Gereja sebagai Pusat Kehidupan Warga Jemaat

55 Inf. 11: Gedung kebaktin ada sebagai ruang bagi jemaat untuk membangun iman, selain dari itu juga sebagai tempat sosialisasi bagi warga gereja. 32 Pernyataan-pernyataan di atas merupakan sikap warga gereja yang fundamental terhadap gedung ibadah. Ada nilai spiritual yang berpengaruh dalam diri mereka, dan ada pengalaman spiritual yang terjadi pada diri anggota jemaat ketika bersekutu dalam gedung ibadah. Dimensi spiritual merupakan salah satu pengaruh dalam diri anggota jemaat, sehingga mereka memiliki sikap antusias untuk berpartisipasi membangun gedung ibadah meskipun dalam kondisi terbatas. Bahkan pada awal perencanaan pembangunan, sebenarnya warga gereja pesimis untuk membangun gedung ibadah dikarenakan estimasi biaya yang menurut mereka itu adalah jumlah yang besar. Namun, berjalannya waktu dan semakin banyak pengalaman spiritual yang dirasakan, maka segala kekuatiran serta ketidakmungkinan untuk membangun gedung ibadah menjadi mungkin bahkan berhasil.

IV. Gereja sebagai Pusat Kehidupan Warga Jemaat

Antusiasme warga gereja GMIT Zaitun tidak saja berhenti ketika mereka berhasil membangun gedung ibadah. Semangat juang terus ada dalam diri anggota jemaat GMIT Zaitun. Bahkan di balik perjuangan pembangunan yang mereka rasakan, ada harapan yang besar terhadap berdirinya gedung ibadah yang megah di tengah kehidupan mereka. Anggota Jemaat GMIT Zaitun tidak saja berharap tetap dan seterusnya memiliki gedung ibadah yang megah dan besar, tetapi mereka juga berharap gedung ibadah yang dibangun tidak menjadi sia-si a. Artinya, perjuangan pembangunan perlu “dibayar” dengan pertumbuhan iman yang semakin bertambah dan tentunya jumlah anggota jemaat yang juga sepatutnya bertambah. 32 Wawancara dilakukan pada tanggal 12 September 2016 di Desa Tuapukan. 56 Inf. 1: Kalo katong melihat gedung gereja sudah indah, maka harapannya dengan gedung yang indah ini maka jemaat bisa sadar untuk rajin bergereja. Jadi jemaat GMIT Zaitun bisa semakin aktif dalam kegiatan-kegiatan terutama dalam beribadah, sehingga gedung gereja tidak hanya sebagai kebanggaan tapi juga bisa membuat jemaat rajin beribadah. 33 Inf. 3: Gedung gereja tambah besar seharusnya anggota jemaat juga semangat untuk gereja. Oleh karena itu, harus bisa membangkitkan jemaat punya semangat untuk mengikuti ibadah atau kegiatan-kegiatan gerejawi. 34 Gedung ibadah semakin besar, berarti jumlah anggota yang ikut serta bersekutu di dalamnya harus bertambah banyak. Ada penekanan kalimat yang disampaikan, bahwa jangan sampai gedung semakin besar tetapi yang terisi di dalam hanya bangku-bangku karena tidak ada orangnya. Hal tersebutlah yang menjadi harapan utama bagi anggota jemaat dengan membangun gedung ibadah. Harapan ini menunjukkan, bahwa anggota jemaat tidak ingin menyia-nyiakan apa yang telah diperjuangan bersama dalam proses yang panjang. Inf. 5: Semoga ke depan jemaat bisa sadar dan betul-betul mau menggunakan gedung kebaktian sebagai rumah doa, memberikan sesuatu yang bisa menenangkan dan kedamaian bagi kami semua secara pribadi. Percuma kalau gedung gereja megah tetapi tidak ada jemaat. 35 Inf. 10: Semoga dengan adanya gedung gereja yang bagus ini bisa selalu menjadi tempat yang damai dan memberikan kenyamanan bagi jemaat. Selain itu, semoga gedung gereja ini bisa menjadi motivasi bagi jemaat terutama kaum muda agar bisa semakin mau untuk membangun persekutuan. 36 Selain mengharapkan bertambahnya anggota jemaat di dalam gedung ibadah yang baru. Ada harapan yang ingin dicapai, yaitu bertumbuhnya iman jemaat. Gedung ibadah kembali dimaknai sebagai sarana pertumbuhan iman jemaat. Dengan suasan gedung yang lebih besar, 33 Wawancara dilakukan pada tanggal 1 September 2016 di Desa Tuapukan. 34 Wawancara dilakukan pada tanggal 2 September 2016 di Desa Tuapukan. 35 Wawancara dilakukan pada tanggal 3 September 2016 di Desa Tuapukan. 36 Wawancara dilakukan pada tanggal 12 September 2016 di Desa Tuapukan. 57 megah dan indah dipandang, maka di situ ada harapan untuk memberikan hidup baru dalam pertumbuhan iman yang membangun jiwa anggota jemaat agar selalu rindu bersekutu dengan Tuhan, dan juga mampu memberikan kehangatan, kedamaian serta ketentraman. Dengan kata lain, gedung ibadah menjadi ruang bagi mereka untuk terlepas dari persoalan duniawi yang menggelisahkan diri mereka.

V. Sikap Warga Jemaat di Tengah Konteks Kemiskinan