Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa. H.G Wells dalam Wirojoedo 1985:63 menyatakan bahwa “Siapa memperhatikan pendidikan dia akan jaya, siapa menjauhi pendidikan akan mengalami kekacauan.” Untuk mewujudkan keberhasilan dalam bidang pendidikan perlu adanya perhatian terhadap proses belajar di sekolah yang tak lepas dari peran serta guru. Begitu banyak faktor yang mampu mewujudkan keberhasilan siswa baik secara internal maupun eksternal. Menurut Hadi 2005:19 “Hasil pelajaran siswa tidak hanya tergantung pada rencana pengajaran dan buku pelajaran yang baik saja, melainkan bergantung pula pada orang yang berdiri di muka kelas. Kalau orang itu mampu dan cakap menjalankan tugasnya, barulah dapat kita harapkan bahwa kondisi yang optimal bagi terjadinya proses balajar-mengajar akan terwujud.” Peranan guru dalam dunia pendidikan memang cukup besar, akan tetapi keberhasilan belajar siswa di sekolah, juga harus didukung dengan pengembangan potensi serta motivasi diri yang tidak mereka peroleh apabila siswa tidak mengaktualisasikan diri mereka ke dalam suatu tindakan nyata yang melibatkan siswa tersebut pada suatu proses menemukan jawaban, bukan pada tindakan pasif seperti mendengarkan ceramah dan pemberian tugas dari Lembar Kerja Siswa LKS. Karena itu keberhasilan yang dicapai seorang siswa pada dasarnya ditentukan oleh siswa itu sendiri apabila dia menyadari betul tentang kebutuhan ilmu yang harus dia peroleh. Guru juga diharapkan mampu mengelola kelasnya dengan baik agar peran pentingnya sebagai fasilitator yang membantu memudahkan siswa dalam memperoleh ilmu dapat terlaksana dengan baik. Guru sangat berperan penting dalam membantu siswa mencapai keberhasilan belajar. Selain bertindak sebagai pengajar, juga aktif dalam mencari pengetahuan guna mendukung pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Penggunaan suatu metode pengajaran yang tepat diperlukan untuk membantu siswa dalam menerima informasi yang sumbernya tidak dari guru saja, melainkan juga sumber informasi lain yang menambah 1 wawasan tentang mata pelajaran geografi secara lebih mandiri. Penggunaan metode yang tepat akan berpengaruh pula terhadap kesadaran anak didik untuk mempelajari serta mencari informasi lebih banyak lagi karena didorong oleh kebutuhan dan rasa ingin tahu yang besar sehingga diharapkan dapat semakin mengoptimalkan potensi yang dimiliki masing-masing siswa. Seiring dengan kemajuan zaman yang berarti juga perlu adanya kemajuan dalam pendidikan maka pembaharuan dalam menerapkan sebuah metode pengajaran sangatlah diperlukan. Hal ini bertujuan untuk lebih memaksimalkan pada hasil dan kemampuan yang diperoleh siswa sehingga mampu mengembangkan daya pikir agar lebih kreatif dan mampu mencari solusi terhadap permasalahan yang terjadi. Salah satu metode yang perlu digunakan dalam proses belajar mengajar dintaranya adalah metode Inquiry Terbimbing. Metode pembelajaran Inquiry Terbimbing merupakan salah satu metode pembelajaran yang akan peneliti terapkan dalam pembelajaran Geografi di kelas X-C SMA Negeri 4 Surakarta tahun ajaran 20082009 guna mengembangkan kemampuan siswa secara optimal. Penerapan metode ini diharapkan dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran dengan menciptakan kondisi pembelajaran yang bervariasi dalam menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar lebih dalam, kreatif, mendorong rasa ingin tau siswa lebih lanjut dan memotivasi siwa untuk belajar lebih tuntas. Perhatian peserta didik muncul karena didorong rasa ingin tahu. Oleh sebab itu, rasa ingin tahu ini perlu mendapat rangsangan, sehingga peserta didik akan memberikan perhatian selama proses pembelajaran. Diterapkannya metode Inquiry Terbimbing rasa ingin tahu dapat dirangsang melalui elemen-elemen yang baru, lain dengan yang sudah ada, dan kompleks. Apabila elemen-elemen tersebut dimasukkan dalam rencana pembelajaran, hal ini dapat menstimulus rasa ingin tahu peserta didik. Metode Inquiry Terbimbing mengutamakan keterlibatan siswa secara aktif, siswa dibantu dalam melakukan peran sebagai pengamat yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi. Inquiry Terbimbing lebih menekankan pada kegiatan- kegiatan yang berpusat pada pengembangan kreatifitas belajar siswa namun masih dalam bimbingan dan pengawasan seorang guru. Rosseau memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Sardiman, 1986:96 Metode Inquiry Terbimbing ini berkonsentrasi pada upaya menilai dan megamati proses pemberian perhatian pada suatu obyek, sedangkan pengajaran Geografi sendiri pada hakikatnya adalah pengajaran tentang gejala-gejala Geografi yang tersebar di permukaan bumi, sehingga memungkinkan tumbuhnya kesadaran siswa dalam mencari, menemukan, memeriksa dan merumuskan secara lebih mandiri. Dari proses tersebut, siswa tidak hanya memperoleh banyak pengalaman tetapi juga mampu merekam peristiwa atau hal-hal penting dengan lebih banyak karena dilakukan atas dorongan yang muncul dari dalam diri siswa. SMA Negeri 4 Surakarta merupakan sekolah yang mempunyai masukan siswa berprestasi belajar yang tinggi, namun nilai mata pelajaran Geografi pada angkatan tahun kelulusan 20072008 memiliki nilai rata-rata sebesar 6,70 data lihat lampiran 25. Nilai rata-rata tersebut merupakan yang paling rendah bila dibandingkan dengan nilai rata-rata pada mata pelajaran bidang ilmu pengetahuan sosial lainnya. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis melalui observasi sekolah, menunjukkan bahwa prestasi belajar di kelas X-C tahun ajaran 20082009 belumlah optimal, ini ditandai dengan jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan Minimal KKM yaitu 6,7 masih kurang dari 75. Dari beberapa indikasi tersebut dapat diasumsikan bahwa siswa tersebut memiliki minat dan motivasi yang rendah untuk mempelajari mata pelajaran Geografi. Motivasi belajar yang tinggi berkorelasi dengan hasil belajar yang baik, sehingga berbagai upaya harus dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah ini. Jika motivasi belajar siswa dapat ditingkatkan, maka dapat diharapkan prestasi belajar siswa juga akan meningkat. Strategi meningkatkan motivasi belajar siswa sering menjadi masalah tersendiri bagi para guru karena terdapat banyak faktor baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Di kelas X-C SMA Negeri 4 Surakarta siswa masih memiliki motivasi pembelajaran Geografi yang rendah, karena pada saat kegiatan belajar berlangsung, terdapat beberapa siswa yang memiliki kebiasaan masuk terlambat, sengaja tidak mengikuti pelajaran dengan alasan ijin ke belakang dan kembali ke kelas saat pembelajaran hampir selesai. Siswa di dalam kelas banyak yang tidak memperhatikan ataupun mencatat informasi ketika guru ceramah di depan kelas, ketika diberi tugas siswa sering menunda untuk mengupulkan tugas. Jika hal ini dibiarkan maka dikhawatirkan prestasi siswa akan menurun. Sangat penting untuk mencari penyebab dari permasalahan yang terjadi pada diri siswa untuk diatasi agar para siswa dapat belajar dengan sungguh-sungguh dan mampu meningkatkan prestasi seoptimal mungkin. Pemilihan strategi dan metode pembelajaran tertentu akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa. Diterapkannya metode pembelajaran Inquiry Terbimbing yang menekankan pada kreatiftas belajar siswa dalam mencari pemecahan masalah pada proses pembelajaran secara aktif dan mandiri mampu mendorong siswa untuk lebih semangat mencari dengan sungguh-sungguh cara pemecahan masalah. Metode ini disesuaikan dengan kondisi kelas X-C yang kurang aktif dalam pembelajaran geografi, sering gaduh dan tidak memperhatikan, sehingga informasi yang disampaikan guru tidak diserap sepenuhnya oleh siswa. Pemilihan metode ini juga bertujuan mendorong siswa lebih mandiri dalam mencari informasi sebanyak mungkin, berpendapat secara bebas, dan dapat mengolah informasi yang mereka peroleh melalui temuan-temuan tersebut. Siswa juga akan lebih mudah menerima dan mengingat informasi yang mereka dapatkan dengan melakukan, dari pada hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Dilihat dari penekanannya pada kreatifitas belajar dalam mencari pemecahan masalah metode Inquiry Terbimbing mampu meningkatkan motivasi siswa, karena metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi aktif. Siswa akan merasa diberi kebebasan untuk menyampaikan gagasannya, mendapatkan penghargaan dan kebanggaan di mata guru dan teman-temannya. Keaktifan dan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar itulah yang menandakan bahwa motivasi belajar siswa tinggi. Materi Atmosfer merupakan materi yang mempunyai cakupan wilayah yang luas. Di dalamnya terdapat indikator materi berupa persebaran curah hujan di Indonesia, jenis- jenis vegetasi menurut iklim, dan faktor-faktor penyebab perubahan iklim global El Nino dan La Nina serta dampaknya terhadap kehidupan. Untuk mengatasi keterbatasan waktu dengan penjelasan materi yang cukup banyak seorang guru dapat mencari pemecahannya dengan menggunakan metode Inquiry Terbimbing agar siswa memiliki semangat untuk lebih berusaha mencari dan menambah pengalaman di bidang pengetahuan. Dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa tersebut, maka perlu dilaksanakan tindakan perbaikan berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran geografi, khususnya pada pokok bahasan persebaran curah hujan di Indonesia, jenis-jenis vegetasi menurut iklim, dan faktor-faktor penyebab perubahan iklim global El Nino dan La Nina serta dampaknya terhadap kehidupan. Dengan perumusan judul penelitian sebagai berikut: ”APLIKASI METODE PEMBELAJARAN INQUIRY TERBIMBING DALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI KELAS X-C SMA NEGERI 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20082009”.

B. Pembatasan Masalah

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X 9 SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20082009 SUB POKOK

0 3 17

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE INQUIRY TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2008/2009 SMP N 2 JUMANTONO.

0 2 7

APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS-GAMES-TOURNAMENT) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 1 172

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 KARTASURA TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 1 7

APLIKASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA APLIKASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 1 15

PENDAHULUAN APLIKASI METODE PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 1 7

(ABSTRAK) PENGARUH PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X SEMESTER I SMA NEGERI 6 SEMARANG TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 1 3

Pengaruh Pemanfaatan Sumber Belajar Terhadap Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas X Semester I SMA Negeri 6 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009.

0 2 132

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH KELAS X SMA NEGERI 1 SULANG KECAMATAN SULANG KABUPATEN REMBANG TAHUN 2008/2009.

0 1 103

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012 2013 | Noviati | Pendidikan Geografi 2727 10130 1 PB

0 0 14