Kebun Singkong Kondisi Umum Penggunaan Lahan

yang lebih gembur dan sarang sehingga dapat menstimulasi laju peresapan air lebih cepat. Oleh karena itu, laju infiltrasi konstan pada lahan Kebun Singkong lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga penggunaan lahan lainnya. Gambar 5. Kurva Laju Infiltrasi Tanah pada Berbagai Penggunaan Lahan Laju infiltrasi tanah konstan pada Kebun Durian sebesar 5,40 cmjam dan Lahan Terbuka 5,20 cmjam. Laju infiltrasi tanah konstan pada kedua penggunaan lahan tersebut termasuk kedalam kelas laju infiltrasi sedang. Lahan Terbuka memiliki laju infiltrasi tanah konstan yang lebih rendah dibandingkan dengan Kebun Durian. Hal ini berkaitan dengan keberadaan vegetasi yang terdapat pada kedua lahan tersebut. Vegetasi dapat melindungi tanah terhadap pukulan butir hujan melalui tutupan kanopinya sehingga permukaan tanah terhindar dari pemadatan. Selain itu, tegakan batang dan akar yang terdapat pada lahan juga dapat mengurangi laju aliran permukaan sehingga dapat memberikan waktu yang lebih lama agar air masuk ke dalam tanah. Oleh karena itu, Lahan Terbuka yang tidak memiliki vegetasi penutup tanah memiliki laju infiltrasi konstan yang terendah.

IV.2.3. Volume Air Terinfiltrasi

Jumlah air yang terinfiltrasi pada suatu lahan tergantung pada laju infiltrasi pada suatu periode waktu. Hasil analisis jumlah air yang masuk ke dalam tanah disajikan dalam Tabel 4. Jumlah air yang masuk ke dalam tanah tertinggi terdapat pada lahan Kebun Singkong sebesar 4087,05 cm 3 . Lahan Kebun Singkong memiliki tanah yang sarang dan remah akibat pengolahan tanah maupun pengaruh tanaman yang menghasilkan umbi, sehingga mendorong pergerakan air yang masuk ke dalam tanah lebih cepat dibandingkan dengan penggunaan lahan lainnya. Lahan Kebun Karet memiliki jumlah air yang terinfiltrasi lebih rendah dibandingkan dengan Kebun Singkong yaitu sebesar 3874,04 cm 3 . Hal ini dikarenakan, tanaman Karet tidak menghasilkan umbi seperti halnya tanaman singkong sehingga tanah lahan ini tidak sarang seperti pada Kebun Singkong. Selain itu, kondisi tanah pada Kebun Karet yang relatif sudah jenuh menyebabkan jumlah air yang masuk saat pengukuran infiltrasi menjadi lebih sedikit. Hal ini dapat dilihat dari laju infiltrasi tanah awal pada Kebun Karet yang lebih rendah dibandingkan dengan Kebun Singkong. Jumlah air yang terinfiltrasi pada lahan Kebun Durian lebih rendah dibandingkan dengan lahan Kebun Karet yaitu sebesar 3212,49 cm 3 . Hal ini berkaitan dengan jumlah vegetasi yang terdapat pada lahan. Kebun Karet memiliki jumlah vegetasi yang lebih banyak dibandingkan Kebun Durian sehingga perakaran tanaman yang terbentuk juga lebih banyak. Perakaran tanaman yang lebih banyak pada Kebun Karet menyebabkan jumlah air yang terinfiltrasi lebih banyak dibandingkan Kebun Durian. Adapun jumlah air yang terinfiltrasi pada Lahan Terbuka merupakan yang terendah 2792,53 cm