lxxxi
2. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Analisa Regresi Berganda Penggunaan regresi berganda untuk menguji antara satu variabel
tergantung yaitu kecenderungan burnout dengan dua variabel bebas yaitu kecerdasan emosi dan komunikasi interpersonal, serta untuk memprediksi
seberapa besar pengaruh variabel-variabel kecerdasan emosi dan komunikasi interpersonal terhadap kecenderungan burnout. Uji hipotesis regresi berganda
dianalisis dengan menggunakan program SPSS 12.0 for windows sebagai berikut:
Tabel 12 Hasil Uji Hipotesis Anlaisa Regresi Berganda
ANOVAb
Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik analisis regresi berganda diperoleh nilai uji ANOVA atau F-tes menunjukkan p-value 0,00 0,05, artinya
signifikan. Sedangkan F hitung sebesar 17,798 F tabel 3,15, artinya signifikan. Oleh karena probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini dapat
dipakai untuk memprediksi tingkat kecenderungan burnout pada guru. Artinya, kecerdasan emosi dan komunikasi interpersonal secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kecenderungan burnout. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan diterima kebenarannya, yaitu ada hubungan signifikan secara statistik
antara kecerdasan emosi dan komunikasi interpersonal terhadap kecenderungan burnout pada guru.
Model Sum of
Squares df
Mean Square F
Sig. 1
Regression 1,548
2 ,774
17,798 ,000a
Residual 3,218
74 ,043
Total 4,765
76
commit to users
lxxxii b. Uji korelasi parsial
Penggunaan korelasi parsial untuk mengetahui hubungan antara variabel tergantung yaitu kecenderungan burnout dan variabel bebas yaitu kecerdasan
emosi di mana variabel bebas lainnya yaitu komunikasi interpersonal dikendalikan sebagai variabel kontrol dan untuk mengetahui hubungan antara kecenderungan
burnout dan komunikasi interpersonal dengan mengendalikan variabel kecerdasan emosi. Uji hipotesis dengan menggunakan teknik Statistic Parametric Multiple
Regression dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS 12.0 for windows sebagai berikut:
Tabel 13 Hasil Uji Korelasi Parsial
Coefficientsa
a Dependent Variable: bo
Hasil korelasi parsial didapat koefisien korelasi antara kecenderungan burnout dengan kecredasan emosi adalah -0,499 dengan taraf segnifikansi
dibawah 0,05 0,047 0,05 dan koefisien korelasi antara kecenderungan burnout dengan komunikasi interpersonal adalah -0,221 dengan taraf segnifikansi dibawah
0,05 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan adanya korelasi negatif yang signifikan antara kecerdasan emosi dan komunikasi interpersonal dengan kecenderungan
burnout. Semakin tinggi kecerdasan emosi dan komunikasi interpersonal maka
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
3,977 ,380
10,478 ,000
ki -,499
,111 -,461
-4,491 ,000
ke -,221
,110 -,207
-2,016 ,047
commit to users
lxxxiii semakin rendah tingkat kecenderungan burnout, dan sebaliknya semakin rendah
kecerdasan emosi dan komunikasi interpersonal maka semakin tinggi pula tingkat kecenderungan burnout. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan diterima
kebenarannya.
3. Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif