Kinerja Hasil Upaya-upaya Penanggulangan
2.3. Kinerja Hasil Upaya-upaya Penanggulangan
Bagaimana kinerja hasil upaya-upaya penanggulangan dimaksud? Sebagaimana yang dapat dilihat pada Matriks Rincian Masalah Penting, Upaya Penanggulangan, dan Kinerja Hasilnya, dari 105 upaya penanggulangan masalah penting itu teridentifikasi 48 upaya di antaranya, atau hampir sekitar 50% dari seluruh upaya yang dilakukan, ternyata merupakan upaya dengan hasil yang kurang memuaskan atau kurang berhasil. Tigapuluh delapan upaya, atau sekitar 30% lebih sedikit, bahkan merupakan upaya yang tidak berhasil sama sekali, meski perlu diberikan catatan bahwa beberapa di antaranya disebut peserta diskusi sebagai ‘belum berhasil’. Dengan demikian, hanya ada 19 upaya saja, berarti kurang dari 20%, yang dapat dianggap berhasil oleh warga yang bersangkutan. Dengan rincian: 7 upaya dalam
14 Ini semua tentunya di luar upaya-upaya lainnya yang bersifat individual.
masalah keselamatan hidup; 8 upaya dalam masalah pelayanan alam; dan 4 upaya dalam masalah peningkatan kesejahteraan hidup. Rincian ini relatif berbanding lurus dengan banyaknya upaya penanggulangan yang dilakukan pada masing-masing kategori masalah.
Distribusi masalah penting yang berhasil diatasi dan yang tidak berhasil diatasi atau yang tidak ditangani adalah sebagaimana yang tercantum dalam Tabel 2.7 berikut.
Tabel 2.7 :Distribusi masalah penting yang berhasil dan tidak berhasil/tidak ditangani dirinci berdasarkan bidang-
bidang masalahnya
Desa Masalah Penting yang Berhasil Diatasi Masalah Penting yang Tidak Berhasil Diatasi dan/atau
yang tidak ditangani
KH PL KM KH PL KM Mbay II
A1. Padi
A8. Kurangnya B1. Perkarangan
C2. Berku-
C4. Harga
terserang hama
ketrampilan
dan rumah
rang-nya hasil
beras turun
dan penyakit
petani
tergenang air
panen padi C3. Padang penggembalaa n semakin sempit
Nggolonio
A4. Sengketa B2. Menurunnya B13. Air
B23.
tapal batas
hasil panen
kurang
Perumahan
dengan hutan
masih darurat
lindung
B3. Banyak ternak B24. mati
Pelayanan kesehatan kurang memadai
Totomala A2. Hasil panen B14. Air B25. SDM menurun
masih rendah A3. Ternak B15. Sengketa B26. Listrik lepas merusak
minum kurang
tidak ada tanaman
perbatasan
dengan desa Tendakinde
Langedhawe
A5. Hama dan
B4. Keresahan B27. Jalan
penyakit
masyarakat atas
Aemali –
menyerang
hilangnya peo suku
Danga rusak
tanaman
Rendu
parah (memang belum pernah ada pengaspalan)
A6. Mutu dan
C1. Terhentinya
C5. Rendah-
ketersediaan
JPKM
nya harga
hutan menurun
komoditi penduduk
Takatunga
A7. Ketersedia-
B5. Sumber air
B16. Serangan
B28. Sarana
an lahan yang
terancam
hama bekicot
transpotasi
makin
kekeringan karena
pada tanaman
(jalan) yang
berkurang
penebangan hutan
rakyat
tidak memadai
B6. Gizi buruk pada C6. Rendah-
bayi dan balita
nya kemam- puan pengor- ganisasian wadah-wadah organisasi yang ada
Sangadeto B7. Hasil panen B17. Sengketa
B29. SDM
Malawawo, dll).
B8. Air untuk B18. Sengketa
B30. Jalan
sawah kurang
tapal batas
masuk
dengan desa
kampung
Rowa
tidak baik (belum pernah ada pengaspalan)
Todabelu B9. Keterse-diaan B19. Pene-
B31. Pendistri-
lahan yang makin
bangan hutan
busi-an air
sempit
secara liar
tidak merata
B10. Ketidak- B20. Harga
C7. Biaya
pastian dampak
tanah rendah
pendidikan
ekplorasi gas bumi
tinggi
Mangulewa B11. Ternak lepas B21. Air B32. Banyak
merusak tanaman
minum kurang anak putus sekolah
B12. Pencu-rian B22. Tidak B33. Tidak
hasil pertanian
ada sarana ada PPL penghubung ke kantong- kantong produksi (kebun)
Sumber: Data lapangan LLI (2) Tahap III, diolah.
Satu hal yang menarik dari data-data yang ada dalam tabel di atas adalah bahwa, dalam kenyataannya, masalah-masalah penting yang relatif berhasil di atasi itu sebenarnya juga terjadi di desa-desa lain, namun tidak diatasi atau tidak dapat diupayakan jalan keluarnya secara memuaskan. Selengkapnya distribusi masalah penting yang sama-sama terjadi di beberapa desa namun hasil upaya penanggulangannya berbeda satu sama lainnya adalah sebagaimana yang tersaji dalam Tabel 2.8 berikut.