37 Kupang yang masih tertinggal dalam bidang ekonomi, di mana hal tersebut juga
berdampak pada rendahnya sumber daya manusia.
II.2. GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan
GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan merupakan anggota Gereja Masehi Injili di Timor GMIT yang berada dalam Wilayah Pelayanan Klasis Kupang Timur. Pada mulanya, GMIT
Jemaat Zaitun tercatat sebagai Anggota GMIT Jemaat Getsemani Babau. Dahulu, jumlah anggota GMIT Jemaat Zaitun masih sangat sedikit sehingga setiap kegiatan gerejawi baik
acara kebaktian ataupun Hari Raya, selalu bergabung dengan gereja yang terdekat, yaitu Gereja Getsemani Babau. Akhirnya, GMIT Jemaat Zaitun tercatat sebagai anggota GMIT
Jemaat Getsemani Babau hingga tahun 1988. Mengingat jarak tempuh ± 3 km dari Desa Tuapukan ke Desa Babau serta
perkembangan dan pertumbuhan anggota jemaat semakin berkembang hingga mencapai 150 KK atau ± 425 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak ± 200 orang, perempuan sebanyak 225
orang, anggota sidi tercatat ±100 orang dan sisanya 325 orang bukan anggota sidi, maka para tokoh jemaat dan seluruh anggota jemaat berkeinginan dan bersepakat untuk merubah
statusnya menjadi jemaat dewasa. Pada akhir tahun 1988, berdiri sebuah gedung kebaktian berukuran 24 x 12 m
2
di Desa Tuapukan Kecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang, yang digunakan sebagai tempat beribadah. Jemaat yang mengambil bagian sebagai anggota
GMIT Jemaat Zaitun, berlatar belakang dari kebudayaan Suku Rote. Hampir 90 penduduk di Desa Tuapukan adalah Suku Rote, sehingga Desa
Tuapukan dikenal sebagai Desa Tuak
6
dengan kekhasan pembuatan gula merah. Menurut tutur para orang tua yang membangun gedung kebaktian ini, nama jemaat Zaitun diberikan
6
Tuak sebutan untuk pohon lontar. Desa Tuapukan dikenal sebagai Desa Tuak karena di dalam Desa tersebut kaya akan pohon Lontar dan identik dengan gula merah. Desa Tuapukan merupakan salah satu
tempat pembuatan gula merah, yang mana pekerjaan tersebut juga identik dengan kebiasaan orang Rote karena di Pulau Rote sendiri juga kaya akan pohon Lontar yang dijadikan sebagai penghasil gula merah.
38 oleh Bpk. Mel Yacob, SH alm ketika beliau juga berkesempatan hadir mendampingi Bupati
Kupang yang hadir dalam acara peletakan batu pertama pembangunan gedung kebaktian pada bulan Mei 1983.
Dasar pemilihan nama tersebut, yaitu karena hari peletakan batu pertama bertepatan dengan Hari Kenaikan Tuhan Yesus ke Sorga yang terjadi di sekitar bukit Zaitun.
7
Bila dihitung dari sejak batu pertama diletakkan, maka gedung kebaktian ini telah berusia 28
tahun 8 bulan. Nama tersebut merupakan “tugu peringatan” dan harapan seluruh anggota jemaat agar gedung kebaktian yang telah dibangun dapat tetap berdiri teguh dan tidak goyah
untuk melanjutkan misi mulia yang telah dikumandangkan oleh para murid Tuhan Yesus.
8
Semangat juang membangun gedung kebaktian dan menjadikan GMIT Jemaat Zaitun sebagai Jemaat dewasa, dikarenakan adanya misi mulia yang selalu dipegang teguh dalam
menjalani hidup bergereja di tengah dunia. Misi gereja untuk menghadirkan Syalom Allah yang dikumandangkan sejak dahulu oleh bapak-bapak Gereja, kemudian diteruskan dari
generasi yang satu ke generasi yang lainnya secara berkesinambungan supaya setiap manusia cipataan-Nya senantiasa dapat belajar untuk mengenal, mengetahui, memahami, dan pada
akhirnya mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, Kepala dan Pemilik segala sesuatu.
9
Dengan dan melalui kuasa Roh Kudus-Nya, Dia hadir untuk menegur, mengajar, menasehati, dan membimbing setiap orang percaya menurut rahmat-Nya yang besar agar
setiap karunia dan kemampuan dapat diimplementasikan dengan tulus dan ikhlas sebagai suatu persembahan yang hidup dan yang berkenan kepada Allah Bapa.
10
Pemahaman ini mendorong Gereja untuk terus berakar, bertumbuh, berkembang, dan berbuah dari daerah
7
Dikarenakan tidak ada data sejarah Gereja yang lengkap, maka data diambil dari Proposal Kegiatan Pembangunan Gedung Kebaktian Jemaat Zaitun Tuapukan.
8
Proposal Kegiatan Pembangunan Gedung Kebaktian Jemaat Zaitun Tuapukan.
9
Proposal Kegiatan Pembangunan Gedung Kebaktian Jemaat Zaitun Tuapukan.
10
Proposal Kegiatan Pembangunan Gedung Kebaktian Jemaat Zaitun Tuapukan.
39 perkotaan sampai ke seluruh pelosok perdesaan demi memberitakan Amanat Kerasulan
Allah, dan kabar baik tentang kebenaran serta keselamatan kekal ke seluruh dunia. Misi mulia ini membuahkan hasil, yakni bangunan-bangunan gereja sebagai tempat di
mana orang-orang percaya bersekutu, beribadah, bersaksi, dan saling melayani di seluruh penjuru dunia, termasuk di wilayah Gereja Masehi Injili di Timor GMIT. Misi mulia tidak
saja berhasil membangun gereja di segala pelosok dunia, tetapi juga mampu memberikan semangat juang bagi anggota GMIT Jemaat Zaitun dalam membangun gedung kebaktian
yang kedua kalinya hingga saat ini meskipun dalam keterbatasan ekonomi. Alasan pembangunan gedung kebaktian dilakukan kembali, dikarenakan perkembangan anggota
jemaat yang semakin bertambah pesat. Adapun keadaan Anggota GMIT Jemaat Zaitun berdasarkan hasil sensus yang dilakukan oleh Majelis Jemaat pada tahun 2014, yaitu sebagai
berikut
11
:
TABEL 1 JUMLAH ANGGOTA GMIT JEMAAT ZAITUN TUAPUKAN
JUMLAH KK
ANGGOTA JEMAAT
STATUS JEMAAT TAHUN 2014
357 KK L
P JUMLAH BAPTIS SIDI NIKAH JANDA DUDA MENINGGAL
689 687 1.376
1.281 718
224 KK 49
14 11
11
Data diambil dari LPJ 2014 dalam Persidangan Majelis Jemat Zaitun Tuapukan yang diadakan pada bulan Januari 2015.
40
TABEL 2 JUMLAH MAJELIS JEMAAT GMIT ZAITUN TUAPUKAN
JUMLAH WILAYAH PELAYANAN
JUMLA MAJELIS JEMAAT PELAYAN
PAR KOSTER
17 SEKTOR PENATUA DIAKEN JUMLAH
4 Org 2 Org
17 Org 17 Org
34 Org
Sumber: Data Statistik GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan tahun 2014
GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan memiliki jumlah anggota jemaat yang tidak sedikit. Jumlah anggota jemaat yang demikian, menunjukkan bahwa anggota jemaat GMIT Zaitun
adalah kurang lebih setengah dari jumlah penduduk desa Tuapukan. Dengan demikian, berdasarkan jumlah anggota jemaat yang setengah dari jumlah penduduk desa Tuapukan,
maka gereja memiliki peran penting dalam mengikutsertakan dirinya untuk memperhatikan kehidupan sosial masyarakat desa Tuapukan.
TABEL 3 MATA PENCARIAN ANGGOTA JEMAAT GMIT ZAITUN TUAPUKAN
NO. JENIS PEKERJAAN
PRESENTASE 1.
PENYADA LONTAR DAN PETANI
12
85
2. PEGAWAI NEGERI SIPIL
PNS 10
3. TNI DAN POLRI
5
Sumber: Data Statistik GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan tahun 2
12
Musim panas Jemaat menyadap nira dan musim hujan mereka bekerja di kebun. Menyadap Nira merupakan pekerjaan pokok masyarakat setempat, sehingga Desa Tuapukan terkenal sebagai Desa pabrik gula
lempeng sejenis gula jawa atau gula merah dan juga sebagai Desa Pohon Tuak Lontar. Sedangkan di musim hujan masyarakat Desa Tuapukan sering menanam jagung, singkong dan beberapa jenis sayur-sayuran.
41 Desa Tuapukan bukan saja dikenal sebagai desa Kristen yang memiliki mayoritas
penduduk bersuku Rote. Desa Tuapukan juga dikenal sebagai salah satu desa yang belum begitu berhasil dalam membangun bidang ekonomi. Sebagaimana data di atas, menunjukkan
bahwa masih sedikit yang memiliki pekerjaan tetap dan itu berarti masih sedikit pula yang mencapai pendidikan yang baik, seperti mencapai gelar sarjana.
Perkembangan anggota GMIT Jemaat Zaitun semakin bertambah pesat, sehingga anggota jemaat kembali membangun semangat juang untuk pembangunan gedung kebaktian
lebih besar dari gedung kebaktian sebelumnya. Namun, tidak dapat dipungkiri, bahwa pada kenyataannya GMIT Jemaat Zaitun hadir di sebuah Desa yang notabene kehidupan ekonomi
anggota jemaat menengah ke bawah. Anggota Jemaat GMIT Zaitun pada umumnya memiliki penghasilan dan pekerjaan
yang tidak tetap. Masih ada banyak anggota jemaat yang hidup pengangguran. Kehadiran seorang pemimpin baca:pendeta yang baru, dan bekerjasama dengan ketua panitia beserta
anggota panitia pembangunan, maka di tengah kekurangan pun tidak menjadi kendala bagi anggota jemaat untuk membangun Misi Mulia dalam wujud pembangunan gedung ibadah
yang lebih besar dan lebih baik untuk ditempati sebagai tempat bersekutu dengan Tuhan Sang Pemilik segalanya.
III. Data Empiris GMIT Jemaat Zaitun Tuapukan