluan pekerjaan 43 ataupun berlibur 37 Gambar 10. Hal ini menunjukkan bahwa Bali bukan hanya terkenal sebagai destinasi wisata namun juga untuk keperluan bekerja. Gambar 10 Persentase pengguna bandara berdasarkaan pekerjaan dan tujuan kedatangan Berdasarkan hasil kuisioner, frekuensi kedatangan pengguna adalah satu bulan sekali 33, setiap hari 27, enam bulan sekali 17, pertama kali 13, dan setahun sekali 10 Gambar 11. Pengguna bandara tidak hanya wisatawan yang datang saat liburan, tetapi juga para pekerja yang setiap hari datang ke bandara. Wisatawan yang datang melalui bandara akan semakin meningkat pada masa 33 47 13 7 Usia 25 25-35 36-46 46 40 3 10 17 30 Pekerjaan Karyawan Kontraktor Arsitek Ibu Rumah Tangga Pelajar 37 43 13 7 Tujuan Liburan Pekerjaan Pendidikan Lainnya 23 liburan. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah penumpang yang datang pada grafik keberangkatan dan kedatangan penumpang melalui Bandara Internasional Ngurah Rai. Gambar 11 Persentase pengguna bandara berdasarkan frekuensi kedatangan Persepsi Pengguna Pendapat pengunjung mengenai hasil kegiatan pengelolaan taman Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan hal yang perlu diketahui oleh pengelola sebagai bahan evaluasi. Berdasarkan hasil kuisioner, sebagian besar responden berpendapat bahwa kondisi taman sudah rapi dan terawat dengan baik 60 Gambar 12. Hal ini dikarenakan jadwal pemeliharaan yang dibuat sudah sesuai sehingga taman terlihat rapi dan penataan yang sudah tepat. Selain itu, sebagian pengguna juga berpendapat bahwa taman Bandara Internasional Ngurah Rai sudah bersih 50 karena tidak ada sampah pada area taman Gambar 13. Gambar 12 Persentase penilaian pengguna bandara terhadap kondisi taman Gambar 13 Penilaian pengguna bandara terhadap kebersihan taman 13 27 33 17 10 Frekuensi Kedatangan Pertama kali Setiap hari Satu bulan sekali Enam bulan sekali Setahun sekali 10 30 60 Kondisi Taman Tidak terawat Kurang terawat Rapi dan terawat dengan baik 10 40 50 Kebersihan Taman Tidak bersih Kurang bersih Bersih 24 Berdasarkan hasil kuisioner, pengguna merasa nyaman dengan taman Bandara Internasional Ngurah Rai. Hal ini ditunjukkan dengan persentase penilaian cukup nyaman 50 Gambar 14. Menurut pengguna, adanya taman membuat bandara menjadi sejuk dan asri. Pada aspek fasilitas, pengguna berpendapat bahwa fasilitas yang ada sudah baik 50 Gambar 15. Namun, ada beberapa penilaian yang kurang baik terhadap kondisi taman, kebersihan taman, kenyamanan taman, dan fasilitas taman. Sebaiknya dilakukan evaluasi terhadap aspek pengelolaan agar dapat mengetahui kendalanya dan memberikan solusi terhadap kendala serta meningkatkan kinerja pengelolaan taman. Gambar 14 Penilaian pengguna bandara terhadap kenyamanan taman Gambar 15 Penilaian pengguna bandara terhadap fasilitas taman Taman Bandara Internasional Ngurah Rai keberadaannya mudah terlihat dan startegis 70 menurut penilaian pengguna bandara Gambar 16. Sebagian besar pengguna merasa keberadaan taman tidak tertutupi, hal ini ditunjukkan dengan keberadaan taman yang menambah keindahan bangunan bandara. Gambar 16 Penilaian pengguna bandara terhadap lokasi taman 10 50 40 Kenyamanan Taman Tidak nyaman Cukup nyaman Nyaman Sangat nyaman 10 40 50 Fasilitas Taman Tidak baik Cukup baik Baik Sangat baik 30 70 Lokasi Taman Tidak terlihat dan tertutupi Mudah terlihat dan strategis 25 Penilaian terhadap desain taman keseluruhan Taman Bandara Internasional Ngurah Rai dilakukan dengan menentukan tingkat keindahannya dengan membagi ke dalam beberapa area Gambar 17. Berdasarkan hasil kuisioner, sebagian besar pengguna berpendapat bahwa desain taman Bandara Internasional Ngurah Rai sudah cukup indah pada kelima area. Terdapat beberapa area taman yang memiliki penilaian buruk, yaitu area taman dalam pilar memiliki penilaian buruk sebesar 26,7 , area taman sisi timur barat dan timur gedung parkir sebesar 7, dan area taman transisi sebesar 6. Hal ini disebabkan oleh desain taman yang dibuat sudah cukup baik pada keseluruhan area. Namun, pengelolaannya belum maksimal sehingga kondisi taman terlihat buruk. Diperlukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas visual taman. Berdasarkan hasil wawancara, harapan pengguna bandara untuk pengelola taman adalah kegiatan pemeliharaan taman lebih ditingkatkan, menjaga kebersihan taman, dan menambah fasilitas penunjang seperti tempat sampah. Gambar 17 Penilaian pengguna bandara terhadap desain area taman Pengelolaan Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai Bandara Internasional Ngurah Rai telah melaksanakan renovasi pada terminal internasional. Renovasi tidak hanya pada bagian bangunan saja, tetapi juga pada tamannya. Pada saat mahasiswa melakukan kegiatan magang, proyek lanskap ini sudah sampai pada tahap pemeliharaan taman. Masa pemeliharaan merupakan masa kritis karena menentukan keberhasilan proyek lanskap Arifin dan Arifin, 2005. Masa pemeliharaan oleh PT Tropica Greeneries berlangsung hingga dilaksanakan serah terima sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Pengelolaan proyek lanskap yang baik dan sesuai dibutuhkan selama masa pemeliharaan agar pemeliharaan taman berhasil dan tujuan awalnya tercapai. Pada pengelolaan lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai terdapat tiga bagian taman yang dikelola, yaitu landed garden, roof garden, dan vertical garden. Arifin dan Arifin 2005 menyatakan pengelolaan lanskap adalah upaya manusia untuk mendayagunakan, memelihara, dan melestarikan lanskap agar memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinuitas kelestariannya. Pengelolaan lanskap meliputi struktur organisasi, tenaga kerja, jadwal pemeliharaan, peralatan dan bahan, serta anggaran biaya pemeliharaan. 30 10 10 3,3 20 33 27 50 30 44 57 66 40 40 6 7 26,7 5 10 15 20 25 Taman Transisi Vertical Garden Taman Sisi Barat dan Timur Gedung Parkir Gedung Parkir Taman dalam Pilar Sangat indah Indah Cukup indah Buruk Sangat buruk 26 Struktur Organisasi Pada proyek lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai, PT Tropica Greeneries memiliki sebuah tim untuk menangani suatu proyek. Tim tersebut bekerja di bawah seorang project manager dan dimonitori langsung oleh direktur Gambar 18. Dalam melaksanakan pekerjaan, project manager dibantu oleh seorang site manager. Secara rinci, lingkup tanggung jawab divisi dalam struktur organisasi teamwork PT Tropica Greeneries adalah sebagai berikut. a. Project manager bertugas dan bertanggung jawab dalam pelaksanaan proyek, mengontrol jalannya pelaksanaan proyek lanskap, berhubungan langsung dengan klien, berkoordinasi langsung dengan bagian-bagian yang lain, dan mengambil keputusan sesuai dengan wewenangnya sepengetahuan direktur. b. Site manager bertugas sebagai pengawas pekerjaan di lapang, mengontrol pelaksanaan pekerjaan di lapang, berkomunikasi dengan pekerja, dan fokus pada pengelolaan pelaksanaan pekerjaan lanskap. c. Administration bertugas sebagai pengurus keuangan proyek dan tahapan pembayaran proyek. d. Engineer bertugas untuk membuat shop drawing, melakukan review terhadap rincian detil proyek, dan pengawasan pelaksanaan engineering proyek. e. Drafter bertugas membuat gambar kerja atau menggambar hasil desain yang telah ditentukan konsepnya. Gambar 18 Struktur organisasi teamwork PT Tropica Greeneries Sumber : PT Tropica Greeneries 2014 Pengelolaan proyek lanskap dan taman Bandara Internasional Ngurah Rai saat ini menjadi tanggung jawab PT Tropica Greeneries, di bawah bagian pemeliharaan. Pekerjaan pemeliharaan diawasi langsung oleh site manager. PT Tropica Greeneries sudah memiliki struktur organisasi yang baik. Sebelumnya divisi pemeliharaan sudah ada pada struktur organisasi perusahaan. Divisi pemeliharaan berkoordinasi langsung dengan divisi proyek lanskap. Divisi pemeliharaan bertugas mengontrol dan melaksanakan kegiatan pemeliharaan taman di Bandara Internasional Ngurah Rai. Project Manager Irwan Soedharnoto Site Manager Yoga Iswara Engineer Ifa Nur Ainina Drafter Isa Damanhury Administration Retno Ariyanti Divisi Pemeliharaan Keterangan : Hubungan instruksional Hubungan koordinasi 27 Tenaga Kerja PT Tropica Greeneries memiliki tujuh orang tenaga kerja pemeliharaan yang terdiri dari satu tenaga kerja pengawas dan enam tenaga kerja pelaksanaan pemeliharaan taman Bandara Internasional Ngurah Rai. Tenaga kerja pemeliharaan taman PT Tropica Greeneries berasal dari Probolinggo, Jawa Timur. Jam kerja rutin harian adalah pukul 08.00 s.d. 17.00 dengan istirahat satu jam pukul 12.00 s.d. 13.00. Seluruh pekerja taman PT Tropica Greeneries bekerja rata-rata delapan jam per hari, selama tujuh hari dalam seminggu dengan satu hari libur pada minggu kedua. Pengambilan hari libur dilakukan secara bergantian dan sudah dijadwalkan hari libur setiap tenaga kerja. Apabila ada tenaga kerja yang berhalangan hadir pada hari tertentu, tenaga kerja tersebut dapat mengajukan pertukaran jadwal libur dengan tenaga kerja lain. Agar tercipta suasana kerja yang kondusif dan nyaman, site manager mengadakan pertemuan satu bulan sekali untuk berdiskusi mengenai pekerjaan pemeliharaan di lapang Gambar 19. Gambar 19 Kegiatan diskusi dengan tenaga kerja pemeliharaan Kapasitas kerja adalah besarnya kemampuan tenaga kerja untuk melakukan suatu pekerjaan dalam waktu satu jam. Kapasitas kerja dapat diketahui dengan menghitung waktu yang dibutuhkan tenaga kerja dalam menyelesaikan suatu kegiatan pemeliharaan. Dalam kegiatan pemeliharaan taman Bandara Internasional Ngurah Rai belum ada standar yang jelas mengenai kapasitas kerja yang harus dipenuhi oleh setiap tenaga kerja dalam satu HOK. Tabel 12 merupakan perbandingan kapasitas kerja tenaga kerja pemeliharaan taman di lapang dengan literatur. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, sebagian besar pekerjaan pemeliharaan sudah sesuai dengan standar kapasitas kerja. Namun, terdapat beberapa pekerjaan pemeliharaan yang masih di bawah standar. Hal ini disebabkan oleh latar belakang tenaga kerja pemeliharaan taman PT Tropica Greeneries bukan berasal dari tenaga kerja yang sudah ahli di bidang pertamanan. Selain itu, terdapat kendala dalam hal teknis pada saat penggunaan selang plastik yang harus dilewati kendaraan sehingga air yang keluar tidak banyak, pengisian sprayer gendong yang membutuhkan waktu, dan alat yang tidak mencukupi. Untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja, dibuat form checklist yang diisi oleh pengawas jika mereka telah selesai melakukan pekerjaan pemeliharaan Lampiran 7. 28 Tabel 12 Kapasitas tenaga kerja pemeliharaan Taman Bandara Internasional Ngurah Rai No Kegiatan Pemeliharaan Kapasitas Kerja per Jam Efektivitas Kerja per Jam 3 Ideal 1 Aktual 2 1. Penyiraman rumput dengan sprinkler 500 m 2 318 m 2 63,6 2. Penyiraman pohon dengan selang plastik 15 pohon 12 pohon 80 3. Penyiraman ground cover dan semak dengan selang plastik 150 m 2 161,5 m 2 107,7 4. Pemangkasan tanaman semak dan penutup tanah dengan gunting pangkas 10 m 2 11 m 2 110 5. Penyiangan dan pendangiran tanaman semak 40 m 2 30 m 2 75 6. Pemupukan pupuk inorganik pada tanaman penutup tanah 200 m 2 151,2 m 2 75,6 7. Penyemprotan pestisida pada semak dengan sprayer gendong 500 m 2 250 m 2 50 8. Penyulaman rumput lempeng 10 m 2 13 m 2 130 9. Penyulaman semak 3 m 2 3 m 2 100 Sumber : 1 Arifin dan Arifin 2005; 2 Pengamatan di lapang 2014; 3 Efektivitas Kerja = Pengamatan Lapang x 100 Literatur Perhitungan jumlah tenaga kerja dalam satu tahun HOK per tahun per kegiatan diperlukan untuk mengetahui jumlah tenaga kerja pemeliharaan harian yang dibutuhkan untuk taman Bandara Internasional Ngurah Rai sesuai dengan kapasitas kerjanya. Perhitungan HOK tenaga pemelihara taman per kegiatan selama setahun disajikan pada Tabel 13. Tabel 13 Perhitungan HOK tenaga pemelihara taman selama setahun No. Kegiatan Pemeliharaan Satuan KK 1 per jam Jumlah Kebutuhan Waktu jam HOK per Kegiatan 2 Frekuensi per Tahun 3 HOK Satu Tahun 1. Penyiraman rumput dengan sprinkler m 2 500 1544 3,09 0,39 312 120,43 2. Penyiraman rumput dengan selang plastik ¾ inci m 2 150 254 1,69 0,21 312 66,04 3. Penyiraman pohon dengan selang plastik ¾ inci pohon 15 146 9,73 1,22 312 379,60 4. Pemangkasan semak dan penutup tanah dengan gunting pangkas m 2 10 3536 353,60 44,20 12 530,40 5. Pemangkasan pohon pohon 5 146 29,20 3,65 1 3,65 29 Tabel 13 Perhitungan HOK tenaga pemeliharaan taman selama setahun lanjutan No. Kegiatan Pemeliharaan Satuan KK 1 per jam Jumlah Kebutuhan Waktu jam HOK per Kegiatan 2 Frekuensi per Tahun 3 HOK Satu Tahun 6. Penyiangan dan pendangiran tanaman semak dan penutup tanah m 2 40 4653 116,33 14,54 24 348,98 7. Pemupukan pupuk organik pada tanaman penutup tanah m 2 100 1604 16,04 2,01 2 4,01 8. Pemupukan pupuk inorganik pada tanaman penutup tanah m 2 200 1604 8,02 1,00 12 12,03 9. Pemupukan pohon pohon 7 146 20,86 2,61 2 5,21 10. Penyulaman tanaman penutup tanah dan semak m 2 3 4653 1551,00 193,88 1 193,88 11. Penyulaman pohon pohon 3 146 48,67 6,08 1 6,08 12. Pembersihan dan perapihan batu andesit m 2 9 803 89,22 11,15 24 267,67 Total 1937,98 Keterangan : 1 Kapasitas kerja berdasarkan Arifin dan Arifin 2005; 2 Hari orang kerja, dengan ketentuan 8 jamoranghari; 3 Perhitungan total 312 hari kerja selama satu tahun 6 hariminggu Jam kerja per minggu = HOK 1 tahun x jam kerja efektiforanghari Jam kerja produktifminggu = 1937,98 jamoranghari x 8 jamoranghari 52 jamminggu = 298,15 jamminggu KTK = Jam kerjaminggu x efektivitas kerja optimum Jam kerja produktifminggu efektivitas kerja lapang = 298,15 jamminggu x 100 30 jamminggu 70 = 14,19 orang = 14 orang Jadwal Pemeliharaan PT Tropica Greeneries sudah memiliki jadwal pemeliharaan untuk taman Bandara Internasional Ngurah Rai yang terdapat dalam standar operasional prosedur SOP pemeliharaan taman. SOP pemeliharaan berisi metode pemeliharaan taman, jadwal pemeliharaan, dan tabel trouble shooting. Jadwal pemeliharaan yang dibuat sudah efektif dengan menyesuaikan kebutuhan taman- taman tersebut. Kegiatan pemeliharaan dilakukan berbeda-beda pada tiga area 30 taman landed garden, roof garden, dan vertical garden. Jadwal pemeliharaan Taman Bandara Internasional Ngurah Rai dapat dilihat pada Tabel 14, 15, dan 16. Jadwal pemeliharaan yang dibuat oleh PT Tropica Greeneries ditetapkan berdasarkan kebutuhan di lapang agar kualitas taman tetap terjaga. Berdasarkan pengamatan, pelaksanaan pemeliharaan di lapang sudah berjalan sesuai dan efektif dengan jadwal yang ditetapkan. Hal – hal yang bersifat insidental diutamakan dan dikerjakan terlebih dahulu, tidak mengikuti jadwal yang sudah ditetapkan. Tabel 14 Jadwal pemeliharaan area landed garden No Jenis Kegiatan Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Penyiraman v 2. Pemangkasan v 3. Pengertikan v 4. Penyiangan v 5. Pendangiran v 6. Pemupukan organik v inorganik v 7. Pengendalian hama dan penyakit v v Keterangan : 1 = harian, 2 = mingguan, 3 = dwimingguan, 4 = bulanan, 5 = triwulan, 6 = semesteran, 7 = tahunan, 8 = insidental Tabel 15 Jadwal pemeliharaan area roof garden No Jenis Kegiatan Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Penyiraman v 2. Pemangkasan v 3. Pengertikan v 4. Penyiangan v 5. Pendangiran v 6. Pemupukan organik v inorganik v 7. Pengendalian hama dan penyakit v v Keterangan : 1 = harian, 2 = mingguan, 3 = dwimingguan, 4 = bulanan, 5 = triwulan, 6 = semesteran, 7 = tahunan, 8 = insidental Tabel 16 Jadwal pemeliharaan area vertical garden No Jenis Kegiatan Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 1. Penyiraman v 2. Pemangkasan v v 3. Penyiangan v 4. Pemupukan v 5. Pengendalian hama dan penyakit v 6. Pembersihan talang air v 7. Pembersihan sistem irigasi v v Keterangan : 1 = harian, 2 = mingguan, 3 = dwimingguan, 4 = bulanan, 5 = triwulan, 6 = semesteran, 7 = tahunan, 8 = insidental 31 Alat dan Bahan Alat dan bahan merupakan suatu komponen yang penting dalam kegiatan pemeliharaan. Peralatan yang digunakan untuk pemeliharaan taman Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan alat standar yang harus dimiliki pekerja taman dan milik PT Tropica Greeneries. Kondisi alat dan bahan yang digunakan cukup baik dan berfungsi secara optimal Tabel 17 dan 18. Tabel 17 Jenis alat, jumlah, kondisi, dan masa efektif peralatan di Taman Bandara Internasional Ngurah Rai No. Jenis Alat Jumlah Kondisi 1 Masa Efektif 2 1. Selang plastik 7 buah Cukup baik - 2. Sprinkler portable 4 buah Baik - 3. Gunting pangkas 1 buah Baik 6 bulan 4. Gunting stek 5 buah Baik 6 bulan 5. Cetok 2 buah Baik 6 bulan 6. Cangkul kecil Kored 2 buah Cukup baik 6 bulan 7. Kape 2 buah Rusak 2 tahun 8. Golok 1 buah Baik 6 bulan 9. Gergaji tangan 1 buah Baik - 10. Gembor 1 buah Baik - 11. Sapu lidi 1 buah Cukup baik 1 bulan 12. Sprayer gendong 1 buah Baik 3 tahun 13. Sarung tangan 1 pasang Baik - 14. Lori 1 buah Cukup baik - Sumber : 1. Pengamatan lapang 2014; 2. Arifin dan Arifin 2005 Tabel 18 Jenis bahan, jumlah, bahan aktif, dan fungsi untuk pemeliharaan Taman Bandara Internasional Ngurah Rai No. Jenis Bahan Jumlah Bahan Aktif Fungsi 1. Urea 8 karung N 45 Merangasang pertumbuhan daun 2. NPK 2 karung N 0,011 P 6,26 mgml K 72,13 mgml Merangsang pertumbuhan tanaman 3. Kokopit 10 karung - Media tanam vertical garden 4. Jala sutra 8 botol - Merangsang pertumbuhan daun 5. Decis 2.5 EC 2 botol Deltamethrin 25 gl Insektisida kontak 6. Curacron 500 EC 4 botol Prefonos 500 gl Insektisida kontak 7. Dithane M-45 2 buah Mancozeb 80 Fungisida kontak 8. Furadan 3G 4 buah Karbofuran 3 Insektisida sistemik Sumber : Pengamatan lapang dan wawancara dengan Project Manager Alat dan bahan yang digunakan mempunyai masa efektif penggunaan yang berbeda-beda. Jika peralatan sudah melewati masa efektifnya, peralatan itu tidak dapat bekerja secara maksimal dan harus diganti dengan alat baru. Kelengkapan alat dan bahan sangat mendukung kelancaran dalam kegiatan pemeliharaan taman yang dilakukan sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien Arifin dan Arifin, 2005. Penyesuaian jumlah alat dan bahan diperlukan agar kegiatan pemeliharaan taman berjalan maksimal. Bahan yang diperlukan untuk kegiatan pemeliharaan 32 sudah baik dan sesuai, tetapi perlu penambahan pada peralatan. Penambahan jumlah peralatan untuk pemeliharaan taman ditentukan berdasarkan kebutuhan tenaga kerja pemeliharaan taman dan luas area taman. Berikut rekomendasi kebutuhan alat yang dibutuhkan bagi taman Bandara Internasional Ngurah Rai disajikan pada Tabel 19. Tabel 19 Rekomendasi pengadaan alat pemeliharaan taman No Jenis Alat Jumlah saat ini Jumlah yang dibutuhkan Satuan 1. Gunting pangkas 1 7 buah 2. Gunting stek 5 14 buah 3. Cetok 2 7 buah 4. Cangkul kecil kored 2 7 buah 5. Sapu lidi 1 7 buah 6. Pengki 7 buah 7. Gembor 1 7 buah 8. Ember 7 buah 9. Sarung tangan 1 14 pasang 10. Masker 14 buah 11. Selang plastik 7 10 roll Anggaran Biaya Anggaran biaya pemeliharaan taman Bandara Internasional Ngurah Rai mengikuti standar biaya pemeliharaan yang sudah ditetapkan dalam Surat Perjanjian Pemborongan Nomor: DK.414-151VI2013 Lampiran 8. Rencana anggaran biaya pemeliharaan dialokasikan untuk pelaksanaan, perencanaan, pengawasan, dan pengendalian teknis. Menurut Arifin dan Arifin 2005, penyusunan anggaran biaya bergantung pada beberapa hal berikut: 1 luas areal taman, 2 desain taman dan penggunaan elemen taman, 3 standar biaya tenaga kerja harian, honorer, dan tetap, 4 kelengkapan dan efektivitas peralatan pemeliharaan taman, 5 bahan habis pakai, dan 6 biaya tenaga supervisor dan tenaga ahli. Untuk masa kontrak satu tahun oleh PT Tropica Greeneries, biaya pemeliharaan yang dianggarkan adalah Rp157.213.332,00 untuk masa pemeliharaan selama 6 bulan Lampiran 9. Setiap area taman memiliki kebutuhan biaya pemeliharaan yang berbeda tergantung dari luas dan penggunaan elemen taman. Biaya yang dianggarkan ini harus mencukupi untuk kegiatan pemeliharaan di lapangan, walaupun pada kenyataannya terdapat pemeliharaan insidental yang membutuhkan biaya lebih banyak daripada yang dianggarkan. Pemeliharaan Lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai Pemeliharaan merupakan tahapan penentu keberhasilan suatu pembangunan taman. Pemeliharaan taman dimaksudkan untuk menjaga dan merawat area taman dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisinya tetap baik atau mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan desain awal. Pemeliharaan dijadikan sebagai bahan pertimbangan utama dalam perancangan dan pembangunan taman. Pengelola taman akan melaksanakan program pemeliharaan dengan berpedoman pada aturan dan teknik pemeliharaan yang baik Arifin dan Arifin, 2005. 33 Menurut Arifin dan Arifin 2005, pemeliharaan taman terbagi menjadi pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Berdasarkan penggunaan elemen taman dan pola taman yang diterapkan, tingkat pemeliharaan taman dapat diklasifikasikan menjadi pemeliharaan intensif, semi-intensif, dan esktensif. Saat ini, lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai sedang berada pada tahap pemeliharaan intensif. Hal ini disebabkan oleh taman dalam masa pemeliharaan dan penggunaan elemen taman tanaman yang harus beradaptasi dengan lingkungannya. Berdasarkan hasil pengamatan di lapang terdapat beberapa permasalahan yang terjadi pada saat kegiatan pemeliharaan. Permasalahan dan solusi pada kegiatan pemeliharaan taman disajikan pada Lampiran 10. Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal adalah pemeliharaan yang mengacu pada tujuan dan desain semula. Pemelihara taman harus memahami konsep desain taman yang dibuat oleh perancang taman agar tujuan awal tercapai. Upaya pemeliharaan ideal dalam pengembangan desain dilakukan untuk meningkatkan kualitas taman. Pemeliharaan ideal diperlukan dalam lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai agar tetap sesuai dengan tujuan, desain, dan fungsi awal sehingga tercapai kepuasan, kenyamanan, dan keamanan bagi pengguna. Pada periode tertentu perlu dilakukan evaluasi untuk melihat apakah pemeliharaan yang dilakukan sudah sesuai dengan tujuan dan desain awal. Pemeliharaan Fisik Pemeliharaan fisik adalah pemeliharaan taman untuk mengimbangi pemeliharaan secara ideal sehingga taman tetap rapi, indah, asri, nyaman, serta aman Arifin dan Arifin, 2005. Pemeliharaan fisik bertujuan mempertahankan kondisi elemen tersebut agar penampilan fisiknya tetap baik sehingga nilai estetika dan fungsinya tetap terjaga. Nilai estetika dan fungsi tersebut merupakan fasilitas yang ditujukan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna taman. Pemeliharaan fisik meliputi pemeliharaan elemen keras maupun elemen lunak. Pemeliharaan elemen keras merupakan pemeliharaan pencegahan seperti pembersihan lumut dan karat, pengecatan, dan perbaikan elemen yang rusak. Elemen keras yang dikerjakan oleh PT Tropica Greeneries pada proyek ini adalah ornamen metal laser cut. Pemeliharaan elemen lunak tanaman meliputi meliputi penyiraman, pemangkasan, penggemburan tanah, penyulaman, pemupukan, pembibitan, serta pengendalian hama dan penyakit. Pemeliharaan lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai meliputi area landed garden, area vertical garden, dan area roof garden. Penyiraman Penyiraman sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Kebutuhan jumlah air penyiraman bergantung pada jenis tanaman. Air pada tanaman memiliki fungsi untuk meningkatkan kelembaban tanah untuk mencegah layunya tanaman akibat proses evapotranspirasi serta sebagai pelarut dan media pengangkutan hara- hara tanaman. Kegiatan penyiraman di Bandara Internasional Ngurah Rai biasanya dilakukan pada pukul 08.00 s.d. 10.00 dan pukul 15.00 s.d. 17.00 setiap harinya. PT Tropica Greeneries melakukan penyiraman pada taman yang ada di bandara secara manual dan sistem sprinkler Gambar 20. Penyiraman manual 34 menggunakan selang plastik berukuran 1 inci dengan panjang 100 m pada area yang tidak dipasang sprinkler dan area yang tidak terkena sprinkler. Penyiraman dengan sistem sprinkler ditempatkan pada area taman yang memiliki rumput agar menghemat waktu dan tenaga. Sprinkler dapat diatur jarak dan kecepatan putarannya sesuai dengan luas area taman. a b Gambar 20 Kegiatan penyiraman dengan sistem sprinkler a dan manual b Pada area roof garden yang berada pada gedung parkir, penyiraman dilakukan secara rutin dan lebih lama. Penyiraman secara manual dengan menggunakan selang plastik. Tanaman likuanyu Vernonia eliptica dan teh-tehan Acalypha macrophylla membutuhkan air yang banyak agar warna daunnya tetap hijau dan tidak kering karena harus beradaptasi dengan iklim pantai. Kondisi cuaca yang cukup panas menyebabkan air cepat hilang. Solusi yang dilakukan PTTropica Greeneries adalah melakukan penyiraman pada siang hari. Hal yang harus diperhatikan apabila menyiram pada siang hari adalah penyiraman hendaknya langsung pada permukaan tanah, tidak pada permukaan daun tanaman untuk mengurangi penguapan. Gambar 21 Sistem irigasi otomatis pada vertical garden Penyiraman pada vertical garden menggunakan sistem irigasi otomatis yang diatur menyala selama lima menit setiap pagi dan sore hari. Selang-selang yang terpasang di bagian atas geopocket mengalirkan air ke dalam kantung-kantung yang berisi kokopit sebagai media tanam Gambar 21. Jika terdapat masalah pada sistem irigasi, dapat dilihat dalam SOP pemeliharaan bagian trouble shooting Lampiran 11. Kondisi geo pocket yang baik adalah tidak kering dan tidak terlalu basah. 35 Geopocket yang kering menyebabkan tanaman kekurangan air dan geopocket yang terlalu basah dapat menyebabkan akar tanaman menjadi busuk. Pemangkasan dan Penyiangan Gulma Pemangkasan adalah suatu kegiatan membuang sebagian dari bagian tanaman. Pemangkasan bertujuan mengontrol pertumbuhan tanaman untuk estetika tanaman dan keamanan pengguna di area taman Bandara Internasional Ngurah Rai. Pemangkasan pada semak dan rumput secara teratur akan memberikan penampilan yang baik, indah, dan rapi. Alat yang digunakan adalah gunting pangkas dan gunting stek. Alat ini berfungsi untuk memotong daun, ranting, ataupun bunga yang sudah tua dan mati. Pemangkasan pada area taman Bandara Internasional Ngurah Rai dilakukan secara rutin setiap dua minggu sekali dan insidental. Penggunaan semak di taman Bandara Internasional Ngurah Rai berfungsi sebagai pemberi estetika, pemangkasan dilakukan untuk menjaga pola desain aslinya agar telihat rapi dan indah Gambar 22. Pemangkasan rumput gajah Axonopus compresus dilakukan secara rutin jika rumput sudah meninggi. Pemangkasan rumput menggunakan gunting pangkas karena area rumput tidak terlalu luas. Pemangkasan tanaman di vertical garden dilakukan ketika penampilannya sudah tidak indah lagi dengan menggunakan gunting stek. Pemangkasan juga dilakukan pada daun-daun kering untuk menjaga penampilan vertical garden. Gambar 22 Kegiatan pemangkasan semak Penyiangan gulma bertujuan menghilangkan tanaman liar di sekitar tanaman yang dipelihara. Kehadiran gulma dinilai merugikan karena akan mengurangi hara, pemanfaatan sinar matahari, mengambil air tanah, menempati tempat tumbuh bagi tanaman utama, dan secara estetika akan mengganggu keindahan taman. Gulma yang dimaksud adalah rumput liar, putri malu, bayam-bayaman, dan sebagainya. Untuk mengurangi pertumbuhan gulma dapat digunakan tanaman penutup tanah, serbuk gergaji, atau cip kayu sebagai mulsa Arifin et al., 2008. Penyiangan gulma dilakukan secara rutin setiap seminggu sekali dan insidental. 36 Gambar 23 Kegiatan penyiangan gulma Penyiangan gulma dapat dilakukan secara manual, yaitu dicabut sampai ke akarnya ataupun dengan alat seperti kored atau cangkul kecil Gambar 23. Pengendalian gulma juga dapat dilakukan dengan menggunakan herbisida jika area cukup luas. Penggunaan herbisida tidak disarankan untuk memberantas gulma pada suatu hamparan rumput karena dapat memusnahkan rumputnya. Hal terpenting dalam pencabutan gulma adalah semua akar rimpang stolon dari rumput liar harus terangkat sehingga tidak memungkinkan gulma tumbuh kembali Arifin dan Arifin, 2005. Pemupukan Pada dasarnya tanaman memerlukan unsur hara untuk pertumbuhan dari dalam tanah. Walaupun unsur hara tersedia di dalam tanah, ada kalanya kesuburan tanah tersebut sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Oleh karena itu, pemupukan sangat diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Pada area taman Bandara Internasional Ngurah Rai, pemberian pupuk organik dilakukan setiap enam bulan sekali sambil pendangiran. Pemberian pupuk inorganik dilakukan secara berkala setiap satu bulan sekali dan kemudian disiram agar pupuk tidak menguap Gambar 24. Pada area vertical garden Bandara Internasional Ngurah Rai, pemberian pupuk cair dilakukan setiap satu bulan sekali. Gambar 24 Kegiatan pemupukan semak Pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang, pupuk urea, pupuk NPK, dan pupuk Gandasil B dan D untuk tanaman di area landed garden dan roof garden 37 serta pupuk Jala Sutera untuk tanaman di vertical garden. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara disebar atau disemprot pada area taman sedangkan untuk vertical garden dimasukkan ke dalam tabung pupuk yang akan dialirkan melalui sistem irigasi otomatis Gambar 25. Gambar 25 Tabung pupuk vertical garden Penyulaman Penyulaman tanaman merupakan tindakan pemeliharaan untuk meningkatkan persentase tanaman hidup dengan cara menanami kembali pada lubang tanam yang tanamannya mati. Penyulaman tanaman dilakukan secara insidental untuk mengganti tanaman yang mati karena terserang hama dan penyakit, kekurangan air, tidak dapat beradaptasi, memang sudah waktunya untuk diganti dan agar penampilan tanaman secara keseluruhan tetap indah. Penyulaman pada lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai dilakukan untuk menjaga penampilan tanaman dan memenuhi jumlah tanaman pada luasan tertentu sesuai dengan jarak tanamnya. Pada area vertical garden banyak tanaman yang mati akibat angin dan kekurangan air. Penampilan vertical garden menjadi tidak indah sehingga dilakukan penyulaman pada lubang tanam yang tanamannya mati Gambar 26. Tanaman yang sering digunakan untuk penyulaman vertical garden adalah sirih gading Scindapsus sp. dan philo emas Philodendron sp.. Gambar 26 Kegiatan penyulaman vertical garden 38 Penyulaman dilakukan dengan membawa bibit tanaman dalam polybag yang akan ditanam. Tanaman yang paling sering digunakan dalam penyulaman adalah Ruellia Ruellia malacosperma, Tradescantia Tradescantia bicolor, Spathiphyllum Spathiphyllum sp., pacing pentol Costus wodsonii, dan Apelandra Aphelandra squarossa. Setelah selesai menyulam tanaman, sebaiknya tanaman langsung disiram. Penyulaman tanaman harus memperhatikan desain yang telah dibuat agar penampilan keseluruhan taman tetap impresif. Kegiatan penyulaman dapat dilihat pada Gambar 27. Gambar 27 Kegiatan penyulaman tanaman Bibit tanaman didapatkan dari nursery yang berada di sekitar bandara atau nursery sementara yang berada di dalam kawasan Bandara Internasional Ngurah Rai Gambar 28. Pembibitan dilakukan ketika selesai pemanenan dan pemangkasan tanaman. Alat dan bahan yang digunakan untuk pembibitan adalah gunting, kored, polibag, dan sekam. Pembibitan di nursery tidak dilakukan untuk semua tanaman karena sebagian tanaman memerlukan perlakuan khusus. Perbanyakan tanaman memiliki target yang harus dicapai untuk memenuhi kebutuhan tanaman dalam hal penggantian tanaman yang mati dan penyediaan untuk taman baru. Gambar 28 Nursery sementara PT Tropica Greeneries 39 Pendangiran dan Pengertikan Pendangiran adalah cara untuk memperbaiki keadaan tanah sehingga keadaan granulasi, udara, dan kadar air tanah tetap baik. Kegiatan ini bertujuan menggemburkan tanah agar sirkulasi aerasi di daerah perakaran tetap terjaga. Pengertikan merupakan kegiatan pembentukan tali air pada suatu area tanam. Pengertikan bertujuan memberikan sirkulasi aliran air yang baik bagi tanaman dan menimbulkan efek visual yang baik. Gambar 29 Kegiatan pendangiran dan pengertikan Biasanya pendangiran dan pengertikan dilakukan bersamaan dengan penyiangan gulma Gambar 29. Pada lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai kegiatan ini dilakukan dua minggu sekali. Alat yang digunakan untuk menggemburkan tanah dan membuat tali air adalah cangkul atau arit kecil. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit adalah kegiatan yang bertujuan mempertahankan kesehatan tanaman. Pencegahan hama dapat dilakukan dengan cara tetap menjaga kebersihan tanaman dan intensitas cahaya matahari yang cukup. Pemberantasan hama dan penyakit dapat menggunakan beberapa jenis pestisida yang sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerangnya. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara rutin satu bulan sekali dan insidental jika ada tanaman yang mulai menunjukkan gejala tidak sehat. Pengendalian dapat dilakukan secara manual atau menggunakan pestisida. Pengendalian secara manual dilakukan jika serangannya dalam jumlah sedikit, sedangkan pengendalian menggunakan pestisida dilakukan jika serangan HPT lebih dari 50 populasi tanaman terserang. Pengendalian kimiawi dilakukan dengan cara menyebarkan insektisida padat atau menggunakan alat sprayer untuk insektisida cair. Biasanya insektisida padat seperti Furadan 3G dicampur dengan tanah atau pasir agar tidak hilang ketika disebar. Penyemprotan insektisida juga dicampur dengan bahan perekat dan perata yang bertujuan agar insektisida tidak hilang saat dilakukan penyiraman. Beberapa jenis pestisida yang biasa digunakan di area taman Bandara Internasional Ngurah Rai adalah Furadan 3G, Curacron, Decis, dan Dithane M-45. Pada taman bandara banyak tanaman kalatea Calatea wilson’s prince yang diserang oleh cendawan Phragmidium mucronatum. Gejala yang ditimbulkan adalah daun seperti berkarat berwarna jingga kemerah-merahan pada sisi bawa 40 daun dan berlubang. Menurut Lestari dan Kencana 2011, pengendalian dapat dilakukan dengan memotong daun yang terserang lalu dimusnahkan dan disemprot dengan fungsida Gambar 30. Pengendalian untuk tanaman Spider Lily Hymenocalis speciosa yang terserang hama dilakukan dengan cara menyebarkan Furadan 3G yang dicampur dengan tanah kemudian disebar dengan menggunakan tangan atau sekop kecil. Furadan 3G merupakan insektisida sistemik yang mampu mengendalikan hama yang menyerang akar tanaman. Gambar 30 Kegiatan pegendalian hama dan penyakit Analisis SWOT Metode analisis SWOT digunakan untuk merumuskan strategi pengelolaan lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai dengan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang terdapat pada proyek lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai. Perumusan strategi dilakukan dengan menetapkan kekuatan strength dan kelemahan weakness sebagai faktor internal dan mengetahui peluang opportunity dan ancaman threat sebagai faktor eksternal melalui kuisioner. Menurut Rangkuti 1997, analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Pembuatan Matriks Internal Factor Evaluation IFE dan External Factor Evaluation EFE Berdasarkan hasil wawancara dengan Project Manager PT Tropica Greeneries, konsultan PT Jaya CM, dan Engineering Manager PT Adhi Karya Tbk., terdapat empat faktor kekuatan, empat faktor kelemahan, dua faktor peluang, dan dua faktor ancaman. Berikut ini disajikan hasil wawancara dari faktor internal dan eskternal yang dimiliki proyek lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai. a. Kekuatan strength 1. Lokasi proyek lanskap berada pada Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan pintu gerbang bagi wisatawan lokal dan mancanegara menuju ke Bali. 2. Proyek lanskap dikerjakan oleh pelaksana dan penanggung jawab pekerjaan yang telah berpengalaman. 3. Proyek lanskap meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan bandara. 4. Desain lanskap menggabungkan unsur lokal dan unsur modern. 41 b. Kelemahan weakness 1. Desain taman, pemilihan tanaman, dan penempatan tanaman masih terbentur pada selera pemilik proyek. 2. Proses perencanaan gambar belum matang sehingga pada saat pelaksanaan di lapang banyak terjadi penyimpangan antara gambar dan kondisi sebenarnya di lapang. 3. Faktor pendukung pekerjaan lanskap kurang dipersiapkan. 4. Koordinasi kurang baik antara pihak kontraktor utama dengan subkontraktor di bawahnya. c. Peluang opportunity 1. Hasil pekerjaan lanskap akan dinikmati oleh wisatawan asing dan tamu penting dari mancanegara. 2. Kesiapan dan hasil kerja yang baik akan berpengaruh dalam mengembangkan usaha. d. Ancaman threat 1. Letak bandara yang dekat dengan pantai menjadi ancaman untuk pertumbuhan tanaman. 2. Anggaran biaya untuk proyek lanskap bandara disalahgunakan. Tahap selanjutnya adalah penilaian bobot kepentingan pada faktor internal dan eksternal. Penilaian dilakukan dengan menentukan tingkat kepentingan dari faktor-faktor tersebut. Selanjutnya, dilakukan pembobotan dan penentuan peringkat pada setiap faktor Tabel 20 dan 21. Tabel 20 Perhitungan bobot faktor internal Simbol Faktor Internal Tingkat Kepentingan Jumlah Narasumber Nilai Rata-rata Bobot 1 2 3 4 Kekuatan strength S1 Lokasi proyek lanskap berada pada Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan pintu gerbang bagi wisatawan lokal dan mancanegara menuju ke Bali. 1 2 3 3,67 0,13 S2 Proyek lanskap dikerjakan oleh pelaksana dan penanggung jawab pekerjaan yang telah berpengalaman. 1 2 3 3,67 0,13 S3 Proyek lanskap meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan bandara. 1 2 3 3,67 0,13 S4 Desain lanskap menggabungkan unsur lokal dan modern. 1 2 3 3,33 0,12 Kelemahan weakness W1 Desain taman, pemilihan tanaman, dan penempatan tanaman masih terbentur pada selera pemilik proyek. 2 1 3 3,33 0,12 42 Tabel 20 Perhitungan bobot faktor internal lanjutan Simbol Faktor Internal Tingkat Kepentingan Jumlah Narasumber Nilai Rata-rata Bobot 1 2 3 4 W2 Proses perencanaan gambar belum matang sehingga pada saat pelaksanaan di lapang banyak terjadi penyimpangan antara gambar dan kondisi sebenarnya di lapang. 1 2 3 3,67 0,13 W3 Faktor pendukung pekerjaan lanskap kurang dipersiapkan. 3 3 4,00 0,14 W4 Koordinasi kurang baik antara pihak kontraktor utama dengan subkontraktor di bawahnya. 2 1 3 3,33 0,12 Total 28,67 1,00 Tabel 21 Perhitungan bobot faktor eksternal Simbol Faktor Eksternal Tingkat Kepentingan Jumlah Narasumber Nilai Rata-rata Bobot 1 2 3 4 Peluang opportunity O1 Hasil pekerjaan lanskap akan dinikmati oleh wisatawan asing dan tamu penting mancanegara. 2 1 3 3,33 0,24 O2 Kesiapan dan hasil kerja yang baik akan berpengaruh dalam mengembangkan usaha. 2 1 3 3,33 0,24 Ancaman threat T1 Letak bandara yang dekat dengan pantai menjadi ancaman untuk pertumbuhan tanaman. 1 2 3 3,67 0,26 T2 Anggaran biaya untuk proyek lanskap bandara disalahgunakan. 1 2 3 3,67 0,26 Total 14,00 1,00 Pada Tabel 22, untuk menentukan peringkat faktor internal kekuatan harus mendapat peringkat 3 atau 4 dan kelemahan harus mendapat peringkat 1 atau 2. Peringkat adalah nilai rata-rata dari tingkat kepentingan. Untuk faktor eksternal baik peluang maupun ancaman dapat menerima peringkat 1,2,3, atau 4 Tabel 23. 43 Tabel 22 Perhitungan peringkat faktor internal Simbol Faktor Internal Tingkat Kepentingan Jumlah Narasumber Peringkat 1 2 3 4 Kekuatan strength S1 Lokasi proyek lanskap berada pada Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan pintu gerbang bagi wisatawan lokal dan mancanegara menuju ke Bali. 3 3 4,00 S2 Proyek lanskap dikerjakan oleh pelaksana dan penanggung jawab pekerjaan yang telah berpengalaman. 1 2 3 3,67 S3 Proyek lanskap meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan bandara. 1 2 3 3,67 S4 Desain lanskap menggabungkan unsur lokal dan modern. 2 1 3 3,33 Kelemahan weakness W1 Desain taman, pemilihan tanaman, dan penempatan tanaman masih terbentur pada selera pemilik proyek. 3 3 2,00 W2 Proses perencanaan gambar belum matang sehingga pada saat pelaksanaan di lapang banyak terjadi penyimpangan antara gambar dan kondisi sebenarnya di lapang. 2 1 3 1,33 W3 Faktor pendukung pekerjaan lanskap kurang dipersiapkan. 3 3 1,00 W4 Koordinasi kurang baik antara pihak kontraktor utama dengan subkontraktor di bawahnya. 2 1 3 1,33 Total 20,33 Tabel 23 Perhitungan peringkat faktor eksternal Simbol Faktor Eksternal Tingkat Kepentingan Jumlah Narasumber Peringkat 1 2 3 4 Peluang opportunity O1 Hasil pekerjaan lanskap akan dinikmati oleh wisatawan asing dan tamu penting mancanegara. 1 2 3 3,33 O2 Kesiapan dan hasil kerja yang baik akan berpengaruh dalam mengembangkan usaha. 1 2 3 2,67 Ancaman threat T1 Letak bandara yang dekat dengan pantai menjadi ancaman untuk pertumbuhan tanaman. 1 1 1 3 2,00 T2 Anggaran biaya untuk proyek lanskap bandara disalahgunakan. 1 2 3 3,33 Total 11,33 44 Setelah diketahui hasil dari pembobotan dan penentuan peringkat dapat dibuat sebuah Matriks IFE dan Matriks EFE. Pada matriks ini, bobot dari setiap faktor dikalikan dengan peringkatnya agar didapatkan skor IFE dan EFE. Seluruh skor bobot pada setiap faktor dijumlahkan agar mendapatkan skor bobot total Tabel 24 dan 25. Tabel 24 Matriks Internal Factor Evaluation IFE Simbol Faktor Internal Bobot Peringkat Skor Kekuatan strength S1 Lokasi proyek lanskap berada pada Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan pintu gerbang bagi wisatawan lokal dan mancanegara menuju ke Bali. 0,13 4,00 0,52 S2 Proyek lanskap dikerjakan oleh pelaksana dan penanggung jawab pekerjaan yang telah berpengalaman. 0,13 3,67 0,48 S3 Proyek lanskap meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan bandara. 0,13 3,67 0,48 S4 Desain lanskap menggabungkan unsur lokal dan modern. 0,12 3,33 0,40 Kelemahan weakness W1 Desain taman, pemilihan tanaman, dan penempatan tanaman masih terbentur pada selera pemilik proyek. 0,12 2,00 0,24 W2 Proses perencanaan gambar belum matang sehingga pada saat pelaksanaan di lapang banyak terjadi penyimpangan antara gambar dan kondisi sebenarnya di lapang. 0,13 1,33 0,17 W3 Faktor pendukung pekerjaan lanskap kurang dipersiapkan. 0,14 1,00 0,14 W4 Koordinasi kurang baik antara pihak kontraktor utama dengan subkontraktor di bawahnya. 0,12 1,33 0,16 Total 1,00 2,59 Tabel 25 Matriks External Factor Evaluation EFE Simbol Faktor Internal Bobot Peringkat Skor Peluang opportunity O1 Hasil pekerjaan lanskap akan dinikmati oleh wisatawan asing dan tamu penting mancanegara. 0,24 3,33 0,80 O2 Kesiapan dan hasil kerja yang baik akan berpengaruh dalam mengembangkan usaha. 0,24 2,67 0,64 Ancaman threat T1 Letak bandara yang dekat dengan pantai menjadi ancaman untuk pertumbuhan tanaman. 0,26 2,00 0,52 T2 Anggaran biaya untuk proyek lanskap bandara disalahgunakan. 0,26 3,33 0,87 Total 1,00 2,83 45 Berdasarkan hasil perhitungan matriks IFE dan EFE, didapatkan skor sebesar 2,59 untuk faktor internal dan skor sebesar 2,83 untuk faktor eksternal. Menurut David 2011, jika nilai skor IFE dan EFE di bawah 2,5, kondisi internal dan eksternal yang terdapat pada proyek lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai lemah; jika skor IFE atau EFE di atas 2,5 kondisi internal dan eksternal kuat. Dari hasil perhitungan diatas dapat dinyatakan bahwa kondisi internal dan eksternal yang dimiliki oleh proyek lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai di atas nilai rata- rata yang berarti kuat. Penetapan Matriks Internal-Eksternal IE Nilai skor IFE dan EFE kemudian diposisikan dalam Matriks Internal- Eksternal. Berdasarkan Gambar 31, posisi proyek lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai berada pada kuadran kelima yang menunjukkan strategi menjaga dan mempertahankan hold and maintain dengan fokus strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hal ini menunjukkan bahwa pihak perusahaan sebaiknya mempertahankan sistem pengelolaan proyek lanskap dengan terus memperbaiki dan melengkapi kekurangan serta meningkatkan kualitas pengelolaan lanskapnya. Gambar 31 Matriks Internal-Eksternal Penentuan Alternatif Strategi Tahap selanjutnya adalah penentuan alternatif strategi untuk menentukan langkah yang sebaiknya dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kinerja. Penentuan alternatif strategi dilakukan dengan mencocokkan faktor-faktor internal dan eskternal yang dimiliki proyek lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai dengan menggunakan Matriks SWOT. Pada Tabel 26 ditunjukkan beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh PT Tropica Greeneries. I IX VIII VI VII V IV III II Total Skor IFE T o tal Sk o r E FE Kuat Lemah Sedang Lemah Sedang Kuat 1 1 2 2 3 3 4 Keterangan : Skor IFE = 2,59 Kondisi internal kuat Skor EFE = 2,83 Kondisi eksternal kuat 46 Tabel 26 Matriks SWOT Internal Eksternal Peluang Opportunity 1. Hasil pekerjaan lanskap akan dinikmati oleh wisatawan asing dan tamu penting mancanegara. 2. Kesiapan dan hasil kerja yang baik akan berpengaruh dalam mengembangkan usaha. Ancaman Threat 1. Letak bandara yang dekat dengan pantai menjadi ancaman untuk pertumbuhan tanaman. 2. Anggaran biaya untuk proyek lanskap bandara disalahgunakan. Kekuatan Strength 1. Lokasi proyek lanskap berada pada Bandara Internasional Ngurah Rai merupakan pintu gerbang bagi wisatawan lokal dan mancanegara menuju ke Bali. 2. Proyek lanskap dikerjakan oleh pelaksana dan penanggung jawab pekerjaan yang telah berpengalaman. 3. Proyek lanskap meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan bandara. 4. Desain lanskap menggabungkan unsur lokal dan modern. Strategi SO 1. Mempertahankan desain lanskap dan memaksimalkan pengelolaan lanskap bandara 2. Mengembangkan kualitas kerja dan memaksimalkan kinerja tenaga ahli Strategi ST 3. Melakukan pemilihan tanaman yang sesuai dengan kondisi tapak 4. Melakukan pengendalian biaya dan pengawasan dalam manajemen keuangan untuk pelaksanaan proyek Kelemahan Weakness 1. Desain taman, pemilihan tanaman, dan penempatan tanaman masih terbentur pada selera pemilik proyek. 2. Proses perencanaan gambar belum matang sehingga pada saat pelaksanaan di lapang banyak terjadi penyimpangan antara gambar dan kondisi sebenarnya di lapang. 3. Faktor pendukung pekerjaan lanskap kurang dipersiapkan. 4. Koordinasi kurang baik antara pihak kontraktor utama dengan subkontraktor di bawahnya. Strategi WO 5. Membuat surat kesepakatan dan perjanjian kerja yang rinci dalam pelaksanaan proyek lanskap 6. Memperbaiki sistem koordinasi antara kontraktor utama dan subkontraktor Strategi WT 7. Mengadakan pertemuan antar pemilik proyek dan tenaga ahli di bidang lanskap 8. Membuat rencana pemeliharaan lanskap yang sesuai dengan kondisi tapak Penentuan Peringkat pada Alternatif Strategi Setelah didapatkan beberapa alternatif strategi, tahap selanjutnya adalah menentukan peringkat dari tiap alternatif strategi. Penentuan peringkat dilakukan dengan cara menjumlahkan skor dari masing-masing faktor yang memiliki keterkaitan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui alternatif strategi apa yang berada pada urutan tertinggi sampai terendah Tabel 27. 47 Tabel 27 Peringkat alternatif strategi SWOT No. Alternatif Strategi Keterkaitan Jumlah Skor Peringkat 1. Mempertahankan desain lanskap dan memaksimalkan pengelolaan proyek lanskap bandara S1, S2, S3, S4, O1, O2 3,31 1 2. Mengembangkan kualitas kerja dan memaksimalkan kinerja tenaga ahli S1, S2, S3, O2 2,12 2 3. Melakukan pemilihan tanaman yang sesuai dengan kondisi tapak S2, S3, S4, T1 1,88 3 4. Melakukan pengendalian biaya dan pengawasan dalam manajamen keuangan untuk pelaksanaan proyek S1, S2, T2 1,86 4 5. Membuat rencana pemeliharaan lanskap yang sesuai dengan kondisi tapak W1, W2, W3, W4, T1 1,23 5 6. Membuat surat kesepakatan dan perjanjian kerja yang rinci dalam pelaksanaan proyek lanskap W1, W2, W3, O2 1,19 6 7. Memperbaiki sistem koordinasi antara kontraktor utama dan subkontraktor W2, W4, O1 1,13 7 8. Mengadakan pertemuan antara pemilik proyek dengan tenaga ahli di bidang lanskap W1, T1 0,76 8 Strategi dan Rekomendasi Berdasarkan hasil Analisis SWOT didapatkan 8 strategi pengelolaan proyek lanskap bandara. Strategi pengelolaan yang didapat akan digunakan sebagai rekomendasi bagi pihak perusahaan. Berikut ini disajikan penjabaran secara rinci strategi pengelolaan proyek lanskap bandara.

1. Mempertahankan desain lanskap dan memaksimalkan pengelolaan proyek

lanskap bandara Letak proyek lanskap yang strategis, yaitu di terminal internasional Bandara Internasional Ngurah Rai, membuat perusahaan harus memiliki desain lanskap yang inovatif dan menarik karena desain lanskap akan dinikmati oleh para wisatawan asing dan tamu-tamu penting mancanegara yang berkunjung ke Bali. Desain lanskap yang inovatif dan menarik akan memberikan kepuasaan kepada pengguna. Selain itu, desain lanskap yang dihasilkan akan meningkatkan kualitas lingkungan di kawasan bandara. Perusahaan diharapkan memiliki tenaga kerja ahli yang dapat mempertahankan desain yang sudah dibuat dengan melakukan pemeliharaan ideal dan menetapkan standar kualitas taman. Selain itu, dibutuhkan pengelolaan proyek lanskap yang baik agar desain tetap sesuai dengan tujuan awal. Pengelolaan proyek lanskap yang sudah ada harus ditingkatkan dan dimaksimalkan lagi dari sisi tenaga kerja, alat, bahan, dan anggaran biaya pemeliharaan. Hasil pekerjaan lanskap dengan pengelolaannya yang baik akan berpengaruh dalam

2. Mengembangkan kualitas kerja dan memaksimalkan kinerja tenaga ahli

Proyek lanskap Bandara Internasional Ngurah Rai dikerjakan oleh kontraktor lanskap yang sudah berpengalaman. Untuk mendapatkan hasil kerja yang baik, peningkatan kualitas tenaga kerja harus dilakukan. Penilaian kinerja dengan cara 48 evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja juga dapat meningkatkan kinerja tenaga kerja Wahyudi, 2002. Pemberian insentif juga dapat memotivasi pekerja untuk meningkatkan kualitas pekerjaannya. Tenaga kerja yang berperan dalam proyek lanskap ini adalah arsitek lanskap dan pekerja taman. Arsitek lanskap sebagai tenaga ahli sudah memiliki pengetahuan yang luas tentang lanskap, tetapi dibutuhkan pelatihan dan seminar untuk menambah pengetahuan baru. Pelatihan juga diberikan kepada pekerja taman agar maksimal dalam pekerjaan pemeliharaan taman. Pelatihan ini sangat diperlukan karena pekerja taman bukan berasal dari pekerja di bidang taman. Pelatihan yang dapat diikuti, antara lain adalah pelatihan tentang pertamanan, pelatihan tentang lingkungan, dan pelatihan tentang vertical garden atau roof garden.

3. Melakukan pemilihan tanaman yang sesuai dengan kondisi tapak

Desain lanskap yang dibuat dan tanaman yang digunakan harus sesuai dengan konsep yang akan diusung oleh taman bandara. Desain lanskap bandara memiliki konsep modern dan tradisional. Konsep tradisional Bali sangat khas dengan penggunaan patung dan tanaman. Pemilihan tanaman sangat penting dilakukan karena kawasan bandara berada dekat dengan pantai. Kawasan bandara juga merupakan kawasan berpolusi. Tanaman yang digunakan sebaiknya tanaman lokal, tanaman dataran rendah, dan tanaman untuk mereduksi polusi. Komposisi tanaman dengan menggunakan warna daun atau bunga yang berbeda dapat menjadi daya tarik dalam desain lanskap. Selain itu, keanekaragaman jenis tanaman dapat mengurangi timbulnya hama dan penyakit. Tanaman yang dapat digunakan adalah kamboja Plumeria sp., palem ekor tupai Wodyetia bifurcata, puring Codiaeum sp., Ruellia Ruellia malacosperma, dan kembang kancing Gomphrena globosa.

4. Melakukan pengendalian biaya dan pengawasan dalam manajemen

keuangan untuk pelaksanaan proyek Anggaran pemerintah yang digunakan untuk proyek ini sangat besar. Kurangnya pengawasan dan pengendalian biaya menjadi rentan terhadap penyalahgunaan anggaran. Pengendalian biaya dimaksudkan agar biaya yang dikeluarkan proyek tersebut sesuai dengan anggaran yang telah direncanakan dan telah disetujui. Diperlukan pengawasan dalam manajemen keuangan proyek oleh tenaga ahli keuangan dalam hal ini oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan BPKP. Menurut Husen 2009, manajemen biaya proyek dapat dilakukan dengan membuat format perencanaan keuangan seperti berikut. a. Kurva S Selain untuk mengetahui progress waktu proyek, Kurva S juga berguna untuk mengendalikan biaya. Hal ini ditunjukkan dari bobot pengeluaran kumulatif masing-masing kegiatan yang dapat dikontrol dengan membandingkan dengan baseline periode tertentu sesuai dengan kemajuan aktual proyek. b. Diagram Cash Flow Diagram cash flow adalah diagram yang menunjukkan rencana aliran pengeluaran dan pemasukan biaya selama proyek berlangsung. Diagram ini diharapkan dapat mengendalikan keseluruhan biaya proyek secara detil sehingga tidak mengganggu keseimbangan kas proyek. 49 c. Kurva Earned Value Kurva earned value adalah kurva yang menyatakan nilai uang yang telah dikeluarkan pada baseline tertentu sesuai dengan kemajuan aktual proyek. Bila ada indikasi penyimpangan biaya, biaya itu dikoreksi dengan melakukan penjadwalan ulang dan meramalkan seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan sampai akhir proyek. d. Balance Sheet Balance sheet menyatakan besarnya aktiva dan pasiva keuangan perusahaan selama periode satu tahun dengan keseluruhan proyek yang telah dikerjakan.

5. Membuat rencana pemeliharaan lanskap yang sesuai dengan kondisi tapak

Berdasarkan pengamatan terdapat beberapa desain yang penempatannya tidak sesuai dengan gambar kerja dan pemilihan tanaman yang tidak sesuai dengan kondisi tapak. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya inventarisasi dan survei langsung kondisi tapak. Rencana pemeliharaan diperlukan untuk menjadi panduan dalam pelaksanaan pemeliharaan taman. Rencana pemeliharaan meliputi jenis kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan, jadwal pelaksanaan, pelaku dan penanggung jawab, keperluan bahan, alat, kebutuhan tenaga kerja, prosedur cara melakukan kegiatan pemeliharaan, standar dan target capaian pekerjaan Arifin et al., 2008. Selain itu, agar pekerjaan pemeliharaan berjalan dengan baik harus didukung oleh faktor pendukung seperti sumber air dan listrik.

6. Membuat surat kesepakatan dan perjanjian kerja yang rinci dalam

pelaksanaan proyek lanskap Surat kesepakatan dan perjanjian kerja proyek lanskap tertulis dalam Surat Perjanjian Pemborongan Nomor: DK.414-151VI2013. Dalam Surat Perjanjian Pemborongan berisi kesepakatan bersama yang mengikat antara PT Adhi Karya, Tbk dengan PT Tropica Greeneries. Di dalam surat tersebut tertera hak dan kewajiban yang harus dilakukan perusahaan. Jika terdapat hal yang belum jelas, dapat diadakan pertemuan. Hal-hal penting yang tidak terdapat dalam surat sebaiknya dibicarakan dan dibuat surat perjanjian tambahan addendum agar tidak merugikan kedua belah pihak. Surat kesepakatan dan perjanjian kerja ini dibuat agar pelaksanaan proyek lebih terkontrol dan tidak dapat berubah sesuai keinginan pemilik proyek.

7. Memperbaiki sistem koordinasi antara kontraktor utama dan sub

kontraktor Koordinasi yang baik dalam proyek sangat diperlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk mencapai hasil kerja yang baik, kontraktor utama dan subkontraktor harus saling bekerja sama. Sistem koordinasi dapat melalui pertemuan rutin ataupun komunikasi melalui media sosial. Pertemuan rutin dapat dilakukan dua minggu sekali yang melibatkan pemilik proyek, kontraktor utama, dan subkontraktor. Komunikasi antara pemilik proyek, kontraktor utama, dan subkontraktor harus efektif dan kooperatif sehingga tidak saling menyalahkan pada saat pelaksanaan kerja. Jika kontraktor utama mendapat informasi dari pemilik proyek, ia sebaiknya langsung memberitahukan kepada subkontraktor. Komunikasi yang jelas, akurat, dan lancar merupakan hal yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan pekerjaan. Menurut Ardiyansyah 2008,