Bidang Kajian Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ANALISIS KECENDERUNGAN TEMA DAN METODE RISET SKRIPSI SARJANA (S1) DAN TESIS MAGISTER (S2) PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2007 – 2011
1. Bidang Kajian Ilmu Sosial dan Ilmu Politik ANALISIS KECENDERUNGAN TEMA DAN METODE RISET SKRIPSI SARJANA (S1) DAN TESIS MAGISTER (S2) PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI, FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2007 – 2011
ANALYSIS OF TRENDS AND RESEARCH METHODS THESIS THEME DEGREE (S1) AND A MASTER'S THESIS (S2) COMMUNICATION SCIENCE COURSES, FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE UNIVERSITY OF
HASANUDDIN YEAR 2007 TO 2011 Hafied Cangara, Andi Alimuddin Unde, Tuti Bahfiarti
dan Murniati Muchtar Fakultas/Jurusan : Isipol/Komunikasi
ABSTRAK :
Fokus dan tujuan penelitian ini adalah mengetahui tema dan metode riset yang digunakan para mahasiswa program Sarjana (S1) dan Magister (S2) Ilmu Komunikasi dalam penulisan tesis dan skripsi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin dalam 5 tahun terakhir (2007 – 2011). Perbedaan pengungkapan tema dan penggunaan metode riset dalam penulisan Skripsi dan Tesis antara mahasiswa program Sarjana (S1) dan Magister (S2) Ilmu Komunikasi Fisip Unhas dalam 5 tahun terakhir (2007 – 2011). Objek penelitian ini adalah semua Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S1) dan Program magister (S2) yang telah dipertahankan di depan Komisi Penguji dalam 5 tahun terakhir, dalam kurun waktu 2007 sampai 2011. Penetapan batas waktu 5 tahun terakhir atas pertimbangan bahwa 5 tahun dipandang masih baru, dan bisa dilihat trend atau kecenderungannya untuk melakukan proyeksi ke depan. Hasil penelitian ini menunjukkan ada 11 kajian komunikasi yang dijadikan tema pokok para mahasiswa program S1 Ilmu Komunikasi Fisip Unhas selama tahun 2007 s/d 2011, 4 diantaranya yang paling menonjol yakni ; (a) Komunikasi Massa/Jurnalistik, (b) Komunikasi Interpersonal, (c) Public Relations/Kehumasan, dan Komunikasi Pemasaran. Sedangkan untuk mahasiswa Program Magister (S2) adalah 12 tema, 5 diantaranya yang menonjol, yakni : (a) Komunikasi Massa/Jurnalistik, (b) Komunikasi Politik, (c) Komunikasi Pembangunan, (d) Public Relations/Kehumasan, (e) Media Baru (Internet-online). Selanjutnya ada 33 Isu atau sub-tema yang diangkat para mahasiswa S1, 7 diantaranya yang menonjol, yakni : (a) Analisis Film dan Televisi, (b) Promosi Pemasaran, (c) Internal Public, (d) Konsep diri/Self Disclosure, (e) Perilaku Komunikasi Interpersonal, (f) Efek Media Massa, (g) Strategi Komunikasi, (h) Eksternal Public. Sedangkan untuk mahasiswa program Magister (S2) ada 36 isu, diantaranya 5 yang paling menonjol yakni : (a) Etika dan Perundang-undangan Media Massa (Sensor Diri – Kontrol Pers - Ombudsman media – Hak Jawab) (b) Kampanye Politik dan Pencitraan Kandidat, (c) Media Pembelajaran (Multi Media) dan Prestasi Belajar, (d) Efek Media dan Opini Publik, (e) Pariwisata. Jika kedua strata (S1 dan S2) dibandingkan dalam pemilihan sub-tema atau isu, maka nampaknya keduanya memiliki kecenderungan yang hampir sama, yakni cukup variatif dan mengangkat masalah yang relevan dengan konsentrasi bidang studi yang mereka pilih. Bagi mahasiswa S1 cenderung pada tataran praktis sedangkan pada program S2 pada tataran konseptual.
Kata Kunci.
this study indicate that there are 11 communication studies students made the principal theme of Communication Faculty Social and Political Science Unhas during 2007 s / d 2011, 4 of which the most prominent namely: (a) Mass Communication / Journalism, (b) Interpersonal Communication, (c) Public Relations / Public Relations and Marketing Communications. As for the students of the Master Program (S2) is 12 theme, 5 of them that stand out, namely: (a) Mass Communication / Journalism, (b) Political Communication, (c) Development Communication, (d) Public Relations / PR, (e) New media (Internet-online). Furthermore, there are 33 issues or sub-themes raised S1 students, 7 of them that stand out, namely: (a) Analysis of Film and Television, (b) Marketing Promotions, (c) Internal Public, (d) The concept of self / Self Disclosure, (e) Conduct of Interpersonal Communication, (f) Effect of Mass Media, (g) Communication Strategy, (h) External Public. As for the students of the Master program (S2) there were 36 issues, the most prominent of which 5 are: (a) Ethics and Regulations of Mass Media (Sensor Self - Control Releases - Ombudsman media - Right of Reply) (b) Political Campaigns and Candidates Imaging , (c) Learning Media (Multi Media) and Learning Achievement, (d) Effect Media and Public Opinion, (e) Tourism. If both strata (S1 and S2) than in the selection of sub-themes or issues, it seems both have almost the same trend, ie quite varied and address issues that are relevant to the concentration of their chosen field of study. For students on
a practical level tends S1 while the S2 program at the conceptual level. Keywords :
STRATEGI KELANGSUNGAN HIDUP SOPIR ANGKOT DALAM BUDAYA PERKOTAAN DI KOTA MAKASSAR THE SURVIVAL STRATEGY OF PUBLIC TRANSPORT DRIVERS IN URBAN CULTURE IN MAKASSAR
Muhammad Basir Fakultas/Jurusan : Isipol/Antropologi
ABSTRAK :
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan tentang strategi-strategi yang dilakukan oleh para sopir Angkot dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya di dalam budaya perkotaan di Kota makassar; wujud resistensi para sopir terhadap dominasi budaya di Kota Makassar; dan peranan lembaga-lembaga terkait terhadap keberadaan para sopir angkot di Kota Makassar. Penelitian ini dilakukan di Kota Makassar, dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah Studi Pustaka, Observasi, dan Wawancara mendalam. Adapun sifat dan pendekatan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil dan pembahasan penelitian ini menunjukkan bahwa strategi-strategi yang dilakukan oleh para sopir angkot untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya adalah bentuk strategi dalam bidang sosial yang diwujudkan pada pola-pola hubungan sosial yakni hubungan dengan pemilik kendaraan, rekan kerja, sesama sopir, penumpang, dan pemerintah. Kedua strategi dalam bidang ekonomi yang diwujudkan pada cara mengelolaan penghasilan. Dan juga digambarkan tentang cara menanggulangi bila penghasilan kurang. Selanjutnya mendeskripsikan tentang bentuk-bentuk resistensi para sopir angkot terhadap dominasi budaya tertentu yakni pada pemerintah, dengan melakukan pelanggaran-pelanggaran sebagai wujud resistensinya. Dan terakhir mendeskripsikan tentang peranan instansi atau lembaga terkait terhadap keberadaan Angkot . Kata kunci: Kata kunci : Strategi, kelangsungan hidup, sopir angkot, kota, budaya
ABSTRACT :
This research aims at explaining and describing the strategies implemented by public transport drivers to maintain their survival in urban culture in Makassar.These drivers have a resistance to a dominant culture in Makassar, and the role of institutions in the existence of drivers was also disclosed.This research was conducted in Makassar by using the research methods, such as, library study, observation, and indepth interviews. The nature and approach of this research is qualitative description. The Result and discussion of this study indicate that the strategies implemented by these drivers to maintain their survival, namely, the first strategy is in the social field realized in the patterns of social relationships, that is, the relationships with the owner of vehicles colleagues, fellow drivers, passengers, and the government. The second strategy is in the economic field realized in the way of managing the personal expenses of income. And also, it was described about how to cope with the problem, if the income was less thas the target obtained. Further, it was described that the drivers did the violations against the dominant culture, that is, the govermental regulations (traffic rules) .At last it was explained about the role of public and private institutions in relation to the existence of drivers.
Key words: Strategy, survival, Public transport driver, urban, culture.
KEMAMPUAN PENGELOLAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI PROPINSI SULAWESI-SELATAN REVENUE MANAGEMENT CAPABILITIES TO SUPPORT THE IMPLEMENTATION OF REGIONAL AUTONOMY IN THE PROVINCE OF SOUTH SULAWESI
Syamsu Alam Fakultas/Jurusan : Isipol/
ABSTRAK :
Penyelenggaraan Otonomi daerah harus didukung oleh sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), untuk itulah, daerah dituntut supaya mampu menggali seluruh potensi yang dimilikinya. Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasikan masalah tersebut dengan 3 (tiga) pertanyaan pokok, yakni: (1) Bagaimana kemampuan sumber daya aparat pengelola PAD di Propinsi Sulawesi-Selatan? (2) Bagaimana prosedur pengelolaan PAD di Propinsi Sulawesi- Selatan? (3) Seberapa besar Kontribusi PAD terhadap APBD dalam menunjang Pelaksanaan Otonomi Daerah di Propinsi Sulawesi-Selatan? Lokasi penelitian ini adalah Propinsi Sulawesi-Selatan (Sul-Sel), dimana wilayah sampel dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sidrap, Kabupaten Bone, Kota Makassar dan Kota Palopo. Dasar penelitian ini adalah survey dan tipe penelitiannya adalah deskriptif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan PAD dalam menunjang pelaksanaan Otonomi Daerah untuk lima tahun terakhir pada empat wilayah sampel belum maksimal, dimana terjadi kesenjangan antara target dan realisasi yang tercapai, begitu pula dengan kontribusi PAD terhadap APBD masih sangat kecil. Hal ini disebabkan oleh kualitas sumber daya aparat pemerintah yang masih rendah dan pengelolaan PAD yang kurang maksimal.
Kata kunci: Pendapatan Asli Daerah, Otonomi Daerah
ABSTRACT :
Implementatation of regional autonomy should be supported by local revenue sources (PAD). For areas that are required to be able to explore the full potential. According with these problems, this study aims to describe, analyse, and interpret the issue with three main questions, namely: 1. How resource capacity management officials of PAD in the province of South Sulawesi, 2. How the management procedurs of PAD in the province South Sulawesi, 3. How big the contribution to the revenue budget expenditure PAD areas to support the implementation of regional autonomy in the province of south sulawesi . This study site is south Sulawesi province, where the area of the sample in this study was sidrap, Bone, Makassar, and the city palopo. Basic research is the type of survey and research is descriptive. The results showed that the management of the pad to support the implementation of regional autonomy for the last five years on four sample areas not maximized, where there is a gap between the target and the realization is reached, as well as the contribution of the PAD to the APBD is still very small. This is caused by the quality of the resources that government officials are still low and less than the maximum PAD management.
Key words: Local Revenue and Local Autonomy
BIROKRASI DAN PELAYANAN INFORMASI KEBIAJAKAN PUBLIK DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
BIROKRASI DAN PELAYANAN INFORMASI KEBIJAKAN PUBLIK DI PROVINSI SULAWESI SELATAN Indar Arifin
Fakultas/Jurusan : Isipol/
ABSTRAK :
Tujuan penelitian ini adalah mengintrepretasi peran birokrasi dalam pelayanan informasi kebijakan publik hingga menemukan pola dan model hubungan antara pemerintah dan warganegara berdasarkan UU No.14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. People Right to Know (Harold L.Cross & Kent), Obligation to Tell, paradigma NPS (New Publik Service) (Denhardt & Denhardt) owner of government dengan prinsip hubungan lebih demokratis dan humanis adalah menjadi teori dasar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan langsung, wawancara mendalam dan dianalisis secara kualitatif. Temuan menunjukkan responsivitas birokrasi terhadap pelaksanaan perannya dapat dilihat melalui kewenangannya, dan membuka ruang partisipasi dengan 5 (lima) instrumennya yakni melalui (1) FGD. (2) Seminar, (3) pemanfaatan media exiting, (4) pemanfaatan media luar ruang, (5) dan tatap muka. Pola dan Model yang ditemukan yakni (1) Model sinergisitas (2) Dialog Elit Simetris (3) Model Interaktif Elitis Eksklusif Minimalis (4) Model Dialog Interaktif Elitis Eksklusif Minimalis Vs Egalitarian Maximalis (5) Model Penyadaran Eksklusif, dan (6) Model Adaptif Humanis. Model Adaptif Humanis adalah model yang menarik sayangnya model ini dianggap tidak efisien, dan membutuhkan waktu yang lama dikarenakan harus menyentuh
langsung masyarakat disetiap wilayah hingga ke desa terpencil .
Kata kunci: Birokrasi, Pelayanan Publik
ABSTRACT :
The purpose of this study is to interpret the role of bureaucracy in the service of public policy information to find patterns and model of the relationship between government and citizens under the law of UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. People Right to Know (Harold L. Cross & Kent), Obligation to Tell, paradigm of NPS (New Public Service) (Denhardt & Denhardt) owner of government with the principles of democratic and humanist relationship is a fundamental theory. Data collection methods that used were direct observation, in-depth interviews and qualitative analysis. The findings demonstrate the responsiveness of the bureaucracy of the implementation of its role can be seen through the authority and open participation room with 5 (five) instruments that are through (1) focus group discussion (FGD), (2) Seminar, (3) Utilization of Media Exiting, (4) Utilization of Media Outdoor, and (5) face to Face. Pattern and Model that found are (1) Synergy Model, (2) Elite Symmetrical Dialogue, (3) Elitist Interactive Minimalist Exclusive Model, (4) Interactive Elitist Minimalist Exclusive Model VS Maximalis Egalitarian, (5) Exclusive Awareness Model, and (6 ) Adaptive Humanist Model. Adaptive Humanist Model is an attractive model, unfortunately this model is considered inefficient and time consuming due to the need to touch people in each region directly to the remote villages.
Key words: Bureaucracy, Public Service
ANALISIS HUBUNGAN KOMPETENSI DENGAN KINERJA BAGI PENGANGKATAN PEGAWAI HONORER MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MAKASSAR ANALYSIS OF COMPETENCE AND PERFORMANCE RELATIONSHIP OF APPOINTMENT HONORARY WORKERS
TO BE CIVIL SERVANTS IN THE ENVIRONMENT GOVERNMENT MAKASSAR CITY Badu Ahmad, Atta Irene Allorante, Hasniati dan Adnan Nasution
Fakultas/Jurusan : Isipol/Ilmu Administrasi
ABSTRAK :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kompetensi dengan kinerja pengangkatan tenaga honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan kinerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Makassar. Pendekatan penelitian adalah kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui Survey. Data kuantitatif diananilis dengan uji Kendal- Tau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kompetensi dengan kinerja pengangkatan tenaga honorer menjadi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan pemerintah Kota Makassar tergolong “cukup kuat”. Hal ini mengindikasikan bahwa pengangkatan PNS dari tenaga honorer belum sepenuhnya mempertimbangkan kompetensinya tetapi hanya berdasarkan pengalaman kerja. Untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja PNS yang diangkat dari tenaga honorer, ada beberapa faktor yang mempengaruhi antara lain : (a) kelengkapan fasilitas, (b) peningkatan kemampuan dan keterampilan pegawai, (c) peningkatan pendapatan pegawai (d) rekruitmen dan penempatan pegawai berbasis kompetensi.
Kata kunci: Hubungan, Kompetensi, Kinerja, Pegawai Honorer, PNS
ABSTRACT :
The objectives of this research are to analyze of the competence and performance relationship of appointment honorary workers to be civil servants and the factors that influence the performance improvement in the environment government Makassar City. Design of the research is quantitative approaches. Data collection obtained with survey method and then analysis of quantitative data with Kendal-tau Test. The results showed that the relationship between competence and performance of appointment honorary workers to be civil servants in the environment government makassar city is "strong enough". This indicates that the appointment of honorary workers to be civil servants have not been fully considered of their competence but the based on their work experience. The factors that influence to improve the competence and performance of civil servants recruited from honorary workers, such as: (a) completeness of the work facilities (b) increasing of the capacity and skills, (c) increasing of the income (d) recruitment and staffing by based competency.
Key words: Relationships, Competence, Performance, Honorar Worker, Civil Servants
KAJIAN TERHADAP KOMUNITAS PETANI RUMPUT LAUT SEBAGAI ALTERNATIF KELANGSUNGAN HIDUP MASYARAKAT PESISIR KABUPATEN JENEPONTO STUDY OF COMMUNITY AGAINST SEAWEED FARMERS SURVIVALAS AN ALTERNATIVEJENEPONTOCOASTAL COMMUNITIES
Darwis, Mansyur Radjab, Sultan dan Ria Renita Abbas Fakultas/Jurusan : Isipol/Sosiologi
ABSTRAK :
Tujuan penelitian ini ialah, menganalisis proses transformasi atau pola perubahan terkait dengan investasi, teknologi dan organsiasi kerja pada usaha budi daya rumput laut Desa Arungkeke Kabupaten Jeneponto serta pola-pola diferensiasi sosial yang terjadi berupa kemungkinan terjadinya proses spesifiksi dan sepesialisasi kegiatan serta kelembagaan baru dalam usaha budi daya rumput laut Desa Arungkeke Kabupaten Jeneponto. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam terhadap sejumlah informan yang dipilih secara purposif terdiri dari petani rumput laut, pedagang, pemerintah terkait dan lembaga swadaya masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses transformasi melalui pembentukan modal sangat lamban disebabkan adanya keterbatasan akses permodalan baik terhadap lembaga keuangan pemerintah dan lembaga keuangan swasta. Dari aspek teknologi ternyata belum mampu menciptakan mekanisme produksi maksimal karena dilain pihak bersentuhan dengan optimalisasi produksi melalui pemanfaatan anggota keluarga.
Kata kunci: Komunitas Petani, Usaha Budidaya Rumput Laut, Kelangsungan Hidup
ABSTRACT :
The purposeof this studyis, to analyzethe transformation processor pattern changes associated with investment, technology and work organization in the business of seaweed cultivation Jeneponto Arungkeke village and the patterns of social differentiation that occursin the form of possibility spesifiksi processes and activities as well as new institutional sepesialisasi in business sea weed farming village Arungkeke Jeneponto. This study used a qualitative approach within-depth interview techniques to a number of informants were selected purposively comprised of seaweed farmers, traders, government agencies andnon-governmental organizations. The results showed that the process of transformation through capital formationis veryslowdue to limited access to capital both to the government and the financial institutions of private financial institutions. From the aspect of the technology is not yet capable of creating maximum production mechanism for contact with the other hand optimizing production through the use ofa family member. Thus capital formation for slow,which is not optimal tenologi the creation of other forms of specialization in the cultivation of seaweed.
Key words: CommunityFarmers, SeaweedCultivation, survival
KETERWAKILAN POLITIK PEREMPUAN (STUDI TENTANG PERAN PEREMPUAN DALAM LEMBAGA LEGISLATIF) POLITICAL REPRESENTATION OF WOMEN (A STUDY OF THE ROLE OF WOMEN IN LEGISLATURE)
Gustiana A. Kambo, Muhammad Al-Hamid, Ariana Yunus dan Sukri Tamma Fakultas/Jurusan : Isipol/
ABSTRAK :
Penelitain ini bertujuan untuk untuk memahami kompleksitas dinamika di lembaga perwakilan politik di legislatif, yang diperuntukkan untuk mengetahui bagaimana keterwakilan politik perempuan dalam lembaga legislatif, apakah keterwakilan politik tersebut dalam wujud perannya dijalankan semaksimal mungkin dan apakah keterwakilan tersebut mengalami hambatan dari budaya patriakri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran yang dijalankan oleh perempuan di lembaga perwakilan lebih bersifat substantive daripada simbolik. Walaupun secara formal keanggotaan legislative perempuan masih dibawah dari kuota 30% yang seharusnya dipenuhi, akan tetapi tetap menujukkan adanya keterwakilan politik (political representativeness) yang baik. Budaya Patriarkhi walaupun sulit untuk diubahnamun sedikit demi sedikit telah mengalami pergeseran nilai mengenai kedudukan dan peran perempuan. Walaupun tidak berlaku umum bagi seluruh elemen perempuan yang memiliki tingkat pendidikan, tingkat ekonomi yang berbeda- beda, akan tetapi cukup mempengaruhi bagaimana posisi kesetaraan gender yang berlaku dalam masyarakat.
Kata kunci: Keterwakilan Politik, Perempuan, Budaya Patriarkhi .
ABSTRACT :
This research aim to understand d complexity of the dynamics in representative institutions in legislative, intended to find out how women’s political representation in the legislature, is political representation in the form of role obtained as much as possible and if the representation is encountered resistance from patriarchal culture. The results showed that the role of women in institutions run by the representation of more substantive than symbolic. Although the formal membership of the legislative women are still under 30% quota should be filled, but still showed a good political representativeness. Patriarchal culture, although it’s difficult to change but gradually has shifted the value of the position and role of women. Although it’s not common to all elements of the women who have different levels of education and economic, but influence how gender equality prevailing position in society.
Key words: Political representative, women, patriarchal culture
BERBAGAI BENTUK SEKURITAS SOSIAL DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN PADA KOMUNITAS NELAYAN DI PULAU SALEMO KAB. PANGKEP SULAWESI SELATAN DAN LINGKUNGAN RANGAS BARAT KABUPATEN MAJENE SULAWESI BARAT PLURAL FORMS OF SOSIAL SECURITY IN RESOLVING POVERTY ON THE FISHERMEN COMMUNITIES IN SALEMO ISLAND DISTRICT PANGKEP SOUTH SULAWESI AND RANGAS BARAT DISTRICT MAJENE WEST
SULAWESI Mahmud Tang
Fakultas/Jurusan : Isipol/Antropologi
ABSTRAK :
Artikel ini bertujuan untuk mendeksripsikan bentuk-bentuk sekuritas sosial dari berbagai sumber. Penelitian yang menjadi sumber data dari artikel ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Model analisis dilakukan secara komparatif di dua komunitas yang berbeda yaitu komunitas nelayan Pulau Salemo (suku bangsa Bugis-Makassar) dan komunitas nelayan Rangas Barat (suku bangsa Mandar). Data empiris diperoleh melalui teknik wawancara mendalam, pengamatan, dan Focus Group Discussion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penanggulangan kemiskinan pada dua komunitas tersebut terdapat berbagai bentuk-bentuk sekuritas sosial yang bersumber dari institusi pemerintah, institusi lokal dan institusi agama. Institusi-institusi tersebut telah melakukan berbagai usaha untuk peningkatan penghasilan nelayan miskin dan terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar mereka. Dengan sinergi antara usaha pemerintah dan masyarakat nelayan sendiri maka mereka bisa bertahan hidup, sebagian meningkat jadi pas-pasan dan lainnya menjadi mampu. Praktek sekuritas sosial dari berbagai sumber tersebut diatur oleh berbagai aturan-aturan (pluralisme hukum) yaitu aturan-aturan pemerintah, aturan-aturan adat, dan aturan-aturan agama.
Kata kunci: Kemiskinan dan sekuritas sosial
ABSTRACT :
This article aims to describe the plural forms of social security from various sources. The research which becomes the data resources of this article was done with a qualitative approach. The method of comparative analysis is carried out in two different communities: a community of fishermen of the Pulau Salemo (ethnic Bugis-Makassar) and the community of fishermen of Rangas Barat (Mandar ethnic group). The empirical Data obtained through in depth interviews, observation, and Focus Group Discussion. The results showed that in poverty solution in the two communities there are various forms of social security which derived from government institutions, religious institutions and local institutions. Those institutions tried to generate the income of the fishermen and to resolve their difficulties in the fulfillment of their basic needs. With a good cooperation between those institutions the fishermen can survive, some of them get a better life and the other get sufficient life. The practice of social security from a variety of sources are governed by various rules that government rules, customary rules, and religious rules.
Key words: Poverty and social security
KINERJA PELAYANAN PUBLIK DALAM PERSPEKTIF NEW PUBLIK MANAGEMENT (NPM) (STUDI MODEL PELAYANAN BERFOKUS PELANGGAN PADA PDAM KOTA MAKASSAR) PUBLIC SERVICE PERFORMANCE IN PERSPETIVE NEW PUBLIC MANAGEMENT (NPM) (STUDY OF MODEL CUSTOMER FOCUSED SERVICE IN PDAM MAKASSAR CITY)
Hamsinal et.al Fakultas/Jurusan : Isipol/Ilmu Administrasi
ABSTRAK :
Penelitian ini bertujuan; (1) untuk menganalisis dan mendeskripsikan kinerja Wilayah-Wilayah Pelayanan PDAM Kota Makassar dalam hal pemberian pelayanan publik kepada pelanggan; (2) Untuk mendeskripsikan kesenjangan antara kinerja Wilayah Pelayanan PDAM Kota Makassar dengan harapan para pelanggan; (3) untuk menganalisis dan mendeskripsikan upaya peningkatan kinerja Wilayah Pelayanan PDAM Kota Makassar dalam menghilangkan kesenjangan pelayanan publik kepada pelanggan. Metode penelitian kualitatif digabung dengan metode kuantitatif merupakan metode penelitian ini. Lokasi penelitian, dipilih secara purporsive. Informasi, data primer dan sekunder diperoleh dari semua wilayah pelayanan PDAM. Analisis data dilakukan secara deskriptif, descriptive analysis. Dari hasil temuan diketahui, selama tahun 2012, kinerja WilayahPelayanan PDAM Kota Makassar masih rendah karena, secara kuantitas, target yang ditetapkan dalam RKAP 2012, sebagian besar belum terealisir. Ketidak tercapaian target tersebut disebabkan oleh kekurangan pengadaan material, standar waktu pelaksanaan pekerjaan yang tidak tepat dan penunggakan rekening. Sedangkan kinerja secara kualitas juga dianggap masih rendah karena masih banyaknya keluhan yang diterima selama tahun 2012. Keluhan yang diterima sebanyak 5.510, terutama keluhan tentang pemberian pelayanan, prosedur pelaksanaan, dan waktu pemberian pelayanan yang tidak konsisten.
Kata kunci:
ABSTRACT :
This study purposes to (1) analyze and describe the performance of PDAM service area in Makassar concerned with distributing public service to its customer; (2) describe the gab between performance of PDAM Service Unit in Makassar and it’s customer’s expectation; (3) analyze and describe the effort of PDAM service area in Makassar in order to increase its performance based on the gab public service to the customer. The research combined qualitative and quatitative methods in this study. The research location, choosen purposively. Information prime and secondary data were collected from all PDAM service area. This study used descriptive analysis data. Based on the finding, over 2012. The Performance of PDAM service unit in Makassar found to be low because in quantity, the target on RKAP 2012, was not achieved. This insuffient target resulted from less material providing, incorrected time standard of work conduction, and delinquent payment. The quality as performance was also low because there were many claims in 2012. There were 5.510 claims, mostly on giving service, conducting procedure, and inconsistent time of service distributing.
Key words: Performance, public service, service gaps
MODEL MEDIA PEMBELAJARAN MELALUI TAYANGAN TELEVISI DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU ANAK-ANAK PEDESAAN DI SULAWESI SELATAN THE INFLUENCE OF LEARNING MEDIA MODEL OF TV BROADCASTING ON KNOWLEDGE DEVELOPMENT,
ATTITUDE, AND BEHAVIOR OF VILLAGE CHILDREN IN SOUTH SULAWESI. Muhammad Farid et.al
Fakultas/Jurusan : Isipol/Komunikasi
ABSTRAK :
Tujuan Penelitian, Melakukan analisis siaran TV terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku anak pedesaan, Menjelaskan alasan menjadi pendorong anak-anak pedesaan konsisten menonton tayangan TV, .Merumuskan model menonton tayangan TV dalam upaya meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku serta prestasi belajar mereka. Penelitian ini dilaksanakan di tiga kabupaten, maros, Pangkep, Barru dan satu kota, Kota pare-Pare. Pada penelitian ini pendekatan yang dilakukan berupa pendekatan kualitatif, dengan maksud untuk memperoleh gambaran yang utuh atas informan penelitian sehingga dapat menjabarkan fokus penelitian tentang. Model Media Pembelajaran Melalui Tayangan Televisi Dalam Meningkatkan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Anak-Anak Pedesaan di Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Peningkatan pengetahuan. ternyata beberapa murid yang dapat menjelaskan tayangan yang mereka tonton diantaranya tayangan si Bolang. Sikap mereka terhadap acara tv, sangat merespons dan antusias, bahkan mereka menyarankan untuk memperpanjang penayangan beberapa sinetron yang mereka anggap cukup bagus. Perilaku yang bisa diamati adalah terjadi peniruan beberapa gaya bermain sepakbola, logat bicara, dan pemakaian beberapa asesoris yang digunakan bintang idolanya bagi murid perempuan. Alasan yang menjadi pendorong anak anak konsisten menonton tayangan pavoritl melalui TV, adalah di samping sebagai hiburan, acaranya sangat menarik dan terkait langsung dengan dunia anak-anak, sehingga menonton tv menjadi acara rutin mereka. Model yang ditemukan adalah model yang sifatnya linier sederhana, sedangkan rekomendasi model mirip dengan temuan model sebelumnya, yang sifatnya linier dengan tambahan bagaimana keluarga berperan mendampingi anak-anak nonton acara tv.
Kata kunci: Model Media pembelajaran
ABSTRACT :