Deskripsi Hasil Penelitian Tahun 2004

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian Tahun 2004

Berdasarkan hasil penelitian pada tahun buku 2004 kami memperoleh sampel data sebanyak 27 perusahaan yang melakukan penyajian kembali pada laporan keuangannya, dari 27 perusahaan tersebut 5 perusahaan melakukan penyajian kembali karena adanya perubahan kebijakan perusahaan yang dilakukan sehingga berdasarkan Pernyataaan Standar Akuntansi Keuangan No. 25 mengenai Laba Atau Rugi Untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dan Perubahan Kebijakan Akuntansi, maka perusahaan harus menerapkan penyajian kembali secara restropektif seolah – olah kebijakan tersebut telah dilakukan pada tahun – tahun buku sebelumnya, sedangkan 22 perusahaan lainnya melakukan penyajian kembali atas laporan keuangannya dikarenakan perubahan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 mengenai Imbalan Kerja (Revisi 2004) yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang mencangkup periode yang dimulai pada atau setelah 1 Juli 2004 (Penerapan lebih dini dianjurkan)

4.2.1. Klasifikasi Penyajian Kembali.

Berdasarkan data yang diperoleh dalam penelitian dapat disimpulkan pada tahun 2004 terdapat dua faktor penyebab penyajian kembali laporan keuangan pada tahun laporan 2004 yaitu perubahan kebijakan perusahaan dan perubahan atas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 mengenai Imbalan Kerja. Berikut adalah nama perusahaan – perusahaan, kantor akuntan publik yang mengaudit dan faktor penyebab penyajian laporan keuangan pada tahun 2004 :

Perubahan Kebijakan No

Nama Perusahaan Kantor Akuntan Publik

1 PT. AKR Corporindo Tbk. KAP Prasetio, Sarwoko & Sandjaja

2 PT. Bank Century Tbk. KAP Dedy Muliadi & Rekan

3 PT. Clipan Finance Indonesia Tbk. KAP Eddy Kaslim

4 PT. Citra Marga Nusaphala Tbk. KAP Prasetio, Sarwoko & Sandjaja

5 PT. Indosiar Karya Media Tbk. KAP Prasetio, Sarwoko & Sandjaja

Perubahan atas Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24

No Nama Perusahaan Kantor Akuntan Publik

6 PT. Adhi Karya Tbk. KAP Drs. Ichwan Yunus

7 PT. Alfa Retalindo Tbk. KAP Prasetio, Sarwoko & Sandjaja

8 PT. Anta Express Tour & Travel KAP Drs. Ichwan Yunus Service Tbk.

9 PT. Asuransi Bintang Tbk. KAP Hans Tuanakotta Mustofa & Halim

10 PT. Astra Graphia Tbk. KAP Haryanto Sahari & Rekan

11 PT Asuransi Ramayana Tbk KAP Hans Tuanakotta Mustofa & Halim

12 PT. Bank Bumiputera Indonesia KAP Hans Tuanakotta Mustofa & Tbk.

Halim

13 PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. KAP Prasetio, Sarwoko & Sandjaja

14 PT. Bhakti Capital Indonesia Tbk. KAP Kosasih & Nurdiyaman

No Nama Perusahaan Kantor Akuntan Publik

15 PT. Bank Swadesi Tbk. KAP Hans Tuanakotta Mustofa & Halim

16 PT Ciputra Development Tbk KAP Aryanto Amir Jusuf & Mawar

17 PT. Ciputra Surya Tbk. KAP Aryanto Amir Jusuf & Mawar

18 PT. Dharmala Intiland Tbk. KAP Hans Tuanakotta Mustofa & Halim

19 PT. Hero Supermarket Tbk. KAP Haryanto Sahari & Rekan

20 PT. Intraco Penta Tbk. (Tidak melampirkan opini)

21 PT. Indosat Tbk. KAP Prasetio, Sarwoko & Sandjaja

22 PT. Integrasi Teknologi Tbk. KAP Aria & Jonnardi

23 PT. Jakarta International Hotels & KAP Dedy Muliadi & Rekan Development Tbk.

24 PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. KAP Doli, Bambang & Sudarmadji

25 PT. Bank Lippo Tbk. KAP Aryanto Amir Jusuf & Mawar

26 PT. Bentoel

KAP Hans Tuanakotta Mustofa & Investama Tbk.

Internasional

Halim

27 PT. Bakrie Sumatera Plantations KAP Doli, Bambang & Sudarmadji Tbk.

4.2.2. Pengungkapan Penyajian Kembali

Untuk mengkaji secara jelas, peneliti melakukan pengungkapan penyajian kembali laporan keuangan untuk tahun 2004 dengan tetap mengklasifikasikannya sesuai dengan faktor penyebab penyajian kembali laporan keuangan yang terjadi pada tahun 2004 yaitu perubahan kebijakan dan perubahan pernyataan standar akuntansi keuangan No. 24.

4.2.2.1. Perubahan Kebijakan Akuntansi 4.2.2.1.1. PT. AKR Corporindo Tbk.

Efektif tanggal 31 Mei 2004, pemegang saham utama Perusahaan, PT Arthakencana Rayatama (AKRT), mengalihkan semua penyertaan sahamnya pada PT Sorini Corporation Tbk (Sorini) dan Khalista (Liuzhou) Chemical Industries Ltd. (Khalista), China pada perusahaan. Pengalihan penyertaan dalam Sorini dan Khalista dari AKRT kepada Perusahaan diperlakukan sebagai transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali sehingga Perusahaan Menyajikan kembali laporan konsolidasi tahun 2003 seolah – olah Anak Perusahaan tersebut telah bergabung sejak permulaan tahun yang disajikan atau sejak diakuisisi oleh AKRT.

Penyertaan pada Sorini yang seolah – olah telah dilakukan sejak awal tahun penyajian laporan konsolidasi pada tanggal 1 Januari 2003, dan penyertaan pada Khalista yang seolah – olah dilakukan sejak diakuisisi oleh AKRT pada tanggal 1 Desember 2003, dicatat dan disajikan pada akun – akun ”Proforma Kewajiban dari Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, ”Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan” dan ”Proforma Modal dari Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”.

4.2.2.1.2. PT. Bank Century Tbk.

Pada tanggal 21 Mei 2004, Perusahaan, PT Bank Danpac Tbk dan PT Bank Pikko Tbk, telah menandatangani kesepakatan untuk melakukan tindakan hukum penyatuan kegiatan usaha dengan cara ‘Penggabungan atau Merger’, dimana Perusahaan akan bertindak sebagai ‘Perusahaan Yang Menerima Penggabungan’ dan PT Bank Danpac Tbk dan PT Bank Pikko Tbk sebagai ‘Perusahaan Yang Akan Bergabung’.

Pada tanggal 7 September 2004, Perusahaan telah mengajukan Pernyataan Penggabungan kepada BAPEPAM dalam rangka penggabungan usaha dengan perusahaan- perusahaan yang menggabungkan diri dan telah mendapat pemberitahuan efektifnya penggabungan tersebut sesuai dengan surat Ketua BAPEPAM No. S.3232/PM/2004 tanggal 20 Oktober 2004.

Sehubungan dengan penggabungan usaha tersebut, laporan keuangan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 telah disajikan kembali untuk tujuan perbandingan.

4.2.2.1.3. PT. Clipan Finance Indonesia Tbk.

Beberapa akun dalam laporan keuangan tahun 2003 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan tahun 2004, penyajian adn reklasifikansi tersebut bertujuan untuk memberikan informasi keuangan yang dapat diperbandingkan.

4.2.2.1.4. PT. Citra Marga Nusaphala Tbk.

Perusahaan pada tahun 2004 telah melakukan penyajian kembali atas laporan keuangannya terkait dengan perubahan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 24 mengenai Imbalan Kerja dan kebijakan Perusahaan untuk melakukan kuasi-reorganisasi efektif tanggal 31 Desember 2003, sesuai dengan keputusan RSUPLB Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2004, yang telah diaktakan dengan akta notaris S.P. Henny Singgih,.S.H.,

Direktur Jenderal Pajak No. 334/WPJ.07/BD.04/2004 tanggal 24 Juni 2004. Perusahaan memperoleh persetujuan penilaian kembali aktiva tetap hak pengelolaan jalan tol. Nilai pasar aktiva tetap hak pengelolaan jalan tol setelah penilaian kembali berdasarkan keputusan tersebut adalah sebesar Rp 1.339.317.013.780.

No. 43. Berdasarkan

Surat Keputusan

4.2.2.1.5. PT. Indosiar Karya Media Tbk.

Pada tahun 2004, Perusahaan membeli saham Anak perusahaan dari PT Prima Visualindo, pemegang saham, dengan persentase pemilikan sebesar 27,74%. Sesuai dengan PSAK No. 38, ”Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 disajikan kembali untuk mencerminkan seolah – olah transaksi tersebut telah terjadi sejak permulaan periode yang disajikan. Dampak penyesuaian proforma terhadap laporan laba rugi tahun 2003 sebesar Rp 29.687.693.620.

4.2.2.2. Perubahan Standar Akuntansi dan Peraturan.

Pada tanggal 2 Juni 2004, Ikatan Akuntan Indonesia telah mengeluarkan PSAK No.

24 (Revisi 2004) mengenai imbalan kerja. Sesuai dengan ketentuan dalam pernyataan tersebut, perusahaan memberlakukan penerapan awal PSAK No. 24 (revisi 2004) sebagai perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan retrospektif. Dengan demikian, laporan keuangan perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 telah disajikan kembali agar dapat diperbandingkan. (untuk penyajian kembali masing – masing laporan keuangan dapat dilihat pada lampiran ini). Dari hasil penelitian ada beberapa perusahaan yang telah menerapkan PSAK No. 24 tetapi tidak melakukan penyajian kembali dengan pertimbangan pengaruh atas koreksi tersebut tidak material dan dibebankan pada tahun berjalan atau perusahaan tidak melakukan penyajian kembali karena telah menyisihkan dananya kepada program dana pensiun.