BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka dalam bab ini akan diuraikan beberapa kesimpulan dari penelitian dan
pembahasan materi yang dilakukan. Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah :
1. Bentuk-bentuk pemalsuan dokumen yaitu:
a Pemalsuan KTP
b Kartu Keluarga KK
c Akte Kelahiran
d Pemalsuan ijazah
e Pemalsuan paspor.
Cara yang pada umumnya digunakan para pelaku pemalsu dokumen adalah dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi. Perkembangan kecanggihan
program komputer, bisa disalahgunakan untuk berbuat tindak pidana pemalsuan dokumen resmi. Caranya, tersangka memakai program photoshop
dan corel draw untuk membuat gambar, yang menyerupai gambar di dokumen aslinya. Selanjutnya, gambar tadi dicetak dengan memakai bahan,
seperti bahan kertas dokumen aslinya. Cara lainnya adalah menggunakan scanner, jadi stempel maupun tanda tangan para pejabat terkait cukup di-
scanning maka akan sangat sulit membedakan mana dokumen asli atau palsu.
Universitas Sumatera Utara
2. Penerapan sanksi pidana terhadap pemalsuan dokumen dalam tindak pidana
perdagangan orang studi putusan No.2960Pid.B2009PN.Mdn Bahwa terdakwa Nurhayati Nasution alias Nur telah terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana: ”Turut melakukan memberikan atau memasukkan keterangan palsu pada dokumen negara atau
dokumen lain atau memalsukan dokumen negara atau dokumen lain, untuk mempermudah terjadinya tindak pidana perdagangan orang” sebagaimana
yang didakwakan dalam dakwaan ketiga yang diatur dalam Pasal 19 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang Jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP. Pasal 19 UU PTPPO menyatakan:
“Setiap orang yang memberikan atau memasukkan keterangan palsu pada dokumen negara atau dokumen lain atau memalsukan dokumen negara atau
dokumen lain, untuk mempermudah terjadinya tindak pidana perdagangan ornag, dipidana degan pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan paling
lama 7 tujuh tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 40.000.000,- empat puluh juta rupiah dan paling banyak Rp 280.000.000,- dua ratus delapan
puluh juta” Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP menyatakan:
“orang yang melakukan yang menyuruh melakukan atau turut melakukan perbuatan itu”
Penerapan sanksi pidana terhadap penyelesaian kasus No.
2960Pid.B2008PN.Mdn, yaitu Hakim menghukum terdakwa pidana penjara selama 4 empat tahun, bukan 7 tahun sebagaimana pidana maksimal yang
diatur dalam Pasal 19 UU PTPPO. Pidana penjara tersebut dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan, dengan perintah Terdakwa tetap ditahan dan
denda sebesar Rp 120.000.000,- seratus dua puluh juta rupiah.
Universitas Sumatera Utara
B. Saran