domestik maupun pasar luar daerah itu sendiri. Itu berarti daerah secara tidak langsung mempunyai kemampuan untuk mengekspor barang dan jasa yang
dihasilkan oleh sektor tersebut ke daerah lain. 2.
Sektor Non Basis, yaitu sektor atau kegiatan yang hanya mampu melayani pasar daerah itu sendiri.
Berdasarkan teori
ini, sektor
basis perlu dikembangkan dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi suatu daerah.
2.2 Penelitian-penelitian Terdahulu
Hasil penelitian Suparno 2008 terhadap sektor-sektor perekonomian Pulau Sulawesi dengan menggunakan metode analisis basis wilayah LQ
menyatakan bahwa ada beberapa sektor yang mampu menjadi sektor basis secara kontinyu pada tahun 2000-2007 berdasarkan indikator nilai tambah. Sektor-sektor
tersebut adalah sektor Pertanian, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Bangunan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, dan sektor Jasa-jasa. Sementara
sektor Pertambangan dan Penggalian, sektor Industri Pengolahan, sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, dan sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa
Perusahaan tidak mampu menjadi sektor basis pada tahun 2000-2007. Selain itu ada beberapa sektor yang memiliki keunggulan sekaligus berdasarkan keunggulan
komparatif, daya saing yang tinggi keunggulan dan spesialisasinya yaitu sektor Pertanian, sektor Bangunan dan sektor Jasa-jasa.
Bustam 2005 dalam identifikasi dan kontribusi subsektor Perikanan terhadap PDRB Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan bahwa berdasarkan
hasil analisis LQ menunjukkan bahwa subsektor Perikanan merupakan subsektor dengan LQ tertinggi kelima dari semua subsektor PDRB, yaitu dengan LQ 2,09.
Sementara terhadap sektor Pertanian, sektor ini berada pada urutan ketiga setelah subsektor Tanaman Bahan Makanan dan subsektor Peternakan.
Hidayat 2004 dalam mengidentifikasikan sektor basis dan non basis di Kabupaten Purbalingga tahun 1996-2003 menemukan bahwa laju pertumbuhan
adalah positif. Berdasarkan perhitungan LQ yang merupakan sektor basis bagi Kabupaten Purbalingga tahun 1996-2003 adalah sektor Pertambangan dan
Penggalian, sektor Industri Pengolahan, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, sektor Bangunan dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.
Butar-butar 2004 dalam mengidentifikasikan sektor-sektor basis Kota Batam periode 1998-2002 diperoleh hasil bahwa prioritas pengembangan wilayah
Batam dibagi menjadi 4 empat kelompok prioritas berdasarkan penggabungan analisis LQ, rata-rata kontribusi sektor ekonomi dan pertumbuhan ekonomi Kota
Batam. Hasil penelitian tersebut adalah prioritas 1 adalah sektor Industri Pengolahan, prioritas 2 adalah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih, dan prioritas 3
adalah sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.
2.3 Kerangka Pemikiran