5. Luas Pertanaman Varietas Mahameru
Varietas Mahameru merupakan hasil seleksi masa dari populasi galur murni Mansuria dengan nomor galur Mansuria 204-19-1, yang dilepas pada tahun
2001. Varietas Mahameru memiliki produktivitas sebesar 2.040-2.160 kgha, tergolong kategori varietas potensi tinggi dengan ukuran biji besar dan umur
tanaman sedang yaitu 84-95 hari. Varietas ini memiliki keunggulan dan karakteristik seperti, umur tanaman tidak terlalu lama, tahan rebah, agak tahan
terhadap karat daun dan tahan pecah polong serta ukuran biji yang besar. Varietas Mahameru mulai ditanam oleh petani pada tahun 2002 dan pada
tahun 2004 mengalami peningkatan luas pertanaman yang cukup tinggi yaitu diatas 16.000 ha Gambar 10. Varietas ini banyak ditanam di Propinsi Jawa
Barat, Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan NTB.
2000 4000
6000 8000
10000 12000
14000 16000
18000
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005
Tahun
Gambar 10. Luas Pertanaman Varietas Mahameru di Seluruh Indonesia
Keterangan : Data Tahun 1997 dan 1998 tidak tercatat.
6. Luas Pertanaman Varietas Panderman
Varietas Panderman merupakan salah satu varietas unggul kedelai hasil introduksi dari Taiwan dan dilepas oleh Pemerintah pada tahun 2003. Varietas ini
termasuk kedalam kategori varietas potensi tinggi dengan tingkat produktivitas sebesar 2.370 kgha dan memiliki umur tanaman sedang yaitu 85 hari dengan tipe
tumbuh determinat. Keunggulan dan karakteristik yang dimiliki varietas ini adalah tahan rebah dan memiliki biji yang besar dengan bobot 100 butirnya sekitar 18.2
gram.
Sejak dilepas oleh Pemerintah hingga sekarang, varietas Panderman belum menunjukan perkembangan. Terbukti dengan tidak adanya laporan yang
menyatakan bahwa terdapat areal pertanaman kedelai menggunakan varietas Panderman di kalangan petani. Hal ini diduga dikarenakan varietas ini tergolong
masih baru sehingga masih belum banyak dikenal oleh kalangan petani. Selain itu juga kurangnya informasi pengenalan varietas dan promosi kepada para petani
kedelai oleh instansi terkait.
Kajian Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Petani Dalam Penggunaan Benih Bermutu Dari Varietas Unggul Kedelai
Hasil pengamatan dan wawancara langsung di lapangan terhadap petani responden 30 orang masing-masing di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten
Subang, diperoleh data bahwa varietas-varietas yang digunakan oleh para petani kedua daerah tersebut merupakan varietas-varietas unggul yang termasuk kedalam
varietas dengan potensi hasil tinggi. Varietas yang banyak digunakan petani di Kabupaten Cianjur adalah varietas Anjasmoro dan Varietas Davros, sedangkan di
Kabupaten Subang, varietas yang paling banyak digunakan adalah varietas Lokon dan Wilis Tabel 3.
Tabel 3. Persentase Varietas Kedelai yang digunakan oleh Petani di Kabupaten Cianjur dan Subang
Varietas Jumlah Petani
Kab. Cianjur Kab. Subang
Anjasmoro 50.00 -
Lokon 13.33 63.33
Davros 33.33 -
Wilis 3.33 33.33
Lumajang - 3.33
Pemilihan varietas yang digunakan oleh masing-masing petani di kedua daerah tersebut mempunyai kaitan dengan beberapa alasan petani dalam
memilih dan menggunakan varietas unggul kedelai Tabel 4.
Tabel 4. Faktor-faktor yang Menjadi Alasan Petani di Kabupaten Cianjur dan Subang Dalam Memilih Varietas Unggul Kedelai
Alasan Memilih Varietas Jumlah Petani
Kab. Cianjur Kab. Subang
Produktivitas 86.67 86.67
Ukuran Biji 83.33
86.67 Umur Tanaman
46.67 80.00
Ketahanan Terhadap Hama Penyakit 26.67
30.00 Produktivitas suatu varietas kedelai merupakan faktor utama yang menjadi
pertimbangan petani baik di Kabupaten Cianjur 86.67 maupun Subang 86.67 dalam memilih varietas unggul kedelai. Varietas yang mempunyai
produktivitas tinggi akan menghasilkan panen yang tinggi dan tentunya akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak bagi petani tersebut.
Ukuran biji, menjadi pertimbangan yang utama setelah faktor produktivitas dari varietas kedelai. Petani di Kabupaten Cianjur 83.33 lebih
menyukai biji berukuran besar seperti varietas Anjasmoro dan sebagian biji berukuran sedang. Dengan ukuran biji kedelai yang besar memudahkan petani
dalam hal penanaman. Berbeda dengan petani di Kabupaten Subang 86.67, lebih menyukai biji dengan kriteria sedang.
Selain produktivitas dan ukuran biji, umur tanaman juga merupakan faktor yang cukup menjadi pertimbangan bagi petani di Kabupaten Cianjur 46.67 dan
Subang 80.00 dalam memilih suatu varietas, karena berkaitan dengan pengaturan pola tanam yang akan diterapkan petani pada setiap tahunnya. Dengan
mengetahui umur tanaman tersebut petani dapat menentukan kapan saat yang tepat untuk melakukan penanaman agar petani pun dapat melakukan panen tepat
pada waktunya. Petani di Kabupaten Cianjur dan Subang, lebih banyak menanam varietas yang berumur sedang yaitu antara 75 – 90 hari.
Ketahanan suatu varietas terhadap serangan hama dan penyakit juga menjadi pertimbangan petani di Kabupaten Cianjur 26.67 dan Subang
30.00 dalam memilih varietas, walaupun persentasenya kecil. Ketahanan suatu varietas terhadap hama dan penyakit berpengaruh terhadap produktivitas, semakin
tahan suatu varietas terhadap hama dan penyakit maka produktivitas dari varietas tersebut akan semakin tinggi.
Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Pemilihan Dan Penggunaan Varietas Unggul Kedelai
Penggunaan varietas unggul kedelai oleh petani dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari sisi petani maupun dari faktor diluar petani. Hasil
quesioner di lapangan yang digunakan sebagai data primer untuk mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan benih bermutu dari varietas unggul
kedelai terhadap petani di Kabupaten Cianjur dan Subang adalah sebagai berikut :
1. Harga Benih Kedelai X