Pertumbuhan Ekonomi Sektoral Kondisi Ekonomi Provinsi Gorontalo

maka hasil produksi sektor Pertanian lebih banyak diekspor dalam bentuk bahan mentahbelum diolah yang cenderung memiliki nilai tambah rendah, karena hasil produksi tersebut tidak mampu diserap oleh sektor Industri Pengolahan. Ekspor produksi pertanian Provinsi Gorontalo yang sebagian besar berupa komoditas Jagung, Kelapa, Sapi dan Ikan ke luar daerah seperti pulau Jawa dan luar negeri seperti Jepang, Malaysia dan Filipina masih dalam bentuk bahan mentah sehingga selain memiliki nilai tambah yang masih rendah juga sangat rentan terhadap kemungkinan rusaknya produk-produk tersebut pada saat pengiriman sehingga dapat menurunkan kualitas produk.

4.2.2 Pertumbuhan Ekonomi Sektoral

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan dari hasil pembangunan yang dilaksanakan oleh suatu daerah, khususnya pembangunan dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berguna untuk mengukur kinerja pembangunan dan sebagai indikator guna penyusunan rencana pembangunan pada masa yang akan datang. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama suatu periode tertentu tersebut tidak terlepas dari perkembangan masing- masing sektorsubsektor yang ikut membentuk nilai tambah perekonomian suatu daerah secara keseluruhan. Pertumbuhan tersebut merupakan agregat dari pertumbuhan di setiap sektor ekonomi yang ada. Bagi setiap daerah, indikator ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang telah dicapai, kinerja perekonomian daerah serta berguna untuk menentukan arah pembangunan masa yang akan datang. Gambar 4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo dan Indonesia Tahun 2002- 2008 Berdasarkan gambar diatas, laju pertumbuhan ekonomi Gorontalo selama kurun waktu 2002-2008 memberikan suatu indikator pertumbuhan yang baik. Secara rata-rata pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo melaju diatas laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pada tahun 2002, laju pertumbuhan ekonomi Gorontalo sebesar 6,45 persen, sedangkan laju pertumbuhan Indonesia 4,50 persen. Laju pertumbuhan ekonomi Gorontalo tersebut terus meningkat hingga tahun 2008 dengan pertumbuhan mencapai sebesar 7,76 persen, sementara pertumbuhan nasional sebesar 6,06 persen. Hal tersebut terjadi karena sebagai provinsi yang terbilang baru, masih banyak dilakukan pembangunan infrastruktur dasar guna menunjang kelangsungan jalannya pemerintahan dan pembangunan. Gambaran fluktuasi pertumbuhan ekonomi secara riil dari tahun ke tahun dapat dilihat melalui penyajian PDRB atas dasar harga konstan. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, dan sebaliknya menunjukkan terjadinya penurunan. Jika suatu sektor memiliki laju pertumbuhan relatif tinggi pada waktu yang relatif panjang, maka diharapkan sektor tersebut akan mampu mengangkat perekonomian Provinsi Gorontalo. Apabila sebaliknya, maka akan menimbulkan kekhawatiran bahwa sektor ini akan cenderung memperlambat laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo secara keseluruhan. Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo menurut Sektor Ekonomi Tahun 2002-2008 Lapangan Usaha Tahun Rata- rata 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian 8,73 4,49 3,16 7,45 7,94 7,32 8,06 6,74 Pertambangan dan Penggalian 13,09 15,44 3,36 9,65 11,26 11,79 10,14 10,68 Industri Pengolahan 5,51 4,98 5,15 4,73 5,93 5,39 5,47 3,61 Listrik, Gas, dan Air Bersih 7,76 3,42 11,93 5,44 1,56 14,65 0,74 6,29 Bangunan 3,71 7,41 4,46 4,84 12,42 10,12 10,17 7,59 Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,65 1,72 2,54 4,89 6,87 6,83 6,87 4,77 Pengangkutan dan Komunikasi 8,27 5,34 22,44 9,36 9,75 7,05 7,58 7,61 Keuangan, Real Estat Jasa Persh 14,98 27,27 20,13 3,58 7,44 8,39 7,20 11,69 Jasa - jasa 12,10 9,00 5,54 15,61 9,93 7,60 8,39 9,74 PDRB 6,45 6,88 6,93 7,19 7,30 7,51 7,76 7,15 Sumber: BPS Provinsi Gorontalo diolah Kinerja perekonomian Gorontalo selama delapan tahun 2001-2008 mengalami percepatan pertumbuhan. Hal ini terlihat dari laju pertumbuhannya yang terus mengalami kenaikan, yaitu dari 6,45 persen pada tahun 2002 menjadi 7,76 persen pada tahun 2008 atau secara rata-rata mengalami pertumbuhan sebesar 7,15 persen. Sejak tahun 2002 hingga 2008 hampir keseluruhan sektor ekonomi yang ada mengalami pertumbuhan positif, kecuali pada sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan, sektor Industri Pengolahan dan sektor Listrik, Gas dan Air Bersih . Selama kurun waktu 2001-2008 terdapat tiga sektor yang mengalami pertumbuhan rata-rata yang cukup tinggi yaitu sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan sebesar 11,69 persen dan sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 10,68 persen, dan sektor Jasa-jasa sebesar 9,74 persen. Pada tahun 2002, sektor Keuangan, Real Estat dan Jasa Keuangan memiliki laju pertumbuhan yang paling tinggi yaitu 14,98 persen dan kondisi ini terus berlangsung hingga tahun 2004. Pada tahun 2008 laju pertumbuhan sektor ini sebesar 7,20 persen. Sektor lain yang memiliki pertumbuhan cukup tinggi pada tahun 2002 adalah sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu sebesar 13,09 persen yang disebabkan oleh adanya penemuan tambang emas, walaupun eksplorasinya masih bersifat tradisional karena masih dilakukan langsung oleh masyarakat sehingga pertumbuhan yang positif ini bersifat fluktuatif dalam kurun waktu tersebut, dan berlangsung sampai dengan tahun 2008 dengan pertumbuhan sebesar 10,14 persen. Sektor selanjutnya yang memiliki pertumbuhan tinggi ketiga adalah sektor Jasa-jasa. Sektor ini tumbuh sebesar 12,10 pada tahun 2002 dan pada tahun 2008 tumbuh sebesar 8,39 persen dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 9,74 persen, Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih memiliki laju pertumbuhan rata-rata terkecil selama kurun waktu penelitian, padahal peranan sektor ini sangat berarti bagi kinerja sektor-sektor lainnya dikaitkan dengan fungsinya sebagai sektor penunjang. Kecilnya pertumbuhan sektor ini, bahkan sempat mengalami pertumbuhan negatif pada tahun 2008 -0,47 persen disebabkan terutama oleh subsektor Listrik. Kurang memadainya sumber pembangkit listrik yang dimiliki oleh Gorontalo dan kurang lancarnya pasokan bahan baku penghasil listrik menjadi penyebab kecilnya laju pertumbuhan sektor Listrik, Gas dan Air Bersih ini, yaitu pembangkit listrik diesel yang telah berusia tua dan tersendatnya pasokan solar sebagai bahan baku pembangkit listrik yang semakin tidak seimbang dengan kebutuhan listrik yang semakin meningkat oleh rumah tangga dan industri di Gorontalo.

4.2.3 Sumber Pertumbuhan Ekonomi