Istilah transaksi bursa dirumuskan dalam Pasal 1 ayat 28 Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995, yaitu:
“Transaksi bursa adalah kontrak yang dibuat oleh anggota bursa efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh bursa, atau kontrak lain
mengenai efek atau harga efek. Proses transaksi meliputi empat aspek pokok, yaitu transaksi, kliring,
penyelesaian transaksi settlement dan registrasi. Penyelenggaraan kegiatan kliring di pasar modal adalah PT. Kliring Penjamin Efek Indonesia KPEI yang
melakukan penyelesaian transaksi. Adapun kliring dan penyelesaian transaksi tersebut terdiri dari:
1. Kliring dan penyelesaian transaksi ekuiti, yakni dilakukan dengan
menggunakan netting dan novasi. Kliring secara netting dengan novasi diterapkan bagi seluruh transaksi bursa yang terjadi di setiap segmen
pasar, baik pasar regular, pasar segera maupun pasar tunai. 2.
Kliring dan penyelesaian transaksi derivative Sistem yang memadukan teknologi client server dan web base tersebut
menangani keseluruhan proses kliring, penyelesaian transaksi, administrasi dan pelaporan, hingga risk monitoring transaksi KBIE.
C. Transaksi Saham melalui Internet di Pasar Modal
Transaksi jual beli saham melalui media elektronik yaitu melalui internet, saat ini semakin berkembang di dunia khususnya Indonesia. Keinginan
masyarakat yang serba cepat, ekonomis dan praktis menjadikan jual beli melalui
Universitas Sumatera Utara
internet ini sebagai pilihan yang paling banyak diminati saat ini. Internet yang dahulunya hanya digunakan untuk mencari informasi dan mengirim data, saat ini
juga digunakan sebagai media jual beli. Jejaring sosial yang paling fenomenal saat ini yaitu facebook juga
digunakan sebagai sarana jual beli atau online shopping. Jual beli melalui media elektronik ini, banyak dipilih sebagian masyarakat karena tidak membuang
banyak waktu dan tenaga. Hanya duduk di depan komputer ataupun laptop bahkan telepon genggam handphone dapat melakukan transaksi jual beli. Transaksi jual
beli ini tidak terlepas dari adanya perkembangan internet yang menjadi kebutuhan sehari-hari masyarakat sekarang ini.
Transaksi jual beli saham melalui media elektronik khususnya melalui media internet telah banyak digunakan khususnya di Indonesia seiring dengan
pengguna internet di Indonesia. Menurut data BMI , jumlah pengguna internet pada tahun 2006 lalu bertambah 10,576 Juta pengguna lalu bertambah pada tahun
2007 menjadi 13 Juta pengguna, pada tahun 2008 sebanyak 25 Juta pengguna dan pada tahun 2009 bertambah menjadi 45 Juta pengguna.
51
Di Indonesia, perkembangan transaksi jual beli melalui media internet ini sudah dikenal sejak tahun 1996 dengan munculnya situs sanur.co.id sebagai toko
buku online pertama.
52
51
http:joedha90.student.umm.ac.id20100128konvergensi-teknologi-informasi-dan- teknologi-telekomunikasi , diakses pada tanggal 5 Agustus 2011
52
Esther Dwi Magfirah, Perlindungan Konsumen Dalam E-Commerce, http:husnul- chan.blogspot.com , diakses pada tanggal 5 Agustus 2011
Meski belum terlalu populer, pada tahun 1996 telah mulai bermunculan berbagai situs yang melakukan jual beli secara elektronik. Sepanjang
tahun 1997-1998 eksistensi jual beli secara elektronik di Indonesia mulai sedikit
Universitas Sumatera Utara
terabaikan karena krisis ekonomi namun di tahun 1999 hingga saat ini kembali menjadi fenomena yang menarik perhatian meski tetap terbatas pada minoritas
masyarakat Indonesia yang mengenal teknologi.
53
Transaksi jual beli saham atau perdagangan saham secara elektronik melalui internet e-commerce juga merupakan perjanjian jual beli yang sama
dengan perjanjian jual beli secara konvensional yang biasa dilakukan masyarakat hanya saja terletak pada perbedaan media yang digunakan. Pada transaksi e-
commerce kesepakatan atau perjanjian yang tercipta adalah melalui online karena menggunakan media elektronik yaitu internet. Hampir sama dengan perjanjian
jual beli umumnya perjanjian jual beli online juga akan terdiri dari penawaran dan penerimaan sebab suatu kesepakatan selalu diawali dengan adanya penawaran
oleh salah satu pihak dan penerimaan oleh pihak lain.
54
1. Penawaran
Kesepakatan dalam perjanjian merupakan perwujudan dari kehendak dua atau lebih pihak dalam perjanjian mengenai apa yang mereka kehendaki untuk
dilaksanakan, bagaimana cara melaksanakannya, kapan harus dilaksanakan dan siapa yang harus melaksanakannya, kapan harus dilaksanakan dan siapa yang
harus melaksanakan. Pada dasarnya sebelum para pihak sampai pada kesepakatan mengenai hal-hal tersebut maka salah satu atau lebih pihak dalam perjanjian akan
menyampaikan terlebih dahulu suatu bentuk pernyataan mengenai apa yang dikehendaki oleh pihak tersebut dengan berbagai macam persyaratan yang
53
Ibid
54
Edmon Makarim, Kompilasi Hukum Telematika, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003, hal. 228
Universitas Sumatera Utara
mungkin dan diperkenankan oleh hukum untuk disepakati oleh para pihak, pernyataan yang disampaikan itu dikenal dengan nama penawaran.
Kondisi yang berbeda akan ditemui dalam sebuah proses jual beli melalui internet dimana walaupun tetap terdiri dari penerimaan dan penawaran namun
para pihak di dalamnya tidak bertemu secara fisik. Dalam transaksi e-commerce khususnya bussiness to customer yang dapat melakukan penawaran hanyalah
merchant produsen penjual yang mengajukan produk dan jasa pelayanan dengan memanfaatkan website, dan tidak disediakan mekanisme penawaran balik oleh
pembeli yang tidak setuju atas penawaran yang dilakukan penjual sebagaimana halnya apabila para pihak bertemu secara fisik atau dengan kata lain penawaran
bersifat satu arah.
Dalam website tersebut biasanya disampaikan barang-barang yang ditawarkan, harganya, nilai rating atau poll otomatis tentang barang itu yang diisi
oleh pembeli sebelumnya, spesifikasi tentang barang dan menu produk lain yang berhubungan, penawaran ini terbuka bagi semua orang, semua orang yang tertarik
dapat melakukan window shopping di toko online dan jika tertarik transaksi dapat dilakukan.
55
2. Penerimaan
Penerimaan dan penawaran saling terkait untuk menghasilkan suatu kesepakatan. Dalam menentukan suatu penawaran dan penerimaan di dalam cyber
system digantungkan pada keadaan dari cyber system tersebut, penerimaan dapat dinyatakan melalui website, electronic mail surat elektronik atau juga melalui
55
Ibid, hal. 229
Universitas Sumatera Utara
electronic data interchange EDI. Suatu cara penerimaan biasanya bebas ditentukan oleh penjual baik melalui websitenewsgroup yang penawarannya
ditujukan untuk khalayak ramai sehingga setiap orang yang berminat dapat
membuat kesepakatan dengan penjual yang menawarkan.
Dalam transaksi e-commerce melalui website, biasanya penerimaan atas tawaran akan ditindaklanjuti oleh pembelicalon pembeli dengan memilih barang
tertentu yang ditawarkan oleh penjual, kemudian shopping cart akan menyimpan terlebih dahulu barang yang calon pembeli inginkan sampai calon pembeli yakin
akan pilihannya, setelah yakin calon pembeli akan memasuki tahap pembayaran. Dengan menyelesaikan tahap transaksi ini maka dengan demikian pengunjung
toko online telah melakukan penerimaanacceptance dan dengan demikian telah terciptalah kontrak online.
56
Suatu penawaran dan penerimaan tawaran dapat dinyatakan dalam bentuk
data message, dan suatu kontrak tidak dapat ditolak keabsahan dan kekuatan
hukumnya jika data-data tersebut digunakan sebagai format dari kontrak. Pihak- pihak yang melakukan offer dan acceptance dikatakan sebagai arginator yaitu
sebagai pihak yang melakukan pengiriman data dan pihak yang menerima disebut sebagai addreses. Bila dibandingkan proses penawaran, penerimaan hingga
terjadinya atau terciptanya kontrak online dalam transaksi jual beli secara elektronik dibandingkan dengan penawaran, penerimaan hingga terjadinya
kesepakatan dan perjanjian dalam perjanjian jual beli umumnya, maka akan terdapat perbedaan sesuai dengan asas konsensualisme maka dalam perjanjian jual
56
Ibid, hal 230
Universitas Sumatera Utara
beli pada umumnya hanya dengan adanya kesepakatan para pihak maka perjanjian jual beli telah terjadi.
Berbeda dengan jual beli secara elektronik bila mengacu pada proses yang mewajibkan terselesaikannya tahap-tahap transaksi agar dapat terjadi perjanjian
atau kesepakatan maka setidaknya menurut pandangan KUHPerdata sebuah perjanjian jual beli secara elektronik tidak cukup terikat pada asas atau perjanjian
konsensuil tetapi lebih mengarah kepada suatu perjanjian formil dimana kesepakatan baru terjadi dan ada pada saat formalitas yang disyaratkan untuk
melakukan suatu perbuatan riil telah melakukan tindakan atau perbuatan riil yang disyaratkan.
Istilah transaksi bursa dirumuskan dalam Pasal 1 ayat 28 Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1995, yaitu:
“Transaksi bursa adalah kontrak yang dibuat oleh anggota bursa efek sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh bursa, atau kontrak lain
mengenai efek atau harga efek. Ketentuan transaksi saham melalui internet diatur secara umum dalam
penjelasan Pasal 55 Ayat 1 UUPM mengenai penyelesaian secara lain yaitu secara elektronik akan ditemukan di masa yang akan datang. Transaksi melalui
internet tersebut diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bapepam No: 42PM1997 Tentang Transaksi Efek, dan Keputusan BEJ No: 565BEJ11-2003 Tentang
Perdagangan Efek. Kepemilikan yang ditawarkan oleh perusahaan tidak terlepas dari adanya
hubungan timbal balik antara pemegang saham dengan perusahaan, hubungan
Universitas Sumatera Utara
timbal balik tersebut dilandasi dengan adanya suatu perjanjian jual beli. Maka dalam hal ini suatu penyelesaian transaksi saham dapat tercermin dalam Pasal 55
Ayat 1 UUPM yang menyebutkan bahwa penyelesaian transaksi bursa dapat dilaksanakan dengan penyelesaian pembukuan, penyelesaian fisik dan
penyelesaian dengan cara lain. Dalam pelaksanaannya kegiatan perdagangan efek akan diatur lebih lanjut oleh Bursa dan Bapepam yaitu dengan adanya Keputusan
Ketua Bapepam Nomor: Kep-42PM1997 Tentang Peraturan Nomor III.A.10 TentangTransaksi Efek dan Keputusan Direksi PT. BEJ Nomor: Kep-565BEJ11-
2003 Tentang Peraturan Nomor II-A Tentang Perdagangan Efek.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN PENGALIHAN SAHAM DALAM
PERJANJIAN JUAL BELI SAHAM MELALUI INTERNET DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG
INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
A. Sistem Hukum Pembuktian dalam Kerangka Hukum Perdata dan Pidana