17. Distribusi Jawaban Isu Ekonomi Mempunyai Pengaruh Untuk Tidak Memilih
No Isu Ekonomi
Jumlah Persentase 1
Mempengaruhi 57
58,16 2
Sangat Mempengaruhi 38
38,77 3
Tidak Mempengaruhi 3
3,06
Jumlah 98
100 Sumber: Hasil Penelitian Lapangan pada Kecamatan Tarutung
2010
Kebijakan ekonomi dan program ekonomi yang ditawarkan partai politik mempengaruhi masyarakat untuk tidak memilih dengan jumlah 58,16.
Sedangkan 38,77 menyatakan sangat mempengaruhi masyarakat untuk tidak memilih dalam pemilu legislatif 2009. Hanya 3,06 menyatakan bahwa isus
ekonomi tidak mempengaruhi masyarakat untuk tidak memilih. Program ekonomi yang tidak berpihak kepada masyarakat membuat
masyarakat Kecamatan Tarutung. Program bagaimana menambah lapangan
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan, meningkatkan taraf hidup masyarakat tidak bisa dijelaskan secara rinci oleh partai politik. Partai politik hanya menampilkan kemewahan kampanye
kepada masyarakat.
18. Keluarga Memberikan Pengaruh Untuk Tidak Memilih
No Pengaruh Keluarga
Jawaban Persentase
1 Ya
50 51,02
2 Tidak
44 44,89
3 Tidak Tahu
4 4,08
Jumlah 98
100
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan pada Kecamatan Tarutung 2010
Dari data diatas dapat dilihat bahwa keluarga memberikan pengaruh untuk tidak memilih dengan jumlah 51,02. Sedangkan keluarga tidak
memberikan pengaruh untuk tidak memilih berjumlah 44,89. Dan hanya 4,08 yang menyatakan tidak tahu.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISA DATA
Kekecewaaan politik political disappointed merupakan dorongan terkuat sikap AV terjadi. Kekecewaan politik terjadi karena beberapa persoalan, yakni :
1 Kegagalan birokrasi memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Masyarakat menaruh harapan terhadap berjalannya pelayanan publik pemerintah
bagi pengelolaan hajat orang banyak. Misal, ketidakjelasan penyelesaian Bencana Lumpur Lapindo, tidak dipungkiri hal tersebut dapat memicu tingginya angka AV
di daerah tersebut. 2 Gerakan Absentia Voter AV dari para elit yang kecewa terhadap situasi perpolitikan saat ini. Indikasi tersebut dapat diikuti dari kasus
Pemilu 1977, dimana Golkar pernah mengajak para konstituennya untuk Golput, karena ada kekhawatiran suara PPP angka meningkat mengalahkan Golkar. Saat
itu gerakan Golput dianggap sebagai gerakan pengembosan suara oleh Golkar terhadap PPP. Pada Pemilu tahun 1999, gerakan Absentia Voter AV juga
terlihat jelas, saat itu, gerakan Absentia Voter AV diartikan sebagai bentuk
pembangkangan terhadap gerakan elit pusat. Kemudian gerakan tersebut semakin menguat pada Pemilu tahun 2004.
Ada gerakan elit yang menganjurkan AV sebagai bentuk perlawanan terhadap proses demokrasi elitis. Gerakan ini dimotori oleh Amin Rais dan Gus
Dur. 3. Munculnya sikap apatis politik dari rakyat akibat proses reformasi yang tak kunjung usai. Janji-janji politik yang pernah disampaikan para elit pun tak
kunjung terlaksana dengan segera, ditunjang dengan pemandangan yang mencolok jika pergumulan kekuasaan hanya bergulir pada segelintir kelompok
saja. Situasi tersebut semakin menyiratkan kemungkinan angka AV tinggi di
Universitas Sumatera Utara