Transplantasi Sebagai Salah Satu Metode

BI DANG I LMU TEKNOSAI NS

1. Bidang Kajian Ilmu MIPA DISTRIBUSI ASIMTOTIK DARI VARIANSI VEKTOR VARIABEL YANG DISTANDARKAN TANPA MELIBATKAN DUPLIKASI DISTRIBUTION SAMPLING OF VECTOR VARIANCE WITHOUT DUPLICATIONS

Erna T. Herdiani (1) dan Maman A. Djauhari (2)

(1) Fakultas/Jurusan : MIPA Universitas Hasanuddin, Makassar, Indonesia, herdiani.erna@gmail.com /

(2) Universiti Teknologi Malaysia, Johor Bahru, Maman@utm.my

ABSTRAK :

Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan variansi vektor dari variabel yang distandarkan sebagai ukuran pengujian kesamaan matriks korelasi telah menerima banyak perhatian dalam dunia statistik. Dalam paper ini, akan diperkenalkan suatu ukuran yang lebih ekonomis dalam pengujian kesamaan matriks korelasi, didefinisikan sebagai varians vektor dari variabel yang distandarkan dikurangi semua elemen duplikasi. Untuk data yang berdimensi tinggi, ini akan meningkatkan efisiensi komputasi hampir 50% dibandingkan dengan vektor varians dari variabel distandarkan. Distribusi sampling dari statistik ini akan diselidiki untuk membuat aplikasi yang memungkinkan.

Kata kunci: distribusi asimtotik, matriks korelasi, uji rasio kemungkinan, variansi vektor dari variabel yang distandarkan,variansivektor

ABSTRACT :

In recent years, the use of vector variance as a measure of multivariate variability has received much attention in wide range of statistics. This paper deals with a more economic measure of multivariate variability, defined as vector variance minus all duplication elements. For high dimensional data, this will increase the computational efficiency almost 50 % compared to the original vector variance. Its sampling distribution will be investigated to make its applications possible.

Keywords : Asymptotic distribution, covariance matrix, likelihood ratio test, vector variance.

ESTIMASI GRADIENT DI RUANG HILBERT DARI SOLUSI PERSAMAAN PARABOLIK TAK LINEAR TIPE m-LAPLACIAN GRADIENT ESTIMATES IN HILBERT SPACESFOR SOLUTIONS OF NONLINEAR PARABOLIC EQUATIONS WITH

m-LAPLACIAN TYPE

Naimah Aris 1 , Jeffry Kusuma 2 , Syamsuddin Toaha 3 , Jusmawati Massalesse 4

Fakultas/Jurusan : MIPA/Matematika

ABSTRAK :

Dalam penelitian ini dikaji estimasi dari solusi persamaan parabolic tak linier,

( (|∇ | )∇ ) + ( ) = ( ), > 0, ∈ (Ω), -dengan syarat awal dan syarat batas (,)= ( ), ∈ Ω; ( , ) = 0, ∈ Ω, > 0, dengan Ω adalah domain yang terbatas dalam serta dengan asumsi- asumsibahwa (⋅) terdifferensial pada , () adalah fungsi yang memenuhi kondisi Lipschitz secara global dengan (0) = 0 , termuat dalam ruang (Ω). Pada penelitian tahun pertama ini dikaji estimasi gradient solusi masalah di atas di ruang

, (Ω) , yakni menunjukkan bahwa ∥∇()∥≤

( , ∥ (1) ∥ ) < ∞, ≥1 yang dibuktikan dengan mengembangkan metode dari metodeMoser Kata kunci: Persamaan parabolik tak linier, tipe m-Laplacian, estimasi gradient

ABSTRACT :

non-linear parabolic equation,

This study assessed

− ( (|∇ | )∇ ) + ( ) = ( ), > 0, ∈ (Ω), with initial and boundary conditions (,)= ( ), ∈ Ω; ( , ) = 0, ∈ Ω, > 0, where Ω is a finite domain in

and with assumption that (⋅) differentiable on , () is a function that satisfies the global Lipschitz condition with (0) = 0 , existing in (Ω) spaces. In the first year of this study, we examine the gradient estimates on the solution of the problem in

, (Ω) , which indicates that ∥∇()∥≤( , ∥ (1) ∥ ) < ∞, ≥ 1. For the proof of our result, we deriving

methods introduced by Moser.

Keywords: Non-linier parabolic equation, m-Laplacian type, gradient estimates .

DIMENSI METRIK GRAF HASIL KALI SILANG GRAF LINTASAN ON THE METRIC DIMENSION OF HELM GRAPH

Mawardi Bahri, Nurdin, Muh. Zakir, Galsan Mahie, Darmo Fakultas/Jurusan : MIPA/Matematika

ABSTRAK :

Misalkan

=(,) suatu graf sederhana ={ , , ,…, }⊆ . Misalkan ∈ , maka (| )=((, ), ( , ),…, ( , )) merupakan representasi dari yang relatif terhadap , dimana (,) adalah jarak antara titik dan . Himpunan dinamakan himpunan penentu dari jika semua titik di

mempunyai representasi yang berbeda. Himpunan penentu dengan kardinalitas minimum disebut himpunan penentu minimum atau basis dari dan kardinalitasnya menyatakan dimensi metrik dari , dinotasikan dengan

() . Dalam tulisan ini ditentukan dimensi metrik graf hasil kali silang 3 buah

graf lintasan, yaitu

)=3 untuk ,, ≥2

ABSTRACT :

A set of vertices S resolves a graph G if every vertex is uniquely determined by its vector of distances to the vertices in S. The metric dimension of a graph G is the minimum cardinality of a resolving set. The helm graph

H n is the graph obtained from an n-wheel graph by adjoining a pendant edge at each vertex of the cycle. In this paper we determined metric dimension of helm graph.

KARAKTERISASI PROTEIN AKTIF DARI SPONS DAN MIKROBA SIMBIONNYA SERTA PEMANFAATANNYA SEBAGAI AGEN IMUNOSTIMULAN (TENTATIF) CHARACTERIZATION OF ACTIVE PROTEIN FROM SPONGES AND ITS MICROSYMBIONTS FOR THE UTILIZATION AS IMMUNOSTIMULANT AGENTS

Alfian Noor*, Ahyar Ahmad, Warsidah Reha, Nursiah La Nafie, dan Damma Salama Fakultas/Jurusan : MIPA/Kimia

ABSTRAK :

Pencarian protein aktif dari spons untuk penggunaan sebagai imunostimulan telah dilakukan untuk tahun pertama dari empat tahun yang direncanakan. Dalam tahun pertama ini, dilakukan sampling di perairan kepulauan Spermonde maupun eksperimen laboratorium seperti taksonomi spesies dan mikrosimbion, isolasi dan identifikasi protein lalu pengujian in vitro imunostimulan dengan mikroba uji mycobacterium tuberculosis. Jenis spons yang teridentifikasi adalah Xestospongia sp., Melophlus sarassinorum sp., dan Plakina monolopha complex. Analisis lebih lanjut dipilih spesis Plakina monolopha complex dengan hasil : protein total ekstrak kasar adalah 6120 mg dalam spons dan 6240 mg dalam bakteri simbion. Disamping itu, total protein yang terdistribusi dalam berbagai variasi tingkat kejenuhan amonium sulfat adalah 738,84 untuk spons dan 1086,37 dalam bakteri simbionnya. Dapat disimpulkan bahwa ketersediaan protein yang tinggi dalam spons dan bakteri simbionnya cukup menjanjikan keberadaan protein yang bersifat imunostimulan. Pekerjaan lain, sebagai finishing touch penelitian tahun-1 ini, sedang dalam proses seperti perbanyakan bakteri dan uji in vitro protein imunostimulan terhadap mycobacterium tuberculosis.

Kata Kunci ; Protein, spons, imunostimulan, mycobacterium tuberculosis

ABSTRACT :

An active protein searching for an immunostimulant from sponges and its microsymbionts has been done for the first year out of four year planning. Sponge sampling was done in Spermonde archipel waters followed by laboratory works such as species and microsymbiont taxonomy, protein isolation and identfication, and in vitro test of immunostimulant with mycobacterium tuberculosis. Species found is Plakina monolopha complex and the content of total crude protein extract was 6120 mg in sponge and 6240 mg in its microsymbiont. Also, after fractionation with various ammonium sulphate saturated concentrations, total protein was 738.8 mg in sponge and 1086.37 in its microsymbiont. It can be concluded that high protein amount in both forms is promising for the existence of a protein having an immunostimulant property. Other works, that still underway and shortly accomplished, are microbial multiplication and in vitro test on mycobacterium tuberculosis.

Key words : protein, sponge, immunostimulant, mycobacterium tuberculosis

PEMANFAATAN ENERGI GELOMBANG ULTRASONIK DALAM ADSORPSI ION LOGAM BERAT PB (II) DAN CU(II) PADA BIOADSORBEN KARBON AKTIF DARI SEKAM PADI ULTRASOUND-ASSISTED ADSORPTION OF LEAD(II) AND COPPER(II) IONS ON RICE HUSK ACTIVATED CARBON

M. Zakir*, Maming, I. Raya, A. Karim, Santi Fakultas/Jurusan : MIPA/Kimia

ABSTRAK :

Penelitian tentang pemanfaatan energi gelombang ultrasonik dalam adsorpsi ion logam berat Pb 2+ dan Cu 2+ pada bio-adsorben karbon aktif dari sekam padi telah dilakukan. Tujuan jangka panjang penelitian ini adalah tersedianya data kapasitas adsorpsi dan material karbon aktif dengan kualitas lebih baik dari hasil irradiasi dengan gelombang ultrasonik. Rata-rata kadar abu sekam padi yang digunakan pada penelitian ini yaitu 20,69%. Karakteristik permukaan (surface characteristics) material karbon aktif yang dibuat pada suhu

400C kemudian diaktivasi dengan larutan ZnCl 2 10%; berdasarkan data-data SEM, XRD, FTIR dan analisis sifat permukaan, adalah lebih baik dibandingkan dengan karbon aktif yang dibuat pada kondisi-kondisi

lainnya. Nilai konstanta Langmuir, b, untuk adsorpsi non-ultrasonik (-0,0362) dan ultrasonik (0,1105) untuk ion logam Cu 2+ , dan adsorpsi non-ultrasonik (-5,1508) dan ultrasonik (1,0745) untuk ion logam Pb 2+ , sehingga disimpulkan bahwa ultrasonik secara positif mempengaruhi afinitas ion logam Cu 2+ dan Pb 2+ terhadap karbon aktif sekam padi. Kapasitas adsorpsi maksimum (a m ) karbon aktif sekam padi meningkat akibat iradiasi ultrasonik. Nilai konstanta a m pada model Langmuir adalah 6,2775 (ultrasonik) lebih besar dibandingkan dengan 1,0464 (non ultrasonik) untuk ion logam Cu 2+ . Nilai tersebut mengalami kenaikan sebesar 83% akibat adanya iradiasi gelombang ultrasonik. Untuk ion logam Pb 2+ , terjadi kenaikan sebesar 41%, dari 9,7561 (non ultrasonik) menjadi 16,5017 (ultrasonik), akibat iradiasi ultrasonik.

Kata Kunci ; Karbon aktif, sekam padi, afinitas adsorpsi, kapasitas adsorpsi maksimum, ultrasonik

ABSTRACT :

Ultrasound-assisted adsorption of Pb 2+ and Cu 2+ ions on rice husk activated carbon has been conducted. The present study was aimed to removal of Pb 2+ and Cu 2+ ions from aqueous solution by ultrasound assisted adsorption onto surface of activated carbon. The ash content of rice husk used in this experiment was 20.69%. Surface characteristics were determined with analyses based on Scanning Electron Microscopy, X- Ray Diffraction, and Fourier Transform Infrared, and surface properties analysis. The results showed that rice

husk based activated carbon prepared at 400C and treated with ZnCl 2 10% has better properties compared to others activated carbon prepared with difference conditions. The value of Langmuir model constant, b, for

Cu 2+ ion adsorption is -0.0362 (absence of sonication) and 0.1105 (presence of sonication), and for Pb 2+ ion adsorption is -5.1508 (absence of sonication) and 1.0745 (presence of sonication). Those values suggest that ultrasonic irradiation positively affects the affinity of Pb 2+ and Cu 2+ ions towards the adsorbent. Maximum adsorption capacity increases in the presence of sonication. This can be seen on the value of a m , Langmuir constant which represents the maximum adsorption capacity of adsorbent. The values for Cu 2+ adsorption are 1.0464 mg/g and 6.2775 mg/g for the absence and presence of sonication, respectively, which suggests an increase (83%) in the adsorption capacity of activated carbon due to the ultrasonic irradiation. The values for Pb 2+ adsorption are 9.7561 mg/g and 16.5017 mg/g for the absence and presence of sonication, respectively, which also suggests an increase (41%) in the adsorption capacity of activated carbon due to the ultrasonic irradiation

SINTESIS TURUNAN P-KUMARAMIDA DAN UJI BIOAKTIVITASNYA TERHADAP SEL TUMOR LEUKIMIA P388 SYNTHESIS OF P-COUMARAMIDE DERIVATIVE COMPOUNDS AND THEIR ACTIVITY ESSAY TO AGAINST TUMOR CELL LEUKIMIA P388

M. Zakir*, Maming, I. Raya, A. Karim, Santi Fakultas/Jurusan : MIPA/Kimia

ABSTRAK :

Penelitian tentang metode sintesis senyawa turunan p-kumaramida, yakni N- propil-p-kumaramida, N,N- dietil-p-kumaramida, dan piperidinil-p-kumaramida serta uji aktivitasnya terhadap sel tumor leukimia P388 telah dilakukan. Senyawa turunan p-kumaramida disintesis dari asam p-kumarat dan amina yang sesuai sebagai reaktan dengan menggunakan katalis asam borat pada kondisi refluks di dalam pelarut DMF dan atmosfir nitrogen selama 16 jam. Melalui metode tersebut maka diperoleh senyawa N-propil-p- kumaramida, N,N-dietil-p-kumaramida, dan piperidinil- p-kumaramida sebagai padatan putih dengan rendamen secara berturut-turut 37,1%, 37,90%, dan 29,84%. Senyawa hasil sintesis tersebut semuanya bersifat aktif terhadap sel tumor leukimia P388 dengan urutan kekuatan aktivitas: piperidinil- p-kumaramida (IC50 5,34 µg/mL) > N,N-dietil-p-kumaramida (IC50 23,50 µg/mL) > N- propil-p- kumaramida

adalah senyawa yang paling berpotensi digunakan sebagai anti tumor

μg/ml).

Senyawa

piperidinil-p-kumaramida

Kata Kunci ; p-kumaramida, Tumor, P388, IC50

ABSTRACT :

A research about synthesis methode of p-coumaramide derivative compounds, i.e N-propyl-p-coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-p-coumaramide as well as their activity essay to against leukimia tumor cell P388 had been done. The derivative compunds were synthesized from p- coumaric acid and suitable amines as reactans and boric acid as catalist by reflux in DMF solvent and nitrogen atmosphere for 16 hours. By this methode, N-propyl-p- coumaramide, N,N-diethyl-p-coumaramide, and piperidinyl-p- coumaramide coumponds were obtained as white solid in 37,1%, 37,90%, and 29,84% yields, respectively. All of these compounds active to against leukimia tumor cell P388 with the order of their activity strength were piperidinyl-p-coumaramide (IC50 5,34 µg/mL) > N,N-diethyl-p- coumaramide (IC50 23,50 µg/mL) >

N-propyl-p-coumaramide (53,56 μg/ml). Piperidinyl-p-coumaramide compound is the most potential compound to be applied as antitumor agent.

Key words : p-Coumaramide, Tumor, P388, IC50

PEMANFAATAN ION CD(II) IMPRINTED POLYMER (CD-IIP) SEBAGAI MEMBRAN PADA ELEKTRODA SELEKTIF ION CD (II) UNTUK “QUALITY CONTROL” PENCEMARAN LINGKUNGAN

Paulina Taba, Syaripuddin Liong, Asmawati dan Djabal Nur Basir Fakultas/Jurusan : MIPA/

ABSTRAK :

Ion imprinted polymer (IIP) dan non imprinted polymer (NIP) telah disintesis melalui dua tahapan. Tahap pertama adalah pembuatan kompleks Cd(NO 3 ) 2 dengan asam kuinaldat dengan perbandingan mol 1:1 . Tahap kedua adalah pencampuran kompleks tersebut dengan asam salisilat-formaldehida (1:3) dengan HCL 2M sebagai katalis Polimerisasi dengan menggunakan microwave pada temperatur 140 o

C selama 15 menit. Hasil sintesis dicuci dengan akuades dan dikeringkan dalam oven pada temperatur 50 o

C. Polimer digerus sampai halus (60-100 mesh), dicuci dengan larutan EDTA 0,05 M dan dikeringkan kembali untuk menghasilkan Cd(II) ion imprinted polymer (Cd-IIP). Analisis polimer menggunakan FT-IR dan SEM-EDS. Hasil FTIR menunjukkan ada pergeseran pada panjang gelombang 3400-3035 cm -1 , 1700-1662 cm -1 dan 800-500 cm -1 merupakan karakteristik untuk vibrasi – OH ulur, C=O tekuk, dan daerah sidik jari yang menunjukkan adanya pengikatan logam. SEM-EDS memperlihatkan adanya perbedaan citra permukaan dan komposisi dari NIP dan Cd-IIP.

Kata kunci: Imprinted Polymer, Microwave, Cd(II), FT-IR, SEM-EDS

ABSTRACT :

Ion Imprinted Polymer (IIP) and Non Imprinted polymer (NIP) have been synthesized by using two steps. The first step was complexing Cd(NO 3 ) 2 with quinaldic acid with the mol ratio of 1:1. The second step was mixturing the complex with salisilc acid-formaldehyde (1:3) with 2M HCl as a catalyst. Polymerisation was conducted using a microwave at a temperature of 140 o

C for 15 minute. The result was washed by aquadest and dried in an oven at a temperature of 50 o

C. Polymer was grinded to powder ( 60-100 mesh), washed with 0,05 M EDTA solution and dried again to produce Cd(II) ion imprinted polymer (Cd-IIP). Polymer was analyzed by FTIR and SEM-EDS. FTIR spectra showed that there was a change in the wavelengths at 3400- 3035 cm -1 , 1700-1662 cm -1 , and 800-500 cm -1 which are characteristic for vibrations of -OH strecthing, C=O bending and finger print region indicating the existence of metal bonding. SEM-EDS images showed that there were the difference in surface images and compositions of NIP, IIP, and Cd-IIP.

Keyword : Imprinted Polymer, Microwave, Cd(II), FT-IR, SEM-EDS

AKTIVITAS ANTIMITOTIK, INDUKSI APOPTOSIS DAN EKSPRESI GEN p53 DARI SENYAWA BIOAKTIF HYDROID Aglaophenia cupressina Lamoureoux TERHADAP SEL TUMOR

ANTIMITOTIC ACTIVITIES, APOPTOSIS INDUCTION AND GEN P53 EXPRESSION OF HYDROID Aglaophenia

cupressina Lamoureoux BIOACTIVE COMPOUND ON TUMOR CELL Sjafaraenan*, Eva Johannes*, Ruslan Umar*, Rosana Agus*

Fakultas/Jurusan : MIPA/Biologi

ABSTRAK :

Penelitian tentang aktivitas antimitotik ini bertujuan: jangka panjang, untuk mendapatkan senyawa yang bersifat antikanker sebagai bahan dasar dalam pembuatan obat yang berasal dari bahan alam laut, khususnya dari hydroid aglaophenia cupressina Lamoureoux. Pada penelitian ini, ingin diketahui senyawa bioaktif dari hydroid yang memiliki aktivitas antimitotik, terhadap pembelahan sel zigot bulu babi

Tripneustes gratilla Linn. Metode antimitosis digunakan untuk mendapatkan intensitas concentrasi (IC 50 ) yang mampu menghambat pembelahan sel bulu babi dengan membandingkan vinkristin sebagai kontrol positip. Penelitian bersifat eksperimental, dengan melakukan ekstraksi sampel hydroid, dengan menggunakan methanol dan partisi dengan pelarut n-heksan. selanjutnya difraksinasi menggunakan kromatografi kolom vakum dan kolom tekan kemudian dimonitor dengan KLT. Selanjut dilakukan uji aktivitas antimitotik , dengan penyuntikan ke dalam bagian gonad jantan dan betina dari bulu babi Tripneustes gratilla Linn., identifikasi struktur molekul menggunakan data spectra UV, IR dan NMR. Hasil penelitian menunjukkan: Asam heksadekanoat dan β –sitosterol yang berasal dari hydroid Aglaophenia cupressina memiliki daya hambat dalam pembelahan sel zigot bulu babi Tripneustes gratilla Linn, Asam heksadekanoat dan β-sitosterol yang berasal dari hydroid Aglaophenia cupressina Lamoureoux dengan konsentrasi 10 µg/mL dapat dikembangkan sebagai senyawa antikanker berdasarkan nilai IC 50.

Kata kunci: Antimitotik, apoptosis, gen p53 dan hydroid

ABSTRACT :

The long term purposed on the antimitotic activity is to get the essensial compund that having anticancer chararacteristic as a basic compound of the medicine drug from the seas natural component, especially from hydroid Aglaophenia cupressina Lamoureoux. The aspecting from the research is hopefully the bioactive compound of the hydroid that having antimitotic activities on the zigot cells deviated of the sea urchin

Tripneustes gratilla Linn. Antimitosys method is used to getting concentration intensity (IC 50 ) that having cappability to obstruct the cell division of sea urchin by comparing with vinkristin as a positive control. The research is based on the experimental designed, with extracting hydroid samples using methanol and partition stages using n-hexan solvent. The next stage, vacum colom cromatophy and compressed colom are used for fractionation and monitoring by KLT. Antimitotic activities examed is done for the next steps, by injection into male and female gonads of sea urchin Tripneustes gratilla Linn., identification of molecule structure by spectra UV data, IR and NMR..The result of the research showed that hexadecanoat acid and β- cytosterol from hydroid had capability to obstruct the cells division of sea urchin Tripneustes gratilla Linn. Zigot. Hexadecanoat and β-cytosterol from hydroid Aglaophenia cupressina Lamoureoux with 10 µg/mL

concentrated could be expanded as anti cancer compound based IC 50 .

DIVERSITAS GENETIC GEN ARA DARI BURKHOLDERIA PSEUDOMALLEI SEBAGAI FAKTOR VIRULENSI PENYAKIT MELIODOSIS YANG BERASAL DARI ISOLAT KLINIS GENETIC DIVERSITY OF ARA GENE ISOLATES BURKHOLDERIA PSEUDOMALLEI AS VIRULENCE MELIODOSIS

Zaraswati Dwyana, Risco B.Gobel, Nur Haedar , Asadi Abdullah Fakultas/Jurusan : MIPA/Biologi

ABSTRAK :

Penyakit meliodosis adalah suatu jenis penyakit yang ditemukan endemik di daerah tropis yang disebabkan oleh kuman Burkholderia pseudomallei.Kuman ini bersifat sebagai saprofit dan patogen opurtunistik dan hidup di tanah dan air. B.pseudomallei mempunyai dua substrain yaitu kuman yang mampu mengasimilasi sumber karbon dari arabinosa dan yang tidak mampu mengasimilasi arabinosa dan digolongkan kelompok ara+ dan ara-. Tingkat virulensi kuman ini berkaitan dengan keberadaan gen ara-pada B.pseudomalleiyang sangat bersifat pathogen. Penelitian ini adalah lanjutan penelitian sebelumnya yaitu telah ditemukan beberapa isolat tanah pada beberapa lokasi di Kota Makassar dan telah diperoleh 89 isolat B.pseudomalei yang berasal dari lingkungan tanah. Dalam penelitian ini akan dilanjutkan pengambilan darah dari suspek meliodosis dari rumah sakit.Sampel darah dilakukan isolasi DNA dan dilanjutkan PCR untuk mendeteksi B.pseudomalleiyang menggunakan gen 16 S rRNA primer 2 Burk 16 dan 2PS. Untuk mendeteksi jenis gen ara digunakan primer Primer Bps 16S-U33 -Bps 16S-OL731, Bps16S - 683L- Bps16S 1460R ,Bps 16S-42L -Bps16S-266R. Hasil penelitian diperoleh dari 52 sampel darah yang berasal dari Balai Pengobatan Penyakit paru Makassar, RS Pendidikan UNHAS, RSUD Takalar 38 pasien terinfeksi Burkholderia pseudomallei dan 30 isolat dengan gen Ara + dan 8 gen Ara -.

Kata kunci: Burkholderia pseudomallei, gen Ara

ABSTRACT :

Meliodosis is one of the disease type found endemic in the tropical zone which caused by Burkholderia pseudomalleibacteria. This bacteria is belonging to apportunistic pathogen and saprofit bacteria and live in water and soil. B.pseudomallei has two substrain, one can assimilate carbon from arabinose and the other can not assimilate arabinose and classified as ara+ and ara- group. The virulens of this bacteria is correlated with the existing of ara gen in pathogenic B.pseudomallei. This research is continue from the previous research which found a few isolate from the soil in some location of Makassar and 89 isolat of B.pseudomallei from soil environment. In this research blood samples will be taken from meliodosis suspect from hospital and will isolate its DNA and PCR method to detect B.pseudomallei by using 16 S rRNA primer 2 Burk 16 gen and 2PS. To detect the type of ara gen is using primer Bps 16S-U33 -Bps 16S-OL731, Bps16S - 683L- Bps16S 1460R ,Bps 16S-42L -Bps16S-266R. The result found 52 sample of blood from Balai Pengobatan Penyakit paru Makassar, RS Pendidikan UNHAS, 38 patient are infected of Burkholderia pseudomallei and 30 isolat with Ara+ gen and 8 of Ara- gen.

Keyword : Burkholderia pseudomallei, Ara gen

T HE INFLUENCE OF BAMBOO LEAF ASH AS FLY ASH ON PHYSICAL PROPERTY OF CONCRETE CEMENT

Nurlaela Rauf, Dahlang Tahir and Iin Roswansari Fakultas/Jurusan : MIPA/Fisika

ABSTRAK :

Abu daun bambu digunakan sebagai abu terbang pada semen, karena alasan ramah lingkungan. Abu daun bamboo (blash) ditambahkan pada bahan dasar semen (klinker, gipsum, tras dan batu kapur). Persentasi berat dari abu daun bambu yang digunakan adalah 0%, 3%, 4% and 6%. Penentuan komposisi kimia ditentukan dengan menggunakan fluresensi sinar-x (XRF). Sifat fisis dari sampel semen diukur menggunakan alat otomatik Blaine, Vikat, dan Autoclave. Didapatkan sifat fisisnya sesuai yang disyaratkan Standar Nasional Indonesia (SNI). Sifat fisis terbaik didapatkan dari sampel yang terbuat dari 3% berat abu daun bambu sebagai bahan tambahan.

Kata kunci : Semen, abu daun bambu, klinker, gipsum, batu kapur

ABSTRACT :

The bamboo leaf ash is used as fly ash in cement, for the environmental reason. The bamboo leaf ash (blash) is added to base material of cement (clinker, gypsum, trash and lime stone). Percentage of blash is 0%, 3%, 4%, and 6% in weight with base material. The x-rays fluorescence (XRF) is used to determine its chemical composition. The physical properties of sample are measure by automatic Blaine, Vicat and Autoclave. Its physical properties match with Indonesia National Standard (SNI). The physical properties of the best sample are made from composition of 3 % in weight of bash as addition material.

Keyword : Cement, bamboo leaf ash, clinker,gypsum, trash, lime stone

2. Bidang Kajian Ilmu Teknik MODEL PENATAAN RUANG LINGKUNGAN PERDESAAN TRADISIONAL MAKASSAR DI KAWASAN PESISIR, STUDI KASUS DESA TAMALATE KECAMATAN GALESONG UTARA KABUPATEN TAKALAR THE SPATIAL ARRANGEMENT MODEL OF MAKASSAR RURAL TRADITIONAL ENVIRONMENT IN COAST AREA (A CASE STUDY. LOCATED IN TAMALATE VILLAGE, SUB-DISTRICT OF NORTH GALESONG, TAKALAR

REGENCY) Nasruddin*, Moh. Yoenus Osman*, Wiwik Wahidah Osman*, Yashinta K.D.*, Meldawaty A

Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :

Lingkungan perdesaan merupakan asset bangsa tetapi hampir semua perdesaan tradisional sangat tertinggal dalam hal pembangunan fisik dan spasial termasuk perdesaan tradisional Makassar di Sulawesi Selatan.. Salah satu penyebabnya adalah belum adanya Rencana Tata Ruang Perdesaan sebagai arah dan acuan pembangunan desa ke depan. Dalam dekade terakhir terjadi perubahan iklim dunia (global climate change) yang sangat drastis dan menimbulkan musibah di mana-mana. Di Sulawesi Selatan terjadi bencana hujan deras yang disertai angin kencang dan telah memorakporandakan ratusan rumah di kawasan permukiman pantai perdesaan di Sulawesi Selatan. Penelitian ini mengkaji faktor-faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi penataan lingkungan permukiman tradisional perdesaan yang memenuhi krtiteria lingkungan yang baik dan tanggap terhadap perubahan iklim global, serta bagaimana model penataan ruang wilayah perdesaan tradisional Makassar di wilayah pesisir yang memenuhi persyaratan lingkungan permukiman yang baik, ditunjang konsep penanggulangan bencana serta ketersediaan ruang terbuka hijau yang multi fungsi. Proses dan metode penelitian menerapkan Inhancing Strategic Model (Banf, 2004) yang

dimodifikasi. Analisis model penataan ruang menggunakan rumus y = f(X 1 ,X 2 ,X 3 ,). dimana y = Model Lingkungan Perdesaan Tradisional di Kawasan pantai/Pesisir; X 1 = Penataan Ruang Lingkungan Desa; X 2 = Mitigasi Bencana Lingkungan Pantai dan X 3 = Penataan Ruang Terbuka Hijau Desa. Hasil penelitian dalam bentuk model penataan ruang wilayah perdesaan tradisional Makassar di wilayah pesisir dengan studi kasus di Desa Tamalate Kecamatan Gallesong Utara Kabupaten Takalar adalah konsep dan arahan Rencana Tata Ruang Perdesaan Tradisional Desa Tamalate, konsep peningkatan keandalan rumah tradisional dalammengatasi bencana hujan deras disertai angin kencang, serta rencana penataan kawasan terbuka hijau perdesaan.

Kata Kunci: Model Penataan Ruang, Perdesaan Tradisional Pantai, mitigasi bencana

ABSTRACT :

Rural environment is an asset of nation but most of the traditional rural is greatly lagging behind in terms of physical development and spatial including the traditional rural Makassar in South Sulawesi. The reason of these lagging behind is the absence of Rural Land Use Plan as a reference to rural development in the future. In the last decade, global climate has change drastically and responsible for many disasters in various places. In South Sulawesi disaster torrential rains with strong winds has struck hundreds of homes in the rural coastal settlement in South Sulawesi. This study analyze factors affecting the external and internal arrangement of a traditional rural neighborhoods that meet the criteria of good environment and response to global climate change, and how the spatial model of the traditional rural Makassar in coastal areas that meet the requirements of good neighborhoods, supported concept of disaster management and the availability of green open space multi-functional. This research applied a modified Inhancing Strategic Model (Banf, 2004)

KAJIAN TIPOLOGI RUANG BERMAIN ANAK PULAU LAE-LAE, MAKASSAR

STUDY ON THE TIPOLOGY OF CHILDREN PLAY SPACE IN LAE-LAE ISLAND, MAKASSAR Ria Wikantari , Rahmi Amin Ishak, Nurmaida Amri, Imriyanti

Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :

Anak-anak perkotaan tampak cenderung makin meninggalkan permainan alami di ruang terbuka seperti di taman bermain dan tanah lapang (outdoor). Kebanyakan anak-anak bermain permainan elektronik dalam kamar rumah secara soliter, juga di game centres pusat perbelanjaan dan rekreasi, atau, kalaupun permainan fisik terbatas di ruang bermain dalam bangunan komersial (indoor). Penelitian ini bertujuan: (1) menjelaskan latar perilaku pada ruang bermain anak di P. Laelae; (2) menemukenali faktor-faktor yang mempengaruhi latar perilaku tersebut. Analisis deskriptif-eksplanatif menggunakan tabulasi silang, matriks naratif, dan pola spasial dilakukan terhadap sampel penelitian sebanyak 30 orang anak yang dipilih secara klaster wilayah dari besaran populasi 301 anak pulau berusia 5-12 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Latar perilaku pada ruang bermain anak di Pulau Laelae dapat diidentifikasi sebagai 4 tipe, masing-masing menunjukkan ragam gradasi antara dua karakter latar yakni: pembatasan ruang dan pemusatan; ketersebaran dan keterarahan; kesendirian/ kelengangan dan kesesakan ; dan antara pemisahan, pengumpulan/ penyatuan. Keempat latar perilaku tersebut berlangsung di dalam ruang yang secara fisik dapat dikategorikan menjadi 3: ruang formal seperti tanah lapang utama dan 3 ruang terbuka komunal permukiman; ruang semi-formal seperti teras rumah, jalan dan lorong dlam permukiman serta ruang informal seperti tepian pesisir dan tempat tambatan perahu. (2) Latar perilaku ruang bermain anak pulau dipengaruhi oleh 2 faktor utama, yakni: karakteristik fisik ruang bermain dan tipologi permainan anak pulau. Diskusi penutup mengungkapkan usulan kemungkinan dua tipe penataan ruang bermain anak di permukiman P. Laelae: Pertama, penataan ruang bermain anak menjadi lebih formal melalui perbaikan unsur pembentuk ruang, derajat ketertutupan ruang, dan artikulasi ruang; dan kedua, penyediaan bank permainan baik tradisional maupun kontemporer yang dapat dipilih untuk dimainkan dalam ruang bermain formal, semiformal maupun informal yang telah ada.

Kata Kunci: Arena bermain anak, permukiman pulau, arsitektur bentang

ABSTRACT :

Children in urban areas tend to abandon activities of playing in open spaces or outdoor natural environments such as playgrounds and squares in their living neighbourhoods. Most of them appear to play electronic games individually in their own houses or even bedrooms, or in game centres found in commercial and amusement centres such as in shopping malls. Therefore, changes in phenomena of children playing seem to occur considerably. These do not only regard spatial configuration of the playing place that shifts from outdoor to dominantly indoor spaces, but also concern type of games that shift from local culture-based traditional to global-based contemporary games, way of playing that shifts from physical to electronic modes, from and social aspect that shift from socially-cohesive collective to individualistic solitaire playing. This research aims to: (1) Explain behaviour setting of play spaces in Laelae Island; (2) identify factors that influence the behaviour setting. Descriptive, explanative, and interpretative analyses by means of matrixes, cross-tabulation, and schemes of spatial pattern examine samples of 30 children selected from population of 301 children with 5 - 12-year of age. Result shows that: (1) The behavior setting in children play spaces of Children in urban areas tend to abandon activities of playing in open spaces or outdoor natural environments such as playgrounds and squares in their living neighbourhoods. Most of them appear to play electronic games individually in their own houses or even bedrooms, or in game centres found in commercial and amusement centres such as in shopping malls. Therefore, changes in phenomena of children playing seem to occur considerably. These do not only regard spatial configuration of the playing place that shifts from outdoor to dominantly indoor spaces, but also concern type of games that shift from local culture-based traditional to global-based contemporary games, way of playing that shifts from physical to electronic modes, from and social aspect that shift from socially-cohesive collective to individualistic solitaire playing. This research aims to: (1) Explain behaviour setting of play spaces in Laelae Island; (2) identify factors that influence the behaviour setting. Descriptive, explanative, and interpretative analyses by means of matrixes, cross-tabulation, and schemes of spatial pattern examine samples of 30 children selected from population of 301 children with 5 - 12-year of age. Result shows that: (1) The behavior setting in children play spaces of

Keyword: Children playground; island settlement; landscape architecture

NILAI KUMULATIF JENIS KONDISI BERDASARKAN DATA LUMINANSI LANGIT DENGAN RASIO AWAN DAN LAMA PENYINARAN MATAHARI DI MAKASSAR CUMULATIF VALUE OF SKY CONDITION BASED ON ILLUMINANCE DATA MEASUREMENT BY CLOUD RATIO

AND SUNSHINE DURATION METHODS IN MAKASSAR Muhammad Ramli Rahim, Triyatni Martosenjoyo, Husni Kuruseng, Samsuddin Amin

Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :

Dalam upaya ikut serta berpartisipasi dalam IDMP dan mengumpulkan data di daerah tropik yang hingga saat ini masih sangat terbatas, sebuah stasiun pengukuran data iluminansi dan radiasi surya telah didirikan di Makassar dan telah beroperasi sejak Januari 1995 hingga tahun 2000. Selanjutnya pengukuran data cahaya langsung (global illumince) dan cahaya pantul (difuse illuminance) dilanjutkan kembali mulai April 2010 bekerjasama dengan Universitas Hong Kong. Penelitian direncanakan dalam waktu 3 tahun, dimana pada tahun I (2012) meliputi: Analisis karakteristik luminansi berdasarkan fluktuasi harian, bulanan dan tahunan yang diklasifikasikan sesuai jenis kondisi langit berdasarkan metode rasio awan dan lama penyinaran matahari. Hasil analisis kondisi langit dengan metode rasio awan untuk data luminansi tahun 1995-2000 selama 2.076 hari pengukuran diperoleh rekapitulasi rasio awan untuk jenis kondisi langit cerah, berawan, dan mendung adalah masing-masing sebesar: 15.32%, 69.80%, dan 14.88% atau 318, 1.449, dan 309 hari. Selanjutnya, hasil analisis kondisi langit dengan metode rasio awan diperoleh rekapitulasi rasio awan bulan Mei - Oktober 2010 selama 143 hari pengukuran untuk jenis kondisi langit cerah, berawan, dan mendung adalah masing-masing sebesar: 8.39%, 74.83%, dan 16.78% atau 12, 107, dan 24 hari. Hasil analisis kondisi langit dengan metode lama penyinaran matahari untuk data luminansi tahun 1995-2000 selama 2.076 hari pengukuran ( m = 67.6%) diperoleh rekapitulasi rasio awan untuk jenis kondisi langit cerah, berawan, dan mendung adalah masing-masing sebesar: 9.44%, 76.89%, dan 13.67%. Sementara, dari hasil analisis kondisi langit dengan metode lama penyinaran matahari untuk data luminansi bulan Mei - Oktober 2010 selama 143 hari ( m = 61.0%) pengukuran untuk jenis kondisi langit cerah, berawan, dan mendung adalah masing- masing sebesar: 7.81%, 74.82%, dan 17.73%. Perbandingan hasil analisis dan perhitungan dari kedua metode menunjukkan perbedaan yang relatif kecil Pada metode rasio awan terdapat perbedaan masing-masing sebesar: 6.93% pada kondisi langit cerah, 5.03% pada kondisi langit berawan, dan 1,9% pada kondisi langit mendung. Selanjutnya, pada metode lama penyinaran matahari terdapat perbedaan masing-masing sebesar: 1.63% pada kondisi langit cerah, 2.07% pada kondisi langit berawan, dan 3,7% pada kondisi langit mendung. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan periode data dan gejala perubahan iklim dalam kurun waktu yang dianalisis. Peluang perbedaan yang relatif kecil tersebut diduga karena alat ukur yang digunakan pada stasiun tersebut tidak sama. Secara umum dapat disimpulkan bahwa kedua metode sangat baik untuk analisis penentuan jenis kondisi luminansi langit. Metode rasio awan lebih teliti dalam menghitung jenis kondisi langit harian, bulanan, dan tahunan. Memerlukan hasil pengukuran data luminansi global dan difus secara berkesinambungan. Metode lama penyinaran matahari lebih sederhana dan praktis untuk menghitung jenis kondisi langit bulanan dan tahunan karena hanya memerlukan data lama penyinaran matahari dari stasiun terdekat

Kata Kunci: Kondisi langit, luminansi global, luminansi difus, rasio awan. dan lama penyinaran matahari

ABSTRACT :

In an effort to join and participate in IDMP and collect data in the tropical area that is very limited, the In an effort to join and participate in IDMP and collect data in the tropical area that is very limited, the

Keyword: Sky condition, global luminance, diffuse luminance, cloud ratio, and time range of sunshine

TINJAUAN TATA BANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DENGAN KONSEP GREEN RIVER PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI PAMPANG KOTA MAKASSAR REVIEW PROCEDURES FOR BUILDING HOUSING AND SETTLEMENT WITH THE CONCEPT OF GREEN RIVER

FLOWING RIVER PAMPANG AREA MAKASSAR CITY Victor Sampebulu’, Louis Santoso, Yusni Mustari,

Suriana La Tanrang Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :

Sungai tidak hanya merupakan sarana transportasi yang menghubungkan satu daerah dengan daerah-daerah lain, tetapi juga merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Artinya, secara kultur masyarakat sangat dekat dengan sungai dan sulit dipisahkan dengan sungai. Akibatnya ketika lahan di kota menjadi sesuatu yang mahal, orang-orang pun melirik daerah bantaran sungai yang membentang di sepanjang kota untuk dijadikan tempat tinggal dan letaknya pun berada di koridor tepian sungai. Perkembangan perumahan dan permukiman yang sangat pesat sering kurang terkendali dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan konsep pembangunan yang berkelanjutan, mengakibatkan banyak kawasan-kawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat parkir air dan bantaran sungai telah berubah menjadi daerah permukiman yang dihuni penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tata bangunan terhadap konsep pengembangan Green River pada kawasan perumahan dan permukiman yang cocok diterapkan di Kelurahan Pampang. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa kajian pustaka sebagai landasan untuk mengidentifikasi indikator dari tata bangunan dan konsep Green River, serta landasan-landasan untuk rekomendasi yang akan disarankan. Variabel – variabel yang digunakan akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dari hasil analisis diperoleh bahwa Kondisi Koefisien Dasar Bangunan, Koefisien Lantai Bangunan dan Koefisien Dasar Hijau di Kelurahan Pampang belum seluruhnya sesuai dengan standar penataan yang ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum pada aspek tata bangunan dan sebagian besar masyarakat belum menerapkan konsep Green River baik dalam skala mikro maupun makro. Konsep Green River meliputi lima aspek kajian utama yaitu transportasi ramah lingkungan, energy ramah lingkungan, pengelolaan air ramah lingkungan, pengelolaan sampah ramah lingkungan dan bentuk penghijauan. Akan tetapi masyarakat setuju dengan konsep Green river. Sehingga direkomendasikan alternatif pengembangan konsep green river pampang.

Kata Kunci: Tata Bangunan, Konsep Green River, Perumahan dan Permukiman, Kelurahan Pampang.

ABSTRACT :

The river is not only a means of transport that connects the region with other regions, but also a natural resource that is needed in daily life. That is the culture of the community is very close to the river and the river is difficult to separate. As a result, when the land in the city to be something expensive, people also looked at areas along the river that runs along the city to be a place to stay and its location was located on the banks of the river corridor. Housing and residential developments are very rapid and often poorly controlled in accordance with the spatial planning and sustainable development concept, resulting in many low areas which originally served as a water park and along the river has turned into a populated residential area. This study aims to identify the layout of buildings on the concept of Green River on the development of residential areas and settlements are suitable to be applied in the Village Pampang. The research was carried out by several studies literature as a basis for identifying indicators of urban design and the concept of Green River,

Keyword: Administration Building, the concept of Green River, Residential and Settlements, Village Pampang

KENYAMANAN TERMAL GEDUNG KULIAH BERSAMA KAMPUS BARU FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

Baharuddin 1 , Muhammad Taufik Ishak 1 , Syarif Beddu 1 & M. Yahya 1

Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kenyamanan termal Gedung Kuliah Bersama Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin yang berlokasi di Kampus Unhas Gowa. Gedung Kuliah Bersama ini merupakan salah satu bagian dari pembangunan kampus baru Fakultas Teknik yang memuat 81 ruang kuliah dan tiga ruang laboratorium dasar, serta ruang-ruang penunjang, seperti ruang dosen dan asisten, lobby, musallah, dan toilet. Dari 81 ruang kelas yang ada, hanya empat ruang dilengkapi dengan pengkondisian udara buatan (AC). Pada tahap penelitian awal ini, pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengukuran beberapa variabel kenyamanan termal yang meliputi: temperatur, kelembaban udara dan angin. Terpilih dua ruangan yang dijadikan sampel untuk pengukuran yaitu ruang kelas yang berada di lantai 1/F dan lobby di lantai G/F. Selain itu dipilih juga dua ruang kelas untuk survei respon pengguna terhadap kenyamanan termal ruangan. Hasil pengukuran di dua titik di daerah lobby menunjukkan bahwa rata-rata temperatur berada di atas zona nyaman. Hasil yang sama juga diperoleh pada pengukuran yang dilakukan di bagian tengah ruang kelas. Temperatur tertinggi terjadi pada jam 15.00-15.30. Setelah jam

15.30, temperatur turun, namun tetap berada di atas zona nyaman. Hasil pengukuran kelembaban relatif menunjukkan rata-rata sekitar 50%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi udara agak kering, yang disebabkan oleh tingginya temperatur luar yang mencapai 34 o

C. Pada saat pengukuran arah angin didominasi oleh angin barat dengan kecepatan yang tiba di bagian selatan bangunan adalah sekitar 2 m/detik. Namun angin ini tidak menyebabkan terjadinya aliran udara dalam ruangan. Hasil survei tentang pendapat pengguna terhadap kualitas kenyamanan termal di dua ruang kelas pada umumnya pengguna (mahasiswa dan dosen) merasakan ketidaknyamanan yang disebabkan oleh tingginya temperatur udara dan tidak adanya aliran udara dalam ruangan. Hal ini terutama dirasakan pada waktu siang, setelah jam 12 siang.

Kata Kunci: Kenyamanan termal, ruang kuliah bersama, temperatur, kelembaban relatif

PRINSIP TATANAN KOTA PANTAI BERBASIS KEARIFAN LOKAL: STUDI KASUS KOTA MAKASSAR LOCAL WISDOM AS A GUIDE TO CITY SPATIAL PLANNING: CASE STUDI MAKASSAR CITY

Arifuddin Akil. Ananto Yudono. Ihsan dan Abdul Mufti Radja Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :

Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kearifan local budaya Bugis-Makassar yang tumbuh - berkembang di kawasan permukiman sepanjang pesisir kota Makassar. Studi ini dimaksudkan untuk mempertajam standar dan pedoman penataan kota pantai yang efektif dalam membangun paradigm stakeholder tentang kajian kearifan local sesuai dinamika perkembangan Ipteks modern, sebagai landasan berfikir, pengambilan keputusan dalam penataan dan pemanfaatan ruang kota pantai. Studiinibermanfaatbagipembangunanmodel kotapantai yang berbasis pada konstruksi terpadu antara kearifan lokal dan perkembangan ipteks. Studi ini berupaya menyelesaikan kajian eksploratif tentang kearifan local budaya Bugis- Makassar yang tumbuh berkembang pada masa lalu, serta kondisi social budaya yang berkembang saat ini di kawasan permukiman sepanjang pesisir kota Makassar. Metode yang digunakan adalah triangle analyses berupa analisis lintas hasil kajian literatur, wawancara mendalam tokoh masyarakat, dan observasi morfologi social budaya dan fisik di wilayah penelitian. Studi ini menemukan bahwa masyarakat Bugis-Makassar memiliki kearifan lokal yang berbasis pada nilai-nilai budaya, kosmologi, dan filosofi yang dipahami secara turun temurun hingga kini. Implementasi nilai-nilai kearifan lokal yang masih tetap eksis di Kota Makassar ini berpengaruh terhadap tatanan wilayah yang lebih makro. Beberapa kearifan lokal masyarakat Bugis-Makassar yang hingga kini diidentifikasi termanifestasi di dalam wujud Kota Makassar berupa: pola jalan, bentuk bangunan, dan orientasi bangunan.

Kata Kunci: Kota pantai, kearifan lokal, Makassar

ABSTRACT :

This study aims to identify of the local wisdom of the Buginese-Makassarese culture who grew up in the settlements along the coastal area of Makassar City. It is intended to sharpen the standard and guidance of the coastal city planning which will become more effective in shaping the paradigm of the stakeholder about the urgency of the local wisdom study in its coexistence with the dynamic development of the modern science, technology and art, as the basis of thinking, decision making, and attitude toward planning and utilizingin coastal city. This research is useful for the development of coastal city planning model based on an integrated construction of the local wisdom and development of the science, technology and art. This study tried to solve the exploration studies of the local wisdom of the Buginese-Makassarese culture that emerged and developed in the old times, also the socio-cultural condition which develop in residence area along the shore of Makassar City. The method of the research is triangle analysis in form of cross literature study analysis, deep interview with the notable local figure, and morphological observation of socio-cultural, and physical in the research area. The study found out that the Buginese-Makassaresecommunity have their own local wisdom based on cultural, cosmological, and philosophical values which are understood through generations and lasted until now.The implementation of the existed local wisdom values in Makassar city has affected the larger region/zone planning. Some of the identified local wisdom of Buginese-Makassarese community is

KONSERVASI KAWASAN TUA TERHADAP PERKEMBANGAN SARANA PELAYANAN PARIWISATA DI KOTA MAKASSAR OLD DISTRICT CONSERVATION ON URBAN TOURISM FACILITIES DEVELOPMENT IN MAKASSAR

Bambang Heryanto, Isfa Sastrawati, Marly Valenti, Syahriana Syam Fakultas/Jurusan : Teknik/Arsitektur

ABSTRAK :