Deskripsi Hasil Penelitian Tahun 2006

4.4. Deskripsi Hasil Penelitian Tahun 2006

Berdasarkan hasil penelitian pada tahun buku 2006 kami memperoleh sampel data sebanyak 12 perusahaan yang melakukan penyajian kembali pada laporan keuangannya, dari 12 perusahaan tersebut terdapat 9 perusahaan melakukan penyajian kembali karena adanya perubahan kebijakan perusahaan yang dilakukan, 3 perusahaan melakukan penyajian kembali karena kesalahan penyajian laporan keuangan sehingga berdasarkan Pernyataaan Standar Akuntansi Keuangan No. 25 mengenai Laba Atau Rugi Untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi maka perusahaan harus menerapkan penyajian kembali secara restropektif seolah – olah kebijakan tersebut telah dilakukan pada tahun – tahun buku sebelumnya.

4.4.1. Klasifikasi Penyajian Kembali.

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian dapat disimpulkan pada tahun 2006 terdapat dua faktor penyebab penyajian kembali laporan keuangan pada tahun pelaporan 2006 yaitu perubahan kebijakan perusahaan dan Kesalahan penyajian laporan keuangan. Berikut adalah nama perusahaan – perusahaan, kantor akuntan publik yang mengaudit dan faktor penyebab penyajian laporan keuangan pada tahun 2006 :

Perubahan Kebijakan No

Nama Perusahaan Kantor Akuntan Publik

1 PT. International Nickel Indonesia KAP Haryanto Sahari & Rekan Tbk.

2 PT. Indomobil Sukses KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja Internasional Tbk.

3 PT. Nusantara Infrastructure Tbk. KAP Yansen Pasaribu

4 PT. Mitra Investindo Tbk. KAP Johan Malonda Astika & Rekan

5 PT. Petroswa Tbk KAP Haryanto Sahari & Rekan

No Nama Perusahaan Kantor Akuntan Publik

6 PT. Pudjiadi Prestige Tbk. KAP Rama Wendra

7 PT. Sugi Samapersada Tbk. KAP Maksum, Suyamto, Hirdjan & Rekan

8 PT. Tunas Ridean Tbk. KAP Haryanto Sahari & Rekan

9 PT. Wicaksana Overseas KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja International Tbk.

Kesalahan Mendasar

No Nama Perusahaan Kantor Akuntan Publik

1 PT. Jaka Inti Realtindo Tbk. KAP Aria & Jonnardi

2 PT Wahana Ottomitra Multiartha KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja Tbk.

3 PT. Indonesia Prima Property Tbk. KAP Osman Ramli Satrio & Rekan

4.4.2. Pengungkapan Penyajian Kembali

Untuk mengkaji secara jelas, peneliti melakukan pengungkapan penyajian kembali laporan keuangan untuk tahun 2006 dengan tetap mengklasifikasikannya sesuai dengan faktor penyebab penyajian kembali laporan keuangan yang terjadi pada tahun 2006 yaitu perubahan kebijakan perusahaan dan kesalahan penyajian laporan keuangan.

4.4.2.1. Perubahan Kebijakan Akuntansi 4.4.2.1.1. PT. International Nickel Indonesia Tbk.

Pada tahun 2006, Perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi baru mengenai kewajiban penghentian pengoperasian aktiva untuk mengakui kewajiban pemulihan, pembongkaran dan penutupan tambang yang berkaitan dengan aktiva berumur panjang tertentu. Kewajiban ini akan bertambah melalui pembebanan ke Laporan Laba – Rugi. Kebijakan akuntansi baru ini diterapkan karena Perusahaan menggangap bahwa hal ini merupakan praktik terbaik internasional bagi perusahaan tambang untuk mengakui kewajiban jangka panjang berkaitan dengan pemulihan, pembongkaran dan penutupan tambang.

Disamping itu, biaya penghentian pengoperasian aktiva dikapitalisasi sebesar nilai kewajiban awalnya sebagai bagian dari nilai buku aktiva yang berkaitan dan kemudian disusulkan sepanjang masa manfaat aktiva. Laporan keuangan komparatif per tanggal 31 Desember 2005 telah dinyatakan kembali sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.

4.4.2.1.2. PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk.

Sehubungan dengan penyajian kembali laporan keuangan Anak Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pembiayaan yaitu PT Indomobil Finance Indonesia dan PT Swadharma Indotama Finance, laporan keuangan konsolidasi tahun 2005 telah disajikan kembali atas jumlah yang dilaporkan sebelumnya untuk transaksi pembiayaan bersama, penerusan pinjaman dan pengambilalihan piutang dimana Anak Perusahaan tersebut menanggung risiko kredit pada portfolio pembiayaan konsumen sesuai dengan Buletin Teknis No. 2 “Akuntansi untuk Pembiyaan Bersama atas Fasilitas Kredit” yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada bulan Oktober 2006.

4.4.2.1.3. PT, Nusantara Infrastructure Tbk.

Pada tahun 2006 Perusahaan melakukan transaksi pembelian saham PT Bosowa Marga Nusantara dan PT Bintaro Serpong Damai, pihak – pihak ayng berada di bawah pengendalian yangsama. Selanjutnya, pada tahun yang sama Perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan PT Nusantara Konstruksi Indonesia dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest) sehubungan dengan transaksi – transaksi tersebut di atas, maka laporan keuangan konsolidasi PT Nusantara Infrastructure Tbk dan Anak Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 telah disajikan kembali untuk mencerminkan seolah – olah transaksi restrukturisasi dan penggabungan usaha telah terjadi sejak awal periode yang disajikan agar sesuai dengan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 (revisi 2004) tentang “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.

4.4.2.1.4. PT Mitra Investindo Tbk.

Sehubungan dengan bergabungnya PT CBS ke dalam perusahaan dalam tahun 2006 dengan metode penyatuan kepemilikan, maka sesuai dengan PSAK 22 mengenai “Penggabungan Usaha” dijelaskan bahwa unsur – unsur Laporan Keuangan dari perusahaan yang bergabung untuk periode terjadinya penggabungan tersebut dan untuk periode perbandingan yang diungkapkan, harus dimasukkan ke dalam Laporan Keuangan gabungan seolah – olah perusahaan tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan tersebut.

4.4.2.1.5. PT. Petrosea Tbk.

Mulai 1 Januari 2006, Perusahaan mengubah mata uang pelaporannya dari Rupiah Indonesia menjadi Dollar AS untuk merefleksikan fakta bahwa arus kas Perusahaan terutama terjadi dalam Dollar AS, dan oleh karenanya mata uang fungsional Perusahaan adalah Dollar AS.

Sebagai akibat dari perubahan ini, angka perbandingan untuk laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 yang disajikan dalam Rupiah telah disajikan kembali dalam Dollar AS dengan dasar :

1. Aktiva dan kewajiban moneter disajikan kembali dengan menggunakan kurs pada tanggal neraca (US$ 1 = Rp 9.844). Ekuitas pemegang saham dan aktiva serta kewajiban non-moneter disajikan ekmbali ke dalam Dollar AS dengan menggunakan kurs historis.

2. Pendapatan usaha dan beban telah disajikan kembali ke dalam Dollar AS dengan menggunakan kurs pada tanggal transaksi, dengan penngecualian beban penyusutan yang dijabarkan dengan kurs historis pada saat perolehan aktiva yang bersangkutan.

4.4.2.1.6. PT Pudjiadi Prestige Tbk

Berdasarkan keputusan Rapat Umum pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Pudjipapan Kreasindo tanggal 6 April 2006, bahwa kepemilikan saham Perusahaan dalam PT Pudjipapan Kreasindo telah disepakati untuk dijual kepada Amberich, Pte, Ltd sebanyak 357.000.000 saham atau 62.09%. berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan tertanggal 15 Juni 2006 yang diaktakan dengan akta No. 1 yang dibuat dihadapan notaris Weliana Salim,S.H. tentang persetujuan penjualan sebagian besar saham PT Pudjipapan Kreasindo yang dimiliki Perusahaan.

Dengan demikian PT Pudjipapan Kreasindo merupakan entitas yang dihentikan usahanya dengan akun – akunnya yang disajikan terpisah dalam laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan PSAK 58 mengenai ”Operasi Dalam Penghentian”. Selanjutnya laporan keuangan tahun 2005 telah disajikan kembali secara terpisah untuk mencerminkan aktiva bersih konsolidasi dan hasil usaha konsolidasi dari anak Perusahaan yang dijual sebagai ”operasi Dalam Penghentian”.

Dengan demikian, laoran keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2005 telah disajikan kembali agar dapat diperbandingkan.

4.4.2.1.7. PT Sugi Samapersada Tbk.

Manajemen telah melakukan perubahan kebijakan atas rugi fiskal tahun 2006. Rugi fiskal yang ditangguhkan pada tahun 2006 sebesar Rp 2.854.972.668,00 sebagaimana disampaikan pada laporan keuangan tertanggal 27 Maret 2007, telah ditiadakan. Hal ini berakibat pajak tangguhan yang semula Rp 6.357.486.315,00 turun menjadi Rp 3.220.833.420,00 laba bersih (komersial) yang sebelumnya Rp 3.480.436.053,00 turun menjadi Rp 343.783.158,00 aktiva pajak tangguhan yang sebelumnya Rp 6.357.486.315,00 turun menjadi Rp 3.220.833.420,00. Laporan auditor telah diterbitkan kembali dengan No : 270307-SSAP-HI tertanggal 27 Maret 2007.

4.4.2.1.8. PT. Tunas Ridean Tbk.

Pada tahun 2006, seperti yang dikemukakan dalam Buletin Teknis No. 2 tentang ”Akuntansi untuk Pembiayaan Bersama atas Fasilitas Kredit” yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada bulan Oktober 2006 maka Grup menerapkan penyajian kotor untuk menyajikan pembiayaan konsumen bersama dimana Grup menanggung risiko kredit. Sebelumnya, Grup menerapkan penyajian bersih sesuai dengan praktik industri pembiayaan konsumen di Indonesia. Akibatnya perbandingan saldo – saldo pada tanggal

31 Desember 2005 telah disajikan kembali dalam laporan keuangan konsolidasian.

4.4.2.1.9. PT. Wicaksana Overseas International Tbk.

Berdasarkan perjanjian restrukturisasi tanggal 19 Oktober 2006, antara Perusahaan, Assetia Capital Management Ltd., British Virgin Islands, melalui kantor cabang Singapura (Assetia) dan PT Sucorinvest Central Gani, Jakarta, kreditur pihak ketiga, seluruh pihak setuju, antara lain, menyelesaikan hutang sebesar US$ 2.912.047 dengan mengalihkan seluruh penyertaan saham Perusahaan di PT Wira Logitama Saksama (WLS), Anak perusahaan, kepada Assetia laba yang timbul dari selisih antara niali wajar aktiva yang dialihkan dengan nilai tercatat hutang yang diselesaikan sebesar Rp 3.820.350.000 dicatat sebagai ”Penghasilan (Beban) lain – lain – Laba restrukturisasi hutang”, sedangkan selisih antara nilai wajar aktiva dan nilai tercatat aktiva yang dialihkan kepada kreditur sebesar Rp 8.387.204.605 dicatat sebagai ”Penghasilan (Beban) Lain – lain- Laba pengalihan investasi” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2006.

Nilai wajar aktiva telah dihitung oleh PT Penilai, penilai independen, dalam laporannya No. V/2006/FAC/10 tanggal 8 November 2006 berdasarkan kondisi pada tanggal 30 Juni 2006. Sehubungan dengan pengalihan WLS, laporan keuangan konsolidasi tahun 2005 telah disajikan kembali sesuai dengan yang disyaratkan dalam PSAK No. 58, mengenai ”Operasi dalam Penghentian”.

4.4.2.2. Kesalahan Mendasar. 4.4.2.2.1. PT Jaka Inti Realtindo Tbk.

Perusahaan dan Anak perusahaan telah menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2005, sehubungan dengan pembebanan biaya bunga atas pinjaman yang diperoleh dari Bank Beku Operasi tertentu. Penyajian kembali tersebut dilakukan untuk memberikan penjelasan informatif kepada masyarakat dan menyesuaikan dengan kebijkan akuntansi yang berlaku di Indonesia.

4.4.2.2.2. PT. Wahana Ottomitra Multiartha Tbk.

Laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal – tanggal 31 Desember 2005 dan 2004 telah disajikan kembali atas jumlah yang dilaporkan sebelumnya untuk transaksi pembiayaan bersama, penerusan pinjaman dan pengambilalihan piutang dimana Perusahaan menanggung risiko kredit pada portofolio pembiayaan konsumen tersebut sesuai dengan Buletin Teknis No. 2, “Akuntansi untuk Pembiayaan Bersama atas Fasilitas Kredit” yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia pada bulan Oktober 2006.

4.4.2.2.3. PT Indonesia Prima Property Tbk.

Perusahaan dan anak perusahaan telah menyajikan kembali laporan keuangan konsolidasi tahun 2005. Penyajian kembali tersebut dilakukan karena kesalahan penyajian atas pengelompokan aktiva, reklasifikasi hutang pada pihak yang mempunyai hubungan istimewa pada tahun 2005 dan perhitungan ulang atas imbalan kerja karyawan.