Selain kelalaian yang dilakukan pihak pos, kerugian yang disebabkan faktor internal dapat terjadi berdasarkan tingkat keandalan SDM. Maksudnya, apabila
tingkat keandalan SDM dalam memberikan pelayanan Pos Express adalah baik maka pengguna jasa selaku konsumen merasa nyaman dan lebih tertarik lagi
untuk menggunakan jasa Pos Express dikemudian hari dan yang terpenting paket pos yang dikirimkan dapat sampai ketujuan dengan tepat waktu dan dalam kondisi
yang baik. Sebaliknya jika keandalan SDM buruk atau tidak dapat diharapkan, secara tidak langsung akan mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna jasa pos
yang akhirnya dapat mengurangi jumlah pengguna jasa Pos Express. Terlebih lagi paket pos yang dikirimkan terlambat sampai dan dalam keadaan yang tidak baik
atau rusak. Pada umumnya kerugian kerusakan yang ditimbulkan dari pihak pos sendiri
jarang terjadi dan hanya dalam skala kecil saja mengingat PT. Pos Indonesia Persero Medan pada prinsipnya memberlakukan filosofi bahwa setiap kiriman
itu adalah penting tanpa memandang bahwa kiriman itu darimana, dalam bentuk apa ataupun nilainya berapa.
107
F. Kerugian Yang Disebabkan Faktor Eksternal
Kerugian disebabkan faktor eksternal yang biasanya pernah terjadi di PT. Pos Indonesia Persero Medan antara lain berupa keterlambatan sampainya paket
pos yang dikirimkan ke tempat tujuan, kerusakan serta kehilangan terhadap paket pos. Kerugian-kerugian diatas dapat disebabkan oleh faktor eksternal antara lain
107
Wawancara dengan Azhar Tanjung, Staff Pemasaran PT. Pos Indonesia Persero Medan, pada tanggal 12 Maret 2009.
88
berasal dari jasa angkutan sebagai pihak ketiga ataupun adanya keadaan force majeure.
Keterlambatan adalah kerugian yang biasanya disebabkan oleh faktor eksternal yakni si pengirim sendiri. Pencantuman alamat yang kurang jelas oleh si
pengirim sebagai salah satu penyebabnya. Seperti alamat-alamat yang kemungkinan besar mempunyai satu nama jalan tetapi berbeda daerahnya, terlebih
lagi tidak dituliskan beserta kode posnya. Walaupun pada akhirnya terkadang alamat yang pengirim cantumkan adalah salah. Sehingga petugas pos memerlukan
waktu untuk menyampaikan kiriman tersebut. Hal ini berimplikasi terhadap waktu tempuh pengiriman pos yang akhirnya dapat menyebabkan keterlambatan.
Selain itu, ada juga faktor keterlambatan yang timbul dari pihak ketiga lainnya seperti pihak penerbanganangkutan darat sebagai jasa angkutan. Adanya
faktor-faktor diluar kekuasaan manusia, seperti kerusakan pesawat, ditundanya penerbangan sehingga kiriman tersebut juga harus memerlukan waktu tambahan
untuk sampai ke tempat tujuan. Akan tetapi di lain sisi, faktor kerugian yang disebabkan pihak jasa angkutan ini tidak hanya ditujukan pada badan yang
menyelenggarakan jasa angkutan bersangkutan ataupun pada keadaan-keadaan yang diluar kendali manusia. Faktor eksternal ini dapat ditujukan pada individu-
individu yang ada pada pihak jasa angkutan, khususnya di pelabuhanbandara. Tidak dapat dipungkiri jika individu yang mengeluarkan serta memindahkan
paket-paket pos yang sudah sampai untuk diangkut selanjutnya ke kantor pos, terkadang mencuri keadaan untuk menunda-nunda pemindahan paket pos ke
89
container pos. Bahkan tidak menutup kemungkinan individu tersebut bisa saja mengambil paket pos sehingga dapat terjadi kehilangan terhadap paket pos.
Terhadap kehilangan yang disebabkan oleh pihak ketiga seperti jasa angkutan, hal ini tidak mungkin bagi pengguna jasa selaku konsumen untuk
menuntut pihak ketiga atas kelalaian bersangkutan. Hal ini dikarenakan jasa angkutan sebagai pihak ketiga bukan termasuk pihak yang terikat dalam
perjanjian dan hanya pengguna jasa Pos Express selaku konsumen dan PT. Pos Indonesia Persero Medan selaku pelaku usaha yang telah mengikatkan diri
dalam perjanjian penggunaan jasa Pos Express. Dengan demikian PT. Pos Indonesia Persero Medan akan mengambil kebijakan untuk menyelesaikan
klaim dengan konsumen terlebih dahulu dengan tidak melupakan tanggungjawab jasa angkutan sebagai pihak ketiga atas kehilangan yang terjadi. Dengan syarat,
nyata-nyata setelah dilakukan penelusuran bahwa kelalaian ada pada jasa angkutan sebagai pihak ketiga. Karena bagaiamanpun setiap perusahaan angkutan
darat, laut, udara bertanggung jawab atas keamanan dan keselamatan kiriman yang diserahkan kepadanya.
108
Untuk kerugian yang disebabkan keterlambatan sampainya paket pos ke tempatpihak yang dituju, hampir tidak pernah diajukan klaim terhadap pihak pos
oleh konsumen. Karena pada umumnya, konsumen sesaat menerima paket pos yang dikirimkan tersebut sudah tidak memikirkan lagi persoalan keterlambatan
bersangkutan.
108
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos, Pasal 17.
90
Selain keterlambatan, kehilangan terhadap paket pos yang dikirimkan juga pernah terjadi. Pengaduan terhadap hilangnya paket pos yang dikirimkan melalui
PT. Pos Indonesia Persero Medan adalah salah satu bentuk klaim yang diajukan oleh pelanggan. Menurut kasus yang pernah terjadi tepatnya di kantor pos Medan,
bahwa kehilangan terhadap paket kiriman tersebut adalah disebabkan oleh si pengirim sendiri. Ketika ditelusuri lebih lanjut, bahwa nyata-nyata pengirim hanya
mengirimkan bungkusan paket tersebut tanpa turut isinya. Paket kiriman yang seharusnya berisikan satu buah handphone tidak dikirimkan, melainkan hanya
bungkusannya saja. Selain disebabkan faktor internal, kerusakan terhadap paket pos yang
dikirimkan juga dapat disebabkan dari faktor eksternal. Yakni kerusakan tersebut dapat terjadi sewaktu-waktu proses pengangkutan, misalnya petugas
bandarapelabuhan terkadang ceroboh dalam memperlakukan kiriman-kiriman tersebut. Disamping itu tidak menutup kemungkinan pula apabila rusaknya paket
kiriman tersebut dikarenakan memang sudah adanya cacat tersembunyi yang pada dasarnya sudah diketahui oleh pengirim ataupun tidak. Dikarenakan hal tersebut,
setiap adanya barang kiriman yang diserahkan oleh pengirim kepada pegawai pos, maka daripada itu pegawai pos wajib memeriksa terlebih dahulu isi dari paket pos
yang sudah dibungkus oleh si pengirim. Hal ini bertujuan untuk menyesuaikan keterangan pengirim yang tertulis dalam tanda bukti pengiriman terhadap barang
yang diserahkan. Selain daripada itu untuk menghindari kesalahpahaman serta dapat mencegah kemungkinan pemberian ganti rugi oleh pihak pos yang tidak
semestinya ditanggung oleh pihak pos.
91
Selain itu adanya keadaan force majeure seperti bencana alam, perang, huru-hara pergolakan sipil dan sejenisnya, juga merupakan faktor eksternal yang
dapat menyebabkan keterlambatan, kerusakan serta kehilangan paket pos.
109
Force majeure secara harafiah berarti “kekuatan yang lebih besar”. Dalam konteks hukum force majeure dapat diartikan sebagai klausula yang memberikan
dasar pemaaf pada salah satu pihak dalam suatu perjanjian, untuk menanggung sesuatu hal yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, yang mengakibatkan pihak
tersebut tidak dapat menunaikan kewajibannya berdasarkan kontrak yang telah diperjanjikan.
110
Hal yang tidak dapat diperkirakan tersebut tentulah juga menciptakan situasi dimana tidak dapat diambil langkah apa pun untuk
mengeliminir atau menghindarinya. Hal yang tidak dapat diperkirakan disini berupa bencana alam, perang huru-hara pergolakan sipil dan sejenisnya, dimana
pada saat demikian tidak dapat dicegah ataupun dihindari kerusuhan, pencurian yang dapat mengakibatkan keterlambatan, kerusakan bahkan kehilangan paket
pos.
109
Wawancara dengan Azhar Tanjung, Staff Pemasaran PT. Pos Indonesia Persero Medan, pada tanggal 12 Maret 2009.
110
http:www.google.co.idm?q=arti+force+majeure di akses kapan?????
92
BAB IV BENTUK PENYELESAIAN KLAIM DAN GANTI KERUGIAN YANG