18
Sumber: Jabotabek Map 2005.
Gambar 2. Peta stasiun pengamatan di Sungai Cihideung.
3.2. Penentuan Stasiun Pengambilan Sampel
Nedham and Nedham 1962 telah mengindikasikan dengan jelas bahwa daerah berbatu atau daerah dangkal yang beriak merupakan daerah yang terdapat
banyak makanan bagi makroavertebrata. Selain itu pergerakan aliran air menyebabkan oksigen juga sangat alami, karena makroavertebrata termasuk
hewan yang membutuhkan banyak oksigen. Hal inilah yang menyebabkan banyak
U
St 1 St 2
St 4 St 3
19 dari pengamatan untuk mengetahui kelimpahan dari suatu organisme akuatik
dilakukan pada wilayah beriak riffle tersebut. Pada wilayah yang kondisi airnya masih terlihat bersih, membuat proses fotosintesis berjalan lebih efektif dalam
menghasilkan organisme plankton. Maka pengamatan dilakukan di beberapa stasiun. Untuk pengambilan contoh makroavertebrata dilakukan di 4 stasiun
dengan empat kali ulangan. Pengambilan contoh makroavertebrata dilakukan pada daerah sungai yang beriak riffle dan mengikuti pola bentuk sungai, karena
makroavertebrata menyukai daerah tersebut. Contoh perairan yang beriak dapat dilihat pada Gambar 3. Pengambilan contoh air untuk parameter fisika kimia dan
biota air dilakukan pada setiap stasiun tanpa ulangan.
Gambar 3. Contoh daerah riffle Doc. Pribadi
Stasiun 1, terletak antara Desa Situ Daun dan Purwasari, Kecamatan Dramaga, daerah ini merupakan bagian dari hulu Sungai Cihideung. Lahan di
sekitar digunakan untuk daerah persawahan, perkebunan dan ada pula kegiatan perikanan, 500 m dari lokasi stasiun 1 terdapat tambak yang masih aktif. Substrat
dasar di Stasiun 1, adalah batu-batu besar dan relatif dangkal, daerah stasiun 1 ini perairannya cukup jernih.
Stasiun 2, terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Dramaga. Di sekitar Stasiun 2 ini digunakan sebagai lahan persawahan, perkebunan dan pemukiman
yang berada di kanan kiri stasiun dengan substrat dasar batu berkerikil yang relatif lebih kecil dibandingkan batu pada Stasiun 1.
20 Stasiun 3, terletak di Desa Dramaga yaitu di daerah Leuwikopo, dimana di
daerah ini digunakan masyarakat sekitar untuk kegiatan MCK, pemukiman penduduk dan di pinggir sungai terdapat tempat pembuangan sampah, sehingga
daerah sekitar sungai relatif sangat kotor. Substrat dasar batu berkerikil dan agak berlumpur, dengan keadaan perairan cukup tenang.
Stasiun 4 terletak di belakang tempat penjernihan air IPB. Lahan sekitar digunakan untuk bagunan pengolahan air IPB, hutan kecil, dan ladang. Substrat
dasarnya berupa batu kerikil dan dasar perairan keras. Tetapi wilayah sekitar perairan lebih baik dibandingkan dengan Stasiun 3.
3.3. Alat dan Bahan