Laju Infiltrasi Konstan Profil Infiltrasi Tanah pada Berbagai Penggunaan Lahan
Tabel 5. Indeks Stabilitas Agregat ISA pada Berbagai Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan
Indeks Stabilitas Agregat ISA
Kelas Stabilitas Agregat
Kebun Karet 1401,4 a
Sangat stabil sekali Kebun Singkong
362,8 b Sangat stabil sekali
Kebun Durian 496,4 ab
Sangat stabil sekali Lahan Terbuka
385,3 b Sangat stabil sekali
Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji duncan pada taraf 5
α=0,05
Stabilitas agregat tanah memiliki pengaruh terhadap laju infiltrasi tanah. Stabilitas agregat tanah yang tinggi dapat mempertahankan pori tanah terhadap
gaya perusak, sehingga cenderung dapat menjaga kemampuan tanah untuk melalukan air ke lapisan tanah yang lebih dalam.
Nilai ISA pada berbagai penggunaan lahan disajikan pada Tabel 5. Hasil pengamatan ISA menunjukkan urutan tertinggi, yaitu 1401,4 pada Kebun Karet,
496,4 pada Kebun Durian, 385,3 pada Tanah Terbuka, dan 362,8 pada Kebun Singkong. Nilai ISA yang tinggi pada lahan Kebun Karet ini menunjukkan bahwa
tanah pada lahan tersebut memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap gaya perusak dibandingkan dengan lahan yang lainnya. Hal ini menyebabkan pori
tanah yang terbentuk pada lahan ini dapat lebih tahan terhadap gangguan yang ada, sehingga dapat mempertahankan laju infiltrasi tanahnya.
Pengaruh stabilitas agregat tanah ini dapat dilihat pada Gambar 5, dimana kurva laju infiltrasi tanah pada Kebun Karet relatif lebih landai dibandingkan
dengan penggunaan lahan lainnya. Hal ini menunjukkan jumlah pori yang terdapat dalam tanah dapat lebih dipertahankan sehingga penurunan laju infiltrasi
yang terjadi tidak terlalu besar dan memiliki laju infiltrasi konstan yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kebun Durian dan Lahan Terbuka.
Lahan Kebun Durian memiliki nilai ISA yang lebih rendah dibandingkan dengan Kebun Karet, yaitu sebesar 496,4. Hal ini menunjukkan bahwa ketahanan
tanah pada lahan Kebun Durian tidak lebih baik dibandingkan dengan Kebun Karet. Berdasarkan Gambar 5, kurva laju infiltrasi pada lahan Kebun Durian
mengalami penurunan yang lebih tinggi kurva lebih curam dibandingkan dengan Kebun Karet. Penurunan laju infiltrasi yang cukup tinggi tersebut menunjukkan
bahwa jumlah pori yang dapat melalukan air pada lahan Kebun Durian mengalami penurunan akibat penyumbatan oleh partikel tanah yang terdispersi.
Kebun Singkong memiliki nilai ISA paling rendah yaitu sebesar 362,8 namun masih tergolong sangat mantap sekali. Lahan Kebun Singkong termasuk
dalam lahan pertanian intensif, dimana pengolahan tanah dilakukan terus menerus. Aktivitas ini menyebabkan agregat-agregat tanahnya sering mengalami gangguan
sehingga memiliki kemantapan agregat yang lebih rendah dibandingkan Kebun Karet dan Kebun Durian. Namun, akibat pembentukan umbi yang dapat
menggemburkan tanah mampu menstimulasi pergerakan air masuk ke dalam tanah menjadi lebih cepat. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5, dimana Kebun
Singkong memiliki laju infiltrasi konstan yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan lahan lainnya.
Lahan Terbuka memiliki nilai ISA yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kebun Singkong yaitu sebesar 385,3. Hal ini dikarenakan, Lahan Terbuka
merupakan lahan yang tidak dimanfaatkan, sehingga pada lahan ini tidak mengalami hancuran agregat akibat pengolahan tanah seperti pada lahan Kebun
Singkong. Akan tetapi, agregat pada permukaan tanah mengalami gangguan akibat pukulan butir hujan yang dapat menyebabkan pecahnya agregat dan
terlepasnya partikel tanah. Partikel tanah yang terlepas itu menyebabkan penyumbatan pori tanah ketika infiltrasi berlangsung sehingga menyebabkan
penurunan laju infiltrasi yang drastis dan memiliki laju infiltrasi konstan yang rendah.
Stabilitas agregat yang tinggi dapat mempertahankan jumlah pori tanah yang ada sehingga dapat meningkatkan laju infiltrasi tanah. Akan tetapi, stabilitas
agregat tanah yang rendah tidak selalu memiliki laju infiltrasi tanah yang rendah pula. Lahan Kebun Singkong memiliki stabilitas agregat tanah yang rendah
namun laju infiltrasi konstan yang terjadi pada lahan ini merupakan yang tertinggi. Hal ini dikarenakan umbi yang terbentuk pada lahan Kebun Singkong dapat
memperbaiki porositas tanah sehingga laju infiltrasi tetap tinggi.