Volume Air Terinfiltrasi Profil Infiltrasi Tanah pada Berbagai Penggunaan Lahan

Lahan Terbuka memiliki nilai ISA yang lebih tinggi dibandingkan dengan Kebun Singkong yaitu sebesar 385,3. Hal ini dikarenakan, Lahan Terbuka merupakan lahan yang tidak dimanfaatkan, sehingga pada lahan ini tidak mengalami hancuran agregat akibat pengolahan tanah seperti pada lahan Kebun Singkong. Akan tetapi, agregat pada permukaan tanah mengalami gangguan akibat pukulan butir hujan yang dapat menyebabkan pecahnya agregat dan terlepasnya partikel tanah. Partikel tanah yang terlepas itu menyebabkan penyumbatan pori tanah ketika infiltrasi berlangsung sehingga menyebabkan penurunan laju infiltrasi yang drastis dan memiliki laju infiltrasi konstan yang rendah. Stabilitas agregat yang tinggi dapat mempertahankan jumlah pori tanah yang ada sehingga dapat meningkatkan laju infiltrasi tanah. Akan tetapi, stabilitas agregat tanah yang rendah tidak selalu memiliki laju infiltrasi tanah yang rendah pula. Lahan Kebun Singkong memiliki stabilitas agregat tanah yang rendah namun laju infiltrasi konstan yang terjadi pada lahan ini merupakan yang tertinggi. Hal ini dikarenakan umbi yang terbentuk pada lahan Kebun Singkong dapat memperbaiki porositas tanah sehingga laju infiltrasi tetap tinggi.

IV.3.2. Bahan Organik Tanah

Bahan organik tanah merupakan salah satu komponen tanah yang berperan dalam memperbaiki sifat kimia, biologi, dan fisik tanah.Poerwowidodo 1984, mengemukakan bahwa salah satu peran penting dari bahan organik tanah adalah dalam perbaikan struktur tanah. Pada tanah bertekstur berat, bahan organik berfungsi untuk merubah struktur gumpal kasar dan kuat menjadi struktur yang lebih halus tidak kasar, dengan derajat struktur sedang hingga kuat, sehingga lebih mudah untuk diolah. Bahan organik tanah merupakan sumber energi dan makanan bagi organisme tanah serta bahan penyemen untuk pembentukan agregat yang lebih stabil. Organisme yang berkembang ini selanjutnya akan merangsang pembentukan struktur tanah yang lebih sarang sehingga dapat meningkatkan laju infiltrasi tanah Rachman, 1988. Jumlah bahan organik tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor penggunaan lahan dan pengolahan tanah. Pengaruh penggunaan lahan terkait dengan banyaknya sisa tanaman yang dapat disumbangkan ke dalam tanah dari tumbuhan yang berada diatasnya. Adapun pengolahan tanah berpengaruh pada seberapa cepat bahan organik tanah itu terdekomposisi. Nilai kandungan bahan organik tanah disajikan pada Tabel 6. Berdasarkan hasil uji lanjut terlihat bahwa bahan organik tanah pada setiap lahan pengamatan berbeda nyata pada taraf 5. Urutan kandungan bahan organik tanah tertinggi yaitu 3,83 pada Kebun Karet, 3,00 pada Kebun Durian, 2,60 pada Lahan Terbuka, dan 2,23 pada Kebun Singkong. Tabel 6.Bahan Organik pada Berbagai Penggunaan Lahan Penggunaan Lahan Bahan Organik … ... Kebun Karet 3,83 a Kebun Singkong 2,23 d Kebun Durian 3,00 b Lahan Terbuka 2,60 c Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji duncan pada taraf 5 α=0,05 Tingginya kadar bahan organik pada lahan Kebun Karet dibandingkan dengan lahan Kebun Durian, Kebun Singkong, dan Lahan Terbuka karena adanya pengaruh vegetasi. Lahan Kebun Karet memiliki vegetasi yang lebih banyak sehingga sisa-sisa vegetasi tersebut dapat menyumbangkan lebih banyak bahan organik. Tingkat kerapatan tanaman yang tinggi pada lahan ini juga menyebabkan terjadinya akumulasi bahan organik akibat proses dekomposisinya yang berjalan lambat. Selain itu, vegetasi juga membantu pembentukan biopori yang menghasilkan saluran air dan udara yang lebih banyak akibat perakaran tanaman yang membusuk. Bahan organik ini berperan dalam pembentukan agregat tanah sehingga dapat meningkatkan jumlah pori tanah serta aktivitas mikroorganisme yang pada akhirnya meningkatkan porositas tanah dan kestabilan struktur tanah. Porositas tanah dan stabilitas agregat tanah yang semakin baik dapat meningkatkan laju air masuk ke dalam tanah. Oleh karena itu, secara tidak langsung bahan organik dapat meningkatkan laju infiltrasi tanah. Lahan Kebun Durian memiliki kandungan bahan organik yang lebih rendah dibandingkan dengan lahan Kebun Karet. Hal ini dikarenakan jumlah vegetasi yang dapat menyumbangkan bahan organik pada Kebun Durian lebih sedikit. Selain itu, intensitas sinar matahari yang masuk pada lahan Kebun Durian lebih tinggi dibandingkan dengan Kebun Karet, sehingga memungkinkan proses dekomposisi bahan organik menjadi lebih cepat. Kandungan bahan organik tanah pada Lahan Terbuka lebih rendah daripada Kebun Durian dan Kebun Karet. Hal ini dikarenakan tidak adanya vegetasi pada Lahan Terbuka, sehingga tidak ada pemasok bahan organik tanah. Rendahnya bahan organik tanah ini menyebabkan sifat fisik tanah, terutama kemantapan agregat pada Lahan Terbuka tidak sebaik Kebun Durian. Oleh karena itu, laju infiltrasi tanah pada lahan Kebun Durian lebih tinggi dibandingkan dengan Lahan Terbuka. Lahan Kebun Singkong memiliki kandungan bahan organik yang terendah karena pada lahan ini dilakukan pengolahan tanah yang menyebabkan bahan organik terdekomposisi lebih cepat. Pengolahan tanah yang dilakukan pada lahan ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan umbi dan perakaran tanaman. Terciptanya perakaran dan umbi yang lebih baik akan menstimulasi pergerakan air sehingga laju infiltrasi tanah pada lahan ini lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga penggunaan lahan lainnya. Bahan organik tanah memberikan pengaruh terhadap laju infiltrasi tanah secara tidak langsung, yaitu dengan memperbaiki sifat fisik tanah, seperti peningkatan pori drainase, perbaikan struktur tanah, dan kemantapan agregat tanah. Agregat tanah yang lebih stabil dapat mempertahankan pori tanah dari kerusakan akibat gangguan yang terjadi sehingga penurunan laju infiltrasi tanah yang terjadi tidak drastis. Selain itu, bahan organik juga cenderung menurunkan tingkat kepadatan tanah melalui perbaikan struktur tanah dan peningkatan porositas tanah sehingga dapat meningkatkan jumlah air yang dapat masuk ke dalam tanah.

IV.3.3. Basa-Basa Dapat Ditukar

Basa-basa yang dapat ditukar meliputi kalsium Ca, Magnesium Mg, dan Natrium Na. Kandungan basa-basa dapat ditukar pada keempat penggunaan lahan menunjukkan hasil yang bervariasi. Tabel 7 menunjukkan kandungan basa- basa pada berbagai penggunaan lahan. Ketersediaan basa-basa dalam tanah seperti Natrium, Kalsium, dan Magnesium akan saling tergantung dengan ketersediaan basa yang lainnya. Natrium dapat ditukar tidak pernah dalam jumlah yang tinggi apabila Kalsium yang terlarut dalam jumlah yang tinggi. Jumlah Kalsium dan Magnesium yang dapat diganti serta Natrium yang dapat diadsorbsi oleh kompleks jerapan akan meningkat bila konsentrasi garam natrium dalam larutan tanah meningkat Kelly, 1951 dalam Wahab, 1985. Menurut Agassi 1995, ketersediaan basa-basa dalam tanah ini tidak hanya berpengaruh pada akhir laju infiltrasi, tapi juga pada awal terjadinya penurunan infiltrasi. Kandungan Na-dd yang tinggi dalam tanah dapat menyebabkan tanah mudah terdispersi sehingga menyebabkan kerusakan struktur tanah. Kerusakan struktur tanah ini menyebabkan penyumbatan pori tanah sehingga dapat menurunkan laju infiltrasi tanah. Tabel 7. Basa-basa me100g tanah pada berbagai penggunaan lahan Penggunaan Lahan Ca-dd Mg-dd Na-dd …me 100 g tanah… Kebun Karet 0,40 c 0,17 b 1,08a Kebun Singkong 0,43 c 0,14 c 0,90d Kebun Durian 0,80 a 0,48 a 1,02b Lahan Terbuka 0,56 b 0,17 b 0,96c Keterangan: angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata menurut uji duncan pada taraf 5 α=0,05 Lahan Kebun Karet memiliki kandungan Ca-dd dan Mg-dd yang rendah serta kandungan Na-dd yang tertinggi. Akan tetapi, kandungan bahan organik dan kemantapan agregat pada lahan Kebun Karet yang tinggi dapat mengurangi pengaruh dispersi tanah yang diakibatkan oleh tingginya kandungan Na-dd. Oleh karena itu, laju infiltrasi pada lahan Kebun Karet dapat lebih stabil karena keberadaan pori tanah dapat lebih dipertahankan. Lahan Kebun Durian memiliki kandungan Ca-dd dan Mg-dd tertinggi dibandingkan dengan ketiga penggunaan lahan lainnya serta kandungan Na-dd yang cukup tinggi pula. Pengaruh Na-dd yang tinggi ini dapat dilihat dari penurunan laju infiltrasi yang cukup tinggi, terutama pada awal infiltrasi. Hal ini dikarenakan ada kemungkinan terjadinya dispersi partikel tanah khususnya klei sehingga menyebabkan penyumbatan pori tanah yang dapat melalukan air. Lahan Kebun Singkong memiliki kandungan Na-dd yang terendah serta jumlah kandungan Ca-dd dan Mg-dd yang sama dengan lahan Kebun Karet. Salah satu penyebab rendahnya kandungan basa-basa pada lahan ini adalah pengolahan tanah. Pengolahan tanah yang dilakukan pada lahan Kebun Singkong ini menyebabkan unsur hara dan bahan organik tanah lebih cepat hilang dan terdekomposisi sehingga menurunkan kandungan bahan organik dan unsur hara dalam tanah. Kandungan Na-dd yang rendah pada lahan Kebun Singkong menyebabkan tanah tidak mudah terdispersi. Hal ini dapat terlihat dimana laju infiltrasi tanah konstan pada lahan ini merupakan laju infiltrasi tertinggi. Kandungan basa-basa pada Lahan Terbuka lebih tinggi dibandingkan dengan Kebun Singkong. Pada lahan ini kandungan Na-dd lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan Ca-dd dan Mg-dd dalam tanah. Tingginya kandungan Na-dd ini mengakibatkan terjadinya dispersi dan menurunkan laju infiltrasi tanah. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5, dimana Lahan Terbuka memiliki laju infiltrasi tanah konstan yang lebih rendah dibandingkan dengan penggunaan lahan lainnya. Selain itu, tidak adanya vegetasi pada lahan ini menyebabkan porositas tanah lebih buruk dibandingkan lahan yang lain, sehingga laju infiltrasinya paling rendah.