BAB III PERJANJIAN PEMBORONGAN DAN PENGATURANNYA
A. Pengertian Perjanjian Pemborongan dan Bentuk-bentuk Perjanjian Pemborongan
1. Perjanjian Pemborongan Sebagaimana diketahui, Negara Indonesia merupakan suatu negara yang
sedang membangun, di mana pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan disegala bidang, baik pembangunan di bidang fisik maupun di bidang non fisik.
Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati
seluruh rakyat sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan merata. Sebaliknya, berhasil tidaknya pembangunan tergantung dari partisipasi
seluruh rakyat yang berarti pembangunan harus dilaksanakan secara merata oleh segenap lapisan masyarakat.
Pelaksanaan pembangunan proyek-proyek ini melibatkan berbagai pihak seperti pemberi tugas bouwheer, pemborong, arsitek, agrarian, Pemda dan
sebagainya. Di samping itu dalam pelaksanaan pembangunan kita dihadapkan pada peralatan-peralatan yang mutakhir dan canggih yang perlu di perhatikan.
Kitab Undang-undang Hukum Perdata dalam Pasal 1601 b KUH Perdata, di mana perjanjian pemborongan disebut dengan istilah perjanjian pekerjaan yaitu
Universitas Sumatera Utara
persetujuan dengan mana pihak yang satu si pemborong mengikatkan diri untuk menyelesaikan suatu pekerjaan bagi pihak yang lain, pihak yang memborongkan
dengan menerima suatu harga yang ditentukan. Definisi perjanjian pemborongan di sini kurang tepat menganggap bahwa
perjanjian pemborongan adalah perjanjian sepihak sebab si pemborong hanya mempunyai kewajiban saja sedangkan yang memborongkan hak saja. Sebenarnya
perjanjian pemborongan adalah perjanjian timbal balik hak dan kewajiban.Dengan demikian definisi perjanjian pemborongan yang benar sebagai berikut: Pemborongan
pekerjaan adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu, si pemborong mengikatkan diri untuk yang memborong, mengikatkan diri untuk membayar suatu
harga yang ditentukan.
28
a. Bahwa yang membuat perjanjian pemborongan atau dengan kata lain yang
terkait dalam perjanjian pemborongan adalah dua pihak saja yaitu pihak kesatu disebut yang memborongkan prinsip bouwheer aanbesteder
pemberi tugas dan sebagainya. Di mana pihak kedua disebut pemborong kontraktor rekanan annemer pelaksana dan sebagainya.
Dari definisi tersebut dapat dikatakan bahwa:
b. Bahwa objek dari perjanjian pemborongan adalah pembuatan suatu karya het
maken van werk .
29
28
F.X Djumialdji, Op.Cit, hal 4
29
Ibid, hal 5
Universitas Sumatera Utara
Perjanjian pemborongan diatur dalam Bab 7A Buku III KUH Perdata Pasal 1601 b, kemudian Pasal 1604 sampai dengan Pasal 1616. Yang terdapat tiga 3
macam untuk melakukan perjanjian yaitu: 1.
Perjanjian Kerja 2.
Perjanjian Pemborongan 3.
Perjanjian menunaikan jasa Ketiga perjanjian tersebut mempunyai persamaan yaitu bahwa pihak yang
satu melakukan pekerjaan bagi pihak yang lain dengan menerima upah. Hal ini memiliki perbedaan antara perjanjian kerja dengan perjanjian pemborongan dan
perjanjian menunaikan jasa yaitu bahwa dalam perjanjian kerja terdapat unsur subordinasi, sedangkan pada perjanjian pemborongan dan perjanjian menunaikan jasa
ada koordinasi. Namun perbedaan antara perjanjian pemborongan dengan perjanjian menunaikan jasa, yaitu bahwa dalam perjanjian pemborongan berupa mewujudkan
suatu karya tertentu sedangkan dalam perjanjian menunaikan jasa berupa melaksanakan tugas tertentu yang ditentukan sebelumnya.
Perjanjian pemborongan selain diatur dalam KUH Perdata juga diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang pelaksanaan anggaran
pendapatan dan belanja Negara. Perjanjian pemborongan juga diatur dalam Peraturan Presiden Nomor : 4
Tahun 2015 tentang Pengadaan barang jasa Instansi Pemerintah .
Universitas Sumatera Utara
Perjanjian pemborongan pada KUH Perdata bersifat pelengkap artinya ketentuan-ketentuan perjanjian dalam KUH Perdata dapat digunakan oleh para pihak
dalam perjanjian pemborongan dapat membuat sendiri ketentuan-ketentuan perjanjian pemborongan asal tidak bertentangan atau dilarang oleh undang-undang serta tidak
bertentangan dengan ketertiban umum dan kesusilaan. Apabila para pihak dalam perjanjian pemborongan membuat sendiri
ketentuan-ketentuan yang disepakati maka ketentuan-ketentuan dalam KUH Perdata dapat melengkapi apabila ada kekerungannya.Disamping itu khusus untuk proyek-
proyek pemerintah harus berdasarkan ketentuan-ketentuan yang ditur dalam Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015, dan ketentuan tersebut bersifat memaksa
atau dengan kata lain tidak boleh dilanggar. Timbulnya perjanjian pemborongan dilatar belakangi oleh pesatnya kegiatan
pembangunan di segala bidang yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kesejahteraan hidup manusia. Pada awalnya manusia dalam memenuhi kebutuhannya
dalam hal pembangunan yang memerlukan tenaga kerja yang cukup besar adalah memulai kerjasama, yaitu suatu kerjasama yang ada di dalam masyarakat untuk
saling membantu dalam hal menyelesaikan suatu pekerjaan seseorang, dimana seseorang yang dibantu tersebut melakukan hal yang sama pada orang yang telah
membantu menyelesaikan pekerjaan. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, maka cara kerjasama tersebut ditinggalkan masyarakat dalam hal
untuk menyelesaikan pekerjaannya. Kita mengetahui bahwa masing-masing orang mempunyai kelemahan dan kelebihan dan suatu hal yang pasti bahwa setiap orang
Universitas Sumatera Utara
mempunyai keterbatasan,. Oleh karena itu orang yang berusaha memposisikan dirinya pada spesialisasi dan tertentu, misalnya keahlian penguasaan dibidang
teknologi dan kemampuan menyediakan tenaga kerja. Dengan perkembangan kehidupan kemasyarakatan dalam hal pembangunan, maka berkembang jugalah
bidang-bidang yang salah satunya bidang usaha perjanjian pemborongan yaitu usaha yang memanfaatkan keahliannya, kemampuan menyediakan tenaga kerja untuk
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan orang yang membutuhkan dengan mengharapkan balas dan jasa berupa sejumlah harga borongan tertentu untuk
memenuhi ketentuan-ketentuan yang diharapkan masing-masing pihak dalam perjanjian pemborongan ini maka dibutuhkan suatu kesepakatan masing-masing yang
dituangkan dalam suatu perjanjian atau kontrak. Perjanjian kontrak yang mengatur kesepakatan-kesepakatan para pihak dalam hal ini, pihak yang mengerjakan disebut
pemborong dengan pihak yang memborongkan pekerjaan tersebut disebut pemberi kerja inilah yang disebut pemborong pekerjaan.
30
Perjanjian pemborongan bersifat konsensuil artinya perjanjian pemborongan itu ada atau lahir sejak adanya kata sepakat antara kedua belah pihak yaitu pihak yang
memborongkan dengan pihak pemborong mengenai pembuatan suatu karya dan harga borongan kontrak.
2. Bentuk-Bentuk Perjanjian Pemborongan
31
30
http:repository.usu.ac.idbitstream12345678912108109E02025.pdf diakses pada tanggal 20 April 2015
31
F.X Djumialdji, Op.Cit, hal 7
Universitas Sumatera Utara
Dengan kata sepakat tersebut, perjanjian pemborongan mengikat kedua belah pihak artinya para pihak tidak dapat membatalkan perjanjian pemborongan
tanpa persetujuan pihak lainnya. Jiak perjanjian pemborongan dibatalkan atau diputuskan secara sepihak maka pihak lainnya dapat menuntutnya.
Perjanjian pemborongan bentuknya bebas atau vormurij artinya perjanjian dapat dibuat secara lisan maupun tertulis dalam prakteknya, apabila perjanjian
pemborongan yang menyangkut harga borongan yang agak besar maupun yang besar, biasanya perjanjian pemborongan dibuat secara baik dengan akta dibawah tangan
atau akta autentik akta notaris. Perjanjian pemborongan pada proyek-proyek pemerintah harus dibuat secara
tertulis dan dituangkan dalam bentuk-bentuk formulir tertentu, perjanjian yang dibuat dengan formulir-formulir tertentu disebut dengan perjanjian standar, perjanjian
pemborongan dibuat dengan bentuk standar pada proyek-proyek pemerintah oleh karena menyangkut keuangan yang besar jumlahnya dan untuk melindungi
kesejahteraan umum.
32
Arti perjanjian standar adalah perjanjian yang dibuat berdasarkan peraturan standar, adapun peraturan standar untuk Perjanjian Pemborongan yaitu AV 1941
AglemeneVoorwarden de Uitvoeing bij aanneming van openbare werken in Indonesie atau syarat-syarat umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan
Indonesia.
32
http:repository.usu.ac.idbitstream12345678912108109E02025.pdf diakses pada tanggal 20 April 2015
Universitas Sumatera Utara
Aglemene Voorwarden de Uitvoeing bij aannemig van openbare werken in Indonesie AV 1941 ditetapkan dengan keputusan pemerintah belanda tanggal 28
mei 1941. Disamping itu dalam Peraturan Presiden Nomor 4 tahun 2015 diatur
beberapa bentuk kontrak dengan menggunakan sistem: a.
Berdasarkan Bentuk Imbalan 1
Kontrak Lump Sum adalah kontrak pengadaan barangjasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah
harga yang pasti dan tetap, dan semua risiko yang mungkin muncul dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung oleh penyedia
barangjasa. 2
Kontrak Harga Satuan adalah kontrak pengadaan barangjasaatau penyelesaian buruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, berdasarkan
harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan atau unsur pekerjaan yang spesifikasi teknis tertentu yang volume pekerjaannya masih bersifat
perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang benar-benar telah
dilaksanakan oleh penyedia barangjasa. 3
Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan adalah kontrak yang merupakan gabungan lump sum dan harga satuan dalam satu pekerjaan
yang diperjanjikan.
Universitas Sumatera Utara
4 Kontrak Terima Jadi adalah kontrak pengadaan barangjasa pemborongan
atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan jumlah harga pasti dan tetap sampai seluruh bangunankonstruksi,
peralatan dan jaringan utama maupun penunjangannya dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditetapkan.
5 Kontrak Presentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultasi di bidang
kontruksi atau pekerjaan pemborongan tertentu, dimana konsultan yang bersangkutan menerima imbalan jasa berdasarkan persentase tertentu dari
nilai pekerjaan fisik konstruksipemborongan tersebut.
33
b. Berdasarkan Jangka Waktu Pelaksanaan
1 Kontrak Tahun Tunggal adalah kontrak pelaksanaannya untuk satu 1
tahun anggaran. 2
Kontrak Tahun Jamak adalah kontrak pelaksanaan pekerjaan yang mengikat dana anggaran untuk masa lebih dari satu 1 tahun anggaran
yang dilakukan atas persetujuan oleh Menteri Keuangan untuk pengadaan yang dibiayai APBN, Gubernur untuk pengadaaan yang dibiayai APBD
Propinsi, BupatiWalikota untuk pengadaan yang dibiayai APBD KabupatenKota.
c. Berdasarkan Jumlah Penggunaan BarangJasa
33
http:repository.usu.ac.idbitstream12345678912108109E02025.pdf diakses pada tanggal 20 April 2015
Universitas Sumatera Utara
1 Kontrak Pengadaan Tunggal adalah kontrak antara satu unit kerja atau
satu proyek dengan penyedia barangjasa tertentu untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu.
2 Kontrak Pengadaan Bersama adalah kontrak antara beberapa proyek
dengan penyedia barangjasa tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu dalam waktu tertentu sesuai dengan kegiatan bersama yang jelas
dari masing-masing unit kerja dan pendanaan bersama yang dituangkan dalam kesepakatan bersama.
B. Macam-Macam dan Jenis Perjanjian Pemborongan