Peran Radiografi dalam Pemeriksaan Penyakit Periodontal Teknik Radiografi Panoramik

2.7 Peran Radiografi dalam Pemeriksaan Penyakit Periodontal

Baik data klinis maupun radiografi sangatlah penting dalam mendiagnosis penyakit periodontal. 29 a. Data klinis sebagai berikut : b. Indeks pendarahan c. Kedalaman probing d. Edema e. Erithema Struktur gingival a. Radiografi akan sangat membantu dalam evaluasi : b. Jumlah tulang yang ada c. Kondisi alveolar crest d. Kehilangan tulang pada daerah furkasi e. Lebar dari ruang ligament periodontal Faktor lokal yang dapat menyebabkan atau memperparah penyakit periodontal : kalkulus, restorasi yang tidak baik atau overhanging, karies. a. Peran radiografi dalam mengenali penyakit periodontal : b. Panjang dan morfologi akar gigi c. Rasio makanan ke akar gigi d. Secara anatomis : sinus maksilari, gigi impaksi, supernumerary teeth dan missing Faktor yang berkontribusi : karies, lesi imflamatori apikal, resorpsi akar a. Keterbatasan radiografi : b. Radiografi konvensional memberikan gambar dua dimensi. Sedangkan gigi merupakan objek tiga dimensi yang kompleks. Akibat dari gambar yang tumpang tindih, detail bentuk tulang menjadi tidak terlihat jelas. c. Radiografi tidak memperlihatkan permulaan dari penyakit periodontal. Setidaknya 55 – 60 demineralisasi terjadi dan ini tidak terlihat pada gambaran radiografi. d. Radiografi tidak memperlihatkan kontur jaringan lunak dan tidak merekam perubahan jaringan – jaringan lunak pada periodontium. Oleh karena itu, pemeriksaan klinis yang teliti dikombinasi dengan pemeriksaan radiografi yang tepat dapat memberikan data adekuat untuk diagnosa keberadaan dan penyebaran dari penyakit periodontal.

2.8 Teknik Radiografi Panoramik

Teknik dan posisi yang tepat bervariasi pada satu alat dengan alat lainnya tetapi, ada beberapa pedoman umum yang sama yang dimiliki semua alat dan dapat dirangkum meliputi: 29 a. Persiapan alat : b. Siapkan kaset yang telah diisi film atau sensor digital telah dimasukkan ke dalam tempatnya c. Collimation harus diatur sesuai dengan ukuran yang diinginkan d. Besarnya tembakan sinar antara 70-100 kV dan 4-12mA e. Hidupkan alat untuk melihat bahwa alat dapat bekerja, naik atau turunkan tempat kepala dan sesuaikan posisi kepala sehingga pasien dapat diposisikan Sebelum memposisikan pasien, sebaiknya persiapan alat telah dilakukan. a. Persiapan pasien : b. Pasien diminta untuk melepaskan seluruh perhiasan seperti anting, aksesoris rambut, gigi palsu dan alat orthodonti yang dipakainya. c. Prosedur dan pergerakan alat harus dijelaskan untuk menenangkan pasien dan jika perlu lakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa alat bergerak d. Pakaikan pelindung apron pada pasien, pastikan pada bagian leher tidak ada yang menghalangi pergerakan alat saat mengelilingi kepala. e. Pasien harus diposisikan dalam unit dengan tegak dan diperintahkan untuk memegang handel agak tetap seimbang f. Pasien diminta memposisikan gigi edge to edge dengan dagu mereka bersentuhan pada tempat dagu g. Kepala tidak boleh bergerak dibantu dengan penahan kepala h. Pasien diinstruksikan untuk menutup bibir mereka dan menekan lidah ke palatum dan jangan bergerak sampai alat berhenti berputar Jelaskan pada pasien untuk bernafas normal dan tidak bernafas terlalu dalam saat penyinaran a. Persiapan operator : b. Operator memakai pakaian pelindung c. Operator berdiri di belakang dengan mengambil jarak menjauh dari sumber x-ray ketika waktu penyinaran d. Lihat dan perhatikan pasien selama waktu penyinaran untuk memastikan tidak ada pergerakan e. Matikan alat setelah selesai digunakan dan kembalikan letak posisi kepala pada tempatnya Ambil kaset pada tempatnya dan kaset siap untuk diproses a. Persiapan lingkungan terhadap proteksi radiasi : b. Pastikan perangkat sinar x digunakan dengan teknik yang baik dan parameter secara fisika terhadap berkas radiasi ditetapkan dengan benar. Hindari kemungkinan kebocoran dengan menggunakan kepala tabung harus radiopaque c. Filtrasi dari berkas sinar x dengan mengatur ketebalan filter. Ketebalan filter bergantung pada tegangan operasi dari peralatan sinar x. tegangan mencapai 70 kVp ketebalan filter setara dengan ketebalan aluminium 2,5 mm untuk kekuatan tabung sinar x antara 70-100 kVp

2.9 Kerangka Teori

Dokumen yang terkait

Kehilangan tulang alveolar maksila regio kanan secara radiografi panoramik dihubungkan dengan penyakit periodontal pada masyarakat Kecamatan Medan Selayang

1 49 164

Kehilangan tulang alveolar mandibula regio kiri secara radiografi panoramik dihubungkan dengan penyakit periodontal pada masyarakat Kecamatan Medan Selayang

4 69 74

Kehilangan Tulang Alveolar Maksila Regio Kiri Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

2 85 86

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 0 12

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 0 1

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 0 6

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

1 2 16

Kehilangan Tulang Alveolar Dikaitkan Dengan Penyakit Periodontal Ditinjau Secara Radiografi Panoramik Pada Masyarakat Kecamatan Binjai Selatan Di Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung Dalam

0 0 25

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA - Kehilangan Tulang Alveolar Dikaitkan Dengan Penyakit Periodontal Ditinjau Secara Radiografi Panoramik Pada Masyarakat Kecamatan Binjai Selatan Di Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung Dalam

0 0 18

KEHILANGAN TULANG ALVEOLAR DIKAITKAN DENGAN PENYAKIT PERIODONTAL DITINJAU SECARA RADIOGRAFI PANORAMIK PADA MASYARAKAT KECAMATAN BINJAI SELATAN DI KELURAHAN TANAH SERIBU, RAMBUNG BARAT DAN RAMBUNG DALAM

0 0 12